Pengaruh Kompensasi dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Grand Orri Berastagi (Kabupaten Karo)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KESEHATAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2010-2014

OLEH

DEBY AGNEES PRIMSA 110502276

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

Pengaruh Kesehatan Bank Terhadap Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014

Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Sedangkan variabel terikat yaitu Profitabilitas (ROA). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Diperoleh jumlah populasi sebanyak 31 bank. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji pengaruh secara bersama-sama. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), variabel Net Interest Margin (NIM) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.Seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel ROA sebesar 17,1%, sisanya sebesar 82,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Profitabilitas (ROA).


(3)

ABSTRACT

The effect of Bank Health to Profitability in the Banking Companies that listed on the BEI Per iod 2010 to 2014.

Operationalitation of variables which was used in this research was independent variables are Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), and Operational Cost Ratio to Oper ational Income (BOPO). While the dependent variable is Profitability (ROA). Population which was used in this research was all Banking companies that listed on the BEI period 2010 to 2014. Total population of 31 banks. Data analysis with multilinier regression of ordinary least square and hypotheses test used t-statistic and Fstatistic, a classic assumption examination which consist of data normality test, multicolinierity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test is also being done to test the hypotheses.

Partial test results showed that variable of Capital Adequacy Ratio (CAR) has negative and no significant to the Profitability, Non Performing Loan (NPL) has negative and no significant to the Profitability, Net Interest Margin (NIM) has positive and significant to the Profitability, Loan to Deposit Ratio (LDR) has negative and significant to the Profitability and Operational Cost Ratio to Operational Income (BOPO) has positive and significant to the Profitability Banking companies that listed on the BEI period 2010 to 2014. All independent variables simultaneously affect the variable ROA 17,1 %, however the 82,9% is influenced by the other factors.

Key words: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Operational Cost Ratio to Operational Income (BOPO) and Profitability (ROA).


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkatnya yang telah memberikan karunia-Nya berupa pengetahuan, pengalaman, serta rahmat-Nya, karena atas anugerahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kesehatan Bank terhadap Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan yang berharga dari berbagai pihak baik secara materil, moril maupun spiritual. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, M.E., Ketua Departemen S1 Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, Msi., Seketaris Departemen S1 Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Endang Sulistya Rini, SE., Msi, Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE., MBA, selaku dosen pembimbing, secara khusus penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas waktu, tenaga, bimbingan, petunjuk, serta sarana dari awal penulisan skripsi ini hingga penulis dapat menyelesaikannya sebagaimana mestinya.

6. Ibu Dr. Khaira Amaila Fachrudin, SE., MBA., Ak, selaku Pembaca Penilai yang telah menyediakan waktu dan tenaga dalam penyempurnaan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara

Khususnya Departemen S1 Manajemen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu selama masa perkuliahan.

8. Ayahanda tercinta Suranta Ginting, SE dan Ibunda tersayang Albina br Singarimbun, yang senantiasa ikhlas dalam memberikan cintanya, mencurahkan kasih sayangnya, kesabarannya dalam mendidik dan membimbing dengan baik, serta mengorbankan seluruh jiwa raga dan pikirannya baik dalam doa maupun perbuatan.

9. Adik-adik tersayang Michael Dillo Rizki, Aurel Qinnia Agatha dan Abang Rudy Meikel Suranta yang selalu memberikan semangat serta doanya.

10. Seluruh sahabat dan Teman-teman yang selalu membantu, mendukung dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini yaitu Irene, Lini, Viance, Yolanda, Septy, Riska, Petrika, Yessi, Defani, Desy, Anita, Jessi, Isyura, Jane, dan Debby.

11. Seluruh rekan mahasiswa manajemen angkatan 2011 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan,


(6)

Motivasi, inspirasi, dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun tata bahasanya. Hal ini disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, dengan segala kerrendahan hati diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun bagi kesempatan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukannya. Terima Kasih.

Medan, Juni 2015


(7)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK...i ABSTRACT...ii KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...10

1.3 Tujuan Penelitian ...10

1.4 Manfaat Penelitian ...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...13

2.1 Landasan Teori...13

2.1.1 Bank ...13

2.1.2 Rasio Keuangan Bank ...17

2.1.3 Profitabilitas ...18

2.1.4 Capital Adequacy Ratio (CAR). ...19

2.1.5 Non Performing Loan (NPL) ...20

2.1.6 Net Interest Margin (NIM) ...21

2.1.8 Loan to Deposit Ratio (LDR)...22

2.1.7 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) ..24

2.2 Penelitian Terdahulu ...24

2.3 Kerangka Konseptual ...29

2.4 Hipotesis ...33

BAB III METODE PENELITIAN ...35

3.1 Jenis Penelitian...35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...35

3.3 Batasan Operasional ...35

3.4 Definisi Operasional ...36

3.5 Populasi dan Sampel...37

3.6 Jenis dan Sumber Data ...38

3.7 Metode Pengumpulan Data ...39

3.8 Teknik Analisis Data ...39

3.8.1 Analisis Deskriptif...39

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda...40

3.8.2.1 Uji Asumsi Klasik ...40

1. Uji Normalitas...41


(8)

3. Uji Heterokedastisitas...42

4. Uji Multikolinearitas. ...42

3.8.2.2 Pengujian Hipotesis. ...43

1. Uji F (F-Test). ...43

2. Uji t (t-test)...44

3. Uji Determinan (R2). ...45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ...46

4.1 Hasil Penelitian. ...46

4.1.1 Analisis Deskriptif. ...46

4.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda. ...52

4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik. ...52

1. Uji Normalitas. ...52

2. Uji Heterokedastisitas. ...54

3. Uji Autokorelasi. ...55

4. Uji Multikolinearitas. ...56

4.1.2.2 Pengujian Hipotesis. ...57

1. Uji F (F-Test). ...57

2. Uji t (t-test). ...58

3. Uji Determinan (R2). ...60

4.2 Pembahasan……...60

1. Pengaruh CAR (X1) terhadap ROA (Y). ...61

2. Pengaruh NPL (X2) terhadap ROA (Y)...63

3. Pengaruh NIM (X3) terhadap ROA (Y). ...65

4. Pengaruh LDR (X4) terhadap ROA (Y). ...66

5. Pengaruh BOPO (X5) terhadap ROA (Y). ...68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ...70

5.1 Kesimpulan…… ...70

5.2 Keterbatasan Penelitian. ...71

5.3 Saran………….. ...72

DAFTAR PUSTAKA…….. … ...73


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Rata-rata Perkembangan Rasio Keuangan Perbankan di

BEI periode 2010-2014………. 6

2.1 Penelitian Terdahulu……….. 25

3.1 Operasionalisasi Variabel……….. 36

3.2 Populasi dan Sampel……….. 38 3.3

4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi... Analisis Statistik Deskriptif………... Uji Normalitas……….... Uji Asumsi Autokorelasi……… Uji Asumsi Multikolinearitas………... Uji F (F-Test)………... Uji t (t-test)……….... Uji Determinan (R2)………..

41 46 53 56 57 57 58 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka konseptual……… 33 4.1 Histogram untuk Pengujian Asumsi Normalitas…….. 53 4.2 Normalitas dengan Normal Probability Plot………... 54 4.3 Uji Heterokedastisitas……….. 55


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 2 3

Daftar Sampel Perusahaan Perbankan……… Daftar Variabel Penelitian……….. Hasil Pengolahan Data………...

76 77 103


(12)

ABSTRAK

Pengaruh Kesehatan Bank Terhadap Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014

Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Sedangkan variabel terikat yaitu Profitabilitas (ROA). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Diperoleh jumlah populasi sebanyak 31 bank. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji pengaruh secara bersama-sama. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), variabel Net Interest Margin (NIM) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA), variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.Seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel ROA sebesar 17,1%, sisanya sebesar 82,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Profitabilitas (ROA).


(13)

ABSTRACT

The effect of Bank Health to Profitability in the Banking Companies that listed on the BEI Per iod 2010 to 2014.

Operationalitation of variables which was used in this research was independent variables are Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), and Operational Cost Ratio to Oper ational Income (BOPO). While the dependent variable is Profitability (ROA). Population which was used in this research was all Banking companies that listed on the BEI period 2010 to 2014. Total population of 31 banks. Data analysis with multilinier regression of ordinary least square and hypotheses test used t-statistic and Fstatistic, a classic assumption examination which consist of data normality test, multicolinierity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test is also being done to test the hypotheses.

Partial test results showed that variable of Capital Adequacy Ratio (CAR) has negative and no significant to the Profitability, Non Performing Loan (NPL) has negative and no significant to the Profitability, Net Interest Margin (NIM) has positive and significant to the Profitability, Loan to Deposit Ratio (LDR) has negative and significant to the Profitability and Operational Cost Ratio to Operational Income (BOPO) has positive and significant to the Profitability Banking companies that listed on the BEI period 2010 to 2014. All independent variables simultaneously affect the variable ROA 17,1 %, however the 82,9% is influenced by the other factors.

Key words: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Operational Cost Ratio to Operational Income (BOPO) and Profitability (ROA).


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan depositori yang mengemban fungsi utama untuk menghimpun dana dari masyarakat dan memobilisasi dana masyarakat tersebut dengan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk aktivitas pemanfaatan dana atau investasi. Fungsi tersebut dapat dikatakan sebagai nafas bagi perkembangan perekonomian negara. Keberadaan bank sangat penting bagi perekonomian suatu negara karena bank berfungsi memperlancar lalu lintas keuangan yang berperan dalam mobilitas pertumbuhan ekonomi suatu negara dan merupakan bagian dari sistem moneter yang memiliki kedudukan strategis sebagai penunjang pembangunan ekonomi.

Perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi. Sebelum sampai pada praktik-praktik yang terjadi pada saat ini, ada banyak permasalahan yang terkait dengan masalah-masalah perbankan ini. Masalah utama yang muncul dalam praktik perbankan ini adalah pengaturan system keuangan yang berkaitan dengan mekanisme penentuan volume yang beredar dalam perekonomian. Sistem keuangan, yang terdiri dari otoritas keungan (financial authorities), sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan bukan bank, pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa keuangan. Fasilitas jasa tersebut diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan. Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu lembaga keuangan bank


(15)

dan lembaga keuangan non bank. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat beberapa tahun terakhir ini. Hal ini disebabkan oleh adanya serangkaian langkah deregulasi di bidang perbankan (Fitriani, 2014).

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini tampak pada kegiatan pokok bank yakni menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito berjangka, serta menyalurkan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.

Mengingat besarnya pengaruh bank terhadap perekonomian suatu Negara bukan berarti bank tidak mempunyai kendala ataupun masalah. Salah satu yang menjadi permasalahan bagi bank yaitu kinerja keuangan. Kinerja bank yang berbeda-beda menunjukkan kemampuan bank yang berbeda antara satu bank dengan bank yang lain, dalam mengelola keuangan. Hal ini dapat mempengaruhi keinginan masyarakat dalam menggunakan jasa suatu bank. Karena pada dasarnya masyarakat akan cenderung lebih memilih bank dengan kinerja yang lebih baik dengan alasan tingkat resiko yang lebih kecil (Dawood, 2014).

Kinerja keuangan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya secara optimal. Bagi lembaga


(16)

keuangan bank, kinerja keuangan menunjukkan bagaimana orientasi manajemen dalam menjalankan organisasinya dan mengakomodasi kepentingan manajemen (pengurus), pemegang saham (pemilik), nasabah, otoritas moneter, maupun masayarakat umum yang aktivitasnya berhubungan dengan perbankan. Salah satu indicator utama yang dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan (Nugroho, 2012).

Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia. Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis 5 aspek, yaitu Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity. Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan (Kasmir, 2008:273). Aspek capital (permodalan) dapat dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek assets dinilai dengan Non Performing Loan (NPL), aspek earning meliputi Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan BOPO, sedangkan aspek likuiditas meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR).

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan


(17)

untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan/memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas yang digunakan adalah ROA karena dapat memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2005:118).

Selain itu juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2005:119).

Menurut (Rivai, et al 2007:548) Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan perbandingan antara selisih modal dan harta tetap (equity capital-fixed assets) dengan pinjaman macet (estimated risk in loan). Semakin tinggi CAR, maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang beresiko.

Perbankan pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari yang namanya risiko kredit karena tidak lancarnya nasabah untuk membayar utangnya, ini disebut dengan Non Performing Loan (NPL). Semakin tinggi rasio ini, maka


(18)

semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit yang bermasalah semakin besar.

Net Interest Margin (NIM) menunjukkan kemampuan earning assets dalam menghasilkan bunga bersih (Rivai, et al 2007:721). Semakin tinggi rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga keuntungan semakin meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar net interest margin suatu bank, maka semakin besar pula return on asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat.

Menurut Dendawijaya (2005:116),”Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank”. Jika LDR mengalami kenaikan, maka ROA juga akan mengalami kenaikan dan jika LDR mengalami penurunan/rendah menunjukkan bahwa tingkat tingginya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan karena bank tidak perlu mengeluarkan dana yang diperlukan untuk membiayai kredit yang semakin kecil.

Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mngukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Rivai, et al 2007:722), semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.

Tabel 1.1 di bawah ini merupakan perhitungan rata-rata ROA, CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR pada Bank Umum Devisa periode tahun 2012 – 2014 :


(19)

Tabel 1.1

Rata-rata Perkembangan Rasio keuangan Perbankan di BEI Periode 2010-2014

Rasio (%)

Standar Bank

Indonesia 2010 2011 2012 2013 2014

ROA ≥ 1,5% 1,98% 1,97% 1,97% 2,25% 1,73%

CAR ≥ 8% 15,13% 14,90% 14,81% 14,98% 14,14%

NPL ≤ 5% 1,93% 1,50% 1,50% 1,30% 1,72%

NIM ≥ 1,5% 6,44% 5,97% 6,57% 6,43% 5,94%

LDR ≤ 85% 73,60% 77,12% 82,22% 87,42% 86,56%

BOPO ≤ 85% 84,97% 79,23% 77,69% 78,92% 80,99% Sumber: www.idx.co.id & SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas maka dapat diketahui bahwa secara rata-rata profotabilitas (ROA) tahun 2010 – 2014 telah mencapai standar ukuran bank di Indonesia yaitu di atas 1,5%. Dalam perkembangannya profitabilitas (ROA) selama 2010-2014 mengalami penurunan yaitu 1,97% pada tahun 2011, kemudian naik menjadi 2,25% pada tahun 2013, kemudian ROA turun lagi menjadi 1,73% pada tahun 2014. Dari tabel terbukti bahwa ROA bank mengalami penurunan pada tahun 2011 dan tahun 2014 walaupun persentasenya kecil. Diharapkan bank dapat menjaga atau meningkatkan nilai ROA-nya sehingga akan meningkatkan pula perolehan profitabilitas pada tahun-tahun mendatang. Dan apabila terjadi penurunan nilai profitabilitas maka perlu diketahui factor-faktor apa saja yang menyebabkan fluktuasi (ROA) sehingga dapat segera diatasi guna meningkatkan profitabilitas selanjutnya. ROA perlu dijadikan pedoman dalam mengukur profitabilitas bank, karena ROA merupakan indikator yang umum digunakan oleh BI sebagai Pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan asset yang dananya berasal dari masyarakat (Dendawijaya, 2005:119). Disamping itu karena ROA merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada


(20)

data akuntansi yang tersedia dan besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari serangkaian kebijaksanaan perusahaan terutama perbankan.

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas maka dapat diketahui bahwa secara rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) tahun 2010 – 2014 telah mencapai standar ukuran bank di Indonesia yaitu di atas 8%. Menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai indikator permodalan mengalami penurunan yaitu sebesar 14,90% pada tahun 2011 dan 14,81% pada tahun 2012 kemudian naik menjadi 14,98% pada tahun 2013 dan menurun lagi menjadi 14,14% pada tahun 2014, akan tetapi ROA justru mengalami ketetapan sebesar 1,97% pada tahun 2012. Hal ini bertentangan dengan teori Dendawijaya, dimana jika nilai CAR mengalami kenaikan maka bank tersebut mampu membiayai operasi bank yang dapat meningkatkan profitabilitas bank dan sebaliknya.

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas maka dapat diketahui bahwa secara rata-rata Non Perfoming Loan (NPL) tahun 2010 – 2014 telah mencapai standar ukuran bank di Indonesia yaitu di bawah 5%. Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit yang telah disalurkan, namun kurang lancar, diragukan, dan macet. NPL bertujuan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua aktiva secara efisien. Jika dilihat pada tabel, terlihat bahwa rasio NPL tahun 2011 mengalami penurunan yaitu 1,50% dan tahun 2013 yaitu 1,30%, dan naik pada tahun 2014 yaitu 1,72%. Pada tahun 2013 ROA mengalami kenaikan dan tahun 2014 mengalami penurunan sedangkan NPL mengalami penurunan pada tahun 2013 dan mengalami kenaikan pada tahun 2014. Hal ini sesuai dengan teori Dendawijaya, bahwa timbulnya pembiayaan bermasalah mengakibatkan


(21)

hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. dimana jika kredit bermasalah meningkat maka akan menurunkan profitabilitas yang diterima bank.

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas maka dapat diketahui bahwa secara rata-rata Net Interest Margin (NIM) tahun 2010 – 2014 telah mencapai standar ukuran bank di Indonesia yaitu di atas 1,5%.Net Interest Margin (NIM) mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh bank. Rasio NIM mengalami penurunan 5,97% pada tahun 2011, 6,43% pada tahun 2013 dan 5,94% pada tahun 2014. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan yaitu 6,57%. Dimana ROA pada tahun 2011 dan tahun 2014 mengalami penurunan, hal ini sesuai dengan teori Rivai , Semakin tinggi rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga keuntungan semakin meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar NIM suatu bank, maka semakin besar pula ROA perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkatdan sebaliknya.

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas maka dapat diketahui bahwa secara rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) tahun 2010 – 2012 telah mencapai standar ukuran bank di Indonesia yaitu di bawah 85%. Salah satu ukuran bank mengetahui likuiditas bank adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) , yaitu seberapa besar dana bank yang disalurkan kepada kreditur. Semakin tinggi LDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya


(22)

dengan efektif). LDR meningkat pada tahun 2011 yaitu 77,12% , pada tahun 2012 yaitu 82,22% , pada tahun 2013 yaitu 87,42%. Sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan yaitu 86,56%. ROA mengalami kenaikan pada tahun 2013. Hal ini sesuai dengan teori Kasmir, Dimana besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank, jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Jika LDR mengalami kenaikan, maka ROA juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya.

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas maka dapat diketahui bahwa secara rata-rata BOPO tahun 2010 – 2014 telah mencapai standar ukuran bank di Indonesia yaitu di bawah 85%. Rasio BOPO bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Peningkatan besaran pada rasio ini mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam mengelola usahanya. Terlihat dimana perolehan BOPO menurun pada tahun 2011 yaitu 79,23% dan tahun 2012 yaitu 77,69%. Sedangkan mengalami kenaikan pada tahun 2013 yaitu 78,92% dan tahun 2014 yaitu 80,99%. Dimana ROA mengalami penurunan pada tahun 2014. Hal ini sesuai dengan teori Dendawijaya, setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas bank yang bersangkutan dan sebaliknya.

Berdasarkan dari uraian sebelumnya dengan hasil yang tidak konsisten dari data rata-rata CAR, NPL, NIM, LDR, BOPO yang penulis sajikan pada Tabel 1.1 diatas dan uraian latar belakang diatas, membuat peneliti tertarik untuk


(23)

meneliti tentang “Pengaruh Kesehatan Bank terhadap Profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah CAR berpengaruh terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014 ?

2. Apakah NPL berpengaruh terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014?

3. Apakah NIM berpengaruh terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014?

4. Apakah LDR berpengaruh terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014?

5. Apakah BOPO berpengaruh terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh CAR terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh NPL terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.


(24)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh NIM terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh LDR terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh BOPO terhadap profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pihak-pihak terkait yaitu:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai CAR, NPL, NIM, LDR, BOPO dan Profitabilitas Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

2. Bagi Masyarakat Umum, penelitian ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ROA Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014, sehingga akan lebih meyakinkan masyarakat untuk menggunakan jasa dari bank tersebut.

3. Bagi Manajemen dan Investor, Dengan adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang bisa mempengaruhi profitabilitas (ROA) perbankan di indonesia, maka akan diketahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi profitabilitas secara signifikan untuk selanjutnya digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan


(25)

terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan dan pemegang saham, sehingga saham perusahaannya dapat terus bertahan dan mempunyai return yang besar.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank

Istilah bank bukan hal yang asing dalam pembicaraan masyarakat pada saat ini. Pada umumnya masyarakat mendefinisikan bank adalah tempat untuk menyimpan atau menabung dan meminjam dana . Selain itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.

Menurut Triandaru dan Budisantoso (2008:9) menyatakan bahwa bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik secara langsung berupa tabungan,giro dan deposito maupun secara tidak langsung berupa kertas berharga; penyertaan dan sebagainya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services (Lubis, 2010:10).


(27)

1. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

2. Agent of Development

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi berkaitan dengan penggunaan uang.

3. Agent of Services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.

Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2008 : 20) :

1. Dilihat dari segi fungsinya


(28)

a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya, di bagi menjadi: a. Bank Milik Pemerintah

Merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

b. Bank Milik Swasta Nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Dalam Bank Swasta Milik Nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.


(29)

c. Bank Milik Asing

Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.

d. Bank Milik Campuran

Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.

3. Dilihat dari segi statusnya a. Bank Devisa

Bank devisa adalah bank yang telah memperoleh surat penunjukan dari bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan valuta asing. Bank devisa menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing seperti transfer ke luar negeri, jual-beli valuta asing, transaksi eksport-import, dan jasa valuta asing lainnya

b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa. Bank non devisa melakukan transaksi dalam batas-batas suatu negara.

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Menetapkan bunga sebagai harga jual baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk


(30)

pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.

b. Bank berdasarkan prinsip syariah

Yang menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.1.2 Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi, 2004:137). Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam neraca publikasi biasanya meliputi rasio permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Aktiva Produktif yaitu Aktiva Produktif Bermasalah, Non Performing Loan (NPL), PPAP terhadap Aktiva Produktif dan Pemenuhan PPAP; rasio rentabilitas yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional Termasuk Beban Bunga dan Beban PPAP serta Beban Penyisihan Aktiva Lain-lain Dibagi Pendapatan Operasional termasuk Pendapatan Bunga (BO/PO) ; rasio Likuiditas yaitu Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio (LDR).


(31)

2.1.3 Profitabilitas

Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Rivai, et al:720). ROA adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan total asetnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. (Munawir, 2002:247).

Menurut Hanafi (2007:159) “Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”. Aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha baik dalam bentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis. Aktiva golongkan ke dalam beberapa kelompok, antara lain : aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain.

Return on Asset (ROA) dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, ROA dirumuskan sebagai berikut:

ROA

=

%

Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional bank sebelum pajak. Total asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Semakin


(32)

besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya,2005:119). ROA dikatakan sehat apabila diatas 5% dan dikatakan tidak sehat apabila dibawah 5%.

2.1.4 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Menurut Dendawijaya (2005:121) “Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) untuk dibiayai dari dana modal bank sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar, seperti dana-dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain”.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 menjelaskan “Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 CAR dirumuskan sebagai berikut:

CAR

=

%

CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. ATMR adalah nilai


(33)

risiko aktiva tersebut. Semakin tinggi CAR, maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang beresiko. Secara singkat dapat dikatakan besarnya nilai CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit. Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan kredit hingga 20%-25% setahun. CAR dikatakan sehat apabila diatas 8% dan dikatakan tidak sehat apabila dibawah 8%.

2.1.5 Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Jadi, rasio ini menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yaitu risiko yang timbul apabila peminjaman tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayar.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL diukur dari rasio perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan, NPL yang tinggi memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit yang bermasalah semakin besar. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5%, apabila bank memperoleh nilai NPL melebihi batas yang diberikan, maka bank tersebut dikatakan tidak


(34)

sehat. Dampak dari keberadaan NPL dalam jumlah besar tidak hanya berdampak pada bank yang bersangkutan, tetapi juga meluas dalam cakupan nasional yaitu memperlambat laju pertumbuhan perekonomian nasional bila tidak dapat ditangani dengan tepat.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP/ tanggal 31 Mei 2004, NPL dirumuskan sebagai berikut:

NPL = ℎ

� �

%

Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,diragukan,dan macet. Kredit yang diberikan bank yang sudah ditarik atau dicairkan bank. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain.

2.1.6 Net Interest Margin (NIM)

Menurut Nugroho (2012), NIM adalah perbandingan antara Interest Income (pendapatan bunga bank yang diperoleh) dikurangi Interest Expenses (biaya bunga bank yang menjadi beban) dibagi dengan Average Interest Earning Assets (rata-rata aktiva produktif yang digunakan). Aktiva produktif merupakan penanaman dana bank baik dalam valas maupun rupiah dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, dan penyertaan saham. Rasio ini menunjukkan kemampuan earning assets dalam menghasilkan bunga bersih (Rivai, et al 2007:721). Rasio NIM juga digunakan untuk mengukur kemampuan kinerja manajemen bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat bergantung dari selisih antara suku bunga dari kredit yang


(35)

Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 1,5%. Semakin tinggi rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga keuntungan semakin meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar net interest margin suatu bank, maka semakin besar pula return on asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Apabila NIM memiliki angka diatas 1,5% maka dikatakan sehat dan apabila dibawah 1,5% dikatakan tidak sehat.

Sesuai dengan SE No.6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 besaran rasio NIM dapat dihitung dengan rumus:

NIM = ℎ

%

2.1.8 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR). Menurut Dendawijaya (2005:116),”Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank”. Sedangkan menurut Kasmir (2008),”Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Likuiditas bagi suatu bank berarti bahwa bank tersebut memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajibannya. Jika LDR mengalami kenaikan, maka ROA juga akan mengalami kenaikan dan jika LDR mengalami


(36)

penurunan/rendah menunjukkan bahwa tingkat tingginya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan karena bank tidak perlu mengeluarkan dana yang diperlukan untuk membiayai kredit yang semakin kecil.

Loan to Deposit Ratio (LDR) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut apakah mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004, LDR dirumuskan sebagaiberikut:

LDR

=

ℎ � �

� ℎ

%

Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa rasio LDR dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank) dengan Dana Pihak Ketiga yang mencakup giro,tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, besarnya standar nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Bank Indonesia adalah 85%. Tujuan perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan kegiatan operasinya. Dengan kata lain, LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. LDR sebesar 85% atau lebih dikatakan tidak sehat dan apabila LDR dibawah 85% dikatakan sehat.


(37)

2.1.7 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Rivai, et al 2007:722), semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 85%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Dari Rasio ini, dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank, jika angka rasio menunjukkan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efiensi yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank yang bersangkutan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi ( Riyadi, 2004:141). BOPO dikatakan sehat apabila dibawah 85% dan dikatakan tidak sehat apabila diatas 85%.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

BOPO =

%

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan refrensi dalam penelitian ini antara lain:


(38)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

1 Dewi dan Herawati (2014)

Analisis Pengaruh NIM,BOPO, LDR dan NPL terhadap profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI Periode 2009-2013) Independen: NIM, BOPO, LDR dan NPL Dependen: Profitabilitas (ROA) Metode analisis regresi berganda dan uji beda

NIM dan LDR berpengaruh positif dan signifkan terhadap ROA, sedangkan BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA

2 Defri (2012) Pengaruh CAR, Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Independen: CAR, LDR, dan BOPO Dependen: ROA Metode analisis regresi berganda CAR dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA 3 Maria

Regina Rosario Sianturi (2012) Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO terhadap Independen: CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Dependen: Metode analisis regresi linier berganda CAR dan LDR berpengaruh positif dan tidak


(39)

Lanjutan 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Perbankan (Studi Kasus Pada Bank Umum yang listed di BEI Tahun 2007-2011 terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA 4 Lukman

Chakim Nugroho (2012) Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan Independen: CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR Dependen: Profitabilitas (ROA) Metode analisis Regresi linier berganda BOPO, NPL, dan NIM Berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, CAR dan LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA 5 Nsambu

Kijambu Frederick (2014) Factors Affecting Performance of Commercial Independen: CAR, NIM, Bank Size, Likuiditas, Metode analisis regresi linier CAR, Bank Size berpengaruh positif dan


(40)

Lanjutan 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

Uganda A case for Domestic Commercial Banks Dependen: ROA terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NPL,NIM, dan Likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA 6 Usman

Dawood (2014) Factors Impacting Profitability of Commercial Banks in Pakistan for the period of (2009-2012) Independen: CAR, Likuiditas, Bank Size, LDR, dan BOPO Dependen: ROA Metode analisis regresi linier berganda CAR, LDR dan Bank Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan BOPO dan Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA 7 Ahmad

Aref Almazari (2014) Impact of Internal Factors on Bank Independen: Bank Size, BOPO, LDR, NPL, Metode analisis regresi linier Saudy Arabia: TIA,TEA, dan Liquidity


(41)

Lanjutan 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Comparative Study between Saudy Arabia and Jordan TIA, dan TEA Dependen: ROA

positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan BOPO, LDR, NPL,dan Bank Size berpengaruh negatif dan signifikan Terhadap ROA. Jordan: Liquidity, LDR, TEA, NPL

berpengaruh positif dan signifikan Terhadap ROA sedangkan BOPO, TIA, Bank Size berpengaruh negatif dan signifikan Terhadap ROA. 8 Eliona

Gremi (2013) Internal Factors Affecting Albanian Banking Profitability Independen: Bank Size, NPL, TD/TA, TNI/TA, TL/TA Dependen: Metode analisis regresi linier berganda

Bank Size, TL/TA, TNI/TA, TD/TA berpengaruh positif dan


(42)

Lanjutan 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian terhadap ROA dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA 9 Sehrish Gul

dan Faiza Irshad (2011) Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan Independen: Size, Capital, Loan, Deposits, GDP, INF, MC Dependen: Profitability Metode analisis regresi linier berganda

Size, Capital, Loan, Deposits berpengaruh signifikan terhadap Profitability dan GDP, INF, MC berpengaruh signifikan terhadap Profitability

2.3 Kerangka Konseptual

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan penilaian terhadap aspek permodalan suatu bank untuk mengetahui kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Menurut Siamat (2005:291), fungsi utama modal yaitu untuk memenuhi kebutuhan minimum dan untuk menunjang


(43)

diberikan. Modal bank dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian sebagai akibat pergerakan aktiva bank sebagai financial intermediary, sedangkan pergerakan pasiva kearah aktiva akan menimbulkan berbagai resiko, dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus dijaga. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko dengan kecukupan modal yang dimilikinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Frederick (2014) CAR berpengaruh terhadap ROA.

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengcover risiko pengembakian kredit oleh debitur. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank juga dapat melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit.

NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi NPL mengakibatkan semakin tinggi risiko kredit bermasalah yang berpotensi akan menurunkan keuntungan yang diperoleh. Demikian sebaliknya, semakin rendah NPL, maka ROA akan semakin tinggi ataupun sebaliknya jika NPL tinggi maka akan


(44)

membuat ROA semakin menurun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) NPL berpengaruh terhadap ROA.

Net Interest Margin (NIM) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat porsi terbesar pendapatan operasional bank berasal dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan dengan simpanan yang diterima. Menurut Rivai (2007:721) NIM memiliki pengaruh terhadap intermediasi bank, karena baik buruknya intermediasi bank akan berdampak pada pendapatan bunga yang akan diperoleh bank. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank. Semakin besar NIM yang dicapai oleh suatu bank maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank yang bersangkutan, sehingga laba bank (ROA) akan meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (2012) NIM berpengaruh terhadap ROA.

Loan to Deposit Ratio (LDR) mengukur kemampuan bank dalam membayar kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan danadengan kredit yag telah diberikan kepada para debiturnya.

Menurut Dendawijaya (2005), LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin tinggi


(45)

juga kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut maka kinerja perusahaan semakin meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012) LDR berpengaruh terhadap ROA.

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio BOPO menunjukkan rasio efisiensi perusahaan, karena semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank semakin kecil angka rasio BOPO, maka kondisi bermasalah di bank semakin kecil. Jika kondisi bermasalah di bank semakin kecil maka kemungkinan kondisi bank semakin baik. Bank yang nilai BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihat besarnya jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk memperoleh pendapatan operasional (Rivai, 2007:722). Kondisi bank yang semakin baik akan menyebabkan kinerja perusahaan juga mengalami peningkatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012) BOPO berpengaruh terhadap ROA.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu diduga bahwa CAR, NPL, NIM, BOPO, dan LDR berpengaruh terhadap ROA pada Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014 . Dengan demikian secara skematis dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut:


(46)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: CAR (X1) berpengaruh signifikan terhadap ROA (Y) pada Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

H2: NPL (X2) berpengaruh signifikan terhadap ROA (Y) pada Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

CAR (X1)

NPL (X2)

NIM (X3)

LDR (X4) BOPO

(X5)

ROA (Y)


(47)

H3: NIM (X3) berpengaruh signifikan terhadap ROA (Y) pada Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

H4: LDR (X4) berpengaruh signifikan terhadap ROA (Y) pada Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

H5: BOPO (X5) berpengaruh signifikan terhadap ROA (Y) pada Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lima variabel independen yaitu CAR, NPL, NIM, LDR dan BOPO terhadap satu variabel dependen yaitu Profitabilitas (ROA).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mengambil data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media intenet dengan situs www.idx.co.id. Penelitian ini dimulai pada April 2015 sampai dengan Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan-batasan operasional penelitian ini, ditentukan sebagai berikut: 1. Subjek penelitian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

2. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang lengkap dari Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. 3. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah CAR, NPL, NIM, BOPO dan


(49)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya, variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel indepeden dan dependen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1 secara ringkas dibawah ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Metode Pengukuran

1 CAR (X1) Rasio antara modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) CAR= x100%

2 NPL (X2) Rasio antara jumlah kredit yang bermasalah terhadap kredit yang diberikan

NPL= ℎ

� x %

3 NIM (X3) Rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif NIM= ℎ − x100%

5 LDR (X5) Rasio antara jumlah kredit yang diberikan dengan total dana pihak Ketiga

LDR= ℎ � �


(50)

Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Metode Pengukuran

4 BOPO (X5)

Rasio antara total beban operasional terhadap total pendapatan operasional

BOPO= x100%

6 ROA (Y)

Rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aset

ROA= x100%

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2010 hingga periode tahun 2014 yang berjumlah 31 bank, dan seluruh populasi diambil menjadi sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut:

 Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2010 hingga tahun 2014.

 Perusahaan Perbankan yang memiliki laporan keuangan lengkap untuk dianalisis dari periode tahun 2010 hingga tahun 2014.

Adapun sampel yang diambil dari seluruh populasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2 berikut ini:


(51)

Tabel 3.2 Populasi dan Sampel

NO Kode Nama Bank Tanggal IPO

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 08-Aug-2003 2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 08-Aug-2002 3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 08-Jan-2008

4 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-May-2000

5 BBKP Bank Bukopoin Tbk 10-Jul-2006

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25-Nov-1996 7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10-Jan-2001 8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10-Nov-2003 9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17-Dec-2009

10 BCIC Bank Mutiara Tbk 25-Jun-1997

11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06-Dec-1989 12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13-Jul-2001

13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 08-Jul-2010

14 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14-Jul-2003

15 BNBA Bank Bumi Artha Tbk 31-Dec-1999

16 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nov-1989

17 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21-Nov-1989

18 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-1990

19 BSIM Bank Sinarmas Tbk 13-Dec-2010

20 BSWD Bank Swadesi Tbk 01-May-2002

21 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12-Mar-2008 22 BVIC Bank Victoria International Tbk 30-Jun-1999 23 MAYA Bank Mayapada International Tbk 29-Aug-1997

24 MEGA Bank Mega Tbk 17-Apr-2000

25 NISP Bank NISP OCBC Tbk 20-Oct-1994

26 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Dec-1982

27 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15-Dec-2006 28 MCOR Bank Windu Kentjana Internatonal Tbk 03-Jul-2007 29 INPC Bank Artha Graha International Tbk 29-Aug-1990

30 BKSW Bank Kesawan Tbk 21-Nov-2002

31 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk 15-Jul-2002 Sumber: www.idx.co.id (data diolah, 2015)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.


(52)

Sumber data berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, laporan keuangan, internet, buku-buku refrensi, jurnal-jurnal penelitian dan literature ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode:

1. Metode Studi Pustaka

Penelitian ini dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu.

2. Metode Dokumentasi

Metode dengan cara mengumpulkan, mencatat, mengkaji data skunder berupa laoporan keuangan, dokumen-dokumen, catatan-catatan dan informasi lainnya melalui akses situs www.idx.co.id.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:10) analisis deskripsi merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan data secara umum. Statistik deskriptif berusaha untuk menjelaskan atau menggambarkan berbagai


(53)

karakteristik data, seperti melihat mean, varians, modus, median, serta distribusi frekuensi.

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat ditentukan dengan menggunakan rumus regresi linier berganda dengan formula:

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana:

Y = Profitabilitas a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel X1 b2 = Koefisien regresi variabel X2 b3 = Koefisien regresi variabel X3 b4 = Koefisien regresi variabel X4 b5 = Koefisien regresi variabel X5 X1 = CAR

X2 = NPL X3 = NIM X4 = LDR X5 = BOPO e = Standar error


(54)

3.8.2.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik, yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah data terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogrov-Smirnov (Situmorang dan Lufti, 2011:160-161).

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2006:95). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan Durbin-Watson (DW) Test.


(55)

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi

positif

No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi

positif dan negatif

Tidak ditolak du < d < 4 – du Sumber: Ghozali (2011:96)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas bisa dibagi dua, yakni dengan alat analisis grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistic. Cara menguji untuk melihat ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai X dan Y, jika ada pola tertentu, maka akan terjadi gejala heteroskedastisitas (Situmorang dan Lufti, 2011:108).

4. Uji Multikolinearitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:140) uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi


(56)

dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolineritas. b. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolineritas.

c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolineritas. d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolienaritas.

3.8.2.2 Pengujian Hipotesis 1. Uji F (F-Test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen, uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dan F tabel.

Hipotesis:

H0: b1 = b2 = 0, artinya CAR, NPL, NIM, LDR dan BOPO secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Devisa di Indonesia.

Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya CAR, NPL, NIM, LDR dan BOPO secara serempak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Devisa di Indonesia.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) = 5%, jika nilai sig. F > 0,05 maka H0 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F ≤ 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.


(57)

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F :

a. H0 tidak ditolak (Ha ditolak) jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% b. H0 ditolak (Ha diterima) jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2. Uji-t (t-test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = 0, artinya CAR, NPL, NIM, LDR dan BOPO secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Devisa di Indonesia.

Ha : b1 ≠ 0, artinya CAR, NPL, NIM, LDR dan BOPO secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Devisa di Indonesia.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan vaiabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t ≤ 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu : a. H0 tidak ditolak ( Ha ditolak) jika thitung ≤ ttabel pada α = 5%.


(58)

3. Uji Determinan (R2)

Pengujian koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan sampai seberapa jauh variabel-variabel bebas (independent) yang digunakan dalam persamaan regresi mampu menjelaskan variabel terikat (dependent). Dari penelitian ini R2 menunjukkan bahwa variabel independen kemungkinan dapat menjelaskan bahwa perubahan naik turunnya variabel dependen, dan merupakan pengaruh dari variabel independen diluar variabel yang dipakai dalam model regresi yang turut berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan profitabilitas. Apabila nilai R2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati nol, maka variabel bebas secara keseluruhan tidak bisa menjeskan variabel terikat.


(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif

Menurut (Situmorang dan Lufti, 2011:10) analisis deskripsi merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan data secara umum. Statistik deskriptif berusaha untuk menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti melihat mean, varians, modus, median, serta distribusi frekuensi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini CAR, NPL, NIM, LDR dan BOPO sebagai variabel independen dan Profitabilitas (ROA) sebagai variabel dependen. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return on Asset (ROA) 155 .0005 .0943 .019793 .0128939 Capital Adequacy Ratio (CAR) 155 .0179 .4575 .147908 .0519815 Net Performing Loan (NPL) 155 .0000 .0882 .015908 .0148164 Net Interest Margin (NIM) 155 .0062 .1576 .062701 .0272182 Loan to Deposit Ratio (LDR) 155 .2771 1.3407 .813870 .1475778

BOPO 155 .3569 1.8489 .803607 .1873111

Valid N (listwise) 155

Sumber: hasil olahan SPSS (data diolah, 2015)


(60)

Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Hasil tersebut diperoleh oleh metode pooled atau data panel, yaitu gabungan dari data time series (antar waktu) dan cross section (antar individu/ruang), dimana 31 bank tersebut dikalikan periode tahun pengamatan (5 tahun), sehingga observasi dalam penelitian ini menjadi 5 x 31= 155 observasi.

1. Return On Asset (ROA)

Berdasarkan dari tabel 4.1 diketahui nilai ROA paling rendah adalah Bank Kesawan Tbk. Pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,0005, yang berarti bahwa kenaikan nilai aktiva yang tinggi namun tidak diikuti dengan kenaikan laba sebelum pajak yang kecil. Kecilnya laba sebelum pajak, kemungkinan disebabkan oleh pengguna aktiva yang tidak maksimal sehingga profitabilitas menjadi kecil pada tahun 2013. Sedangkan nilai ROA paling tinggi adalah Bank Pundi Indonesia Tbk. Pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,0943, yang berarti bahwa tersebut mampu menghasilkan perolehan laba sebelum pajak yang tinggi dan pengelolaan aktiva dengan maksimal. Secara keseluruhan rata-rata pengembalian asset dari 31 perbankan yang diteliti adalah 0,0197. Hal ini menunjukkan profitabilitas 31 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk sehat karena berada diatas standar ukuran bank di Indonesia yaitu 1,5%, sehingga akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank yang berdampak pada meningkatnya laba bank tersebut. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,0197 > 0,0128. Hal tersebut menandakan penyebaran data yang baik.


(61)

2. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Berdasarkan dari tabel 4.1 diketahui nilai CAR paling rendah adalah Bank International Indonesia Tbk. Pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,0179 hal ini dikarenakan tidak besarnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Internasional Indonesia Tbk. Pada tahun 2014 sehingga tidak banyak nasabah yang menyimpan dananya di bank yang akan menurunkan tingkat kecukupan modal bank itu sendiri. Nilai CAR paling tinggi adalah Bank Kesawan Tbk. Pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,4575 hal ini dikarenakan pada tahun 2011 tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Kesawan Tbk. Meningkat sehingga tingkat kecukupan modal bank itu sendiri. Secara keseluruhan rata -rata rasio kecukupan modal dari 31 perbankan yang diteliti adalah 0,1479. Hal ini menunjukkan tingkat kecukupan modal termasuk dalam kriteria yang tinggi dan dikatakan sehat karena berada diatas 8% dimana sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR setiap perbankan minimal sebesar 8%, sehingga semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang beresiko. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,1479> 0,0519. Hal tersebut menandakankan penyebaran data yang baik.

3. Non Performing Loan (NPL)

Berdasarkan dari tabel 4.1 diketahui nilai NPL paling rendah adalah Bank Victoria International Tbk. pada tahun 2010, Bank Danamon Indonesia Tbk. pada tahun 2010 dan 2011, Bank Bumi Artha Tbk. pada tahun 2012 dan 2013 yaitu


(62)

sebesar 0,000. Hal ini mencerminkan bahwa semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Nilai NPL paling tinggi adalah Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk. pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,0882. Hal ini disebabkan oleh risiko yang timbul karena peminjam tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayar. Secara keseluruhan rata-rata rasio NPL adalah 0,0159. Hal ini menunjukkan NPL pada 31 perbankan yang diteliti dikatakan sehat karena berada dibawah 5% , dimana sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan NPL setiap perbankan maksimal sebesar 5%, Semakin tinggi rasio ini, maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit yang bermasalah semakin besar. Nilai rata-rata lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,0159> 0,0148. Hal tersebut menandakan penyebaran data yang baik.

4. Net Interest Margin (NIM)

Berdasarkan dari tabel 4.1 diketahui nilai NIM paling rendah adalah Bank Mutiara Tbk. pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,0062. Hal ini disebabkan karena kurangnya biaya bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing-masing sumber bank yang bersangkutan. Karena secara keseluruhan, biaya yang harus oleh bank akan menentukan berapa bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikannya kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan bersih bank. Nilai NIM paling tinggi adalah Bank Pundi Indonesia Tbk. pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,1576. Secara keseluruhan rata-rata NIM adalah 0,0627. Hal ini menunjukkan NIM pada 31 perbankan yang diteliti dikatakan sehat karena berada


(1)

Data Variabel BOPO Tahun 2013

BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional x 100%

No KODE Total Beban

Operasional (Rp)

Total Pendapatan Operasional (Rp)

BOPO (%)

1 AGRO 375,554,672,000 473,314,788,000 79.35% 2 BACA 487,632,000,000 572,269,000,000 85.21% 3 BAEK 1,850,655,000,000 3,334,796,000,000 55.50% 4 BBCA 24,499,149,000,000 68,649,363,000,000 35.69% 5 BBKP 5,447,261,000,000 6,369,556,000,000 85.52% 6 BBNI 21,965,115,000,000 35,891,612,000,000 61.20% 7 BBNP 770,642,673,000 959,822,052,000 80.29% 8 BBRI 37,735,591,000,000 67,809,543,000,000 55.65% 9 BBTN 8,978,596,000,000 11,546,860,000,000 77.76% 10 BCIC 2,547,456,000,000 1,377,794,000,000 184.89% 11 BDMN 20,168,648,000,000 25,286,475,000,000 79.76% 12 BEKS 1,618,230,000,000 2,704,767,000,000 59.83% 13 BJBR 6,838,315,000,000 8,553,552,000,000 79.95% 14 BMRI 38,933,203,000,000 64,895,479,000,000 59.99% 15 BNBA 349,180,384,285 414,615,313,762 84.22% 16 BNGA 14,244,515,000,000 20,490,013,000,000 69.52% 17 BNII 10,572,345,000,000 12,862,998,000,000 82.19% 18 BNLI 10,173,836,000,000 11,210,504,000,000 90.75% 19 BSIM 1,379,277,000,000 2,491,737,000,000 55.35% 20 BSWD 189,623,732,321 305,438,403,143 62.08% 21 BTPN 8,465,694,000,000 11,343,452,000,000 74.63% 22 BVIC 1,323,250,339,000 1,619,238,953,000 81.72% 23 MAYA 1,813,066,473,000 2,361,123,209,000 76.79% 24 MEGA 5,444,070,000,000 6,051,930,000,000 89.96% 25 NISP 5,225,231,000,000 7,028,175,000,000 74.35% 26 PNBN 10,592,070,000,000 14,334,463,000,000 73.89% 27 SDRA 912,449,000,000 1,072,239,000,000 85.10% 28 MCOR 576,996,000,000 681,451,000,000 84.67% 29 INPC 1,738,315,000,000 2,045,687,000,000 84.97% 30 BKSW 667,770,000,000 662,307,000,000 100.82% 31 BABP 724,459,000,000 763,121,000,000 94.93%


(2)

Data Variabel BOPO Tahun 2014

BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional x 100%

No KODE Total Beban

Operasional (Rp)

Total Pendapatan Operasional (Rp)

BOPO (%)

1 AGRO 517,386,249,000 638,234,290,000 81.07% 2 BACA 722,936,000,000 822,566,000,000 87.89% 3 BAEK 2,295,129,000,000 3,531,494,000,000 64.99% 4 BBCA 32,290,459,000,000 84,821,926,000,000 38.07% 5 BBKP 6,613,920,000,000 7,586,168,000,000 87.18% 6 BBNI 27,092,015,000,000 44,080,298,000,000 61.46% 7 BBNP 949,886,664,000 1,121,312,863,000 84.71% 8 BBRI 50,340,117,000,000 84,421,353,000,000 59.63% 9 BBTN 11,384,041,000,000 13,702,148,000,000 83.08% 10 BCIC 1,769,927,000,000 1,270,117,000,000 139.35% 11 BDMN 23,691,316,000,000 27,327,396,000,000 86.69% 12 BEKS 1,829,038,000,000 2,608,198,000,000 70.13% 13 BJBR 7,941,889,000,000 9,128,734,000,000 87.00% 14 BMRI 48,879,869,000,000 77,325,757,000,000 63.21% 15 BNBA 480,978,239,579 551,752,589,653 87.17% 16 BNGA 16,953,851,000,000 22,942,768,000,000 73.90% 17 BNII 14,358,868,000,000 15,323,380,000,000 93.71% 18 BNLI 13,614,730,000,000 14,596,695,000,000 93.27% 19 BSIM 1,844,717,000,000 3,033,237,000,000 60.82% 20 BSWD 327,520,255,525 475,462,644,059 68.88% 21 BTPN 10,497,633,000,000 13,032,675,000,000 80.55% 22 BVIC 2,059,768,475,000 2,163,253,312,000 95.22% 23 MAYA 3,081,589,639,000 3,660,008,707,000 84.20% 24 MEGA 6,729,646,000,000 7,375,026,000,000 91.25% 25 NISP 6,652,771,000,000 8,650,814,000,000 76.90% 26 PNBN 13,573,527,000,000 17,369,669,000,000 78.14% 27 SDRA 237,633,000,000 429,681,000,000 55.30% 28 MCOR 852,655,000,000 920,941,000,000 92.59% 29 INPC 2,149,718,000,000 2,341,691,000,000 91.80% 30 BKSW 1,271,553,000,000 1,430,554,000,000 88.89% 31 BABP 852,559,000,000 823,588,000,000 103.52%


(3)

Lampiran 3

Hasil Pengolahan Data Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return on Asset (ROA) 155 .0005 .0943 .019793 .0128939 Capital Adequacy Ratio (CAR) 155 .0179 .4575 .147908 .0519815 Net Performing Loan (NPL) 155 .0000 .0882 .015908 .0148164 Net Interest Margin (NIM) 155 .0062 .1576 .062701 .0272182 Loan to Deposit Ratio (LDR) 155 .2771 1.3407 .813870 .1475778

BOPO 155 .3569 1.8489 .803607 .1873111

Valid N (listwise) 155


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 155

Kolmogorov-Smirnov Z 1.264

Asymp. Sig. (2-tailed) .082

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Uji Heterokedastisitas

Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson


(5)

Uji Multkoliniearitas

Model

Collinearity Statistics B Tolerance VIF

1 (Constant) .018

Capital Adequacy Ratio -.026 .938 1.066 Net Performing Loan -.128 .870 1.149 Net Interest Margin .178 .840 1.190 Loan to Deposit Ratio -.016 .963 1.038

BOPO .013 .760 1.315

Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .004 5 .001 6.142 .000a

Residual .021 149 .000

Total .026 154

a. Predictors: (Constant), BOPO, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Net Performing Loan, Net Interest Margin


(6)

Uji Statistik t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .018 .009 1.951 .053

Capital Adequacy Ratio -.026 .019 -.105 -1.358 .177 Net Performing Loan -.128 .070 -.147 -1.838 .068

Net Interest Margin .178 .039 .376 4.619 .000

Loan to Deposit Ratio -.016 .007 -.186 -2.445 .016