± 0.58 c 1.75 ± 0.96 ab 2.00 ± 0.82 a ± 0.50 c 1.50 ± 0.58 ab 1.00 ± 0.00 b

61 Skor Lesio Histopatologi Organ Limfoid Skor Lesio Histopatologi Bursa Fabricius Lesio yang ditemukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12 dan 13, lesio dapat berupa vakuolisasi, deplesi sel-sel limfosit, oedema dan degenerasi sel lemak. Lesio yang berat dapat menyebabkan imunosupresif. Perbedaan rataan skor lesio histopatologi antar perlakuan dan perubahan sebelum dan sesudah ditantang virus IBD ataupun ND dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Skor lesio histopatologi bursa Fabricius Umur minggu 2 4 5 6 R9 non vaksin 1.00 ± 0.00 bc 1.00 ± 0.00 b 1.00 ± 0.00 b R9 vaksin 1.00 ± 0.00 bc 1.00 ± 1.41 b 1.00 ± 0.82 b R9 non vaksin ND+tantang ND 1.00 ± 0.82 bc 2.25 ± 0.96 ab 2.00 ± 0.82 a R9 vaksin + tantang ND

0.50 ± 0.58 c 1.75 ± 0.96 ab 2.00 ± 0.82 a

R1 vaksin + tantang ND 1.33 ± 0.58 abc 2.00 ± 1.00 ab 2.67 ± 0.58 a R9 non vaksin IBD+tantang IBD 2.00 ± 0.00 a 2.50 ± 0.58 a 2.00 ± 0.82 a R9 vaksin+tantang IBD

0.80 ± 0.50 c 1.50 ± 0.58 ab 1.00 ± 0.00 b

R1 vaksin+tantang IBD 1.70 ± 0.58 ab 1.00 ± 0.00 b 2.00 ± 0.00 a Keterangan : Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata p0.05. Skor 0 : Plika utuh, limfonodulus berukuran normal tidak ada kerusakan Skor 1 : Vakuolisasi pada plika, deplesi ringan pada limfonodulus Skor 2 : Kerusakan ringan pada plika, deplesi agak berat pada Limfonodulus Skor 3 : Nekrosa pada plika, deplesi berat pada limfonodulus Uji tantang virus IBD dilakukan pada umur 24 Uji tantang virus ND dilakukan pada umur 30 hari R9 : Ransum yang mengandung 6 minyak ikan lemuru dan disuple- mentasi 200 ppm vitamin E R1 : Ransum tanpa minyak ikan lemuru dan tidak disuplementasi vitamin E Skor lesio sebelum ditantang virus; Skor lesio sesudah ditantang virus Umur 2 minggu yaitu sebelum ayam ditantang virus belum menunjukkan adanya lesio pada bursa Fabricius. Lesio dari bursa Fabricius mulai terjadi pada umur 4 minggu. Lesio ditunjukkan oleh adanya deplesi limfonodulus dengan adanya degenerasi sel-sel lemak dan vakuolisasi ringan pada plika. Skor lesio tertinggi dicapai oleh kelompok ayam yang yang ditantang virus IBD, yaitu pada kelompok ayam yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E tetapi tidak diberi vaksin IBD, Lesio pada perlakuan tersebut ditemukan adanya vakuolisasi besar yang meliputi satu limfonodulus. Rataan skor lesio yang dicapai oleh kelompok ayam tersebut adalah 2, skor tersebut nyata P0.05 lebih tinggi bila dibandingkan dengan 62 kelompok ayam yang tidak ditantang virus. Uji tantang virus IBD kelompok ayam yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E dan diberi vaksin IBD menunjukkan rataan skor lesio yang nyata P0.05 lebih rendah dibandingkan dengan kedua kelompok ayam lainnya yang di uji tantang virus IBD, tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus. Hal ini menunjukkan peranan pemberian vaksin dan ransum yang mengandung minyak ikan lemuru dan suplementasi vitamin E dalam mengurangi deplesi limfonodulus akibat uji tantang virus IBD. 1 2 Gambar 12. Fotomikrograf bursa Fabricius ayam 1 diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E, divaksin ditantang virus ND Pembesaran objektif 4 X; 2 diberi ransum tanpa minyak ikan lemuru dan tidak disuplementasi vitamin E, divaksin, ditantang virus ND 12 hari setelah infeksi limfonodulus terjadi deplesi berat. Pembesaran objektif 4 x 1 2 Gambar 13. Fotomikrograf bursa Fabricius ayam 1 diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E, divaksin , ditantang virus IBD 18 hari setelah infeksi plika utuh, limfonodulus tidak terjadi deplesi pembesaran objektif 4 X; 2 diberi ransum tanpa minyak ikan lemuru dan tidak disuplementasi vitamin E ,divaksin dan ditantang virus IBD 18 hari setelah infeksi, tanda adanya oedema. Pembesaran objektif 4 x. Pewarnaan Hematoksilin Eosin HE 63 Umur 5 minggu skor lesio kelompok ayam yang ditantang virus IBD yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E dan tidak diberi vaksin terus meningkat, rataan skor lesio mencapai 2.50 nyata P0.05 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus IBD. Tidak demikian halnya dengan uji tantang virus IBD pada kelompok ayam yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E ataupun diberi ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru namun diberi vaksin rataan skor lesio tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus IBD. Pada umur ini menunjukkan peranan vaksin dalam mengurangi deplesi limfonodulus akibat ditantang virus IBD. Penurunan rataan skor lesio terjadi pada umur 6 minggu pada kelompok ayam yang ditantang virus IBD, divaksin dan diberi ransum yang mengandung 6 minyak ikan lemuru dan disuplementasi 200 ppm vitamin E mencapai skor 1, skor tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan rataan skor lesio pada kelompok ayam yang tidak ditantang virus. Peningkatan skor lesio justru terjadi pada kelompok ayam ditantang virus IBD yang diberi ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru meskipun diberi vaksin mencapai skor 2, nyata lebih tinggi P0.05 dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus IBD. Hal ini menunjukkan peranan ransum yang mengandung minyak ikan lemuru yang suplementasi vitamin E dan pemberian vaksin dalam pemulihan lesio bursa fabricius akibat infeksi IBD. Seperti halnya pada kelompok ayam yang ditantang virus IBD, kelompok ayam yang ditantang virus ND terjadi peningkatan skor lesio pasca infeksi yaitu pada umur 5 minggu. Skor lesio pada kelompok ayam yang ditantang virus ND tertinggi dicapai oleh kelompok ayam yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E tetapi tidak diberi vaksin, dan kelompok ayam yang diberi ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru meskipun telah diberi vaksin. Namun skor tersebut belum menunjukkan perbedaan yang nyata bila dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus. Perbedaan yang nyata P0.05 ditunjukkan oleh kelompok ayam yang ditantang virus ND dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus pada umur 6 minggu. Rataan skor lesio tiga kelompok ayam yang ditantang virus ND, nyata lebih tinggi P0.05 dibandingkan dengan kelompok 64 ayam yang tidak ditantang virus. Skor lesio diantara ketiga kelompok ayam yang dinfeksi tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, meskipun skor lesio yang dicapai kelompok ayam yang diberi ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru dan diberi vaksin mencapai 2.67 sementara skor kelompok lainnya lebih rendah yakni mencapai 2. Peranan minyak ikan lemuru dalam upaya mengurangi lesio bursa Fabricius berupa deplesi limfonodulus, tidak terlepas dari peran bursa Fabricius sebagai organ limfoid primer maupun sekunder. Sebagai organ limfoid primer bursa fabricius berfungsi tempat pendewasaan dan diferensiasi bagi sel dari sistem pembentuk antibodi, yang disebut sel B. Sebagai organ limfoid sekunder yaitu dapat menangkap antigen dan membentuk antibodi. Organ limfoid ini responsif terhadap stimulasi antigenik dan akan kurang berkembang pada hewan yang bebas hama Tizard 1982. Minyak ikan lemuru dalam hal ini asam lemak n-3 yang dikandungnya dapat meningkatkan sel limfosit, dan peran asam lemak n-3 dalam menekan asam lemak n-6 dimetabolisir lebih lanjut menjadi PGE 2 , sehingga dampak imunosupresif dari sel imune dapat dicegah Billiar et al. 1988; Prescott 1984; Huang et al. 1992; Fritsche et al. 1992; Schmidt et al. 1991 Skor Lesio Histopatologi Limpa Lesio yang ditemukan pada organ limpa adalah dimulai dengan adanya deplesi ringan dari limfonodulus oleh berkurangnya sel-sel limfosit, adanya sel- sel radang, kongesti, sampai pada deplesi berat berupa pengecilan area pulpa putih. Skor lesio yang tinggi dari organ limpa ditunjukkan pula dengan adanya kongesti yang menyebar pada pulpa merah. Kongesti tampak parah pada kelompok ayam yang ditantang virus ND, tidak divaksin dan diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16. Kondisi ini ditemukan pula pada kelompok ayam yang ditantang virus ND, divaksin dan diberi ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru. Perbedaan rataan skor lesio histopatologi antar perlakuan dan perubahan sebelum dan sesudah ditantang virus IBD atau ND dapat dilihat pada Tabel 19. 65 Tabel 19. Skor lesio histopatologi limpa Umur minggu 2 4 5 6 R9 non vaksin 0 0.50 ± 0.08 a 0.50 ± 0.18 c 0.45 ± 0.44 c R9 vaksin 0 0.87 ± 0.15 a 0.83 ± 0.42 c 0.38 ± 0.17 c R9 non vaksin ND+tantang ND 0 0.38 ± 0.19 a 2.00 ± 0.94 ab 1.85 ± 1.06 ab R9 vaksin + tantang ND 0.63 ± 0.21 a

0.75 ± 0.85 c 0.85 ± 0.47 bc

Dokumen yang terkait

Morfopatologi Usus Broiler Setelah Pemberian Minyak Ikan dan Vitamin E sebagai Imunomodulator dan Paparan Virus Infectious Bursal Disease

0 12 58

Morfopatologi Usus Broiler Setelah Pemberian Minyak Ikan dan Vitamin E Yang Ditantang Virus Newcastle Disease

0 8 54

Gambaran Histopatologi Hati Ayam Broiler yang Ditantang Virus Infectious Bursal Disease Setelah Pemberian Minyak Ikan dan Vitamin E

0 20 49

Gambaran Histopatologi Hati Broiler yang Ditantang Virus Newcastle Disease setelah Pemberian Minyak Ikan dan Vitamin E.

1 27 66

Pengaruh Penambahan Vitamin E dan Selenium (Se) Terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler Di Lingkungan Tropis

0 6 33

Pengaruh Subtitusi Minyak Sawit Oleh Minyak Ikan Lemuru Dan Suplementasi Vitamin E Dalam Ransum Ayam Broiler Terhadap Performans - The Effect Of Subtitution Palm Oil By Lemuru Fish Oil And Vitamin E Supplementation In Broiler Ration On Performance.

0 0 8

Pengaruh Ransum Mengandung Minyak Ikan Lemuru Dan Suplementasi Vitamin E Terhadap Bobot Badan Akhir, Persentase Karkas Dan Lemak Abdominal Ayam Broiler - The Effect Of Diets That Containing Lemuru Fish Oil And Vitamin E To Final Body Weight, Carcas Percen

0 1 6

Pengaruh Pemberian Ransum Mengandung Minyak Ikan Lemuru Dan Vitamin E Terhadap Kadar Lemak Dan Kolesterol Daging Ayam Broiler - The Effect Of Giving Ration Containing Sardinella Oil And Vitamin E On Fat And Cholesterol Of Meat In Broiler Chicken.

0 0 9

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK IKAN TUNA DALAM RANSUM BASAL TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER.

0 0 9

pengaruh penambahan minyak ikan tuna dalam ransum basal terhadap performan ayam broiler.

0 0 3