Nilai Ekonomi Total Dr. Ir. Sri Yanti Wibisana, MPM.

21 Tabel 3 Nilai K, Lt, Wp, dan Wt untuk kegiatan wisata bahari dan wisata pantai No Kegiatan K org Lt m2 Wp jam Wt jam Keterangan 1 Snorkling 1 250 3 6 1 orang dalam 50 m dikali 5 m 2 Rekreasi pantai 1 50 3 6 1 orang setiap 50 m panjang pantai 3 Wisata olahraga 1 50 2 4 1 orang setiap 50 m panjang pantai 4 Selam 2 1 000 2 8 2 orang dalam 100 m dikali 10 m 5 Wisata mangrove 1 50 2 8 Dihitung panjang track, 1 orang setiap 50 m Sumber: Armin et al. 2009 Dalam penelitian ini kegiatan budidaya dibatasi pada kegiatan yang telah berlangsung yaitu budidaya rumput laut dan potensi budidaya lainnya yaitu keramba jaring apung KJA. Berdasarkan Aji dan Murdjani 1986, Indriani dan Sumiarsih 1999, Anggadiredja et al. 2006, Hardjamulia et al. 1991 bahwa luasan satu unit budidaya rumput laut dengan metode dekat dasar sebesar 100 m 2 , metode rakit sebesar 12.5 m 2 , dan metode long line sebesar 150 m 2, serta ukuran optimal yang digunakan satu unit keramba jaring apung KJA di perairan Indonesia adalah “3 m x 3 m x 3 m”.

2.6 Nilai Ekonomi Total

Pulau kecil merupakan suatu aset yang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan serta budaya khas yang dapat menghasilkan barang dan jasa yang tak ternilai harganya, baik yang di konsumsi langsung maupun tidak langsung yang manfaatnya sering terasa dalam jangka panjang. Potensi pemanfaatan pulau kecil sebagai suatu aset dimaksud jika tidak di kelola dengan baik akan mempengaruhi produkti vitas pulau kecil untuk memberikan manfaat dan fungsi bagi kehidupan yang ada. Untuk dapat mengelola potensi sumberdaya pulau kecil diperlukan assesment terhadap nilai ekonomi sumberdaya pulau kecil tersebut. Pengetahuan menyangkut nilai ekonomi ini, selain diperlukan untuk mengembangkan potensi sumberdaya pulau keci l, juga diarahkan untuk pengelolaan sumberdaya pulau kecil secara berkelanjutan. Nilai ekonomi suatu ekosistemsumberdaya dapat di bagi dalam 3 kategori Gren et al. 1994; Turner and Pearce 1993; Bateman and Turner 1993 yaitu: 1 jasa untuk pengembangan dan pemeliharaan dari kemampuan dari ekosistem itu sendiri; 2 jasa untuk ekosistem lain; dan 3 jasa untuk © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id 22 penggunaan manusia. CSERGE 1994 menyatakan bahwa s alah satu cara melakukan assesment untuk mendapatkan potensi pulau kecil adalah dengan melakukan penilaian ekonomi ekosistem. Terdapat 3 tiga jenis pendekatan penilaian sebuah ekosistem alam yaitu 1 impact analysis, 2 partial analysis, dan 3 total valuation. Pendekatan impact analysis dilakukan apabila nilai ekonomi ekosistem di lihat dari dampak yang mungkin timbul sebagai akibat dari aktivitas tertentu, misalnya akibat tumpahan minyak terhadap ekosistem pesisir. Sedangkan partial analysis dilakukan dengan menetapkan dua atau lebih alternatif pilihan pemanfaatan ekosistem. Sementa ra itu, total valuation di lakukan untuk menduga total kontribusi ekonomi dari sebuah ekosistem kepada masyarakat dalam sebuah ekosistem tertentu. Dalam konteks ini, pend ekatan yang digunakan untuk menilai potensi pulau kecil adalah dengan total valuasi nilai ekonomi atau lebih dikenal valuasi ekonomi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa valuasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai pengukuran preferensi dari masyarakat untuk sumberdaya dan lingkungan hidup yang baik dibandingkan terhadap lingkungan hidup yang jel ek. Dengan kata lain valuasi dari preferensi dilakukan yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. Hasil dari valuasi dinyatakan dalam nilai uang money terms sebagai cara dalam mencari preference revelation, misalnya dengan menanyakan ”apakah masyarakat berk ehendak untuk membayar?”. Penggunaan nilai uang memungkinkan membandingkan antara ”nilai lingkungan hidup environmental values” dan ”nilai pembangunan development values”. Esensi valuasi ekonomi dari lingkungan adalah memindahkan penilaian orang kedalam unit moneter pada suatu aset lingkungan tertentu Hardarson, 2000. Valuasi ekonomi sumberdaya pulau kecil pada prinsipnya memberikan nilai moneter terhadap barang dan jasa yang dihasilkan pulau kecil, baik yang tangible maupun yang intagible Analisis penentuan nilai ekonomi sebagai suatu entitas untuk menjelaskan potensi pulau kecil bukanlah sesuatu yang mudah mengingat kompleksitas interaksi antar sistem yang ada di pulau kecil Fauzi dan Anna, 2005. Tipologi nilai ekonomi diterminologikan sebagai Total Economic Value TEV. TEV merupakan penjumlahan dari nilai ekonomi berbasis pemanfaatanpenggunaan Use Value = UV dan nilai ekonomi bukan berbasis pemanfaatanpenggunaan Non Use Value = NUV. UV terdiri dari nilai -nilai penggunaan langsung Direct Use Value; DUV, nilai ekonomi penggunaan tidak langsung Indirect Use Value; IUV, nilai pilihan Option Value; OV. Sementara © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id 23 itu, nilai ekonomi berbasis bukan pada pemanfaatan NUV terdiri dari 2 komponen nilai yaitu nilai bequest Bequest Value; BV dan nilai eksistensi Existence Value; EV. Pada Gambar 3 disajikan tipologi TEV Pearce and Turner, 1990; Pearce and Moran, 1994; Barton, 1994; Barbier, 1994. Non Use Value NUV Use Value UV Total Economic Value TEV Direct Use Value DUV Indirect Use Value IUV Option Value OV Bequest Value BV Existence Value EV Gambar 3 Tipologi Nilai Ekonomi Total TEV Keterangan: TEV = Nilai ekonomi total adalah nilai-nilai ekonomi yang terkandung dalam suatu sumberdaya alam, baik nilai guna maupun nilai fungs ional yang harus diperhitungkan dalam menyusun kebijakan pengelolaannya sehingga alokasi dan alternatif penggunaannya dapat ditentukan secara benar dan mengenai sasaran. UV = Nilai berbasis pemanfaatan. NUV = Nilai berbasis buka pemanfaatan . DUV = Nilai ekonomi yang diperoleh dari pemanfataan langsung dari sebuah sumberdaya ekosistem. IUV = Nilai ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan tidak langsung d ari sebuah sumberdaya ekosistem. OV = Nilai ekonomi yang diperoleh dari potensi pemanfaatan langsung maupun tidak langsung dari sebuah sumberdaya ekosistem di masa datang dengan asumsi sumberdaya tersebut tidak mengalami kemusnahan atau kerusakan yang permanen. BV = Nilai ekonomi yang diperoleh dari manfaat pelestarian perlindungan dan pengawetan sumberdaya ekosistem untuk kepentingan generasi masa depan untuk mengambil manfaat dari sumberdaya ekosistem tersebut. EV = Nilai ekonomi yang diperoleh dari sebuah persepsi bahwa keberadaaan existence dari sebuah ekosistem sumberdaya itu ada, terlepas dari apakah ekosistemsumberdaya tersebut dimanfaatkan atau tidak. Nilai ini lebih berkaitan dengan nilai religius yang melihat adanya hak hidup pa da setiap komponen sumberdaya alam. Menurut Hufschmidt 1987 bahwa secara garis besar metode penilaian manfaat ekonomi biaya lingkungan suatu sumberdaya alam dan lingkungan © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id 24 pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu berdasarkan pendekatan yang berorientasi pasar dan pendekatan yang berorientasi suvey atau penilaian hipotesis yang disajikan berikut ini: 1. Pendekatan Orientasi Pasar a. Penilaian manfaat menggunakan harga pasar aktual barang dan jasa actual based market methods: i. Perubahan dalam nilai hasil produksi change in Productivity ii. Metode khilangan penghasilan loss of earning methods b. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan berupa perlindungan lingkungan : i. Pengeluaran pencegahan averted defensif expenditure methods ii. Biaya penggantian replacement cost methods iii. Proyek bayangan shadow project methods iv. Analisis keefektifan biaya c. Penggunaan metode pasar pengganti surrogate market based methods i. Barang yang dapat dipasarkan sebagai penggan ti lingkungan ii. Pendekatan nilai kepemilikan iii. Pendekatan lain terhadap nilai tanah iv. Biaya perjalanan travel cost v. Pendekatan perbedaan upah wage differential methods vi. Penerimaan kompensasi 2. Pendekatan Orientasi Survey Teknik yang dikenal luas dalam kontek s kategori ini adalah teknik Contingent Valuation CV. Teknik ini mampu mengestimasi nilai ekonomi dari jasa -jasa lingkungan yang tidak memiliki perilaku pasar, dengan mengekplorasi informasi individu untuk diperoleh penilaian atau preferensi kesediaan membayar WTP=Willingness To Pay atau kesediaan menerima WTA=Willingness To Accept terhadap suatu sumberdaya. Kesediaan membayar dan kesediaan menerima adalah bahan mentah dalam penilaian ekonomi Pearce dan Moran, 1994. Nilai penyediaan suatu barang ata u jasa dapat didekati oleh total kesediaan membayar atau kesediaan menerima dari para konsumen. Nilai setiap konsumen dapat secara langsung diperoleh dari hasil perhitungan nilai tengah mengikuti formula sebagai berikut FAO, 2000. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id 25 .............................. 3 Keterangan: MWTP = Nilai tengah WTP n = besaran atau jumlah sampel y i = besaran WTP yang diberikan responden ke-i Apabila sebaran WTP terlalu ekstrim angka minimal dan maksimalnya, maka disarankan mengganti teknik nilai tengah dari rata -rata menjadi nilai median. Dalam menghitung nilai manfaat sumberdaya pulau -pulau kecil, kita dapat menggunakan beberapa teknik pengukuran, n amun sebelumnya perlu dilakukan klasifikasi sumberdaya penyusun pulau kecil khususnya yang merupakan potensi sumberdaya pulau kecil tersebut. Salah satu potensi penting dari pulau-pulau kecil adalah potensi keanekaragaman hayatinya. Oleh Nunes, et.al 2003 dalam Adrianto 2005, dalam melakukan valuasi ekonomi pulau - pulau kecil digunakan pendekatan ekosistem Gambar 4. Gambar 4 Kerangka nilai ekonomi keanekaragaman hayati berbasis ekosistem Keterangan:  Keanekaragaman hayati merupakan salah satu indik ator utama dalam analisis valuasi ekonomi pulau kecil.  Kategori pertama adalah arus link 1-6 dimana keanekaragaman hayati memberikan manfaat kepada kesejahteraan manusia dalam konteks ecosystem life suppor t functions, seperti misalnya manfaat penyediaan a ir bersih, pengendali banjir, perpindahan nutrien dan lain-lain  Kategori kedua adalah arus link 1-4-5 yang menunjukkan nilai keanekaragaman hayati dalam konteks perlindungan habitat alam , misalnya dapat berupa manfaat wisata atau rekreasi alam di pulau -pulau kecil.  Kategori ketiga adalah aruslink 2-5 dimana manfaat keanekagaman hayati dapat dilihat dari sisi input bagi sistem produksi barang atau jasa. Contohnya kayu yang berasal dari ekosistem mangrove di pulau -pulau kecil merupakan input produksi bagi industri arang bakau mangrove firewoodscharcoal.  Kategori keempat yaitu aruslink 3 menunjukkan nilai keanekaragaman hayati yang berasal dari aspek non-use seperti aspek bioetik bioethics yang merefleksikan pandangan moral manusia terhadap keanekarag aman hayati.    n i i y n MWTP 1 1 Kesejahteraan manusia Spesies Ekosistem Keanekaragaman 1 2 3 4 5 6 © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id 26 3 METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah