187 Uraian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan dana alokasi umum sebesar 10
persen berdampak lebih baik pada kinerja perekonomian kabupaten kota yang berbasis pertanian dibanding kabupaten kota yang berbasis non pertanian.
8.2.5. Simulasi Kebijakan Kelima
Simulasi kebijakan kelima yang dilakukan adalah pemerintah pusat peningkatan dana bagi hasil dan dana alokasi khusus masing-masing sebesar 10
persen, yang selanjutnya digunakan untuk peningkatan belanja modal sektor pertanian dan sektor lain masing-masing sebesar 10 persen, dapat dilihat pada
Tabel 39. Tabel 39. Dampak Peningkatan Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Khusus 10
Persen dan Peningkatan Belanja Modal Sektor Pertanian dan Sektor Lain Masing-masing Sebesar 10 Persen
Nama Peubah Nilai Dasar
Perubahan Perubahan
1 2
1 2
1 2
Konsumsi 739251
1990330 170
494 0.02
0.02 Investasi swasta
197392 818911
1118 3066
0.57 0.36
Ekspor daerah 292141
2651089 638
1891 0.22
0.07 Impor daerah
211427 2109499
234 642
0.11 0.03
PDRB sektor pertanian 587651
287177 75
22 0.01
0.01 PDRB sektor pertambangan
13629.2 682730
25.2 76
0.18 0.01
PDRB sektor industri 130725
617873 1800
6051 1.38
0.97 PDRB sektor listrik gas dan air
7938.6 51367.1
15.8 43.4
0.20 0.08
PDRB sektor bangunan 53797.7
227866 230.5
632 0.43
0.27 PDRB sektor perdagangan
138089 760797
687 1883
0.50 0.24
PDRB sektor transportasi 58761.7
408447 381.9
1048 0.65
0.25 PDRB sektor keuangan
62230.3 283110
236.9 649
0.38 0.22
PDRB sektor jasa-jasa 152700
386814 86
238 0.06
0.06 Penyerapan T.Kerja sek. pertanian
82596.2 35579.7
-7.3 -20
-0.01 -0.06
Penyerapan T. kerja non pertanian 45600.5
115979 19.2
52 0.04
0.04 Pengangguran
11262.4 24294.2
-11.8 -32.5
-0.10 -0.14
Jumlah penduduk miskin 47775
46190.2 -0.5
-1.6 -0.01
-0.01 Inflasi
7.676 7.730
0.01 0.028
0.13 0.36
Ekspor bersih 80713.9
541590 404.8
1248 0.50
0.23 Produk domestik regional bruto
1205522 3706182
3540 10641
0.29 0.28
Total peng. pemerintah daerah 198604
230682 4316
11644 2.17
5.05 Penyerapan tenaga kerja
128197 151559
12 32
0.01 0.02
Pendapatan perkapita 3.6986
8.414 0.0173
0.0539 0.47
0.64 Pendapatan rata-rata petani
7.4011 10.164
0.0023 0.0022
0.03 0.02
Dampak simulasi ini terhadap permintaan agregat adalah konsumsi masyarakat naik 0.02 persen, total pengeluaran pemerintah daerah naik sebesar
2.17 persen, investasi swasta naik sebesar 0.57 persen, ekspor daerah naik 0.22 persen, dan impor daerah juga naik 0.11 persen, untuk kabupaten yang berbasis
pertanian. Sementara untuk kabupaten kota yang berbasis non pertanian terjadi kenaikan konsumsi masyarakat 0.02 persen, total pengeluaran pemerintah daerah
naik sebesar 5.05 persen, investasi swasta naik sebesar 0.36 persen, ekspor daerah naik 0.07 persen, dan impor daerah juga naik sebesar 0.03 persen.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kenaikan dana bagi hasil dan dana alokasi khusus masing-masing sebesar 10 berdampak lebih besar pada kabupaten
yang berbasis pertanian dibanding dengan kabupaten yang berbasis non pertanian. Investasi swasta terlihat mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 0.57
persen pada kabupaten yang berbasis pertanian dibanding kabupaten yang berbasis non pertanian hanya 0.36 persen
Apabila dilihat dari sisi produk domestik regional bruto berdasarkan sektor, maka terjadi meningkatan PDRB pada semua sektor yaitu sektor pertanian,
pertambangan, industri, listrik-gas-air, bangunan, perdagangan, transportasi dan komunikasi, serta sektor keuangan, dan jasa-jasa berturut-turut sebesar 0.01
persen, 0.18 persen, 1.38 persen, 0.20 persen, 0.43, persen, 0.50 persen, 0.65 persen, 0.38 persen, dan 0.06 persen. Jadi dampak secara keseluruhan terhadap
PDRB naik sebesar 0.29 persen untuk kabupaten yang berbasis pertanian. Sementara untuk kabupaten kota yang berbasis non pertanian juga terjadi
kenaikan PDRB pada semua sektor yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri, listrik-gas-air, bangunan, perdagangan, transportasi dan komunikasi,
serta sektor keuangan, dan jasa-jasa berturut-turut sebesar 0.01 persen, 0.01 persen, 0.97 persen, 0.08 persen, 0.27 persen, 0.24 persen, 0.25 persen, 0,22
persen, dan 0.06 persen. Jadi dampak secara keseluruhan terhadap PDRB naik sebesar 0.28 persen.
Kondisi pada permintaan agregate juga terjadi pada pertumbuhan PDRB dimana kenaikan dana dana bagi hasil dan dana alokasi khusus masing-masing
sebesar 10 persen yang selanjutnya digunakan meningkatkan belanja modal sektor pertanian dan sektor lainya masing-masing sebesar 10 persen lebih berdampak
pada kabupaten kota yang berbasis pertanian, dimana total PDRB naik sebesar 0.29 persen dibanding dengan kabupaten yang berbasis non pertanian yang hanya
naik 0.28 persen. Dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja, maka penyerapan tenaga kerja
189 sektor pertanian turun 0.01 pesen untuk kabupaten yang berbasis pertanian dan
0.06 persen untuk kabupaten kota yang berbasis non pertanian. Sebaliknya penyerapan tenaga kerja non pertanian naik masing-masing sebesar 0.04 persen
untuk kabupaten yang berbasis pertanian maupun kabupaten kota yang berbasis non pertanian. Selanjutnya total penyerapan tenaga kerja naik 0.01 persen untuk
kabupaten yang berbasis pertanian dan 0.02 persen untuk kabupaten kota yang berbasis non pertanian. Akibatnya pengangguran turun 0.10 persen untuk
kabupaten kota yang berbasis pertanian dan 0.14 persen pada kabupaten kota yang berbasis non pertanian. Sementara apabila dilihat dari jumlah penduduk miskin,
maka terjadi penurunan jumlah penduduk miskin kurang dari 0.01 persen baik untuk kabupaten yang berbasis pertanian maupun pada kabupaten kota yang
berbasis non pertanian. Oleh karena PDRB naik, maka pendapatan perkapita juga ikut naik masing-
masing sebesar 0.47 persen untuk kabupaten yang berbasis pertanian dan 0.64 persen untuk kabupaten kota yang berbasis non pertanian. Di samping pendapatan
perkapita, pendapatan petani juga naik, disebabkan karena meningkatkan PDRB sektor pertanian dan turunnya penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian, baik
untuk kabupaten yang berbasis pertanian maupun kabupaten kota yang berbasis non pertanian masing-masing sebesar 0.03 persen untuk kabupaten yang berbasis
pertanian dan 0.02 persen untuk kabupaten kota yang berbasis non pertanian. Uraian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan dana alokasi umum sebesar 10
persen berdampak lebih baik pada kinerja perekonomian kabupaten kota yang berbasis pertanian dibanding kabupaten kota yang berbasis non pertanian.
Memperhatikan hasil simulasi lima dan enam, hal mana simulasi ini diharapkan bahwa pemerintah pusat menaikkan dana transfer fiskal ke daerah
berupa; dana alokasi umum, dana bagi hasil, dan dana alokasi khusus yang selanjutnya digunakan untuk belanja modal. Hasil simulasi ini menunjukkan
bahwa apabila transfer fiskal berupa dana alokasi umum dinaikkan sampai 10 persen, atau dana bagi hasil dan dana alokasi khusus naik 10 persen, maka
dampaknya pada perekonomian cukup baik, dapat meningkatkan PDRB, menurunkan angka pengangguran, dan kemiskinan. Oleh karena itu simulasi
simulasi ini, layak dipertimbangan untuk pengambilan kebijakan oleh pemerintah.
8.2.6. Simulasi Kebijakan Keenam