Melakukan penambahan unsur baru pada Reog Banjarharjo Mengubah jenis dan waktu pertunjuakn Reog Banjarharjo Melakukan gabungang dengan kesenian lain yaitu Kuda Lumping

D. Upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan kesenian Reog

Banjarharjo Reog Banjarharjo sebagai sebuah ritual dan tradisi bagi masyarakat Desa Banjarharjo mengalami berbagai tantangan dan berbagai kendala untuk dapat bertahan hingga saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pelaku kesenian Reog Banjarharjo agar dapat mempertahankan tradisi ini. Berbagai kreativitas dilakukan oleh pelaku Reog Banjarharjo agar dapat bersaing dengan kesenian lain baik yang berasal dari Desa Banjarharjo sendiri maupun dari luar Desa Banjarharjo. berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan kesenian Reog Banjarharjo hingga dapat bertahan saat ini

1. Melakukan penambahan unsur baru pada Reog Banjarharjo

Kreativitas pertama dilakukan oleh pelaku kesenian Reog Banjarharjo dengan menambahkan jenis musik yaitu muik jaipong untuk bersaing dengan musik dangdut yang pada saat itu lebih menarik minat masyarakat di Desa Banjarharjo. Selain itu pelaku Reog Banjarharjo juga melakukan kerjasama dengan menggabungan kesenian lain yaitu kuda lumping yang juga berasal dari Desa Banjarhajo. Hal ini dilakukan karena masuknya kesenian tradisi lain yang berasal dari Desa Malahayu yaitu Buroq

2. Mengubah jenis dan waktu pertunjuakn Reog Banjarharjo

Upaya mengubah jenis pertunjukan juga dilakukan oleh pelaku Reog Banjarharjo yaitu dengan melakukan pertunjukan setiap sebulan sekali dan dapat dilakukan tidak hanya untuk ruwatan rumah. Upaya ini dilakukan selain untuk menambah daya tarik dari masyarakat juga sebagai upaya untuk lebih mendekatkan Reog Banjarharjo kepada masyarakat yang pada saat itu lebih tertarik pada musik dangdut dan buroq. Memberi tambahan pertunjukan pada Reog Banjarharjo seperti memasukan unsur hiburan yang sebelumnya tidak ada juga dilakukan oleh Pelaku Reog Banjarharjo

3. Melakukan gabungang dengan kesenian lain yaitu Kuda Lumping

Kesenian Reog Banjarharjo mendapat saingan dengan tradisi lain yaitu kuda lumping. Sebagai kesenian yang berasal dari desa yang sama. Pada awalnya dua buah kesenian tradisional tersebut saling bersaingan untuk memperoleh minat masyarakat, hingga pada akhirnya memaksa dua buah kesenian tradisional ini bergabung untuk meramaikan pertunjukan sehingga tidak kalah bersaing dengan dangdutan yang pada saat itu menjadi daya tarik masyarakat Desa Banjarharjo. Masuknya kuda lumping pada Reog Banjarharjo membuat kesenian Reog Banjarharjo menjadi sebuah kesenian yang beraneka ragam “dulu itu kesenian Reog Banjarharjo sama Kuda lumping itu sendiri- sendiri. Reog Banjarharjo itu punya Karang Taruna sendiri, kuda lumping juga punya karang taruna sendiri. Saingannya reog ya kuda lumping itu. Tapi sekarang kalau ada pertunjukan Reog Banjarharjo pasti ada pertunjukan kuda lumping yang ikut.” Herianto, 40 tahun, penggiling padi, 18 Desember 2012 Gambar 10. Pertunjukan kuda lumping pada Reog Banjarharjo dokumentasi pribadi, tanggal 19 Januari 2013

4. Memasukkan Reog Banjarharjo ke dalam kurikulum di Sekolah