3. Profil dan Gambaran Umum Responden
Subjek Penelitian dari penelitian ini adalah Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga, Pimpinan Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA
Pelangi, dan Anak jalanan yang pernah mendapatkan penanganan. Mengenai identitas subjek dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 3. Responden Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga Kota Semarang
No Nama
Jabatan Pendidikan
Usia Peranan dalam
penanganan Anjal 1.
Henky Surhendioto
Kabid PMKS
S1 Hukum 52
Tahun Penanggung Jawab
Program Penanganan Anjal
2. Sulistyo
Budi Staff
PMKS SLTA
53 Tahun
Pendataan dan Rehabilitasi Sosial
Tabel 4. Pengelola Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Pelangi
No Nama
Pendidikan Usia
Peranan dalam Penanganan Anjal
1. Ibrahim Ch.
S1 Agama 34
Tahun Pimpinan RPSA Pelangi
Tabel 5. Anak Jalanan Responden Penelitian
No Nama
Usia Jenis
Kelamin Pendi
dikan Asal
Aktivitas di Jalan
Penangan yang
didapat 1.
Aji 21
Tahun Laki-laki Lulus
SMP Kalicari,
Semarang Ngamen
Pelatihan bengkel,
nasehat, tutorial,
bantuan modal
usaha
2. Farid
17 Tahun
Laki-laki Lulus SD
Kalicari, Semarang
Ngamen Pelatihan
bengkel, nasehat
3. Piter
17 Tahun
Laki-laki SMA Singa
Kalicari, Ngamen
Pelatihan bengkel,
Semarang nasehat,
tutorial, bantuan
biaya pendidikan
4. Agus
16 Tahun
Laki-laki Lulus SMP
Kalicari, Semarang
Ngamen Pelatihan
bengkel, nasehat,
tutorial
5. Candra
17 Tahun
Laki-laki Lulus SD
Kalicari, Semarang
Ngamen Pelatihan
bengkel, nasehat,
tutorial, bantuan
modal usaha
a. Bapak Henky
Surhendioto, S.H. Selaku
Kepala Bidang
Bagian Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS. Beliau baru menjabat pada tahun 2012
menggantikan Bapak H. Sutrisno S.KM.,MH.Kes. Selama masa kepemimpinan Bapak Henky, Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga
Kota Semarang sudah tiga kali melakukan pelatihan keterampilan untuk anak jalanan. diantaranya pelatihan perbengkelan, pelatihan
menjahit, dan pembinaan mental serta pelatihan praktis bagi anak jalanan.
b. Bapak Sulistyo Budi
Selaku Staff Bidang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS yang sudah cukup lama bekerja di Dinas Sosial, Pemuda dan
Olahraga Kota Semarang. Beliau sering melakukan pendataan
dilapangan dan pendampingan terhadap program penanganan anak jalanan yang dilakukan oleh Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Kota
Semarang. c.
Bapak Ibrahim Ch. Selaku Ketua Yayasan Is Shofa dan Pimpinan Rumah
Perlindungan Sosial Anak RPSA Pelangi. Beliau masih aktif mengelola RPSA Pelangi dibantu oleh M. Khoirul Anam, S.PdI.
pengelola RPSA Pelangi yang lain sudah tidak aktif dan berada di luar Kota Semarang dikarenakan tuntutan kerjaan. Sebelum mendirikan
yayasan Is Shofa beliau dahulu pernah menjadi pimpinan Rumah Singgah Tunas Harapan, yang sekarang sudah tidak aktif lagi. Jadi
kredibilitas beliau dalam pembinaan serta penanganan anak jalanan sudah tidak bisa diragukan lagi.
Beliau mendirikan yayasan ini juga karena permintaan anak- anak jalanan yang dulu sudah mengenal beliau. Karena rasa
kepedulian beliau terhadap anak-anak jalanan cukup besar maka beliau berkerjasama dengan rekan-rekannya yang sama-sama
pemerhati anak jalanan untuk mendirikan sebuah yayasan dan rumah singgah, yang sekarang berada di jalan Unta III Kota Semarang.
d. Anak jalanan yang pernah mendapat penanganan
Anak-anak jalanan yang sudah mendapatkan penanganan oleh Dinas Sosial Pemuda dan Olah raga Kota Semarang Disospora
maupun Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Pelangi
diantaranya yang penulis wawancarai yaitu Aji Pamungkas, Farid Dwi Darmawan, Piter, Candra, dan Agus Suryono.
Kelima anak jalanan ini memiliki lokasi pekerjaan yang berpindah-pindah. Mereka tidak menetap di suatu tempat, dikarenakan
pekerjaan yang mereka lakukan terkadang sering terdapat gangguan. Seperti adanya razia dari Satpol PP, pertengkaran dengan teman
sesama wilayah lokasi, penolakan dari masyarakat, dan lain-lain. Biasanya dari kelima anak jalanan ini sering terlihat mengamen di
kawasan lampu merah Supriyadi, lampu merah Metro Pasar Johar, Tlogosari, dan lampu merah Gayamsari.
Rutinitas yang dilakukan oleh kelima anak jalanan ini hampir terlihat memiliki kriteria yang sama. Pekerjaan yang dilakukan di
jalan adalah mengamen yang dilakukan empat sampai delapan jam perhari. Masih tinggal bersama orang tua maupun saudara. Pulang
kerumah sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini diperkuat dengan pernyataan mereka saat diwawanc
ari pada hari Sabtu tanggal 8 Juni 2013. Aji, Farid, dan Piter menjawab pertanyaan yang sama dengan
jawaban yang berbeda tapi dengan kriteria yang sama. egitupula dengan Candra dan Agus yang diwawancarai pada hari Sabtu tanggal
15 Juni 2013. Berikut pernyataan Candra saat ditanya tentang seberapa sering mereka pulang.
”Ya nek kepingin pulang ya pulang, tapi kalau pulang ya main ke jalan
lagi. Jadi seringnya di jalan mbak”.
4. Program Penanganan yang dilakukan