Tujuan dan Manfaat Penelitian Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Bagaimana pengaruh kebijakan fiskal terhadap perekonomian kabupaten kota, terutama dari segi investasi swasta, pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, dan kemiskinan? 2. Bagaimana pengaruh kebijakan fiskal terhadap kinerja sektor pertanian kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan? 3. Bagaimana pengaruh investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, dan kemiskinan? 4. Bagaimana dampak kebijakan fiskal terhadap kinerja perekonomian kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan Sedangkan tujuan khusus penelitian adalah untuk: 1. Menganalisis pengaruh kebijakan fiskal dalam mendorong peningkatan kinerja perekonomian kabupaten kota, terutama dari segi investasi swasta, pertumbuhan ekonomi, mengurangan pengangguran, dan kemiskinan. 2. Menganalisis pengaruh kebijakan fiskal terhadap kinerja sektor pertanian kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Menganalisis pengaruh investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, dan kemiskinan. 4. Melakukan simulasi kebijakan, dalam upaya untuk menemukan formasi kebijakan fiskal yang dapat mendorong kinerja perekonomian kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat: 1. Sebagai referensi bagi studi-studi tentang kebijakan fiskal dalam kaitannya dengan perekonomian daerah di masa yang datang. 2. Sebagai rujukan bagi pemerintah, terutama pemerintah daerah kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan dalam menformulasikan kebijakan fiskalnya, sehingga potensi sumberdaya ekonomi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat.

1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang perekonomian kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan dalam kaitannya dengan kebijakan fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran, dan kemiskinan. Istilah pertanian dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pertanian dalam arti luas, yang mencakup pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, hortikultura, perkebunan, dan kehutanan. Dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, dan lainnya yang dimaksud dalam penelitian adalah semua jenis pengeluaran dari pemerintahan yang lebih tinggi, dan tidak tercatat dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD kabupaten kota, termasuk di dalamnya dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, dana yang bersumber dari provinsi, dan dana lain yang berasal dari pemerintah pusat. Ruang lingkup analisis dalam penelitian ini mencakup seluruh kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan 21 kabupaten dan 3 kota. Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Tana Toraja Utara dimasukkan ke dalam kabupaten induk yaitu Kabupaten Tana Toraja. Jadi jumlah kabupaten kota yang dianalisis adalah 23 kabupaten kota 20 kabupaten dan 3 kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan data panel yaitu gabungan antara data time series tahun 2004-2009 dan data cross section 23 kabupaten kota. Pemilihan rentang waktu data tahun 2004-2009, didasari oleh pertimbangan bahwa pada masa itu otonomi daerah sudah memasuki masa stabil dan perekonomian sudah mulai bangkit dari krisis. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, dipandang perlu untuk menghilangkan pengaruh volatilitas nilai tukar rupiah dan inflasi, maka digunakan harga konstan tahun 2000. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ekonometrika dengan sistem persamaan simultan. Keterbatasan penelitian ini terutama disebabkan oleh ketersediaan data, dimana untuk beberapa variabel terpaksa harus digunakan proksi guna memperoleh data yang diperlukan. Data fiskal yang digunakan dalam penelitian ini adalah data fiskal kabupaten kota yang bersumber dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Beberapa kabupaten kota tidak menyediakan data secara lengkap tentang produk domestik regional bruto dari sisi permintaan, sehingga terpaksa dilakukan proksi. Ketidak tersediaan data pada beberapa variabel seperti, penyerapan tenaga kerja untuk masing-masing sektor. Oleh karena itu dalam persamaan penyerapan tenaga kerja terpaksa hanya dibagi dalam dua sektor, yaitu penyerapan tenaga kerja sektor pertanian dan penyerapan tenaga kerja non pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA