0.05 -0.23 3.51 0.93 6.60 1.16 0.59 district Evaluasi hasil persilangan, analisis daya gabung serta pendugaan nilai heterosis tujuh genotipe pepaya (carica papaya l.)

Tabel 10. Penampilan Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Panjang Petiole, Panjang Daun dan Lebar Daun 28 Nomor Persilangan Pepaya Tinggi Tanaman Diameter Batang Panjang Petiole Panjang Daun Lebar Daun Genotipe --- cm --- IPB 1 x IPB 1 84.14 kl 3.46 g 37.00 f 31.38 f 31.63 i IPB 1 x PB 201 106.00 f-j 4.15 d-g 48.13 ef 39.00 d-f 40.23 f-h IPB 1 x IPB 6 107.50 e-i 4.58 b-f 54.75 b-e 42.38 b-e 44.75 d-h IPB 1 x IPB 5 122.17 b-f 5.23 a-c 59.75 b-e 44.75 b-e 48.50 b-g IPB 1 x Str 6-4 88.33 j-l 4.69 b-f 55.25 b-e 42.38 b-e 47.50 b-h IPB 1 x IPB 10 90.33 i-l 4.48 b-f 53.00 c-e 38.88 d-f 38.75 hi IPB 1 x PB 174 104.25 f-j 4.63 b-f 54.88 b-e 40.75 c-e 42.13 e-h PB 201 x PB 201 125.83 a-e 4.46 c-f 56.00 b-e 37.63 e-f 39.75 g-i PB 201 x IPB 6 128.67 a-d 4.58 b-f 62.25 a-e 50.00 ab 54.75 ab PB 201 x IPB 5 126.67 a-d 5.34 a-b 63.88 a-d 46.50 a-d 54.38 a-c PB 201 x Str 6-4 117.25 c-g 4.94 a-e 55.13 b-e 43.38 b-e 46.63 b-h PB 201 x IPB 10 102.00 g-k 4.05 g-f 59.25 b-e 42.63 b-e 45.13 c-h PB 201 x PB 174 119.14 c-g 4.5 b-f 60.75 a-e 44.25 b-e 49.25 b-f IPB 6 x IPB 6 101.78 g-k 3.44 g 51.13 c-f 45.13 b-e 47.63 b-h IPB 6 x IPB 5 126.83 a-d 4.24 d-g 56.13 b-e 43.38 b-e 48.25 b-g IPB 6 x StR 6-4 107.00 f-j 4.30 d-f 64.00 a-d 46.63 a-d 53.13 a-d IPB 6 x IPB 10 115.75 d-h 4.82 a-f 75.50 a 53.75 a 60.63 a IPB 6 x PB 174 125.39 a-e 4.65 b-f 56.75 b-e 46.13 a-e 51.50 b-e IPB 5 x IPB 5 143.00 a 5.00 a-d 66.38 a-c 48.50 a-c 53.00 a-d IPB 5 x Str 6-4 118.25 c-h 4.53 b-f 59.50 b-e 49.00 a-c 50.00 b-e IPB 5 x IPB 10 135.53 a-c 5.61 a 68.88 ab 45.75 a-e 53.25 a-d IPB 5 x PB 174 138.00 ab 5.00 a-d 62.50 a-e 44.75 b-e 52.63 a-d Str 6-4 x Str 6-4 77.08 l 4.11 e-g 56.38 b-e 41.88 b-e 42.88 e-h Str 6-4 x IPB 10 91.67 i-l 4.55 b-f 59.38 b-e 45.00 b-e 47.00 b-h Str 6-4 x PB 174 100.58 g-k 4.44 c-f 57.88 b-e 49.13 a-c 51.25 b-e IPB 10 x IPB 10 79.47 l 4.15 d-g 63.00 a-e 48.63 a-c 49.25 b-f IPB 10 x PB 174 100.08h-k 4.44 c-f 58.63 b-e 42.38 b-e 45.50 b-h PB 174 x PB 174 106.83 f-j 4.10 e-g 48.50 d-f 41.75 b-e 45.63 b-h Keterangan : Rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf 5 Tabel 11. Nilai Duga Daya Gabung Umum Tujuh Genotipe Pepaya untuk Karakter-karakter Vegetatif Genotipe Tinggi Tanaman Diameter Batang Panjang Petiole Panjang Daun Lebar Daun IPB 1 -10.71 -0.17 -7.15 -4.68 -6.25 PB 000201

7.79 0.05

-0.31 -1.34 -1.28 IPB 6

3.49 -0.23

0.83 2.16

2.98 IPB 5 18.91

0.42 4.36

2.01 3.51

Str 6-4 -11.56 -0.06 -0.03

0.69 -0.02

IPB 10 -9.89

0.01 4.05

1.40 0.82

PB 000174 1.98 -0.02 -1.75 -0.24 0.23 Berdasarkan hasil analisis daya gabung terlihat bahwa pada peubah tinggi tanaman dan diameter batang, genotipe IPB 5 dan PB 000201 memiliki nilai duga DGU yang tertinggi, sedangkan pada peubah panjang petiole, panjang daun dan lebar daun genotipe IPB 5, IPB 6 dan IPB 10 memiliki nilai duga DGU yang tertinggi Tabel 11. Berdasarkan uraian ini, genotipe IPB 5 merupakan tetua dengan daya gabung umum yang cenderung tinggi untuk karakter-karakter vegetatif, artinya persilangan yang melibatkan genotipe ini akan memiliki keturunan dengan pertumbuhan vegetatif yang baik. Hasil karakterisasi tetua menunjukkan bahwa genotipe IPB 5 merupakan genotipe yang mempunyai penampilan yang tinggi dan diameter batang yang besar. Hal ini berarti genotipe IPB 5 mampu menurunkan sifat-sifat vegetatif yang baik pada keturunannya. Rasio s 2 DGUs 2 DGK untuk peubah tinggi tanaman, diameter batang, panjang petiole, panjang daun dan lebar daun masing- masing adalah 2.77, 0.15, 1.67, 1.15 dan 0.77 Tabel 9. Nilai rasio s 2 DGUs 2 DGK yang besar menunjukkan bahwa ragam aditif lebih berperan dalam mempengaruhi suatu karakter Spaner et al., 1996; Subhadrabandhu dan Nontaswatsri, 1997; Masny et al., 2005. Pada penelitian ini rasio s 2 DGUs 2 DGK yang besar dijumpai pada peubah tinggi tanaman dan panjang petio le, artinya ragam aditif lebih mempengaruhi kedua peubah tersebut. Pada peubah panjang daun dan lebar daun nilai ragam DGK-nya tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya ragam aditiflah yang mengendalikan kedua peubah tersebut. Hasil perhitungan ragam aditif dan ragam non-aditif lebih lanjut menunjukkan bahwa empat dari lima peubah karakter-karakter vegetatif yaitu tinggi tanaman, panjang petiole, panjang daun dan lebar daun pada saat berumur 5 BST, ragam aditifnya lebih besar dibandingkan ragam non-aditifnya. Artinya penurunan sifat pada peubah-peubah tersebut lebih dipengaruhi oleh ragam aditif. Ragam aditif dan non-aditif untuk peubah-peubah karakter vegetatif dapat dilihat pada Tabel 12. Menurut Indriyani 2002 dan Indriyani et al. 2002 jika ragam aditif tinggi maka tidak perlu menguji keturunan untuk menentukan tetua yang diinginkan, karena ragam aditif umumnya diturunkan sehingga untuk memperoleh kombinasi persilangan yang baik dapat ditentukan dengan melihat fenotipe tetuanya saja. Hal ini berarti untuk mendapatkan hasil persilangan dengan pertumbuhan yang baik dapat langsung diperoleh dengan memilih tetua-tetua yang pertumbuhan vegetatifnya baik juga. Pada penelitian ini genotipe IPB 5 dapat digunakan sebagai tetua untuk mendapatkan hibrida dengan pertumbuhan vegetatif yang baik. Tabel 12. Rekapitulasi Ragam Aditif dan Ragam Dominan serta Nilai Duga Heritabilitas Arti Sempit untuk Karakter-karakter Vegetatif Peubah s 2 Aditif s 2 Dominan H 2 ns Tinggi Tanaman Umur 5 BST 243.39 43.97 0.76 Diameter Batang Umur 5 BST 0.05

0.13 0.21

Panjang Petiole Umur 5 BST 24.02 7.21 0.47 Panjang Daun Umur 5 BST 9.37 4.06 0.48 Lebar Daun Umur 5 BST 16.83 11.00 0.48 Nilai duga heritabilitas arti sempit dapat dihitung dari ragam aditif dan ragam non-aditif. Dengan menggunakan persamaan Roy 2000 diperoleh nilai duga heritabilitas arti sempit untuk karakter-karakter vegetatif yang disajikan pada Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12 tersebut terlihat bahwa nilai duga heritabilitas arti sempit pada karakter-karakter vegetatif cenderung besar dan nilai duga heritabilitas arti sempit tertinggi dimiliki oleh peubah tinggi tanaman, yaitu sebesar 0.76. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Sujiprihati dan Sulistyo 2004. Pada peubah diameter batang nilai duga heritabilitas arti sempitnya tergolong kecil yaitu hanya sebesar 0.21. Menurut Allard 1960 nilai heritabilitas yang kecil mengindikasikan bahwa keragaman yang ada di lapangan banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Chan 1995 menambahkan bahwa peubah diameter batang pada pepaya merupakan karakter vegetatif yang responsif terhadap perubahan lingkungan. Nilai duga DGK yang paling tinggi untuk peubah tinggi tanaman dimiliki oleh persilangan PB 000201 x IPB 6, PB 000201 x Str 6-4, IPB 6 x Str 6-4, IPB 6 x IPB 10, IPB 6 x PB 000174, IPB 5 x IPB 10 dan IPB 5 x PB 000174, sedangkan untuk peubah diameter batang dimiliki oleh persilangan IPB 1 x IPB 6, IPB 1 x IPB 5, IPB 1 x Str 6-4, PB 000201 x Str 6-4, IPB 6 x IPB 10, IPB 6 x PB 000174 dan IPB 5 x IPB 10. Pada peubah panjang petiole nilai duga DGK tertinggi dimiliki oleh persilangan IPB 1 x IPB 5, IPB 1 x Str 6-4, IPB 1 x PB 000174, PB 000201 x IPB 6, PB 000201 x PB 000174, IPB 6 x Str 6-4 dan IPB 6 x IPB 10, sedangkan pada peubah panjang daun dan lebar daun tidak diperoleh kombinasi persilangan yang baik karena ragam DGK untuk kedua peubah ini tidak berbeda nyata Tabel 13. Berdasarkan uraian tersebut maka persilangan yang cenderung memiliki nilai duga DGK yang tertinggi untuk karakter-karakter vegetatif adalah IPB 6 x IPB 10. Tabel 13. Nilai Duga Daya Gabung Khusus 28 Nomor Persilangan untuk Karakter-karakter Vegetatif Genotipe Tinggi Tanaman Diameter Batang Panjang Petiole Panjang Daun Lebar Daun IPB 1 x IPB 1 7.43 -0.23 -0.26 1.52 1.76 IPB 1 x PB 201 10.78 0.25 4.02 5.79 5.39 IPB 1 x IPB 6 16.58 0.96 9.50 5.67 5.64 IPB 1 x IPB 5 15.84 0.96

10.97 8.20

8.86 IPB 1 x Str 6-4 12.46

0.89 10.86

7.14 11.39 IPB 1 x IPB 10 12.79 0.62 4.53 2.94 1.81 IPB 1 x PB 174 14.84 0.80 12.21 6.45 5.77 PB 201 x PB 201 12.11 0.35 5.04 1.08 -0.07 PB 201 x IPB 6 19.25 0.75 10.15 9.95 10.67 PB 201 x IPB 5 1.83 0.86 8.25 6.60 9.77 PB 201 x Str 6-4

24.88 0.93

3.89 4.80 5.55 PB 201 x IPB 10 5.96 -0.02 3.93 3.34 3.22 PB 201 x PB 174 11.23 0.54

11.24 6.60

7.92 IPB 6 x IPB 6 -3.34 -0.11 -2.11 1.57 -0.72 IPB 6 x IPB 5 6.29 0.04 -0.63 -0.02 -0.63 IPB 6 x StR 6-4 16.93 0.57 11.62 4.55 7.78 IPB 6 x IPB 10 24.01

1.03 19.04

10.96 14.45 IPB 6 x PB 174 21.78

0.89 6.10

4.98 5.90 IPB 5 x IPB 5 7.04 0.14 6.09 5.26 3.60 IPB 5 x Str 6-4 12.76 0.15 3.60 7.07 4.13 IPB 5 x IPB 10

28.37 1.16

8.89 3.11 6.54 IPB 5 x PB 174

18.97 0.59

8.32 3.75 6.51 Str 6-4 x Str 6-4 2.06 0.20 4.86 1.27 0.53 Str 6-4 x IPB 10 14.98 0.58 3.78 3.68 3.82 Str 6-4 x PB 174 12.02 0.50 8.09 9.45 8.65 IPB 10 x IPB 10 1.10 0.11 3.32 6.60 5.24 IPB 10 x PB 174 9.85 0.44 4.76 1.99 2.07 PB 174 x PB 174 4.73 0.13 0.43 3.00 2.78 Pada penelitian ini terlihat bahwa persilangan antara dua tetua yang memiliki DGU tinggi tidak selalu menghasilkan keturunan dengan DGK yang tinggi pula, misalnya pada persilangan IPB 6 x IPB 5 untuk peubah tinggi tanaman, panjang petiole, panjang daun dan lebar daun. Menurut Indriyani 2002 dan Indriya ni et al. 2002 hal ini terjadi karena gen-gen yang terdapat didalamnya belum tentu dapat bekerja secara komplementer. Pada penelitian ini untuk peubah-peubah karakter vegetatif, persilangan antara dua tetua yang nilai duga DGU-nya negatif dapat menghasilkan keturunan dengan nilai DGK yang positif. Misalnya pada persilangan IPB 1 x IPB 6 pada peubah diameter batang, persilangan IPB 1 x Str 6-4 pada peubah tinggi tanaman, diameter batang, panjang petiole dan lebar daun serta persilangan IPB 1 x PB 000174 pada peubah diameter batang, panjang petiole dan panjang daun. Menurut Indriyani 2002 dan Indriyani et al. 2002 hal ini menunjukkan bahwa ada kerja sama yang baik antara gen-gen pada kedua tetua tersebut sehingga dapat menghasilkan penampilan yang positif. Karakter Generatif Keragaan hasil persilangan pepaya untuk karakter-karakter generatif disajikan pada Tabel 14. Hasil uji lanjut DMRT memperlihatkan bahwa terdapat beberapa persilangan yang cenderung selaras antara tinggi letak bunga pertama yang rendah dengan tinggi letak buah pertama yang rendah pula. Persilangan tersebut yaitu IPB 1 x Str 6-4, Str 6-4 x Str 6-4, Str 6-4 x IPB 10, IPB 10 x IPB 10 dan PB 000174 x PB 000174. Namun demikian hanya terdapat dua persilangan yang cenderung selaras antara umur berbunga fertil pertama yang cepat dengan umur panen buah pertama yang cepat. Kedua persilangan tersebut yaitu IPB 6 x IPB 10 dan IPB 5 x Str 6-4. Berdasarkan karakter-karakter generatif ini hasil persilangan yang mempunyai perawakan yang pendek dan umur yang genjah adalah PB 000201 x IPB 10, PB 000201 x PB 000174, Str 6-4 x IPB 10 dan PB 000174 x PB 000174. Menurut Sujiprihati dan Sulistyo 2004 dan Saryoko et al. 2005 peubah tinggi letak bunga fertil pertama dapat digunakan sebagai kriteria seleksi untuk mendapatkan tanaman pepaya yang berperawakan pendek karena diduga peubah tersebut diturunkan secara genetik dengan nilai duga heritabilitas arti luas mencapai 0.83. Berdasarkan pengelompokkan tipe perawakan tanaman pepaya menurut IBPGR 1988, semua hasil persilangan pepaya yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam kolompok tanaman yang low bearing, karena letak buah pertama yang dipanen 1m diatas permukaan tanah. Tabel 14. Penampilan Letak Bunga Pertama, Umur Berbunga, Letak Buah Pertama dan Umur Panen 28 Nomor Persilangan Pepaya Genotipe Tinggi Letak Bunga Pertama cm Umur Bunga Fertil Pertama HST Tinggi Letak Buah Pertama cm Umur Panen Buah Pertama HST IPB 1 x IPB 1 64.11 f-i 89.28 a 85.50 ab 274.00 a IPB 1 x PB 201 79.00 a-d 88.59 a 73.50 a-e 256.67 a -e IPB 1 x IPB 6 73.72 b- f 74.17 c-g 60.33 d-g 233.22 c - f IPB 1 x IPB 5 73.08 b- f 74.17 c-g 61.17 d-g 229.58 d-f IPB 1 x Str 6-4 58.36 h-j 79.92 bc 49.50 f -h 253.00 a - f IPB 1 x IPB 10 67.83 d-h 74.17 c-g 49.33 f -h 234.69 c - f IPB 1 x PB 174 67.28 d-h 77.50 b-e 59.83 d-g 230.67 c - f PB 201 x PB 201 80.64 a-c 78.97 b-d 68.59 a- f 247.00 a - f PB 201 x IPB 6 74.50 b- f 65.25 g 68.67 a- f 237.83 b- f PB 201 x IPB 5 77.81 a-e 74.33 c-g 63.33 c-g 230.11 d-f PB 201 x Str 6-4 69.03 c-h 74.39 c-g 71.00 a- f 249.00 a - f PB 201 x IPB 10 65.92 e-i 69.83 d-g 53.25 e-g 233.75 c - f PB 201 x PB 174 65.86 e-i 72.75 c-g 61.17 d-g 224.33 f IPB 6 x IPB 6 72.89 b- f 78.67 b-d 63.75 c-g 259.33 a -d IPB 6 x IPB 5 77.81 a-e 72.00 c-g 88.75 a 253.67 a - f IPB 6 x StR 6-4 65.83 e-i 69.58 d-g 63.50 c-g 241.94 b- f IPB 6 x IPB 10 71.50 b-g 65.42 g 67.33 b- f 228.11 ef IPB 6 x PB 174 80.50 a-e 86.00 ab 83.00 a-c 266.67 ab IPB 5 x IPB 5 74.83 b- f 69.83 d-g 65.00 b-g 223.75 f IPB 5 x Str 6-4 70.78 b-g 66.19 f g 70.11 a- f 229.78 d-f IPB 5 x IPB 10 81.55 ab 71.39 c-g 71.78 a-e 224.86 f IPB 5 x PB 174 88.67 a 75.83 c- f 76.42 a-d 229.50 d-f Str 6-4 x Str 6-4 54.81 ij 73.58 c-g 52.00 e-g 266.67 ab Str 6-4 x IPB 10 58.83 h-j 66.08 g 56.83 d-g 241.39 b- f Str 6-4 x PB 174 67.33 d-h 69.94 d-g 60.06 d-g 241.83 b- f IPB 10 x IPB 10 49.89 j 71.81 c-g 45.00 gh 257.50 a -e IPB 10 x PB 174 67.19 d-h 68.00 e-g 66.67 b- f 241.83 b- f PB 174 x PB 174 60.50 g-j 66.25 f g 30.50 h 260.17 a -c Keterangan : Rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf 5 Berdasarkan hasil analisis daya gabung terlihat bahwa pada peubah tinggi letak bunga pertama genotipe Str 6-4, IPB 10, IPB 1 dan PB 000174 memiliki nilai duga DGU yang negatif. Genotipe IPB 10, PB 000174 dan Str 6-4 juga memiliki nilai duga DGU yang negatif pada peubah tinggi letak buah panen pertama Tabel 15. Pada peubah umur berbunga fertil pertama genotipe IPB 10, Str 6-4, IPB 5 dan PB 000174 memiliki nilai duga DGU yang negatif, sedangkan pada peubah umur panen buah pertama genotipe IPB 5, IPB 10 dan PB 000201 memiliki nilai duga DGU yang negatif Tabel 15. Menurut Indriyani 2002 efek DGU yang negatif untuk sifat-sifat generatif pada pepaya sangat diperlukan apabila menginginkan varietas pepaya dengan perawakan yang pendek dan berumur genjah, karena nilai yang negatif pada sifat-sifat generatif menunjukkan kontribusi mengurangi atau mempercepat. Berdasarkan uraian ini, maka genotipe IPB 10 merupakan tetua penggabung yang baik untuk sifat-sifat generatif. Hasil karakterisasi tetua menunjukkan bahwa semua genotipe tetua yang digunakan termasuk tanaman yang low bearing, tetapi genotipe IPB 10 merupakan tetua yang paling berpotensi untuk dijadikan sebagai tetua dalam perakitan tanaman pepaya yang berumur genjah dan berperawakan pendek. Tabel 15. Nilai Duga Daya Gabung Umum Tujuh Genotipe Pepaya untuk Karakter- karakter Generatif Genotipe Tinggi Letak Bunga Pertama Umur Bunga Fertil Pertama Tinggi Letak Buah Pertama Umur Panen Buah Pertama IPB 1 -1.39 6.38 1.60 4.75 PB 000201 3.71 1.49 1.98 -1.93 IPB 6 3.29 0.01 5.43 4.11 IPB 5 6.59 -1.79 5.70 -10.90 Str 6-4 -6.69 -1.82 -3.92 5.24 IPB 10 -5.27 -3.46 -6.12 -2.61 PB 000174 -0.24 -0.80 -4.68 1.34 Rasio s 2 DGUs 2 DGK untuk peubah tinggi letak bunga pertama, umur berbunga fertil pertama, tinggi letak bua h pertama dan umur panen buah pertama masing- masing adalah 0.70, 0.35, 0.09 dan 0.11 Tabel 9. Nilai rasio s 2 DGUs 2 DGK yang kecil mengindikasikan bahwa ragam non-aditif lebih berperan dalam mempengaruhi suatu karakter Spaner et al., 1996; Subhadrabandhu dan Nontaswatsri, 1997; Masny et al., 2005. Dari nilai rasio s 2 DGUs 2 DGK yang diperoleh untuk karakter-karakter generatif menunjukkan bahwa hanya peubah tinggi letak bunga pertama saja yang dipengaruhi oleh ragam aditif dengan nilai rasio s 2 DGUs 2 DGK nya tergolong besar mencapai 0.70. Artinya, secara umum karkater-karakter generatif pada pepaya lebih dipengaruhi oleh ragam non-aditif. Hasil perhitungan ragam aditif dan non-aditif lebih lanjut menunjukkan bahwa tiga dari empat peubah karakter-karakter generatif yaitu umur berbunga fertil pertama, tinggi letak buah pertama dan umur panen buah pertama ragam non aditifnya lebih besar dibandingkan ragam aditifnya Tabel 16. Hal ini berarti pada peubah-peubah tersebut lebih dipengaruhi oleh ragam non-aditifnya. Hasil ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian Subhadrabandhu dan Nontaswatsri 1997 yang menyimpulkan bahwa umur berbunga dipengaruhi oleh gen aditif sedangkan tinggi letak bunga dan tinggi letak buah pertama dipengaruhi oleh gen aditif dan non aditif. Menurut Indriyani 2002 dan Indriyani et al. 2002 jika ragam non-aditifnya tinggi maka tetua-tetuanya tidak dapat dipilih berdasarkan fenotipenya karena penampilan keturunannya tidak dapat diduga, sehingga diperlukan pengujian keturunan hasil persilangan untuk mengetahui kombinasi persilangan yang baik. Tabel 16. Rekapitulasi Ragam Aditif dan Ragam Dominan serta Nilai Duga Heritabilitas Arti Sempit untuk Karakter-karakter Generatif Peubah s 2 Aditif s 2 Dominan H 2 ns Tinggi Letak Bunga Pertama 39.04 27.92 0.51 Umur Berbunga Fertil Pertama 14.48

20.56 0.34