Tujuan Penelitian Manfaat praktis:

bidang pelayanan sosial, serta bidang-bidang bantuan sosial Suryaningsih 2012: 8.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab dari rumusan masalah yang disebut diatas yaitu : a. Mengetahui penanganan pendidikan anak jalanan di RPSA Pelangi oleh Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Kota Semarang. b. Mengetahui penanganan kesehatan baik fisik maupun psikis anak jalanan di RPSA Pelangi oleh Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Kota Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis:

1. Manfaat teoretis:

a. Hasil penelitian penangananan anak jalanan di RPSA Pelangi oleh Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga berguna untuk mengembangkan pengetahuan tentang Perlindungan Hukum, Demokrasi dan HAM sebagai salah satu objek kajian yang didapat selama di Prodi PPKn, FIS, UNNES. b. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan tentang penanganan anak jalanan di RPSA Pelangi oleh Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga

B. Manfaat praktis:

a. Agar penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga pemerintah atau swasta yang membutuhkan, baik sebagai pengetahuan atau sebagai dasar dalam mengambil suatu kebijakan. b. Bagi pemerintah Kota Semarang khususnya Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk melakukan penanganan yang lebih spesifik lagi mengingat bahwa mereka anak- anak jalanan itu, berhak mendapatkan penghidupan serta pendidikan yang layak. c. Bagi Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA Pelangi. Penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan program yang telah dilakukan sehingga ada evaluasi dan penambahan program yang berguna bagi anak jalanan binaan RPSA Pelangi. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penanganan Anak Jalanan

1. Anak Jalanan

a. Anak

Anak adalah aset bangsa yang amat berharga yang menentukan kelangsungan hidup, kualitas, dan kejayaan suatu bangsa di masa yang akan datang Dinamika Sosial 2005: 3. Kriteria anak dalam penelitian ini sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yaitu dalam pasal 330 Kitab Undang- undang Hukum Perdata menentukan bahwa belum dewasa apabila belum mencapai umur 21 tahun dan tidak lebih dahulu kawin. Pasal 1 ayat 2 UU No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menentukan bahwa anak adalah seseorang yang belum pernah kawin Gultom 2010: 31. Hal ini dikarenakan responden anak jalanan dalam penelitian ini umurnya berkisar antara 16 sampai dengan 21 tahun dan belum pernah kawin. Batas umur 21 tahun ditetapkan oleh karena berdasarkan kepentingan usaha kesejahteraan sosial, tahap anak dicapai pada umur tersebut. Batas 21 tahun tidak mengurangi ketentuan batas dalam peraturan perundang-undangan lainnya dan tidak pula mengurangi kemungkinan anak melakukan perbuatan sejauh ia mempunyai