Tujuan Homeschooling Kurikulum Homeschooling

2.2.3 Tujuan Homeschooling

Menurut Jamal Ma‟mur A. 2012: 67 homeschooling memiliki beberapa tujuan, yaitu : a Menjamin penyelesaian pendidikan dasar dan menengah yang bermutu bagi peserta didik yang berasal dari anak dan keluarga yang memilih jalur homeschooling. b Menjamin pemerataan dan kemudahan akses pendidikan bagi setiap individu untuk proses pembelajaran akademik dan kecakapan hidup. c Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup secara fleksibel untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Menurut Jamal Ma‟mur A. 2012: 68-72 alasan orang tua memilih homeschooling sebagai pendidikan untuk anaknya adalah : a Moral dan Religious Reasons Sebagian besar orang tua ingin memiliki kesempatan untuk mengajarkan anak-anaknya dengan memilihkan pendidikan yang mengandung unsur nilai-nilai agama dan karakter juga standar moral dalam kurikulum pelajarannya. b Academic Reasons Dengan homeschooling yang memiliki sistem pembelajaran tutorial, yaitu one-on-one, orang tua bisa lebih memenuhi kebutuhan anaknya dengan mendukung minat anak, rasa ingin tahu dan setiap anak akan dihargai setiap individu. c Socialization Banyak yang beranggapan bahwa anak yang belajar di homeschooling tidak bisa bersosialisasi. Perlu diketahui bahwa sosialisasi yang sesungguhnya adalah anak berinteraksi dengan beragam kelompok dan berbeda usia vertical socialization, interaktif anak tidak hanya bisa di ukur dengan teman sekelas atau sebaya di sekolah horizontal socialization. Dalam homeschooling anak seringkali lebih baik dalam berinterkasi dengan orang-orang beragam usia. d Family Unity Melalui homeschooling, orang tua dan anak bersama-sama belajar, bereksplorasi, dan menghabiskan waktu bersama. Hal ini akan lebih mempererat hubungan antara anak dan orang tua ataupun saudara kandung.

2.2.4 Kurikulum Homeschooling

Karakter yang melekat dalam homeschooling adalah customized education, sehingga homeschooling memiliki model yang bermacam-macam sesuai dengan kondisi pilihan keluarga yang akan menjalankan homeschooling. Seperti yang dikatakan Sumardiono dalam 7 FAQ Homeschooling : Pilihannya terserah pada setiap keluarga. Keluarga dapat memilih homeschooling yang mengacu pada kurikulum nasional atau kurikulum lain, semisal kurikulum Cambridge IGCSE yang digunakan oleh sekolah- sekolah internasional di Indonesia. Beberapa homeschooling di Indonesia sudah memiliki acuan dasar kurikulum yang mereka pakai dalam proses pembelajaran. Kurikulum Homeschooling Kak Seto HSKS Semarang mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SKL. Walaupun menggunakan kurikulum dari mendiknas seperti di sekolah formal, kreativitas bagi keluarga homeschooling tetap terbuka. Banyak aspek di dalam proses pembelajaran dalam homeschooling yang tetap dapat dimodifikasi sesuai gaya belajar anak agar memperoleh hasil yang maksimal. Metode pembelajaran menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, konstruktif, dan kontekstual serta belajar mandiri. 1. Pembelajaran Tematik Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Materi kegiatan siswa di sekolah didasarkan pada tema yang dikembangkan oleh guru, bukan didasarkan pada jadwal mata pelajaran. 2. Pembelajaran Aktif Pembelajaran Aktif adalah pembelajaran yang mengharuskan guru menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. 3. Pembelajaran Konstruktif Pembelajaran Konstruktif mengarahkan agar siswa harus aktif dalam mengembangkan pengetahuan, bukan hanya menunggu arahan dan petunjuk dari guru atau sesama siswa. Dengan pembelajaran ini, diharapkan dapat lebih merangsang dan memberi peluang kepada siswa untuk belajar, berpikir inovatif, dan mengembangkan potensinya secara optimal. 4. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual adalah prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat. 5. Pembelajaran Mandiri Pembelajaran mandiri dapat diartikan sebagai mata proses, dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain. Kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut adalah mencakup mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar dan menilai hasil belajar.

2.2.5 Model-model Homeschooling