4
1. Pendefinisian masalah 2. Analisa.
3. Perancangan Umum Global Design 4. Perancangan Detail Detailed Design
5. Implementasi dan Evaluasi Sedangkan untuk Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah
observasi, wawancara dan study litelature. 1.
Observasi dilakukan dengan melihat langsung keadaan perpustakaan. 2.
Wawancara dilakukan terhadap pembimbing kerja praktek dan juga kebeberapa staff yang ada di DPRD.
3. Untuk mendukung penulisan laporan ini, dilakukan juga studi literatur, yaitu
mempelajari buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan aplikasi perpustakaan. Studi literatur ini dilakukan tidak hanya pada masa kerja
praktek, tapi juga pada masa pembuatan laporan.
5
1.6 Sistematika Pelaporan Kerja Praktek
Sistematika yang digunakan dalam pelaporan kerja praktek ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis membahas tentang latar belakang Masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan kerja praktek, sistem pelaksanaan kerja praktek, dan
sistematika pelaporan kerja praktek, waktu dan alokasi kerja praktek.
BAB II RUANG LINGKUP INSTANSI
Pada bab ini penulis menjabarkan secara singkat mengenai sejarah instansi tempat penulis melakukan kerja praktek, kedudukan instansi, bentuk dan badan hukum
instansi, bidang pekerjaan instansi, bidang pekerjaan divisidepartemen tempat kerja praktek, dan struktur organisasi instansi.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis Menguraikan mengenai analisa dan evaluasi sistem dari sistem yang akan dikembangkan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan selama penulis melakukan kerja praktek di instansi serta saran yang mungkin berguna bagi para pembaca berhubungan dengan hasil kerja
praktek yang dibuat.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Tempat Kerja Praktek
2.1.1 Sejarah Instansi
Keadipatian Kuningan yang berdiri tanggal 1 September 1498 adalah cikal-bakal Kabupaten Kuningan. Pada tahun 1498 di Kuningan belum ada
bentuk dan sistem pemerintahan kabupaten. Tahun 1819
– ketika Hindia Belanda diperintah oleh komisaris Jenderal 1816-1830
– di Keresidenan Cirebon terjadi lagi reorganisasi pemerintahan. Peraturan Nomor 23 Tahun 1819 Staatsblad 1819 menetapkan Keresidenan
Cirebon terdiri atas lima kabupaten, yaitu Cirebon, Maja, Bengawan Wetan, Kuningan, dan Galuh. Tiap kabupaten memiliki batas dareah yang jelas. Waktu
itu batas wilayah Kabupaten Kuningan adalah sebagai berikut. Batas sebelah utara adalah muara Sungai Cisadane dan Sungai Cilosari ke hulu Sungai Cisadane
sampai Desa Susukan terus ke hulu Sungai Cilengkrang Cisande dan ke barat sampai puncak Gunung Ciremai. Batas sebelah timur adalah dari titik hilir
Sungai Cijolang ke utara sampai ke pertemuan Sungai Cilosari Cisanggarung dengan Sungai Cisande. Batas sebelah selatan adalah aliran
Sungai Cijolang sampai ke batas daerah Kabupaten Cilacap. Batas sebelah barat adalah dari puncak Gunung Ciremai ke arah selatan sampai ke Sungai
Cijolang. D engan mengacu pada Peraturan Nomor 23 tahun 1819 pemerintahan
kabupaten mulia di bentuk.