61
Skor Lesio Histopatologi Organ Limfoid Skor Lesio Histopatologi Bursa Fabricius
Lesio yang ditemukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12 dan 13, lesio dapat berupa vakuolisasi, deplesi sel-sel limfosit, oedema dan degenerasi
sel lemak. Lesio yang berat dapat menyebabkan imunosupresif. Perbedaan rataan skor lesio histopatologi antar perlakuan dan perubahan sebelum dan
sesudah ditantang virus IBD ataupun ND dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Skor lesio histopatologi bursa Fabricius
Umur minggu
2 4
5 6
R9 non vaksin 1.00 ± 0.00 bc
1.00 ± 0.00 b 1.00 ± 0.00 b
R9 vaksin 1.00 ± 0.00 bc
1.00 ± 1.41 b 1.00 ± 0.82 b
R9 non vaksin ND+tantang ND 1.00 ± 0.82 bc
2.25 ± 0.96 ab 2.00 ± 0.82 a R9 vaksin + tantang ND
0.50 ± 0.58 c 1.75 ± 0.96 ab 2.00 ± 0.82 a
R1 vaksin + tantang ND 1.33 ± 0.58 abc
2.00 ± 1.00 ab 2.67 ± 0.58 a R9 non vaksin IBD+tantang IBD
2.00 ± 0.00 a 2.50 ± 0.58 a
2.00 ± 0.82 a R9 vaksin+tantang IBD
0.80 ± 0.50 c 1.50 ± 0.58 ab 1.00 ± 0.00 b
R1 vaksin+tantang IBD 1.70 ± 0.58 ab
1.00 ± 0.00 b 2.00 ± 0.00 a
Keterangan : Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata p0.05.
Skor 0 : Plika utuh, limfonodulus berukuran normal tidak ada kerusakan Skor 1 : Vakuolisasi pada plika, deplesi ringan pada limfonodulus
Skor 2 : Kerusakan ringan pada plika, deplesi agak berat pada
Limfonodulus Skor 3 : Nekrosa pada plika, deplesi berat pada limfonodulus
Uji tantang virus IBD dilakukan pada umur 24 Uji tantang virus ND dilakukan pada umur 30 hari
R9 : Ransum yang mengandung 6 minyak ikan lemuru dan disuple-
mentasi 200 ppm vitamin E R1 : Ransum tanpa minyak ikan lemuru dan tidak disuplementasi
vitamin E Skor lesio sebelum ditantang virus;
Skor lesio sesudah ditantang virus
Umur 2 minggu yaitu sebelum ayam ditantang virus belum menunjukkan adanya lesio pada bursa Fabricius. Lesio dari bursa Fabricius mulai terjadi pada
umur 4 minggu. Lesio ditunjukkan oleh adanya deplesi limfonodulus dengan adanya degenerasi sel-sel lemak dan vakuolisasi ringan pada plika. Skor lesio
tertinggi dicapai oleh kelompok ayam yang yang ditantang virus IBD, yaitu pada kelompok ayam yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan
disuplementasi 200 ppm vitamin E tetapi tidak diberi vaksin IBD, Lesio pada perlakuan tersebut ditemukan adanya vakuolisasi besar yang meliputi satu
limfonodulus. Rataan skor lesio yang dicapai oleh kelompok ayam tersebut adalah 2, skor tersebut nyata P0.05 lebih tinggi bila dibandingkan dengan
62 kelompok ayam yang tidak ditantang virus. Uji tantang virus IBD kelompok ayam
yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E dan diberi vaksin IBD menunjukkan rataan skor lesio yang
nyata P0.05 lebih rendah dibandingkan dengan kedua kelompok ayam lainnya yang di uji tantang virus IBD, tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus. Hal ini menunjukkan peranan pemberian vaksin dan ransum yang mengandung minyak
ikan lemuru dan suplementasi vitamin E dalam mengurangi deplesi limfonodulus akibat uji tantang virus IBD.
1 2
Gambar 12. Fotomikrograf bursa Fabricius ayam 1 diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E, divaksin ditantang virus ND Pembesaran objektif 4 X;
2 diberi ransum tanpa minyak ikan lemuru dan tidak disuplementasi vitamin E, divaksin, ditantang virus ND 12 hari setelah infeksi limfonodulus terjadi deplesi
berat. Pembesaran objektif 4 x
1 2
Gambar 13. Fotomikrograf bursa Fabricius ayam
1
diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E, divaksin , ditantang virus IBD 18 hari setelah infeksi
plika utuh, limfonodulus tidak terjadi deplesi pembesaran objektif 4 X; 2 diberi ransum tanpa minyak ikan lemuru dan tidak disuplementasi vitamin E ,divaksin dan
ditantang virus IBD 18 hari setelah infeksi, tanda adanya oedema. Pembesaran objektif 4 x. Pewarnaan Hematoksilin Eosin HE
63 Umur 5 minggu skor lesio kelompok ayam yang ditantang virus IBD yang
diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E dan tidak diberi vaksin terus meningkat, rataan skor lesio
mencapai 2.50 nyata P0.05 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus IBD. Tidak demikian halnya dengan uji tantang virus
IBD pada kelompok ayam yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E ataupun diberi ransum yang tidak
mengandung minyak ikan lemuru namun diberi vaksin rataan skor lesio tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kelompok ayam yang
tidak ditantang virus IBD. Pada umur ini menunjukkan peranan vaksin dalam mengurangi deplesi limfonodulus akibat ditantang virus IBD.
Penurunan rataan skor lesio terjadi pada umur 6 minggu pada kelompok ayam yang ditantang virus IBD, divaksin dan diberi ransum yang mengandung 6
minyak ikan lemuru dan disuplementasi 200 ppm vitamin E mencapai skor 1, skor tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan
rataan skor lesio pada kelompok ayam yang tidak ditantang virus. Peningkatan skor lesio justru terjadi pada kelompok ayam ditantang virus IBD yang diberi
ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru meskipun diberi vaksin mencapai skor 2, nyata lebih tinggi P0.05 dibandingkan dengan kelompok
ayam yang tidak ditantang virus IBD. Hal ini menunjukkan peranan ransum yang mengandung minyak ikan lemuru yang suplementasi vitamin E dan pemberian
vaksin dalam pemulihan lesio bursa fabricius akibat infeksi IBD. Seperti halnya pada kelompok ayam yang ditantang virus IBD, kelompok
ayam yang ditantang virus ND terjadi peningkatan skor lesio pasca infeksi yaitu pada umur 5 minggu. Skor lesio pada kelompok ayam yang ditantang virus ND
tertinggi dicapai oleh kelompok ayam yang diberi ransum mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E tetapi tidak diberi
vaksin, dan kelompok ayam yang diberi ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru meskipun telah diberi vaksin. Namun skor tersebut belum
menunjukkan perbedaan yang nyata bila dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang virus.
Perbedaan yang nyata P0.05 ditunjukkan oleh kelompok ayam yang ditantang virus ND dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak ditantang
virus pada umur 6 minggu. Rataan skor lesio tiga kelompok ayam yang ditantang virus ND, nyata lebih tinggi P0.05 dibandingkan dengan kelompok
64 ayam yang tidak ditantang virus. Skor lesio diantara ketiga kelompok ayam yang
dinfeksi tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, meskipun skor lesio yang dicapai kelompok ayam yang diberi ransum yang tidak mengandung minyak
ikan lemuru dan diberi vaksin mencapai 2.67 sementara skor kelompok lainnya lebih rendah yakni mencapai 2.
Peranan minyak ikan lemuru dalam upaya mengurangi lesio bursa Fabricius berupa deplesi limfonodulus, tidak terlepas dari peran bursa Fabricius
sebagai organ limfoid primer maupun sekunder. Sebagai organ limfoid primer bursa fabricius berfungsi tempat pendewasaan dan diferensiasi bagi sel dari
sistem pembentuk antibodi, yang disebut sel B. Sebagai organ limfoid sekunder yaitu dapat menangkap antigen dan membentuk antibodi. Organ limfoid ini
responsif terhadap stimulasi antigenik dan akan kurang berkembang pada hewan yang bebas hama Tizard 1982. Minyak ikan lemuru dalam hal ini asam
lemak n-3 yang dikandungnya dapat meningkatkan sel limfosit, dan peran asam lemak n-3 dalam menekan asam lemak n-6 dimetabolisir lebih lanjut menjadi
PGE
2
, sehingga dampak imunosupresif dari sel imune dapat dicegah Billiar et al. 1988; Prescott 1984; Huang et al. 1992; Fritsche et al. 1992; Schmidt et al.
1991
Skor Lesio Histopatologi Limpa
Lesio yang ditemukan pada organ limpa adalah dimulai dengan adanya deplesi ringan dari limfonodulus oleh berkurangnya sel-sel limfosit, adanya sel-
sel radang, kongesti, sampai pada deplesi berat berupa pengecilan area pulpa putih. Skor lesio yang tinggi dari organ limpa ditunjukkan pula dengan adanya
kongesti yang menyebar pada pulpa merah. Kongesti tampak parah pada kelompok ayam yang ditantang virus ND, tidak divaksin dan diberi ransum
mengandung 6 minyak ikan lemuru, dan disuplementasi 200 ppm vitamin E seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16. Kondisi ini ditemukan pula pada
kelompok ayam yang ditantang virus ND, divaksin dan diberi ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru. Perbedaan rataan skor lesio histopatologi
antar perlakuan dan perubahan sebelum dan sesudah ditantang virus IBD atau ND dapat dilihat pada Tabel 19.
65 Tabel 19. Skor lesio histopatologi limpa
Umur minggu 2
4 5
6 R9 non vaksin
0 0.50 ± 0.08 a 0.50 ± 0.18 c 0.45 ± 0.44 c
R9 vaksin 0 0.87 ± 0.15 a
0.83 ± 0.42 c 0.38 ± 0.17 c R9 non vaksin ND+tantang ND
0 0.38 ± 0.19 a 2.00 ± 0.94 ab 1.85 ± 1.06 ab
R9 vaksin + tantang ND 0.63 ± 0.21 a
0.75 ± 0.85 c 0.85 ± 0.47 bc