Setelah tahun 1985 sampai tahun 2000

2. Setelah tahun 1985 sampai tahun 2000

Kesenian Reog Banjaraharjo mengalami kemunduran pada tahun 1985. Bahkan Kesenian Reog Banjarharjo pernah tidak dipentaskan lagi di Desa Banjarharjo. Bapak Kartono sebagai anggota utama Karang Taruna menjelaskan perihal ini “Kesenian Reog Banjarharjo tahun 1985, sudah tidak dipentaskan lagi. Sudah tidak ada penerusnya lagi mas pada saat itu, lagian orang-orang yang melakukan pertunjukan Reog Banjarharjo kebanyakan sudah meninggal. Jadi tidak ada penggantinya, apalagi yang memainkan atraksi dedemitnya debus sudah pada meninggal semua. Tidak ada yang nerusin. Masyarakat Banjarharjo waktu itu ya lagi suka-sukanya sama musik dangdut, kalau ada hajat ya mending nyewa dangdutan walaupun mahal daripada Reog Banjarharjo mas.” Kartono, 56 tahun, Penggiling Padi, 18 Desember 2012 Dari wawancara dengan Bapak Kartono dapat disimpulkan bahwa kesenian Reog Banjarharjo berhenti dan tidak dipentaskan lagi disebabkan oleh beberapa hal antara lain, pertama, tidak adanya generasi penerus yang mau meneruskan kesenian Reog Banjarharjo, kedua, meninggalnya beberapa anggota pertunjukan Reog Banjarharjo terutama yang memainkan tarian dedemit debus yang sedikit mengurangi daya tarik masyarakat Desa Banjarharjo, ketiga, mulai memudarnya kepercayaan yang sudah turun- temurun. Seperti kepercayaan tentang Sabeksa, dan keempat, masuknya budaya luar yaitu dangdutan yang lebih memiliki daya tarik oleh masyarakat Desa Banjarharjo. Gambar 5. Bapak Kartono, Salah satu pendiri Karang Taruna Puspa Budaya doc. pribadi, tanggal 18 Desember 2012 Melihat kesenian Reog Banjarharjo yang seperti itu Bapak Kartono dan teman-teman membentuk Karang Taruna untuk Reog Banjarharjo. Pada tahun 1985 akhirnya dibentuk suatu organisasi Karang Taruna Reog Banjarharjo yang diberi nama “Puspa Budaya”. Karang Taruna Reog Banjarharjo dibentuk untuk masyarakat Desa Banjarharjo yang masih peduli dan ingin tetap mempertahankan Reog Banjarharjo. Karang taruna pada awal ini tidak seperti yang lain, disini karang taruna hanya sebagai organisasi untuk meneruskan kesenian Reog Banjarharjo agar tetap bertahan Bentuk kesenian Reog Banjarharjo tahun 1985 sampai tahun 2000- an mengalami perubahan. Awalnya kesenian Reog Banjarharjo yang lebih dikenal pada tokoh barongan dan pentul berubah dan lebih cenderung ke alat musik yang digunakan yaitu gendang. Selain itu pertunjukan sudah tidak menggunakan atraksi setan demit, hal ini dikarenakan sudah tidak ada anggota masyrakat ataupun anggota dari Karang Taruna yang bisa melakukan atraksi setan demit. Kesenian Reog Banjarharjo juga mulai berubah fungsi selain sebagai ritual kesenian Reog banjarharjo menjadi sebuah hiburan untuk masyarakat Desa Banjarharjo Kesenian Reog Banjarharjo sebagai Ritual dan Hiburan digunakan oleh anggota Karang Taruna untuk ruwatan Rumah. berbeda pada saat awal mula kesenian ini lahir, kesenian Reog Banjarharjo sudah tidak melakukan pertunjukan dengan menggunakan kepercayaan sebaksa. Pertunjukan Reog banjarharjo mulai menggunakan sistem patokan harga setiap akan melakukan pementasan. Selain itu adanya hiburan yang disisipi dalam kesenian Reog Banjarharjo yang sebelumnya tidak ada. Pada tahun-tahun sesudahnya kesenian Reog Banjarharjo menggabungkan dengan kesenian jaranan kuda lumping untuk menarik penonton. Tambahan Reog Banjarharjo juga dilakukan pada alat musik yang tidak tergantung pada Gendang saja melainkan pada alat musik yang modern berupa musik jaipong agar penonton dapat ikut bergoyang mengikuti irama musik yang dimainkan

3. Tahun 2000 hingga sekarang