2.2 Homeschooling
2.2.1 Pengertian Homeschooling
Menurut Abdurrahman 2008 dalam Jamal Ma‟mur A. 2012: 46, “selain homeschooling  ada  beberapa  istilah  yang    memiliki  arti  model  alternatif  belajar
selain di sekolah yaitu home education atau home based learning” Sumardiono,
2007. Menurut Olivia dalam Holy Setyowati Sie, BBA 2010: 1 : Homeschooling  adalah  sebuah  tindakan  proaktif  untuk  turut  campur  di
dalam  pendidikan  anak  kita  dan  bertanggung  jawab  untuk  memberikan sebuah kecintaan terhadap belajar. Sehingga orang tua bisa ikut serta untuk
mengawasi, mendorong, mengeksplorasi dan mengembangkan potensi dari
anak mereka secara langsung.” Unsur dari model homeschooling adalah model belajar alternatif selain di
sekolah,  orang  tua  bertanggung  jawab  penuh,  pembelajaran  tidak  selalu  dengan orang  tua  sebagai  fasilitator,  suasana  belajar  kondusif  dan  tujuannya  agar  setiap
potensi  unik  anak  berkembang  maksimal.  Dilihat  dari  segi  positifnya, Homeschooling mengakomodasi potensi kecerdasan anak secara maksimal karena
setiap  anak  memiliki  keragaman  dan  kekhasan  minat,  bakat,  dan  keterampilan yang  berbeda-beda.  Selain  itu,  mampu  menghindari  pengaruh  negatif  yang
mungkin akan dihadapi oleh anak sekolah umum. Dari segi negatif, dikhawatirkan anak  akan  terasing  dari  lingkungan  sosialnya,  sehingga  potensi  kecerdasan
sosialnya tidak muncul.
2.2.2 Sejarah Homeschooling
Menuru t  Pormadi  Simbolon,  SS  2007  dalam  Jamal  Ma‟mur  A.  2012:
53-54, filosofi berdirinya sekolah rumah homeschooling adalah “manusia pada
dasarnya  mahluk  belajar  dan  senang  belajar,  kita  tidak  perlu  ditunjukan
bagaimana cara belajar. Yang membunuh kesenangan belajar adalah orang-orang yang  berusaha  menyelak,  mengatur  atau  mengontrolnya”  John  Cadlwell  Holt
dalam  bukunya  How  Children  Fail,  1964.  Dari  hal  tersebur  Holt  menjelaskan bahwa  kegagalan  akademis  pada  siswa  bukan  ditentukan  oleh  kurangnya  usaha
pada sistem sekolah, tapi disebabkan oleh sistem sekolah itu sendiri. Di  Indonesia  belum  diketahui  secara  persis  akar  perkembangan
homeschooling,  karena  belum  ada  penelitian  khusus  tentang  perkembangannya. Namun,  jika  dilihat  dari  konsep  homeschooling  yang  merupakan  pembelajaran
yang  tidak  berlangsung  di  pendidikan  formal,  maka  banyak  tokoh  sejarah Indonesia  yang sudah mempraktikan homeschooling seperti KH. Agus Salim, Ki
Hajar  Dewantara,  dan  Buya  Hamka  Makalah  Dr.  Seto  Mulyadi,  18  Juni  2006. Ada  beberapa  lembaga  di  Indonesia  yang  sudah  menyelenggarakan
homeschooling, seperti Morning Star Academy dan Lembaga pemerintahan, yang disebut Pusat Kegiatan Belajar Mengajar PKBM. Morning Star adalah lembaga
pendidikan  Kristen  yang  berdiri  sejak  tahun  2002  dengan  tujuan  memberikan edukasi  bertaraf  internasional  dan  membentuk  karakter  siswanya.  PKBM
memiliki  perbedaan  dengan  konsep  homeschooling,  yaitu  pada  PKBM menyelenggarakan  proses  pendidikan  selama  3  hari  di  sekolah,  selebihnya,  tutor
mendatangi  rumah  para  siswa.  Sedangkan  homeschooling  sepenuhnya pembelajaran  dilakukan  di  rumah  dengan  kunjungan  dari  tutor  dan  sepenuhnya
menjadi tanggung jawab orang tua siswa tersebut.
2.2.3 Tujuan Homeschooling