27
yang ada pada bagian atas piston dan bagian bawah base valve akan terbuka, sehingga sebagian oli akan mengalir dari ruang di bawah
piston menuju ruang di atas piston dan reservoir twin tube. 2 Rebound Stroke Langkah Memanjang
Proses peredaman kejut pada langkah ini terjadi pada shock absorber dengan sistem kerja single action dan double action.
Setelah pegas bergerak memendek akibat gaya kejut yang diterima kendaraan, pegas akan memanjang kembali untuk
mempertahankan bentuknya. Gerakan ini juga menyebabkan shock absorber bergerak memanjang.
Gerakan memanjang
shock absorber
menyebabkan terjadinya perluasan ruang di bawah piston sehingga tekanannya
menurun vakum. Sebaliknya, terjadi penyempitan ruang di atas piston sehingga menyebabkan tekanannya meningkat kompresi.
Fenomena tersebut mengakibatkan, a katup yang ada pada bagian bawah piston terbuka, sehingga sebagian oli akan mengalir
dari ruang di atas piston menuju ruang di bawah piston mono tube, b katup yang ada pada bagian bawah piston dan bagian atas base
valve terbuka, sehingga sebagian oli pada ruang di atas piston dan reservoir mengalir menuju ruang di bawah piston.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, dilakukan oleh Choirul Anam 2009 dengan judul “Pembelajaran Ceramah dengan Media Animasi
28
untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Gambar Proyeksi”. Sebagai populasi adalah siswa kelas 2 program keahlian Teknik Pemeliharaan
Mekanik Industri Sekolah Menengah Kejuruan Dr. Tjipto Semarang tahun ajaran 20092010. Sampel penelitian yaitu kelas 2 TPMI B sebagai kelompok
eksperimen dan 2 TPMI A sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini memperoleh hasil rata-rata evaluasi awal kelompok eksperimen sebesar 77,38
dan kelompok kontrol 78,85. Bertolak dari hasil pretest, hasil posttest pada kelas eksperimen mengalami peningkatan 20,87 lebih besar dari
peningkatan pada kelompok kontrol dimana kelompok eksperimen mencapai hasil rata-rata sebesar 89,54 sedangkan kelompok kontrol sebesar 84,10.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa, hasil pembelajaran ceramah dengan media animasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca
gambar proyeksi pada kelas 2 TPMI B meningkat dan berhasil.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran memerlukan sesuatu untuk berperan sebagai pengantar atau penyampai pesan informasi. Sesuatu itulah yang disebut
dengan media pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah membutuhkan media yang sesuai agar
pembelajaran efektif sehingga hasil belajar siswa bisa optimal. Kenyataannya, masih banyak pendidik yang menggunakan media
tekstual ketika mengajarkan materi menggunakan metode ceramah, salah satunya adalah pembelajaran materi shock absorber pada SMK Negeri 1
Gombong, meski sudah terkomputerisasi dengan adanya komputer dan
29
proyektor. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif, sehingga hasil belajar siswa kurang optimal.
Media pembelajaran animasi merupakan suatu media yang dapat memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai wujud benda dan proses
suatu siklus. Media ini juga dapat menampilkan struktur dalam dari suatu obyek. Kelebihan tersebut akan dapat menutupi kekurangan yang terdapat
pada pembelajaran dengan metode ceramah, sehingga motivasi siswa untuk belajar meningkat, materi yang disampaikan menjadi jelas dan mudah
dipahami yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa yang optimal.
Dalam penelitian ini penulis membuat media pembelajaran menggunakan penggambaran animasi. Penulis membutuhkan sebuah
perangkat lunak software agar dapat membuat animasi tersebut. Software yang digunakan adalah Adobe Flash Professional Creative Suite 5.
D. Hipotesis