FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT MASYARAKAT DALAM KEIKUTSERTAAN PROGRAM JAMKESDA DI DESA BANJARLOR KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES.
i
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT
MASYARAKAT DALAM KEIKUTSERTAAN
PROGRAM JAMKESDA DI DESA BANJARLOR
KECAMATAN BANJARHARJO
KABUPATEN BREBES
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh Atipah 6411412210
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
(2)
ii Atipah
Faktor yang Berpengaruh terhadap Minat Masyarakat dalam Keikutsertaan Program Jamkesda di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
xvii+ 145 halaman + 15 tabel + 2 gambar + 12 lampiran ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh masyrakat Desa Banjarlor yang berumur 17 tahun yaitu berjumlah 93 sampel. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dari hasil penelitian dapat responden didapatkan bahwa tidak ada pengaruh antara pengetahuan masyarakat terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor (p:0.064>0.05), Jenis Kelamin (p:0,369>0,05), Sikap (p:0,347>0,05), Perilaku (p:0,972>0,05), Pembiayaan Kesehatan Gratis (p:0,333>0,05), Dan ada Pengaruh antara Jarak Tempat Pendaftaran terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor (p:0,005<0,05), Sosialisasi (p:0,000<0,05). Dari hasi penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, kepada masyarakat desa Banjarlor hendaknya bisa memanfaatkan program Jamkesda sebagai sarana dan prasarana jaminan kesehatan yang sudah disediakan oleh pemerintah. Bagi pemerintah Brebes perlu meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya program Jamkesda, dan memberikan akses yang mudah menuju kantor pendaftaran program Jamkesda. Kata kunci : Minat Keikutsertaan, Program jamkesda
(3)
iii
Department of Public Health Faculty of Sport Science State University Semarang August, 2016
Atipah
xvii + 145 pages + 15 table + 5 images + 12 attachments
Factors Associated with Community Interest to Join Jamkesda (Regional Health Insurance)Program In Banjarlor Village Banjarharjo Dstrict Brebes Regency
ABSTRACT
This research is aimed to find out some influential factors of society’s interests to be involved in Jamkesda program in Banjarlor Village Banjarharjo Subdistrict Brebes Regency. It is a quantitative research with cross sectional approach. The samples of this research were all 17 years old residents which were amounted to 93 samples. The researcher used questionnaire as instrument. The result of this research shows that society’s knowledge does not influence their interests to be involved in Jamkesda in Banjarlor Village (p:0.064>0.05), Sex (p:0.369>0.05), Attitude (p:0.347>0.05), Behavior (p:0.972>0.05), Free Health Care (p:0.333>0.05). The distance of registration area influences their interests to be involved in Jamkesda program in Banjarlor Village (p:0.005<0.05), Socialization (p:0.00<0.05). It can be concluded that Banjarlor society should be involved in Jamkesda program because it is a health facility given by the government. The government of Brebes Regency should give more socialization about the importance of Jamkesda, and give an easier access to the registration area of Jamkesda.
(4)
(5)
(6)
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
- Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan , maka apabila kamu sudah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada tuhanmu hendaknya kamu berharap (QS. Al-Insyirah:6-8)
- Tak ada rahasia menjadi sukses, sukses itu terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kesalahan (General Collin Power)
PERSEMBAHAN:
Syukur Alhamdulillah dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis persembahkan kepada: 1) Orang tua tercinta (Bapak Khasan dan Ibu
Sri Rahayu)
2) Adik tercinta (Raema Ayu Khasanah) 3) Almamaterku, Universitas Negeri Semarang
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, hidayah, serta rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Faktor yang Berpengaruh Terhadap Minat Masyarakat Dalam Keikutsertaan Program Jamkesda Di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes” dapat terselesaikan.
Proses penyusunan skripsi ini tentu tidak luput dari berbagai kesulitan dan hambatan, maka dari itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi doa, motivasi, bantuan, dorongan, serta bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini, ucapan terima kasihini penulis ucapkan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Ilmu kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Irwan Budiono, S.KM, M.kes (Epid) yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
(8)
viii
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bekal ilmu pengetahuan yang diberikan selama penulis melaksanakan studi
5. Kepala Desa banjarlor, Bapak Ir. Wahudin Diantoro, atas ijin penelitian yang telah diberikan, serta seluruh staf atas bantuan penelitiannya.
6. Seluruh responden penelitian atas kesediaan waktunya membantu pengambilan data penelitian ini.
7. Staf Tata Usaha (TU) Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri semarang dan Staf Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah membantu dalam segala urusan administrasi dan surat ijin penelitian. 8. Orang tua tercinta (Bapak Khasan dan Ibu Sri Rahayu), Adik tercinta
(Raema Ayu Khasanah), dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan doa, dukungan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan selama penyusuna skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku tercinta atas bantuan, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman peminatan AKK 2012 dan semua teman-teman seperjuangan IKM 2012 atas motivasi dan bantuan dalam penyusunan skripsi.
(9)
ix
11. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Semoga semua amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dicatat sebagai amal shalih dan mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman dalam penyusunan skripsi ini, sehingga masukan dan kritikan yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan karya selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Agustus 2016
(10)
x
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 RumusanMasalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Hasil Penelitian ... 5
1.5 Keaslian Penelitian ... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 9
(11)
xi
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu ... 9
1.6.3 Ruang Lingkup Materi ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Program Jamkesda ... 10
2.2 BPJS ... 16
2.2.1 Pengertian BPJS ... 16
2.2.2 Pengertian Perilaku ... 18
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 21
2.3 Pengertian Masyarakat ... 22
2.3.2 Pengertian Minat ... 22
2.4 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Minat Masyarakat Dalam Keikutsertaan Program Jamkesda ... 25
2.4.1Pengertian Pengetahuan ... 25
2.4.2 Jenis Kelamin ... 26
2.4.3 Pengertian Sikap ... 26
2.4.4 Jarak Tempat pendaftaran ... 27
2.4.5 Pengertian Sosialisasi ... 28
2.4.6 Pembiayaan Kesehatan ... 30
(12)
xii
3.3 Hipotesis Penelitian ... 35
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 37
3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 38
3.6 Populasi dan Rancangan Penelitian ... 39
3.7 Instrumen Penelitian... 40
3.8 Sumber Data ... 42
3.8.1 Data Primer ... 42
3.8.2 Data Sekunder ... 43
3.9 Teknik Analisis Data ... 43
3.9.1 Analisis Univariat... 43
3.9.2 Analisis Bivariat ... 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 45
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45
4.2 Hasil Penelitian ... 45
4.2.1 Hasil Analisis Univariat ... 45
4.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan………..… 46
(13)
xiii
4.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ... 47
4.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku ... 47
4.2.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Pendaftaran ... 48
4.2.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi ... 49
4.2.1.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pembiayaan Kesehatan Gratis .... 50
4.2.1.8 Distribusi Respnden Berdasarkan Minat Masyarakat ... 50
4.2.2 Analisis Bivariat ... 50
4.2.2.1 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 51
4.2.2.2 Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 52
4.2.2.3 Pengaruh Sikap Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 53
4.2.2.4 Pengaruh Perilaku Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda 54 4.2.2.5 Pengaruh Jarak Tempat Pendaftaran Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 56
4.2.2.6 Pengaruh Sosialisasi Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 57
4.2.2.7 Pengaruh Pembiayaan Kesehatan Gratis Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 58
(14)
xiv
5.3 Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Minat Keikutsertaan Program
Jamkesda ... 61
5.4 Pengaruh SikapTerhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 61
5.5 Pengaruh Perilaku Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 62
5.6 Pengaruh Jarak tempat Pendaftaran Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda ... 62
5.7 Pengaruh Sosialisasi Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda. ... 63
5.8 Pengaruh pembiayaan Kesehatan Gratis Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda. ... 63
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 65
6.1. SIMPULAN ... 65
6.2. SARAN ... 66
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 6
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 37
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ... 46
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ... 47
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku ... 47
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Pendaftaran ... 48
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi ... 49
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pembiayaan kesehatan Gratis ... 49
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Minat... 50
Tabel 4.9 Hasil Uji Crosstab Pengetahuan ... 47
Tabel 4.10 Hasil Uji Crosstab Jenis kelamin ... 52
Tabel 4.11 Hasil Uji Crosstab Sikap... 53
Tabel 4.12 Hasil Uji Crosstab Perilaku ... 55
Tabel 4.13 Hasil Uji Crosstab Jarak Tempat Pendaftaran ... 56
Tabel 4.14 Hasil Uji Crosstab Sosialisasi ... 57
(16)
xvi
(17)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 71
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas ... 72
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Dari Kesbangpol ... 73
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian Dari Bappeda ... 74
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian Dari Kecamatan ... 75
Lampiran 6 Surat Ethical Clearance ... 76
Lampiran 7 Kuesioner Penelitian ... 77
Lampiran 8 Hasil Penelitian ... 87
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 112
Lampiran 10 Hasil Uji Univariat dan Bivariat ... 126
Lampiran 11 Presensi Penelitian ... 137
(18)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari tubuh, jiwa, serta sosial yang sangat mungkin setiap individu hidup produktif dengan cara sosial serta ekonomis.Dalam mengatur masalah kesehatan diperlukan suatu badan khusus yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan jaminan kesehatan, dimana badan tersebut harus memberikan mutu pelayanan yang baik agar dapat tercapainya kepuasan pelayanan kesehatan. Di Indonesia telah didirikan suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selaras dengan tujuan Organisasi Kesehatan Dunia dalam mengembangkan jaminan kesehatan untuk semua penduduk. BPJS Kesehatan ini merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program kesehatan (Peraturan BPJS, 2014:5).
BPJS Kesehatan harus memahami kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya dalam menentukan cara yang paling efektif menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Peserta BPJS kesehatan berdasarkan UU terbagi dua yakni Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantauan Iuran (Bukan PBI),dan untuk masyarakat yang miskin atau keluarga yang tidak mampu tersbut pemerintah mengcover kedalam program Jaminan Kesehatan Daerah yang telah terintegrasi ke dalam program BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI). Program Jamkesda diselenggarakan berdasarkan asas
(19)
2
kemanusiaan, manfaat, dan keadilan bagi seluruh masyarakat Jawa Tengah. Program Jamkesda ditujukan untuk warga sangat miskin, sangat miskin, hampir miskin, rentan miskin, yang berdomisili dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah minimal enam bulan. (Perda Jateng,2015:5)
Sebagai perlindungan sosial kepada setiap warga masyarakat di daerah diselenggarakan program jaminan kesehatan daerah yang pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan mekanisme asuransi sosial sebagai bagian dari usaha kesejahteraan sosial dalam rangka pengembangan sistem jamnan soial di daerah. Setiap warga masyarakat di seluruh daerah berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat dan berhak memperoleh pelayanan kesehatan. ( Ali Ghufron 2008 : 91)
Pogram Jamkesda yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dengan sasaran seluruh penduduk fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan/subsidi kepada penduduk di Daerah. Penduduk yang berhak menjadi peserta Jamkesda adalah masyarakat miskin yang belum terdaftar Penerima Bantuan (PBI) Kesehatan Nasional (JKN) Pemerintah Pusat. Tidak mampu artinya adalah penduduk yang tidak mempu membayar iuran JKN bagi diri sendiri dan keluarganya.
(20)
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 diketahui jumlah kuota yang dikeluarkan pemerintah Jawa Tengah sebesar 185.960. kemudian diketahui jumlah peserta yang mendaftar program Jamkesda tahun 2015 (160.454 jiwa). Dan dari Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah pula menunjukkan kabupaten Brebes mendapatkan kuota sebesar 25.875 dan peserta yang mendaftar hanya (13.545 jiwa).
Menurut hasil laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes tahun 2015 salah satu Kecamatan yang masih rendah peserta Jamkesda yaitu kecamatan Banjarharjo dari kuota yang tersedia sebesar 504 dan peserta yang mendaftar hanya (304 jiwa) dan salah satu Desa yang masih rendah pendaftaran program Jamkesda yaitu Desa Banjarlor dari 35 sampel masyarakat yang kurang mampu yang saya wawancarai hanya ada 10 jiwa yang mendaftar sendiri (secara aktif) diprogram Jamkesda (BPJS PBI). Dari data tersebut menunjukkan kurangnya partisipasi aktif (minat) masyarakat dalam mendaftar Program Jamkesda (BPJS PBI) di Kabupaten Brebes.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan melaksanakan penelitian mengenai “Faktor yang Berpengaruh Terhadap Partisipasi aktif (minat) Masyarakat Dalam Keikutsertaan Proram Jamkesda Di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes”
(21)
4
1.2Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap minat masyarakat Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes dalam keikutsertaan program Jamkesda.
1.3 Tujan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap minat masyarakat Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes dalam keikutsertaan program Jamkesda.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.3.2.1 Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
1.3.2.2 Untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
1.3.2.3 Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
(22)
1.3.2.4 Untuk mengetahui pengaruh perilaku masyarakat terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda .
1.3.2.5 Untuk mengetahui pengaruh antara jarak tempat pelayanan pendaftaran BPJS terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
1.3.2.6 Untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan program Jamkesda dengan pembiayaan kesehatan gratis.
1.3.2.7 Untuk mengetahui pengaruh sosialisasi terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan sebagai sarana belajar menerapkan ilmu yang telah diperoleh di jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
1.4.2 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
Memberikan masukan bagi instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, khususnya tentang factor yang berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarharjo Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes.
(23)
6
1.4.3 Bagi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jakesda di Desa Banjarharjo Kabupaten Brebes.
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian N
o Judul
Nama Penelitian Tahun dan Tempat Penelitian Rancangan Penelitian Variabel
Penelitian Hasil 1. Analisis
perubaha n peran PT. Askes (persero) Semaran g dalam pengolah an askeskin (2005-2007) menjadi Jamkesm as (2008) Rini Pratiwi
Semarang Metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional Variabel bebas: perubahan peran PT Askes (Persero) Semarang dalam pengolahan Askeskin (2005-2007) Variabel terikat: Jamkesmas (2008) Manajemen kepesertaan. Persepsi PT Askes (Persero) dalam tata laksana kepesertaan disikapi positif dengan lebih focus menjalankan tugas kepesertaan Jamkesmas 2. Faktor
yang berpenga ruh
Ernawati Semarang Metode Kuantitatif dengan pendekatan Variabel bebas: umur,jenis kelamin,status perkawinan, Dua variabel yang berpengaruh terhadap minat
(24)
terhadap minat masyarak at mendafta r Jamkesm as di kelurahan Tanjung mas Kecamat an Semaran g cross sectional pendidikan,pend apatan keluarga,tingkat keparahan penyakit,ancama n penyakit,keserius an penyakit,keuntun gan dan kerugian pelayanan kesehatan. Variabel terikat: masyarakat yang mendaftar Jamkesmas di Kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang masyarakat mendaftar Jamkesmas Yaitu tngkat keparahan penyakit dan ancaman penyakit, sedang enam variabel yang lain tidak berpengaruh.
Dari keaslian penelitian diatas, yang membedakan dengan penelitian ini adalah judul tahun,tempat penelitian dan variabel penelitian.
No Judul Nama Peneliti
Tahun dan Tempat Penelitian
Variabel Penelitian
1. Analisis perubahan peran PT. Askes (persero) Semarang dalam pengolahan askeskin (2005-2007) menjadi
Rini Pratiwi Tahun 2008, Tempat PT Askes (Persero) Kota Semarang
Variabel bebas: perubahan peran PT Askes (Persero) Semarang dalam pengolahan Askeskin
(25)
8
Jamkesmas (2008) (2005-2007) Variabel
terikat: Jamkesmas (2008)
2. Faktor yang berpengaruh terhadap minat masyarakat mendaftar Jamkesmas di kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang
Ernawati Tahun 2011, Tempat Kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Variabel bebas: umur,jenis kelamin,status perkawinan, pendidikan,pendapatan keluarga,tingkat keparahan penyakit,ancaman penyakit,keseriusan penyakit,keuntungan dan kerugian pelayanan kesehatan. Variabel terikat: masyarakat yang mendaftar Jamkesmas di Kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang 3. Faktor yang
berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan
Atipah Tahun 2016, tempat Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo
Variabel bebas :Jenis kelamin, pengetahuan, sikap, perilaku, umur, jarak tempat
(26)
program Jamkesda di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes sosialisasi,
kepemilikan KTP, Pembiayaan
kesehatan. Variabel terikat : Minat masyarakat dalam keikutsertaan Program Jamkesda
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes.
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan tahun 2016
1.6.3 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang dikaji dalam penelitian adalah bidang jaminan kesehatan dan perilaku kesehatan.
(27)
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Program Jamkesda
2.1.1 Pengertian Program Jamkesda
Jamkesda adalah suatu tatanan yang mengatur penyelenggaraan Jaminan kesehatan di Daerah dengan menggunakan prinsip- prinsip asuransi kesehatan sosial. Sistem ini merupakan sub sistem jaminan sosial yan bersifat jangka pendek dan sekaligus merupakan perwujudan sub sistem pembiayaan kesehatn pada upaya kesehatan perorangan alam sistem kesehatan daerah maupun sistem kesehatan nasional.sehingga segala prinsip- prinsip yang dianut dalam system jaminan sosial dengan sendirinya harus dianut pula dalam sistem ini. ( Ali Ghufron, 2008 : 81).
Program Jamkesda adalah suatu program penanggulangan kemiskinan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan. program Jamkesda bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang layak bagi masyarakat, khusunya masyarakat miskin dan tidak mampu, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan melakukan upaya agar masyarakat mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan (Febrianty, 2015:3).
Program Jaminan Kesehatan Daerah dilaksanakan dengan mekanisme asuransi sosial sebagai bagian dari usaha kesejahteraan sosial dalam rangka
(28)
pengembangan sistem jaminan sosial di daerah. Setiap warga masyarakat di seluruh daerah berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat dan berhak memperoleh pelayanan kesehatan. ( Ali Ghufron, 2008 : 91)
Jamkesda adalah program bantuan sosial pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak masuk dalam program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Tujuan program ini untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Lebih khusus lagi untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin. Adapun sasaran Jamkesda adalah masyarakat miskin yang tercantum dalam daftar yang telah ditentukan pemerintah daerah setempat. Bantuan program Jamkesda meliputi pelayanan kesehatan dasar rawat inap di puskesmas rawa tinap, klinik dan rumah sakit, rumah sakit jiwa sesuai ketentuan Jamkesda Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal. (Dinkes Kab.Balangan, 2013).
Prinsip-prinsip penyelenggaraan program Jamkesda:
1. Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan semata-mata untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat
(29)
12
2. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medic yang cost effective dan rasional.
3. Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas
4. Transparan dan akuntabel
Adapun jaminan pembiayaannya meliputi :
1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dilakukan pada Puskesmas dan jaringannya.
2. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dilakukan di RSUD
3. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) dilaksanakan pada Puskesmas rawat inap dan pelayanan rawat inap kelas III RSUD dan Rumah Sakit luar daerah yang telah menjalin kerjasama
4. Pelayanan penderita gangguan jiwa dilaksanakan pada Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD)
(Dinkes Kab.Balangan, 2013)
Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung Program Jamkesda antara lain berupa :
(30)
1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
2. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
3. Pelayanan gawat darurat
4. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, meliputi :
b. Rawat Jalan tingkat Lanjutan (RJTL)
1.Pelayanan gawat darurat
2.Cuci darah ditanggung sebanyak 6 kali kemotherapi
(Dinkes Kab.Balangan, 2013)
Pelayanan obat di Rumah Sakit dan Puskesmas beserta jaringannya menggunakan obat generik. Apabila terjadi pemberian resep diluar obat generik maka menjadi tanggung jawab Pemberi Pelayanan Kesehatan. Penggunaan obat diluar jenis obat generik masih dapat dimungkinkan sepanjang sesuai dengan indikasi medis berdasarkan protokol terapi yang diusulkan ole Komite Medik dan disetujui Direktur Rumah Sakit atau Pejabat lain yang berwenang.
Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung Program Jamkesda, antara lain:
(31)
14
2. Alat bantu dengar
3. Pelayanan penunjang diagnostik canggih
4. General check-up
5. Sirkumsisi / sunatan
6. Bahan, alat dan atau tindakan yang bertujuan untuk kosmetika
7. Prosthesis gigi tiruan
8. Pengobatan alternatif (akupuntur, pengobatan tradisional)
9. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapatkan keturunantermasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi
10. Cuci darah ke -7 dan seterusnya
11. Pemasangan Pin
12. Akibat kecelakaan lalu-lintas
13. Akibat Napza/Narkoba
14. Pelayanan yang tidak prosedural
(32)
1. Kepesertaan terbuka, artinya setiap masyarakat Kabupaten berhak menjadi peserta Jamkesda sepanjang belum memiliki jaminan kesehatan.
2. Setiap kartu Jamkesda hanya berlaku untuk satu jiwa saja.
3. Jaminan kesehatan diberlakukan kepada masyarakat yang telah memiliki kartu Jamkesda
4. Kartu Jamkesda diterbitkan oleh kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu (KP2T) Kabupaten
5. Sistem penjaminan Program Jamkesda
6. Terstruktur dan berjenjang
7. Jaminan pelayanan diberikan kepada warga masyarakat yang telah memiliki kartu Jamkesda dan harus menunjukkan kartu tersebut pada saat berobat 8. Pemerintah Kabupaten hanya menanggung pelayanan kesehatan pada Rumah
Sakit yang telah memiliki perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Balangan
9. Pelayanan pada Rawat Jalan Tingkat Pertama hanya berlaku selama jam kerja dan sarana fasilitas kesehatan milik pemerintah
10. Pelayanan dalam beberapa hal mengacu pada ketentuan yang berlaku pada Program Jamkesmas
(33)
16
Syarat atau ketentuan rujukan pasien Jamkesda, antara lain:
1. Surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa setempat
2. Surat rujukan dari Puskesmas dan RSUD (asli)
3. Fotocopy KTP pasien yang dirujuk (5 lembar)
4. Fotocopy Kartu Keluarga pasien yang dirujuk (5 lembar)
5. Surat Jaminan yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kabupaten
6. Kartu Jamkesda Pasien bersangkutan (asli dan fotocopy 5 lembar)
(Dinkes Kab.Balangan, 2013) 2.2 BPJS
2.2.1 Pengertian BPJS
BPJS adalah suatu badan penyelenggaraan Jaminan yang dibentuk pemerintah untuk memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat dan seluruh warga Indonesia BPJs kesehatan akan menjadi solusi kesehatan bagi masyarakat karena berbagai manfaat dan fasilitasnya. Manfaat yang didapat oleh peserta BPJS kesehatan mencakup pelayanan,pencegahan,pengobatan termasuk pelayanan obat dan bahan habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis ( Hamizan, 2015:1).
(34)
BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan serta dibawah koordinasi langsung oleh pemerintah dalam mengelola jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia (Adaninggar, 2014:2).
Peserta BPJS adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat enam bulan diIndonesia, yang telah membayar iuran. Pada dasarnya, semua orang, entah bekerja, karyawan,pengusaha atau bahkan pengangguran, serta keluarganya, bisa menjadi peserta BPJS, dengan syarat membayar iuran.Jaminan kesehatan ini dapat diberikan oleh perusahaan untuk karyawannya beserta keluarga atau individual yang mengambil untuk diri sendiri dan keluarganya. Untuk menjamin masyarakat tidak mampu, pemerintah menetapkan PBI, yaitu peserta BPJS Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu (sesuai UU SJSN) yang iurannya dibayari oleh pemerintah. ( Hamizan, 2015:1).
Kepesertaan BPJS Kesehatan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, terdiri atas dua kelompok, yaitu peserta penerima bantuan iuran (PBI) dan peserta bukan PBI.
2.2.2 Alur Pendaftaran Peserta Program Jamkesda
Syarat pendaftaran kepesertaan Jaminan Kesehatan Daerah ialah memiliki KTP dan KK Kabupaten Brebes, mengisi kartu pendaftaran yang diberikan oleh pihak Jamkesda, tidak memiliki jaminan kesehatan lain yang disahkan oleh ketua RT dan Kelurahan. Pendaftaran kepesertaan dapat diurus sendiri dan dapat meminta
(35)
18
bantuan oleh staf Kelurahan yang khusus bidang KESRA jika diperlukan mendadak.Untuk menjadi peserta Jamkesda sebenarnya tidaklah sulit atau berbelit-belit karena pengurusan kartu Jamkesda dapat diurus secara mandiri agar masyarakat yang mengurus kepesertaan akan lebih paham dan mengerti prosedur yang berjalan, tetapi ada juga yang dibantu pembuatannya oleh staf Kelurahan yang khusus dibidang KESRA jika diperlukan mendadak. Calon peserta hanya perlu melampirkan foto copy KTP, KK, mengisi formulir pendaftaran Jamkesda,surat pernyataan tidak memiliki jaminan kesehatan lain yang ditanda tangani oleh RT (Febrianty, 2015:5).
2.2.2 Perilaku
2.2.2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatya merupakan aktivitas manusia itu sendiri. Perilaku merupakan apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:118).
Perilaku adalah segala bentuk tanggapan dari individu terhadap lngkungannya (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:112).
2.2.2.2 Bentuk-Bentuk Perilaku
Menurut Soekidjo Notoatmodjo(2003:116).Bila dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
(36)
Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimuls tersebut, dan belum teramati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Respos terhdap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (pratice) yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
2.2.3 Perilaku Kesehatan
2.2.3.1 Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya merupakan suatu respos seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respons dan stimulus atau perangsangan. Respons atau reaksi manusia baik bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan terdiri 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan dan lingkungan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:121).
Perilaku kesehatan adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku baru akan terjadi apabila ada sesuatu rangsangan yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi. Jadi, suatu
(37)
20
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi berupa perilaku tertentu (Adnani, 2011:82).
Empat keyakinan utama yang diidentifikasikan sebagai aspek penting bagi perilaku kesehatan (1) keyakinan tentang kerentanan kita terhadap keadaan sakit (2) keyakinan tentang keseriusan atau keganasan penyakit jika kita mengidapnya (3) keyakinan tentang kemungkinan biaya (contoh pelibatan psikologis dan ekonomi dalam menaati tindakan pencegah atau pengobatan yang disarankan) (4) keyakinan tentang keefektifan tindakan ini sehubungan dengan adanya kemungkinan tindakan alternative, kecuali kita yakin bahwa program yang disarankan dapat diandalkan untuk menghilangkan gejala, kita tidak mungkin tidak suka mengikutinya (Charles Abraham & Eamon Shanley, 1997:30).
2.2.3.2 Klasifikasi Perilaku kesehatan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo( 2005:47) Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) yaitu :
1. Perilaku Kesehatan (health behavior)
Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perseorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.
(38)
Perilaku sulit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini juga kemampuan atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
3. Perilaku Peran Sakit (the sick role behavior)
Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan atau tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005:27) Perilaku dipengaruhi tiga factor utama, yaitu:
1. Faktor-faktor Presdiposisi (Presdiposing Factor)
Faktor yang dapat mempermudah atau mempresdiposisi terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Yang masuk didalamnya jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan social budaya.
2. Faktor-faktor Pendukung (Enabling Factor)
Faktor pemungkin atau pendukug (enabling) perilaku merupakan fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya
(39)
22
perilaku seseorang atau masyarakat. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada, kepemillikan asuransi kesehatan, jarak tempat pelayanan kesehatan, uang saku yangdimiliki, tarif pelayanan kesehatan, ketepatan waktu dan tersedianya fasilitas kesehatan.
3. Faktor-faktor pendorong (Reinforcing Factor)
Terdiri sikap dari perilaku petugas kesehatan termasuk didalamnya keramah-tamahan petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat
2.3 Masyarakat
2.3.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu. Sekelompok manusia yang cukup lama hidup dan bekerjasama, seringkali berakibat untuk beberapa masalah tertentu akan menimbulkan pesepsi yang sama dan diyakini oleh masyarakat tersebut (Adnani,2011:11).
(40)
2.3.2 Minat
Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sebuah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan (Fauzi, 1995:75 ). Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis, sedang perasaan yang bersifat halus/tajam lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi sebagai pengingat fikiran dan perasaan dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa diatur sebaik-baiknya ((Fauzi, 1995:80).
2.3.2.1 Macam-macam minat
Fauzi Muhammad (1995:125) minat terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan. Sedangkan minat kultural adalah minat yang timbul karena proses belajar. 2. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan
ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau asli. Minat
(41)
24
ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut.
3. Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat di bedakan menjadi empat yaitu:
a. Expressed interest
Minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan semua kegiatan, baik yang disenangi maupun yang paling tidak disenangi.
b. Manifest interest
Minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.
c. Tested interest
Minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan hasil jawaban tes obyektif yang ada.
d. Inventoried interest
Minat yang diungkapkan dengan cara menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan, berisi pertanyaan-pertanyaan kepada subyek.
(42)
2.3.2.2 Fungsi minat
Fauzi Muhammad (1995:129) fungsi minat terbagi menjadi empat yaitu :
1. Minat mempengaruhi intensitas cita-cita.
2. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.
3. Prestasi selalu dipengaruhi jenis dan intensitas minat.
4. Minat yang terbentuk seumur hidup membawa kepuasan
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa minat adalah dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Selain itu minat dapat timbul karenaadanya faktor eksternal dan juga adanya faktor internal.Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk membangkitkan semangat untuk melakukan tindakan yang diminati dalam hal ini minat masyarakat untuk mengikuti Program Jamkesda yang ada di kabupaten Brebes.
(43)
26
2.4 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Minat Masyarakat Dalam Keikutsertaan Program Jamkesda
2.4.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan dan penerangan – peneranganya.(Soerjono soekanto,2002:5).
Pengetahuan atau kognitif adalah domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, pengetahuan masyarakat mengenai program Jamkesda akan berpengaruh terhadap minat keikutsertaan Program Jamkesda.(Soekidjo Notoadmodjo,2003:122).
2.4.2 Jenis Kelamin
Wanita lebih aktif dalam menghadapi masalah kesehatan dari pada laki-laki dan lebih tinggi tentunya terhadap system pemeliharaan kesehatan.(Endang Pujiati,2004:13)
Menurut penelitian di Amerika Serikat menunjukan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan oleh wanita ternyata lebih tinggi disbanding dengan laki-laki. Hasil ini sesuai dengan dua perkiraan, yakni: (1) wanita mempunyai insidensi penyakit yang lebih tinggi disbanding dengan laki-laki (2) angka kerja wanita lebih rendah maka kesediaan meluangkan waktu untuk mendaftarkan dirinya
(44)
ke dalam program Jamkesda lebih besar disbanding dengan laki-laki.(Laksono Trisnantoro,2003:121).
2.4.3 Sikap (Attitude)
sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek, manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Dalam kehidupan sehari-hari sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Adnani, 2011:80).
Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif dan juga negatif, dalam sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu (Wirawan,1996:94).
Sikap masyarakat kurang mampu ketika mereka sehat dapat bersifat positif dan juga negatif, dimana sikap positif masyarakat ketika sehat mereka menjaga kesehatanya dengan baik dan mendaftarkan dirinya kedalam kepesertaan program Jamkesda untuk meringankan beban mereka jika suatu hari mereka memerlukan pengobatan dan perawatan di tempat pelayanan kesehatan karena dengan mengikuti program Jamkesda mereka tidak dikenakan biaya untuk pengobatan dan perawatan di
(45)
28
tempat pelayanan kesehatan, dan yang negatif masyarakat tidak mendaftarkan dirinya kedalam Program Jamkesda.
2.4.4 Jarak Tempat Pendaftaran Program Jamkesda
Secara umum jarak adalah letak wilayah (geografis) berhubungan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan tempat berhubungan dengan tempat dan lokasi sarana pelayanan kesehatan dan tempat tinggal masyarakat dapat diukur dari jarak, waktu dan biaya perjalanan. Tempat tinggal masyarakat dengan pusat pelayanan kesehatan yang diukur dalam radius kilometer (Wibowo,2010).
Konsep jarak tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat kegiatan akan semakin menurunkan motivasi seseorang dalam melakukan aktivitas. Sebaliknya semakin dekat jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan dapat meningkatkan usaha. Pengaruh jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan tak terlepas dari adanya besarnya biaya yang digunakan dan waktu yang lama. Kaitannya dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan tempat pelayanan kesehatan mempengaruhi perilaku mereka (Wibowo,2010).
Pernyataan di atas disimpulkan bahwa jarak yang semakin jauh maka semakin lama waktu tempuhnya dan semakin mahal biaya angkutannya, tentunya dengan sarana untuk menempuh jarak yang sama penduduk yang tingal di desa terpencil
(46)
dengan tidak didukung oleh sarana yang lebih lama dan biaya angkutan semakin mahal sehingga hal ini akan memberikan pertimbangan tersendiri bagi masyarakat yang tidak mampu.
2.4.5 Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat (Soekanto Soerjono,2002:23).
2.4.5.1 Bentuk Sosialisasi
Menurut Soerjono Soekanto (2002:24) Bentuk sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sosialisasi primer
sosialisasi primer merupakan sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna
(47)
30
kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya. 2. Sosialisasi sekunder
seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama. Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
2.4.6 Pembiayaan Kesehatan
pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Laksono Trisnantoro, 2005:124).
2.4.6.1 Macam-macam pembiayaan kesehatan
Menurut Laksono Trisnantoro (2005:125) pembiayaan kesehatan terbagi menjadi dua yaitu :
(48)
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai Jasa Pelayanan
Biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya kesehatan di sini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-batas tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
2.4.6.2 Sumber Biaya Kesehatan
Menurut Laksono Trisnantoro (2005:126) Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut :
(49)
32
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar. Contohnya dana dari pemerintah pusat dan provinsi.
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut. Contohnya CSR atau Corporate Social Reponsibility) dan pengeluaran rumah tangga baik yang dibayarkan tunai atau melalui sistem asuransi.
(50)
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit-penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 yang diberikan oleh WHO kepada negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.
(51)
34
2.5 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori Andersen (1968:57) dan Sarafino (1990:160) Faktor Presdiposisi
- Jenis Kelamin - Pengetahuan - Sikap
- Perilaku
Faktor Enabling
- Jarak Tempat Pendaftaran - Sosialisasi
Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Faktor Reinforcing
- Pembiayaan Kesehatan Gratis
(52)
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Jenis Kelamin Pengetahuan Sikap
Perilaku
Jarak Tempat pendaftaran Adanya sosialisasi
Pembiayaan Kesehatan Gratis
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Andersen (1968:57) dan Sarafino (1990:160) Variabel Terikat
Minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda
(53)
36
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu :
3.2.1 Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, penetahuan, sikap, perilaku, jarak tempat pendaftaran, sosialisasi, pembiayaan Kesehatan gratis. Variabel bebas inilah yang akan di teliti mengenai hubngan dengan variabel terikat.
3.2.2 Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan akibat yang diperoleh. Dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:74).
Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Adanya pengaruh pengetahuan terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
(54)
2. Adanya pengaruh jenis kelamin terhadap minat masyarakat daam keikutsertaan program Jamkesda.
3. Adanya pengaruh sikap terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
4. Adanya pengaruh perilaku terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda..
5. Adanya pengaruh jarak tempat pendaftaran terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
6. Adanya pengaruh sosialisasi terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
7. Adanya pengaruh pembiayaan kesehatan gratis terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
(55)
38
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran No Variabel Definisi
Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala
1. Pengetahuan Kemampuan responden untuk mengetahui tentang seluk beluk program Jamkesda
Wawancara Kuesioner 1. Tinggi, Jika skor ≥ 38 2. Sedang, jika
skor 33 -35 3. Rendah, Jika
skor > 33 (Agus Irianto, 2004:45)
Ordinal
2. Jenis kelamin Jenis kelamin yang menjadi responden
Wawancara Kuesioner 1. Laki-laki 2. Perempuan
Nominal
3. Sikap Penilaian responden terhadap Program Jamkesda
Wawancara Kuesioner 1. Positif, jika skor ≥ 15 2. Negatif, jika <
15 (Agus Irianto, 2004:45)
Ordinal
4. Perilaku Kegiatan responden sehari-hari
Wawancara Kuesioner 1. Positif, jika skor ≥ 11 2. Negatif, jika
skor < 11 (Agus Irianto, 2004:45)
Ordinal
5. Jarak tempat pendaftaran Jarak tempat tinggal responden dengan tempat pendaftaran Program Jamkesda
Wawancara Kuesioner 1. Jarak mudah ditempuh , jika skor ≥ 8 2. Jarak sulit
ditempuh, Jika skor < 8 (Karni, 2004:23)
Interval
(56)
sosialisasi kepada responden tentang Program Jamkesda
skor ≥ 6 2. Tidak pernah,
Jika skor < 6 (Karni, 2004:25) 7. Pembiayaan
gratis Besarnya dana yang harus disediakan untuk upaya kesehatan
Wawancara Kuesioner 1. Membantu pembiayaan kesehatan, Jika skor ≥ 4 2. Tidak
membantu pembiayaan kesehatan, Jika skor < 4 (Karni, 2004:27)
Ordinal
Variabel terikat 11 Minat
masyarakat dalam keikutsertaan Program Jamkesda Setiap orang yang mengikuti Program Jamkesda
Wawancara Kuesioner 1. Mengikiti, Jika skor ≥ 4 2. Tidak
Mengikuti, Jika skor < 4
Interval
3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kedua variabel yang akan di teliti. Dan jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Alasannya menggunakan studi ini karena merupakan studi observasional yang cocok untuk penelitian bersifat korelasi, dengan menilai hubungan faktor resiko dengan efek. Penelitian yang akan dilakukan juga akan dilakukan pada satu saat, yang berarti subjek penelitian hanya diobservasi atau diwawancarai sekali saja (Soekidjo Notoatmojo, 2002:26).
(57)
40
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian mencakup semua elemen dalam wilayah yang akan dilakukan penelitian, maka penelitian ini disebut penelitian populasi dan studinya disebut juga studi populasi. Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua masyarakat belum mendaftar program Jamkesda Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes (Soekidjo Notoatmojo, 2002:79).
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah jumlah subjek yang dipilih dari populasi oleh peneliti sehingga membentuk sebuah sampel. Sampel menjadi tolak ukur pada hasil penelitian yang akan dilakukan, karena sampel dianggap dapat mewakili hasil dari keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dengan teknis simple random sampling yaitu dengan pengambilan sampel secara acak sederhana.
Ketentuan yang dugunakan dalam menentukan sampel penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berusia diatas 17 tahun di Desa Banjarlor Kecamtan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Dengan perhitungan sampel minimal, dan besar sampel dalam penelitian ini dapat dicari dengan mengacu pada rumus Stanley Lamezhow yang dikutip dalam Ernawati (2011:41) Besarnya sampel penelitian ini yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
(58)
Keterangan :
= standar deviasi normal 1,96 dengan taraf kepercayaan 95%
= tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan P = proporsi perkiraan jumlah sampel minimal (0,5)
N = besar populasi
n = besar sampel
n = 92,65 / 93 sampel 3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena individu maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2002:84). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang faktor apa yang berpengaruh terhadap minat masyarakat
(59)
42
dalam keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes.
3.7.1 Validitas
Validitas adalah sejauh mana instrument mengukur apa yang seharusnya diukur dengan yang sesungguhnya dimaksud oleh peneliti. (Bhisma Murti, 1997:49). Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar mengukur apa yang diukur (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:19). Pengumpulan data sangat diperlukan agar alat pengumpul data tersebut memberikan data yang valid.
Menurut Santoso sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Pengujian validitas instrument dalam penelitian ini menggunakan program SPSS dimana hasil akhirnya (r hitung) dibandungkan dengan (r tabel). Uji validitas penelitian tersebut dilakukan di Desa Kubangpari dengan menggunakan 20 sampel. Uji validitas dilakukan di Desa tersebut karena mempunyai karateristis yang sama dilihat dari mata pencaharian penduduk yaitu sebagai petani, buruh dan pedagang. Dari uji validitas yang dilakukan, terlihat dari 50 butir soal yang diujikan ada 2 butir soal yang tidak valid sehingga hanya 58 butir soal yang digunakan sebagai instrument penelitian yang sah (Ernawati, 2008:43).
(60)
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan dari suatu pengukuran ke pengukuran lainnya. Untuk uji reliabilitas instrument dilakukan setelah uji validitas. Reliabilitas instrument memiliki pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut dianggap baik. Instrumen yang sudah dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya (Suharsimi Arikunto, 1998:171).
Tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas adalah dengan metode Alpha-Cronbach. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach, maka nilai r table dan alpa hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel (Triton, 2006:248). Uji reliabilitas untuk pertanyaan yang valid diuji dengan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan Komputer SPSS.
3.8 Sumber Data 3.8.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara denga responden tentang pengaruh (pengetahuan, jenis kelamin, sikap, perilaku, jarak tempat pendaftaran, sosialisasi, dan pembiayaan kesehatan gratis ) terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Wawancara secara langsung dengan responden dapat memberikan jawaban yang baik karena tidak mendapatkan pengaruh dari orang lain untuk menjawab pertanyaan di kuesioner tersebut.
(61)
44
3.8.2 Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes tahun 2014 dan 2015. Data yang diambil adalah mengenai jumlah kuota peserta Jamkesda di Kabupaten Brebes khususnya Kecamatan Banjarharjo. 3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data secara analitik menggunakan uji statistic. Uji statistic terdiri atas beberapa tahapan, diantaranya sebagai berikut:
3.9.1 Analisis Univariat
Analisa Univariat adalah analisa yang dugunakan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:188).
3.9.2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas dan terikat dengan uji statistik yang sesuai dengan skala data yang ada. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunaka uji Chi-Square. Syarat nilai p value masing-masing variabel < 0,05 yang berarti ada hubungan antara masing-masing variabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:188).
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap keeratan pengaruh atau koefisien kontingensi (CC) yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan sebagai berikut : interval koefisien 00 -0,199 tingkat pengaruh sangat rendah, interval koefisien 0,20 -0,399 tingkat pengaruh rendah,
(62)
interval koefisien 0,40 – 0,599 tingkat pengaruh sedang, interval koefisien 0,60 – 0,799 tingkat pengaruh kuat, dan interval koefisien 0,80 – 1.000 tinggkat pengaruh sangat kuat (Sugiyono, 2004:216).
(63)
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara umum, Desa Banjarlor termasuk dalam wilayah Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Merupakan dataran rendah dengan ketinggian 50 meter di atas permukaaan laut. Luas wilayah Desa Banjarlor adalah 205.000 m yang dimana 158.425 m merupakan tanah persawahan dan 46.575 m merupakan pemukiman warga. Jumlah penduduk Desa Banjarlor 2.776 jiwa yang menyebar di 4 RW dan 11 Rt. (Data Monografi Desa Banjarlor Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes).
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang minat keikutsertaan program jamkesda dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
(64)
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan masyarakat terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Tingkat Pengetahuan Jumlah %
1 Tinggi 69 74,2
2 Sedang 18 19,4
3 Rendah 6 6,5
Total 93 100
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tinggkat pengetahuan tinggi sebesar yaitu 69 responden (74,2%). Sedangkan tingkat pengetahuan sedang 18 responden (19,4%) dan tingkat pengetahuan rendah sebesar 6 responden (6,5 %).
4.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Laki-laki 33 35,5
2 Perempuan 60 64,5
Total 93 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 60 responden (64,5%) dan 33 responden (35,5 %) berjenis kelamin laki-laki.
(65)
48
4.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Distribusi responden berdasarkan sikap tentang minat keikutsertaan program Jamkesda dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini
Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan sikap masyarakat terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Sikap Jumlah %
1 Negatif 80 86.0
2 Positif 13 14,0
Total 93 100
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap tentang minat keikutsertaan program Jamkesda positif yaitu 80 responden (64,0 %) dan sikap negatif sebesar 13 responden (14,0 %).
4.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Distribusi responden berdasarkan perilaku tentang minat keikutsertaan program Jamkesda dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan perilaku masyarakat terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda.
No Perilaku Jumlah %
1 Negatif 12 12,9
2 Positif 81 87,1
(66)
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku positif yaitu sebasar 81 responden (87,1 %) dan sikap negatif sebesar 12 responden (12,9 %).
4.2.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Pendaftaran
Distribusi responden berdasarkan jarak tempat pendaftaran program Jamkesda dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Jarak Tempat Pendaftaran Program Jamkesda.
No Jarak Tempat Pendaftaran Jumlah %
1 Jarak Mudah ditempuh 64 68,8
2 Jarak Sulit ditempuh 29 31,2
Total 93 100
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab jarak tempat pendaftaran sebagian besar adalah jauh dan sulit ditempuh yaitu 64 responden (68,8 %) dan menjawab jarak dekat dan mudah ditempuh sebesar 29 responden (31,2 %).
4.2.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi
Distribusi responden berdasarkan sosialisasi dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.
(67)
50
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Sosialisasi Jumlah %
1 Pernah 11 11,8
2 Tidak Pernah 82 88,2
Total 93 100
Berdasarkan data diatas sebagian besar responden belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang program Jamkesda yaitu sebesar 82 responden (88,2 %) dan yang pernah mendapatkan sosialisasi tentang program Jamkesda yaitu 11 responden (11,8).
4.2.1.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pembiayaan Kesehatan Gratis
Distribusi responden berdasarkan pembiayaan kesehatan gratis dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pembiayaan kesehatan Gratis terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Pembiayaan Gratis Jumlah %
1 Membantu Pembiayaan kesehatan 84 90,3 2 Tidak Membantu Pembiayaan kesehatan 9 9,7
Total 93 100
Berdasarkan data diatas sebagian reponden setuju dengan mengikuti program Jamkesda pembiayaan kesehatan menjadi gratis yaitu sebesar 84 responden (90,3 %) dan yang tidak setuju yaitu 9 responden (9,7 %).
(68)
4.2.1.8 Distribusi responden Berdasarkan Minat Masyarakat
Distribusi responden berdasarkan minat masyarakat dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Minat Masyarakat terhadap keikutsertaan program Jamkesda
No Minat Masyarakat Jumlah %
1 Mengikuti 8 8,6
2 Tidak Mengikuti 85 91,4
Total 93 100
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden belum mengikuti program Jamkesda yaitu sebesar 85 responden (91,4 %) dan yang mengikuti program Jamkesda yaitu 8 responden (8,6 %).
4.2.2 Analisis Bivariat
4.2.2.1 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil pengujian untuk pengaruh pengetahuan masyarakat terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menyatakan hasil seperti dibawah ini:
(69)
52
Tabel 4.9 Hasil Uji Crosstabs antara pengaruh pengetahuan masyarakat terhadap keikutsertaan program Jamkesda
No Pengetahuan
Minat Masyarakat Total
P CC
Mengikuti Tidak
Mengikuti Jml % 1 Tinggi 4 5,8 % 6 94,2% 69 100
0,064 0,236 2 Sedang 4 22,2% 14 77,8% 18 100
3 Rendah 0 0 % 65 100% 6 100
Total 8 8,6 % 85 91,4% 93 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang mempunyai pengetahuan rendah yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 6 orang (100%), dan tidak ada yang memilih mengikuti progtam Jamkesda, sedangkan untuk responden yang mempunyai pengetahuan sedang yang memilih tidak mengikuti program Jemkesda sebanyak 14 orang (77,8%), yang memilih mengikuti program Jamkesda sebanyak 4 orang (22,2%), sedangkan untuk responden yang mempunyai pengetahuan tinggi yang memilih tidak menikuti program Jamkeda sebanyak 65 orang (94,2%), yang memilih mengikuti program Jamkesda sebanyak 4 orang (5,8%).
Dari hasil analisis pengaruh pengetahuan masyarakat terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menggunakan uji Chi Square didapat nilai p value 0,064 (p value > 0,05). Dasar pengambilan keputusan ini adalah jika p value kurang dari 0,05 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Sopiyudin Dahlan, 2004:27). Karena p value lebih besar
(70)
dari 0,05 sehingga dengan demikian Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara pengetahuan dengan minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor. Nilai CC sebesar 0,236 yang berarti ada pengaruh yang rendah antara pengetahuan dengan minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor.
4.2.2.2 Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil pengujian untuk pengaruh jenis kelamin yang terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menyatakan hasil seperti dibawah ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Crosstabs antara pengaruh jenis kelamin terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Jenis Kelamin
Minat Masyarakat Total
P CC
Mengikuti Tidak
Mengikuti Jml % 1 Laki-laki 4 12,1% 29 87,9% 33 100
0,369 0,093 2 Perempuan 4 6,7% 56 93,3% 60 100
Total 8 8,6% 85 91,4% 93 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 29 orang (87,9%), dan yang memilih mengikuti program Jamkesda sebanyak 4 orang (12,1%), sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan yang memilih tidak mengikuti program Jamkeda sebanyak 56 orang (93,3%), dan yang memilih mengikuti program Jamkesda sebanyak 4 orang (6,7%).
(71)
54
Berdasarkan hasil analisis pengaruh antara jenis kelamin terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda menggunakan uji Chi Square didapat nilai p value 0,369 (p value >0,05). Dasar pengambilan keputusan ini adalah jika p value kurang dari 0,05 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Sopiyudin Dahlan,2004:27). Karena p value lebih besar dari 0,05 sehingga dengan demikian Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara jenis kelamin terhadap minat keikutsertaan program Jamkesa di Desa Banjarlor. Nilai CC sebesar 0,093 yang berarti ada pengaruh yang sangat rendah antara jenis kelamin terhadap minat keikutsrtaan program Jamkesda di Desa Banjarlor.
4.2.2.3 Pengaruh Sikap Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil pengujian untuk pengaruh sikap terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menyatakan hasil seperti di bawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Crosstabs antara pengaruh sikap terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Sikap
Minat Masyarakat Total
P CC
Mengikuti Tidak
Mengikuti Jml % 1 Positif 6 7,5% 74 92,5% 80 100
0,347 0,097 2 Negatif 2 15,4% 11 84,6% 13 100
Total 8 8,6% 84 91,4% 93 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang mempunyai sikap negatif yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 11 orang (84,6%), dan yang memilih mengikuti 2 orang (15,4%), sedangkan untuk responden yang
(72)
mempunyai sikap positif yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 74 orang (92,5%), dan yang memilih mengikuti program Jamkesda sebanyak 6 orang (7,5%).
Dari hasil analisis pengaruh sikap terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menggunakan uji Chi Square didapat nilai p value 0,347 (p value > 0,05), dasar pengambilan keputusan ini jika p value kurang dari 0,05 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Sopiyudin Dahlan, 2004:27). Karena p value lebih besar dari 0,05 sehingga Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh sikap terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor. Nilai CC sebesar 0,097 yang berarti ada pengaruh yang sangat rendah antara sikap terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor.
4.2.2.4 Pengaruh Perilaku Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil pengujian untuk perilaku terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menyatakan hasil seperti dibawah ini:
Tabel 4.11 Hasil Uji Crosstabs antara perilaku terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Perilaku
Minat Masyarakat Total
P CC
Mengikuti Tidak
(73)
56
1 Positif 7 8,6% 74 91,4%/ 81 100
0,972 0,004 2 Negatif 1 8,3% 11 91,7% 12 100
Total 8 8,6% 85 91,4% 93 100
Berdasarkan tabel diatas bahwa responden yang mempunyai perilaku negatif yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 11 orang (91,7%), dan yang memilih mengikuti program Jamkesda sebanyak 1 orang (8,3%), sedangkan untuk responden yang mempunyai perilaku positif yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 74 orang (91,4%), dan yang memilih mengikuti program Jamkesda sebanyak 7 orang (8,6%).
Dari hasil analisis pengaruh perilaku terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menggunakan uji Chi Square didapat nilai p value 0,972 (p value >0,05). Dasar pengambilan keputusan ini adalah jika p value kurang dari 0,05 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Sopiyudin Dahlan, 2004:27). Karena p value lebih besar dari 0,05 sehingga dengan demikian Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara perilaku terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor. Nilai CC sebesar 0,004 yang berarti ada hubungan yang sangat rendah antara perilaku terhadap minat keikutsertaan program jamkesda di Desa Banjarlor.
4.2.2.5 Pengaruh Jarak Tempat Pendaftaran Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
(74)
Hasil pengujian untuk jarak tempat pendaftaran terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda menyatakan hasil seperti dibawah ini
Tabel 4.12 Hasil Uji Crosstabs antara jarak tempat pendaftaran terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Jarak
Minat Masyarakat Total
P CC
Mengikuti Tidak
Mengikuti Jml % 1 Jauh/sulit 2 3,1% 62 96,9% 64 100
0,005 0,279 2 Dekat/mudah 6 20,7% 23 79,3% 29 100
Total 8 8,6% 85 91,4% 93 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang menyatakan jarak pendaftaran jauh yang memilih tidak mengikuti sebanyak 62 orang (96,9%), dan yang memilih mengikuti program Jamkesda 2 orang (3,1%), sedangkan untuk responden yang menyatakan dekat jarak pendaftaran yang memilih tidak mengikuti sebanyak 23 orang (79,3%), dan yang memilih mengikuti sebanyak 6 orang (20,7%).
Dari hasil analisis pengaruh antara jarak tempat pendaftaran terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menggunakan uji Chi Square di dapat nilai p value 0,005 (p value < 0,05). Dasar pengambilan keputusan ini adalah jika p value kurang dari 0,05 maka Ha diterima,, yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Sopiyudin Dahlan, 2004:27).karena p value lebih kecil dari 0,05 sehingga dengan demikian Ha diterima, yang berarti ada pengaruh antara jarak pendaftaran terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa
(75)
58
banjarlor. Nilai CC 0,279 yang berarti ada hubungan yang rendah antara jarak tempat pendaftaran terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor.
4.2.2.6 Pengaruh Sosialisasi Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil pengujian untuk pengaruh sosialisasi terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda menyatakan hasil seperti dibawah ini:
Tabel 4.13 Hasil Uji Crosstabs antara sosialisasi terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda
No Sosialisasi
Minat Masyarakat Total
P CC
Mengikuti Tidak
Mengikuti Jml % 1 Pernah 6 54,5% 5 45,5% 11 100
0,000 0,515 2 Tidak Pernah 2 2,4% 80 97,6% 82 100
Total 8 8,6% 85 91,4% 93 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang tidak pernah mendapatkan sosialisasi yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 80 orang (97,6%), dan yang memilih mengikuti program jamkesda sebanyak 2 orang (2,4%), sedangkan untuk responden yang pernah mendapatkan sosialisasi yang memilih tidak mengikuti program jamkeda sebanyak 5 orang (45,5%),dan yang memilih mengikuti program jamkesda sebanyak 6 orang (54,5%).
Dari hasil analisis pengaruh antara sosilisasi terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlormenggunakan uji Chi Square didapat nilai p value 0,000 (p value < 0,05). Dasar pengambilan keputusan ini adalah jika p value
(76)
kurang dari 0,05 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Sopiyudin Dahlan, 2004:27). Karena p value lebih kecil dari 0,05 sehingga dengan demikian Ha diterima, yan berarti ada pengaruh antara sosialisasi terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor. Nilai CC 0,515 yang berarti ada pengaruh yang sedang antara sosialisasi terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor.
4.2.2.7 Pengaruh Pembiayaan Kesehatan Gratis Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil pengjian untuk pembiayaan gratis terhadap mnat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor menyatakan hasil seperti dibawah ini:
Tabel 4.14 Hasil Uji Crosstabs antara pembiayaan gratis terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda.
No Pembiayaan Gratis
Minat Masyarakat Total
P CC
Mengikuti Tidak
Mengikuti Jml % 1 Setuju 8 9,5% 76 90,5% 84 100
0,333 0,100 2 Tidak Setuju 0 0% 9 100% 9 100
(77)
60
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden yang menyatakan tidak setuju yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 9 orang (100%), dan tidak ada yang memilih mengikuti program Jamkesda, sedangkan untuk responden yang menyatakan setuju yang memilih tidak mengikuti program Jamkesda sebanyak 76 orang (90,5%), dan yang memilih mengikuti program Jamkesda sebanyak 8 orang (9,5%).
Dari hasil analisis pengaruh antara pembiayaan gratis terhadap minat keikutsertaan program Jamksda di Desa Banjarlor menggunakan uji Chi Square didapat nilai p value 0,333 (p value > 0,05). Dasar pengambilan keputusan ini adalah jika p value kurang dari 0,05 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat (Sopiyudin Dahlan, 2004:27). Karena p value lebih besar dari 0,05 sehingga demikian Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara pembiayaan gratis terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor. Nilai CC 0,100 yang berarti ada pengaruh yang sangat rendah antara pembiayaan gratis terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor.
(78)
61
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Minat Masyarakat Dalam Keikutsertaan Program Jamkesda
Minat masyarakat dalam penelitian ini adalah minat masyarakat Desa Banjarlor dalam mengikuti program Jamkesda. Dari 93 responden yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian, 85 orang ((91,4%) memilih tidak mengikuti program Jamkesda, dan hanya 8 orang (8,6%) yang memilih megikuti program Jamkesda. Berdasarkan data dilapangan menunjukkan bahwa masyarakat desa Banjarlor banyak yang tidak berminat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
5.2 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh antara pengetahuan terhadap minat masyarakat dalam keikutsertaan program Jamkesda di Desa Banjarlor (p value:0,064). Tidak ada pengaruh antara pengetahuan terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda dikarenakan, meskipun masyarakat Desa Banjarlor mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang program Jamkesda tetapi mereka tidak berminat terhadap keikutsertaan program Jamkesda.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Retno Dwi (2008) yang menyatakan bahwa pengertahuan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam memilih tempat pelayanan kesehatan
(79)
62
5.3 Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara jenis kelamin terhadap minat masyarakat Desa Banjarlor dalam Keikutsertaan program Jamkesda (p value:0,369). Tidak ada pengaruh antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda dikarenakan masyarakat Desa Banjarlor laki-laki maupun perempuan banyak yang tidak berminat dalam keikutsertaan program Jamkesda.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Endang Pujiati yang menyatakan bahwa perbedaan pola perilaku sakit juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, perempuan ternyata lebih sering memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan laki-laki (Retno Dwi, 2008:74).
5.4 Pengaruh Sikap Terhadap Minat Keikutsertaan Program Jamkesda
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh antara sikap terhadap minat masyarakat Desa Banjarlor dalam Keikutsertaan program Jamkesda (p value:0,347). Tidak ada pengaruh antara sikap terhadap minat keikutsertaan program Jamkesda dikarenakan, meskipun masyarakat Desa Banjarlor mempunyai sikap positif yang sangat tinggi tetapi mereka tidak berminat terhadap keikutsertaan program Jamkesda.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Dr.W.A Gerungan (2002:150) yang menyatakan bahwa peranan sikap didalam kehidupan manusia adalah berperan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia, maka sikap
(1)
(2)
(3)
140
LAMPIRAN 12: Dokumentasi
(4)
(5)
142
(6)