Menurut Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa UU PPSP

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan sarana administrasi bagi Kantor Pelayanan Pajak untuk melakukan tindakan penagihan. Dasar penagihan hutang pajak tersebut, harus segera dilunasi oleh penanggung pajak sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9 ayat 3 atau ayat 3a yaitu 1 satu bulan atau 2 dua bulan untuk daerah tertentu sejak tanggal penerbitannya. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud tersebut penanggung pajak belum juga melunasi hutang pajaknya sebagaimana yang tercantum dalam dasar penagihan pajak, maka terhadap penanggung pajak dapat dilaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa. Adapun pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, yaitu Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000.

2. Menurut Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa UU PPSP

Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 menerangkan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan penagihan pajak dengan surat paksa adalah sebagai berikut : Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, Universitas Sumatera Utara memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. 49 Surat Paksa berkepala kata-kata DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 50 Surat paksa sekurang-kurangnya harus memuat : a. Nama wajib pajak, atau nama wajib pajak dan penanggung pajak. b. Dasar penagihan. c. Besarnya hutang pajak. d. Perintah untuk membayar. 51 Surat paksa diterbitkan apabila : a. Penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak dan kepadanya telah diterbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis. b. Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus. c. Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran. 52 Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. 53 Pemberitahuan Surat Paksa : Surat paksa diberitahukan oleh jurusita pajak dengan pernyataan dan penyerahan Salinan Surat Paksa kepada penanggung pajak. 54 49 Pasal 1 Angka 9 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 50 Pasal 7 Ayat 1 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 51 Pasal 7 Ayat 2 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 52 Pasal 8 Ayat 1 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 53 Pasal 8 Ayat 2 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 54 Pasal 10 Ayat 1 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara Pemberitahuan surat paksa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dituangkan dalam Berita Acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan surat paksa, nama jurusita pajak, nama yang menerima dan tempat pemberitahuan surat paksa. 55 Surat paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh jurusita pajak kepada : a. Penanggung pajak di tempat tinggal, tempat usaha atau di tempat lain yang memungkinkan. b. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja di tempat usaha penanggung pajak, apabila penanggung pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai. 56 Surat paksa terhadap badan diberitahukan oleh jurusita pajak kepada : a. Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik ditempat kedudukan badan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun ditempat lain yang memungkinkan. b. Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan apabila Jurusita Pajak tak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud dalam huruf a. 57 Pelaksanaan surat paksa tidak dapat dilanjutkan dengan penyitaan sebelum lewat waktu 2 dua kali 24 dua puluh empat jam setelah surat paksa diberitahukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10. 58 Penyitaan : Apabila hutang pajak tidak dilunasi penanggung pajak dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. 59 Penyitaan dilaksanakan oleh jurusita pajak dengan disaksikan oleh sekurang- kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh jurusita pajak dan dapat dipercaya. 60 55 Pasal 10 Ayat 2 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 56 Pasal 10 Ayat 3 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 57 Pasal 10 Ayat 4 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 58 Pasal 11 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 59 Pasal 12 Ayat 1 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara Setiap melaksanakan penyitaan, jurusita pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh jurusita pajak, penanggung pajak dan saksi-saksi. 61 Dalam hal penanggung pajak adalah badan maka Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani oleh pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal atau pegawai tetap perusahaan. 62 Walaupun penanggung pajak tidak hadir, penyitaan tetap dapat dilaksanakan dengan syarat salah seorang saksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, berasal dari pemerintah daerah setempat. 63 Dalam hal penyitaan dilaksanakan tidak dihadiri oleh penanggung pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 4, Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani jurusita pajak dan saksi-saksi. 64 Berita Acara Pelaksanaan Sita tetap mempunyai kekuatan mengikat, meskipun Penanggung Pajak menolak menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita sebagaimana dimaksud dalam ayat 3. 65 Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dapat ditempelkan pada barang bergerak barang tidak bergerak yang disita, atau di tempat barang bergerak atau barang tidak bergerak yang disita berada dan atau di tempat-tempat umum. 66 Atas barang yang disita dapat ditempel atau diberi segel sita. 67 Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik Penanggung Pajak yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain 60 Pasal 12 Ayat 2 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 61 Pasal 12 Ayat 3 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 62 Pasal 12 Ayat 3a Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 63 Pasal 12 Ayat 4 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 64 Pasal 12 Ayat 5 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 65 Pasal 12 Ayat 6 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 66 Pasal 12 Ayat 7 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 67 Pasal 12 Ayat 8 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu yang dapat berupa : a. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi saham, atau surat berharga lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain; danatau b. barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan dan kapal dengan isi kotor tertentu. 68 Penyitaan terhadap penanggung pajak badan dapat dilaksanakan terhadap barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik di tempat kedudukan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun di tempat lain. 69 Penyitaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup oleh jurusita pajak untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. 70 Barang bergerak milik penanggung pajak yang dikecualikan dari penyitaan adalah : b. Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya. c. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan memasak yang berada di rumah. d. Perlengkapan penanggung pajak yang bersifat dinas yang berasal dari Negara. e. buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan penanggung pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan dan keilmuan. f. Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp 20.000.000,00 dua puluh juta rupiah. g. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh penanggung pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya. 71 68 Pasal 14 Ayat 1 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 69 Pasal 14 Ayat 1a Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 70 Pasal 14 Ayat 2 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 71 Pasal 15 Ayat 1 Undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara

E. Implementasi Penagihan Hutang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Cikarang Utara Tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh fiskus terhadap wajib pajak atau penanggung pajak dapat dilakukan dengan 2 dua cara, yakni sebagai berikut : 1. Penagihan Pasif Penagihan Pasif yaitu penagihan yang dilakukan oleh fiskus sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran dari Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKBKPT atau yang sejenisnya, Keputusan Pembetulan, Keputusan Keberatan, Keputusan Banding yang mengakibatkan jumlah pajak yang kurang dibayar dengan himbauan, baik itu dengan surat maupun dengan melalui telepon atau media lainnya. 2. Penagihan Aktif Penagihan Aktif yaitu penagihan yang dilakukan oleh fiskus setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dari Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT atau yang sejenisnya, Keputusan Pembetulan, Keputusan Keberatan, Keputusan Banding yang mengakibatkan jumlah pajak kurang bayar, tidak dilunasi oleh wajib pajak sehingga diterbitkan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan hingga pelaksanaan penjualan barang yang disita melalui lelang barang milik penanggung pajak. 72 Pelaksanaan tindakan penagihan aktif dilakukan secara berurutan diawali dengan menerbitkan surat teguran, menerbitkan surat paksa serta menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan Pelelangan barang milik wajib pajak atau penanggung pajak.

a. Penerbitan Surat Teguran

Tindakan pelaksanaan penagihan diawali dengan penerbitan Surat Teguran oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau kuasanya yang ditunjuknya. Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak 72 Panca Kurniawan dan Bagus Pamungkas, Op.Cit. hlm. 13. Universitas Sumatera Utara Kurang Bayar Tambahan merupakan dasar bagi Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam melaksanakan tindakan penagihan pajak, yang mana Surat Ketetapan Pajak tersebut harus sudah dilunasi oleh penanggung pajak dalam jangka waktu 1 satu bulan sejak tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak tersebut. Bahwa apabila 7 tujuh hari setelah tanggal jatuh tempo, penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak sebagaimana yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan tersebut maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara akan menerbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis dan cara penyampaian surat teguran tersebut disampaikan kepada penanggung pajak per pos dengan buku ekspedisi khusus surat teguran. 73 Surat teguran adalah surat yang diterbitkan oleh KPP Pratama untuk memberikan teguran atau peringatan kepada wajib pajakpenangung pajak untuk melunasi hutang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Adapun pada tahun 2008, penerbitan surat teguran yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara dapat dilihat pada Tabel 1. 73 Wawancara dengan Bapak Rusli, Kepala Seksi Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tanggal 06 Juli 2009. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Penerbitan Surat Teguran pada KPP Pratama Cikarang Utara Januari 2008 sd Desember 2008 Terbit Bulan Dasar Penerbitan Surat Teguran Tepat Waktu Terlambat Jumlah Tidak Terbit Akhir 2007 20 - - 20 - Januari 20 16 - 16 4 Pebruari 20 15 - 15 5 Maret 50 42 - 42 8 April 45 36 - 36 9 Mei 45 37 - 37 8 Juni 35 25 - 25 10 Juli 45 33 - 33 12 Agustus 35 26 - 26 9 September 30 23 - 23 7 Oktober 32 25 - 25 7 Nopember 20 18 - 18 2 Desember 25 22 - 22 3 Jumlah 422 318 - 338 84 Sumber : KPP Pratama Cikarang Utara Berdasarkan Tabel 1 tersebut, terlihat bahwa penerbitan surat teguran telah dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Pada akhir tahun 2007, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara mendapatkan limpahan ketetapan pajak danatau keputusan pajak dari Kantor Pelayanan Pajak lama Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua sebanyak 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Pada saat itu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara tidak memiliki data dan informasi tentang apakah terhadap ke 20 dua puluh ketetapan pajak Universitas Sumatera Utara danatau keputusan pajak tersebut, telah diterbitkan surat tegurannya oleh Kantor Pelayanan Pajak lama Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua. Oleh karena itu atas dasar ke 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan surat teguran sebanyak 20 dua puluh surat teguran pada bulan Januari 2008. 2 Pada bulan Januari 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Karena telah jatuh tempo tidak dilunasi oleh penanggung pajak maka atas dasar ke 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan 16 enam belas surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Pebruari 2008 sampai dengan bulan Maret 2008, sedangkan sisanya sebanyak 4 empat ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak diterbitkan surat tegurannya. 3 Pada bulan Pebruari 2008, ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara adalah sebanyak 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Oleh karena penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak sebagaimana yang termuat dalam ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut, maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan surat teguran sebanyak 15 lima belas surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Maret 2008 sampai dengan bulan April 2008, sementara sisanya sebanyak 5 Universitas Sumatera Utara lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 4 Pada bulan Maret 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 50 lima puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Karena ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut telah jatuh tempo tidak dilunasi oleh wajib pajak maka atas dasar ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 42 empat puluh dua surat teguran dengan tepat waktu antara bulan April 2008 sampai dengan bulan Mei 2008, sedangkan sisanya sebanyak 8 delapan ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 5 Pada bulan April 2008, terdapat sebanyak 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Terhadap ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut diterbitkan sebanyak 36 tiga puluh enam surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Juni 2008 karena tidak dilunasi oleh wajib pajak telah jatuh tempo. Sementara sisanya sebanyak 9 sembilan ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 6 Pada bulan Mei 2008, ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara adalah sebanyak 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Universitas Sumatera Utara Karena telah jatuh tempo tidak dilunasi oleh wajib pajak maka terhadap ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut diterbitkanlah surat teguran sebanyak 37 tiga puluh tujuh surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Juni 2008 sampai dengan bulan Juli 2008. Sementara selebihnya sebanyak 8 delapan ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 7 Pada bulan Juni 2008, ada sebanyak 35 tiga puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Dari ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut diterbitkan surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Agustus 2008 sebanyak 25 dua puluh lima surat teguran dikarenakan ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut telah jatuh tempo dan sisanya sebanyak 10 sepuluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 8 Pada bulan Juli 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Karena telah jatuh tempo tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak maka atas dasar ke 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan 33 tiga puluh tiga surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan September 2008, sedangkan Universitas Sumatera Utara sisanya sebanyak 12 dua belas ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak diterbitkan surat tegurannya. 9 Pada bulan Agustus 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 35 tiga puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Karena ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut telah jatuh tempo tidak dilunasi oleh wajib pajak maka atas dasar ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 26 dua puluh enam surat teguran dengan tepat waktu antara bulan September 2008 sampai dengan bulan Oktober 2008, sedangkan sisanya sebanyak 9 sembilan ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 10 Pada bulan September 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 30 tiga puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Karena ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut telah jatuh tempo tidak dilunasi oleh wajib pajak maka atas dasar ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 23 dua puluh tiga surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Nopember 2008, sedangkan sisanya sebanyak 7 tujuh ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 11 Pada bulan Oktober 2008, terdapat sebanyak 32 tiga puluh dua ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Universitas Sumatera Utara Pajak Pratama Cikarang Utara. Terhadap ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut diterbitkan sebanyak 25 dua puluh lima surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Nopember 2008 sampai dengan bulan Desember 2008 karena tidak dilunasi oleh wajib pajak telah jatuh tempo. Sementara sisanya sebanyak 7 tujuh ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 12 Pada bulan Nopember 2008, ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara adalah sebanyak 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak. Karena telah jatuh tempo tidak dilunasi oleh wajib pajak maka terhadap ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut diterbitkanlah surat teguran sebanyak 18 delapan belas surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Januari 2009. Sementara selebihnya sebanyak 2 dua ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. 13 Pada bulan Desember 2008, ada sebanyak 25 dua puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Dari ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut diterbitkan surat teguran dengan tepat waktu antara bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Pebruari 2009 sebanyak 22 dua puluh dua surat teguran dikarenakan ketetapan pajak danatau keputusan pajak Universitas Sumatera Utara tersebut telah jatuh tempo dan sisanya sebanyak 3 tiga ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya. Dari uraian diatas terlihat bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara selama tahun 2008 telah menerbitkan surat teguran secara tepat waktu yaitu sebanyak 318 tiga ratus delapan belas sedangkan sebanyak 20 dua puluh surat teguran lainya merupakan limpahan dari kantor pelayanan pajak lama Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua sehingga pada tahun 2008 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 338 tiga ratus tiga puluh delapan surat teguran. Dengan demikian, terdapat 84 delapan puluh empat ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang tidak terbit surat tegurannya. Tidak terbitnya surat teguran tersebut mempunyai akibat hukum yaitu tindakan penagihan pajak selanjutnya surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan dan seterusnya tidak dapat dilakukan. Dalam hal Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Surat Keputusan Banding yang menyebabkan hutang pajak bertambah, daluwarsa penagihannya, potensi kerugian negara adalah sebesar jumlah pajak yang masih harus dibayar dari dasar administrasi tindakan penagihan pajak tersebut. Tidak terbitnya Surat Teguran sebagai tindakan awal untuk melaksanakan tindakan-tindakan penagihan selanjutnya merupakan kelalaian dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Universitas Sumatera Utara

b. Penerbitan Surat Paksa

Surat Paksa diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang menerbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang menjadi dasar penagihan hutang pajak apabila penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. Surat Paksa diterbitkan paling cepat 21 dua puluh satu hari dari tanggal penerbitan surat teguran, kecuali apabila terhadap penanggung pajak telah diterbitkan Surat Penagihan Seketika dan Sekaligus maka Surat Paksa dapat segera diterbitkan tanpa menunggu lewat tenggang waktu 21 dua puluh satu hari sejak saat surat teguran diterbitkan. 74 Surat paksa diterbitkan apabila : 1 Penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak ndan terhadapnya telah diterbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis; 2 Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus; atau 3 Penagih pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. 75 Penerbitan surat paksa secara sah oleh pejabat berwenang merupakan modal utama bagi pelaksanaan penagihan pajak yang efektif, karena dengan terbitnya surat 74 Wawancara dengan Bapak Rusli, Kepala Seksi Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tanggal 06 Juli 2009. 75 Lihat pasal 8 Undang-undang Nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Universitas Sumatera Utara paksa memberikan wewenang kepada petugas penagihan pajak untuk melaksanakan eksekusi langsung parate executie dalam penyitaan atas barang milik penanggung pajak dan melakukan penjualan langsung atau melalui lelang atas barang-barang tersebut untuk pelunasan hutang pajak tanpa melalui prosedur di pengadilan terlebih dahulu. Surat paksa berkepala kata-kata “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan demikian ia mempunyai titel eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat paksa sekurang-kurangnya harus memuat nama wajib pajak atau penanggung pajak, dasar penagihan, besarnya hutang pajak dan perintah untuk membayar. 76 Pemberitahuan surat paksa dilakukan oleh jurusita pajak dengan pernyatan dan penyerahan surat paksa kepada penanggung pajak. Pemberitahuan surat paksa sebagaimana dimaksud dituangkan dalam berita acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan surat paksa, nama jurusita pajak, nama yang menerima dan tempat pemberitahuan surat paksa. Menurut UU PPSP pasal 10 ayat 3, Pemberitahuan atau penyampaian Surat Paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada : a Penanggung pajak di tempat tinggal, tempat usaha atau di tempat lain yang memungkinkan b Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja di tempat usaha penanggung pajak, apabila penanggung pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai. 76 Lihat pasal 5 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 147KMK.041998 tanggal 27 Februari 1998 Universitas Sumatera Utara c Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat yang mengurus harta peninggalannya apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi. d Para ahli waris, apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi. Sedangkan terhadap badan menurut pasal 10 ayat 4 surat paksa diberitahukan oleh jurusita pajak kepada : 1 Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik ditempat kedudukan badan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun ditempat lain yang memungkinkan. 2 Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan apabila Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud diatas. Dalam hal penanggung pajak atau pihak-pihak dimaksud diatas menolak untuk menerima surat paksa maka jurusita pajak meninggalkan surat paksa tersebut dan mencatatnya dalam berita acara bahwa penanggung pajak tidak mau menerima surat paksa dan surat paksa dianggap telah diberitahukan. 77 Pajak yang dapat ditagih dengan Surat Paksa adalah semua jenis Pajak Negara pusat termasuk sanksi administrasi berupa kenaikan, denda, bunga dan biaya. Adapun pada tahun 2008, penerbitan surat paksa yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara dapat dilihat pada Tabel 2. 77 Wawancara dengan Bapak Rusli, Kepala Seksi Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tanggal 06 Juli 2009. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Penerbitan Surat Paksa pada KPP Pratama Cikarang Utara Januari 2008 sd Desember 2008 Terbit Bulan Dasar Penerbitan Surat Paksa Tepat Waktu Terlambat Jumlah Tidak Terbit Akhir 2007 Januari 20 16 12 8 - - 12 8 8 8 Pebruari 15 9 - 9 6 Maret 42 15 - 15 27 April 36 15 - 15 21 Mei 37 10 - 10 27 Juni 25 15 - 15 10 Juli 33 10 - 10 23 Agustus 26 18 - 18 8 September 23 12 - 12 11 Oktober 25 15 - 15 10 Nopember 18 7 - 7 11 Desember 22 10 - 10 12 Jumlah 338 156 - 156 182 Sumber : KPP Pratama Cikarang Utara Berdasarkan Tabel 2 tersebut, terlihat bahwa penerbitan surat paksa telah dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang dapat diuraikan sebagai berikut : a Terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang merupakan limpahan dari kantor pelayanan pajak lama Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua dan telah ditegur, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 12 dua belas surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 8 delapan ketetapan pajak danatau keputusan pajak tidak terbit surat paksanya. Universitas Sumatera Utara b Terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Januari 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 16 enam belas, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 16 enam belas surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 8 delapan surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 8 delapan surat teguran tidak terbit surat paksanya. c Terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Pebruari 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 15 lima belas, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 15 lima belas surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 9 sembilan surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 6 enam surat teguran tidak terbit surat paksanya. d Terhadap 50 lima puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Maret 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 42 empat puluh dua, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 42 empat puluh dua surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 lima belas surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 27 dua puluh tujuh surat teguran tidak terbit surat paksanya. e Terhadap 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan April 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 36 tiga puluh enam, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak Universitas Sumatera Utara juga dibayar, maka terhadap 36 tiga puluh enam surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 lima belas surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 21 dua puluh satu surat teguran tidak terbit surat paksanya. f Terhadap 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Mei 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 37 tiga puluh tujuh, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 37 tiga puluh tujuh surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 10 sepuluh surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 27 dua puluh tujuh surat teguran tidak terbit surat paksanya. g Terhadap 35 tiga puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Juni 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 25 dua puluh lima, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 25 dua puluh lima surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 lima belas surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 10 sepuluh surat teguran tidak terbit surat paksanya. h Terhadap 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Juli 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 33 tiga puluh tiga, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 33 tiga puluh tiga surat teguran tersebut diterbitkan surat Universitas Sumatera Utara paksa sebanyak 10 sepuluh surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 23 dua puluh tiga surat teguran tidak terbit surat paksanya. i Terhadap 35 tiga puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Agustus 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 26 dua puluh enam, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 26 dua puluh enam surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 18 delapan belas surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 8 delapan surat teguran tidak terbit surat paksanya. j Terhadap 30 tiga puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan September 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 23 dua puluh tiga, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 23 dua puluh tiga surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 12 dua belas surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 11 sebelas surat teguran tidak terbit surat paksanya. k Terhadap 32 tiga puluh dua ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Oktober 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 25 dua puluh lima, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 25 dua puluh lima surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 lima belas surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 10 sepuluh surat teguran tidak terbit surat paksanya. Universitas Sumatera Utara l Terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Nopember 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 18 delapan belas, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 18 delapan belas surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 7 tujuh surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 11 sebelas surat teguran tidak terbit surat paksanya. m Terhadap 25 dua puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Desember 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 22 dua puluh dua, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 22 dua puluh dua surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 10 sepuluh surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 12 dua belas surat teguran tidak terbit surat paksanya. Dari uraian diatas terlihat bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara selama tahun 2008 telah menerbitkan surat paksa secara tepat waktu yaitu sebanyak 156 seratus lima puluh enam surat paksa. Dengan demikian, terdapat 182 seratus delapan puluh dua surat teguran yang menjadi dasar penagihan pajak yang tidak terbit surat paksanya. Tidak terbitnya surat paksa tersebut dikarenakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara kekurangan pelaksana di seksi penagihan yang hanya berjumlah 3 tiga orang. Kurangnya tenaga pelaksana untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat administratif mengakibatkan terhambatnya tugas-tugas penagihan pajak sesuai dengan prosedur dan tata cara yang telah ditetapkan. Hal ini menyebabkan Universitas Sumatera Utara tindakan penagihan hutang pajak selanjutnya penyitaan tidak dapat dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Dengan tidak dapat dilakukannya tindakan penyitaan terhadap harta kekayaan penunggak pajak, menyebabkan negara tidak mempunyai jaminan dari penunggak pajak agar penunggak pajak melunasi hutang pajaknya.

c. Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak

Apabila hutang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 dua kali 24 dua puluh empat jam terhitung sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak, maka pejabat akan menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan : 1 Dilakukan oleh pejabat yang telah menerbitkan surat paksa, yang dalam hal ini adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang telah menerbitkan surat paksa. Dengan kata lain Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan paling cepat diterbitkan setelah lewat waktu 2 x 24 jam sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak. 2 Dilakukan oleh pejabat lainnya, dalam hal objek sita berada diluar wilayah kerja pejabat yang menerbitkan surat paksa, maka Pejabat tersebut akan meminta bantuan kepada Pejabat lain yang wilayah kerjanya meliputi tempatlokasi objek sita untuk menerbitkan SPMP terhadap objek sita yang dimaksud. Menurut pasal 1 ayat 12 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000, “Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang penanggung pajak, guna Universitas Sumatera Utara dijadikan jaminan untuk melunasi hutang pajak menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku”. Dalam melaksanakan penyitaan, jurusita pajak harus memperlihatkan kartu tanda pengenal jurusita pajak, serta memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP dan memberitahukan maksud dan tujuan dilakukannya penyitaan kepada Penanggung Pajak. Barang milik penanggung pajak yang dapat disita adalah barang yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau tempat lainnya termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu, berupa : a Barang bergerak, termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi, saham atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lain; dan atau b Barang tidak bergerak, termasuk tanah, bangunan dan kapal dengan isi kotor tertentu Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 Bab II Pasal 3 ayat 4 disebutkan bahwa pelaksanaan sita dilakukan dengan mendahulukan barang bergerak, kecuali dalam keadaan tertentu dapat dilakukan langsung terhadap barang tidak bergerak. Urutan barang bergerak dan atau barang tidak bergerak yang disita Universitas Sumatera Utara ditentukan oleh jurusita pajak dengan memperhatikan besarnya jumlah hutang pajak dan biaya penagihan pajak serta kemudahan penjualannya atau pencairannya. 78 Barang-barang yang telah disita dapat dititipkan kepada wajib pajak atau penanggung pajak, kecuali bila jurusita pajak berpendapat lain bahwa barang-barang yang disita perlu disimpan dikantor pejabat pajak, atau ditempat lain. 79 Jika barang- barang yang disita dititipkan kepada wajib pajak atau penanggung pajak, maka wajib pajak atau penanggung pajak tersebut dilarang : 1 Memindahkan hak, memindah tangankan, menyewakan, meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan atau merusak barang yang telah disita. 2 Membebani barang tidak begerak yang telah disita dengan hak tanggungan untuk pelunasan hutang tertentu. Larangan dimaksud berlaku untuk seluruh maupun sebagian barang sitaan. 3 Membebani barang bergerak yang telah disita dengan fidusia atau diagunkan untuk pelunasan hutang tertentu, dan atau 4 Merusak, mencabut atau menghilangkan segel sita atau salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita yang telah ditempel pada barang sitaan. Karena penguasaan barang yang disita telah beralih dari penanggung pajak kepada pejabat, maka penanggung pajak dilarang untuk memindahtangankan, menyembunyikan, menghilangkan, memindahkan hak atas barang yang telah disita 78 Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Pajak, Pedoman Penagihan Pajak Edisi 2008, Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, 2008, hlm. 13. 79 Muhammad Djafar Saidi, Op.Cit, hlm.223. Universitas Sumatera Utara misalnya dengan cara menjual, menghibahkan, mewariskan, mewakafkan atau menyumbangkan kepada pihak lain. Penyitaan dilaksanakan oleh jurusita pajak dengan disaksikan oleh sekurang- kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak dan dapat dipercaya. Kehadiran para saksi dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan penyitaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh Jurusita Pajak, Penanggung Pajak dan Saksi-saksi. Berita Acara Pelaksanaan Sita merupakan pemberitahuan kepada penanggung pajak dan masyarakat bahwa penguasaan barang penanggung pajak telah berpindah dari penanggung pajak kepada Pejabat. Oleh karena itu, dalam setiap penyitaan jurusita pajak harus membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita secara jelas dan lengkap yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal, nomor, nama jurusita pajak, nama penanggung pajak, nama dan jenis barang yang disita dan tempat penyitaan. Bila Penanggung Pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita, maka jurusita pajak harus mencantumkan penolakan tersebut didalam Berita Acara Pelaksanaan Sita yang selanjutnya ditandatangani oleh jurusita Universitas Sumatera Utara pajak dan saksi-saksi, sehingga berita acara dimaksud tetap sah dan mempunyai kekuatan mengikat. 80 Dalam hal penanggung pajak adalah badan maka Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani oleh pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggungjawab, pemilik modal atau pegawai tetap perusahaan. penandatanganan itu dimaksudkan untuk memberi pengertian bahwa mereka turut bertanggung jawab atas kewajiban badan usaha tersebut sehingga barang-barang milik mereka juga dapat dijadikan jaminan utang pajak dapat disita. Walaupun Penanggung Pajak tidak hadir, penyitaan tetap dapat dilaksanakan dengan syarat dihadiri oleh seorang saksi yang berasal dari Pemerintah Daerah setempat yang mana saksi dari Pemerintah Daerah setempat tersebut, sekurang- kurangnya setingkat dengan Kepala Kelurahan atau Kepala Desa. Dalam hal penyitaan dilaksanakan namun tidak dihadiri oleh penanggung pajak, Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani jurusita pajak dan saksi-saksi serta harus memuat alasan ketidakhadiran penanggung pajak. Diperlukannya saksi dari pemerintah daerah setempat berfungsi sebagai saksi legalisator. Dengan demikian, Berita Acara Pelaksanaan Sita dimaksud tetap sah dan mempunyai kekuatan mengikat. Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dapat ditempelkan pada barang bergerak atau barang tidak bergerak yang disita, atau di tempat barang bergerak atau barang tidak bergerak yang disita berada dan atau di tempat-tempat umum. Pada 80 Djoko Muljono, Ketentuan Umum Perpajakan, Andi, Jogyakarta, 2008, hlm. 169. Universitas Sumatera Utara dasarnya terhadap barang yang disita harus ditempeli salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita, kecuali jika terdapat barang yang disita yang sesuai sifatnya tidak dapat ditempeli salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita, misalnya, uang tunai. Atas barang yang disita dapat ditempel atau diberi segel sita yang mana dimaksudkan sebagai pengumuman bahwa penyitaan telah dilaksanakan, baik dihadiri ataupun tidak dihadiri oleh penanggung pajak. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198PMK.032007 tentang Tata Cara Penyegelan dalam rangka Pemeriksaan di Bidang Perpajakan yang dikeluarkan dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008, menyebutkan yang dimaksud dengan : Penyegelan adalah tindakan menempelkan kertas segel dalam rangka pemeriksaan pada tempat atau ruangan tertentu serta barang bergerak danatau tiak bergerak yang digunakan atau patut diduga digunakan sebagai tempat atau alat untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen termasuk data yang dikelola secara elektronik dan benda-benda lain yang dapat memberi petunjuk tentang kegiatan usaha atau pekerjaan bebas wajib pajak yang diperiksa. 81 Penyegelan dimaksud adalah untuk memperoleh atau mengamankan buku catatan atau dokumen dat milik wajib pajak yang diperiksa agar tidak dihilangkan, dipindahkan, dimusnahkan, diubah, dirusak, ditukar ataupun dipalsukan. Tujuan penyitaan adalah untuk memperoleh jaminan pelunasan hutang pajak dari wajib pajakpenanggung pajak. Oleh karena itu, penyitaan dapat dilaksanakan terhadap semua barang wajib pajakpenanggung pajak, baik yang berada ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan wajib pajak penanggung pajak atau tempat lain maupun yang penguasaannya berada ditangan pihak lain, misalnya disewakan 81 Widi Widodo dan Dedy Djefris, Tax Payer’s Rights, Alfabeta, Bandung, 2008, hlm. 115. Universitas Sumatera Utara atau dipinjamkan atau yang dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu. Penyitaan tambahan dapat dilaksanakan apabila barang yang disita nilainya tidak mencukupi untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak atau apabila hasil penjualanlelang barang yang disita tidak cukup untuk melunasi biaya pengihan pajak dan hutang pajak. Menurut pasal 19 UU PPSP, dijelaskan penyitaan tidak dapat dilaksanakan terhadap barang-barang yang telah disita oleh pengadilan negeri, kejaksaan, kepolisian atau instansi lain yang berwenang yang telah terlebih dahulu melakukan penyitaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan penegasan bahwa terhadap semua jenis barang yang telah disita oleh pengadilan negeri atau instansi lain yang berwenang tidak boleh disita lagi oleh jurusita pajak. Terhadap barang-barang yang telah disita tersebut juru sita pajak menyampaikan salinan surat paksa kepada pengadilan negeri atau instansi lain yang berwenang. Tujuannya adalah agar pengadilan negeri atau instansi lain yang berwenang menentukan bahwa penyitaan atas barang yang dimaksud juga berlaku sebagai jaminan untuk pelunasan hutang pajak seperti yang tercantum dalam surat paksa. Pengadilan negeri setelah menerima salinan surat paksa tersebut dalam sidang berikutnya menetapkan barang yang telah disita dimaksud sebagai jaminan pelunasan hutang pajak. Dengan demikian, berdasarkan penetapan pengadilan negeri dimaksud Universitas Sumatera Utara maka pihak lain yang berkepentingan dapat mengetahuinya secara resmi. Pengadilan negeri maupun instansi lain yang berwenang menentukan pembagian hasil penjualan barang dimaksud berdasarkan ketentuan hak mendahului dari negara untuk tagihan pajak. Negara mempunyai hak mendahulu untuk hutang pajak atas barang-barang milik penanggung pajak. 82 Dalam hal ini maka negara mempunyai kedudukan sebagai kreditur preferen yang dinyatakan mempunyai hak mendahulu atas barang-barang milik penanggung pajak yang akan dilelang dimuka umum. Sedangkan pembayaran kreditur lain diselesaikan setelah utang pajak dilunasi. 83 Hak mendahului ini memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk mendapatkan bagiannya terlebih dahulu dari kreditur lain atas hasil pelelangan barang-barang milik penanggung pajak guna menutupi pelunasan hutang pajaknya. Ketentuan tentang hak mendahulu tersebut meliputi : a Pokok pajak b Sanksi administrasi berupa bunga, denda, kenaikan dan biaya penagihan pajak. Hak mendahului negara untuk tagihan pajak melebihi hak mendahulu lainnya, kecuali terhadap : 1 Biaya perkara yang semata-mata disebabkan suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak danatau barang tidak bergerak; 82 Lihat Pasal 21 ayat 1 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan 83 Djoko Muljono, Op.Cit. hlm. 122. Universitas Sumatera Utara 2 Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yang dimaksud; 3 Biaya perkara yang semata-mata disebabkan pelelangan dan penyelesaian suatu warisan. Pasal 19 ayat 6 UU PPSP Nomor 19 Tahun 2000. Hak mendahulu akan hilang bila lewat waktu 5 lima tahun sejak tanggal diterbitkannya : Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT dan Surat Keputusan Pembetlan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding dan Putusn Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Sebagai kelanjutan dari penetapan pengadilan negeri yang menentukan pembagian hasil penjualan barang sitaan dengan memperhatikan hak mendahulu dari hutang pajak, apabila menetapan putusan yang dimaksud telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka pengadilan negeri segera mengirimkan putusannya ke kantor lelang untuk dipergunakan sebagai dasar dalam pembagian hasil lelang. Adapun pada tahun 2008, penerbitan surat perintah melaksanakan penyitaan yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara dapat dilihat pada Tabel 3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan pada KPP Pratama Cikarang Utara Januari 2008 sd Desember 2008 Terbit Bulan Dasar Penerbitan SPMP Tepat Waktu Terlambat Jumlah Tidak Terbit Akhir 2007 12 1 - 1 11 Januari 8 1 - 1 7 Pebruari 9 - - - 9 Maret 15 1 - 1 14 April 15 - - - 15 Mei 10 - - - 10 Juni 15 - - - 15 Juli 10 - - - 10 Agustus 18 2 - 2 16 September 12 1 - 1 11 Oktober 15 1 - 1 14 Nopember 7 - - - 7 Desember 10 1 - 1 9 Jumlah 156 8 - 8 148 Sumber : KPP Pratama Cikarang Utara Berdasarkan Tabel 3 tersebut, terlihat bahwa penerbitan surat perintah melaksanakan penyitaan telah dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang dapat dapat diuraikan sebagai berikut : a Terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang merupakan limpahan dari Kantor Pelayanan Pajak lama Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua dan telah ditegur, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 12 dua belas surat paksa dengan tepat waktu. Setelah lewat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam tidak juga dibayar, maka terhadap 12 dua belas surat paksa tersebut Universitas Sumatera Utara diterbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan dengan tepat waktu sebanyak 1 satu sedangkan terhadap 11 sebelas surat paksa lainya tidak terbit surat perintah melaksanakan penyitaannya. b Terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Januari 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 16 enam belas, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 16 enam belas surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 8 delapan surat paksa dengan tepat waktu. Terhadap 8 delapan surat paksa yang terbit tersebut setelah lewat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam tidak juga dibayar, maka terhadap 8 delapan surat paksa tersebut diterbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan dengan tepat waktu sebanyak 1 satu sedangkan terhadap 7 tujuh surat paksa lainya tidak terbit surat perintah melaksanakan penyitaannya. c Terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Pebruari 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 15 lima belas, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 15 lima belas surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 9 sembilan surat paksa dengan tepat waktu. Namun, terhadap 9 sembilan surat paksa tersebut Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara tidak menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan. d Terhadap 50 lima puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Maret 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 42 empat puluh dua, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, Universitas Sumatera Utara maka terhadap 42 empat puluh dua surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 lima belas surat paksa dengan tepat waktu. Terhadap 15 lima belas surat paksa yang terbit tersebut, setelah lewat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam tidak juga dibayar, maka terhadap 15 lima belas surat paksa tersebut diterbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan dengan tepat waktu sebanyak 1 satu sedangkan terhadap 14 empat belas surat paksa lainya tidak terbit surat perintah melaksanakan penyitaannya. e Terhadap 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan April 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 36 tiga puluh enam, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 36 tiga puluh enam surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 lima belas surat paksa dengan tepat waktu. Namun, terhadap 15 lima belas surat paksa yang terbit tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara tidak menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaannya. f Terhadap 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Mei 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 37 tiga puluh tujuh, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 37 tiga puluh tujuh surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 10 sepuluh surat paksa dengan tepat waktu. Namun, terhadap 10 sepuluh surat paksa yang terbit tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara tidak menindak lanjuti dengan menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaannya. Universitas Sumatera Utara g Terhadap 35 tiga puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Juni 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 25 dua puluh lima, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 25 dua puluh lima surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 lima belas surat paksa dengan tepat waktu. Namun, surat paksa tersebut tidak ditindak lanjuti dengan penerbitan surat perintah melaksanakan penyitaannya oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. h Terhadap 45 empat puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Juli 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 33 tiga puluh tiga, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 33 tiga puluh tiga surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 10 sepuluh surat paksa dengan tepat waktu. Terhadap 10 sepuluh surat paksa yang terbit tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara tidak menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaannya. i Terhadap 35 tiga puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Agustus 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 26 dua puluh enam, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 26 dua puluh enam surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 18 delapan belas surat paksa dengan tepat waktu. Terhadap 18 delapan belas surat paksa yang terbit tersebut, setelah lewat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam tidak juga dibayar, maka terhadap 18 delapan belas surat paksa tersebut diterbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan Universitas Sumatera Utara dengan tepat waktu sebanyak 2 dua sedangkan terhadap 16 enam belas surat paksa lainya tidak terbit surat perintah melaksanakan penyitaannya. j Terhadap 30 tiga puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan September 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 23 dua puluh tiga, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 23 dua puluh tiga surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 12 dua belas surat paksa dengan tepat waktu. Terhadap 12 dua belas surat paksa yang terbit tersebut, setelah lewat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam tidak juga dibayar, maka terhadap 12 dua belas surat paksa tersebut diterbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan dengan tepat waktu sebanyak 1 satu sedangkan terhadap 11 sebelas surat paksa lainya tidak terbit surat perintah melaksanakan penyitaannya. k Terhadap 32 tiga puluh dua ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Oktober 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 25 dua puluh lima, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 25 dua puluh lima surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 lima belas surat paksa dengan tepat waktu. Terhadap 15 lima belas surat paksa yang terbit tersebut, setelah lewat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam tidak juga dibayar, maka terhadap 15 lima belas surat paksa tersebut diterbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan dengan tepat waktu sebanyak 1 satu sedangkan terhadap 14 empat belas surat paksa lainya tidak terbit surat perintah melaksanakan penyitaannya. Universitas Sumatera Utara l Terhadap 20 dua puluh ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Nopember 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 18 delapan belas, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 18 delapan belas surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 7 tujuh surat paksa dengan tepat waktu. Namun, setelah lewat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara tidak menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaannya. m Terhadap 25 dua puluh lima ketetapan pajak danatau keputusan pajak yang terbit pada bulan Desember 2008 dua ribu delapan dan telah ditegur sebanyak 22 dua puluh dua, setelah lewat 21 dua puluh satu hari tidak juga dibayar, maka terhadap 22 dua puluh dua surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 10 sepuluh surat paksa dengan tepat waktu. Terhadap 10 sepuluh surat paksa yang terbit tersebut, setelah lewat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam tidak juga dibayar, maka terhadap 10 sepuluh surat paksa tersebut diterbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan dengan tepat waktu sebanyak 1 satu sedangkan terhadap 9 sembilan surat paksa lainya tidak terbit surat perintah melaksanakan penyitaannya. Dari uraian diatas terlihat bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara selama tahun 2008 telah menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan secara tepat waktu yaitu sebanyak 8 delapan surat perintah melaksanakan penyitaan. Sedangkan sebanyak 148 seratus empat puluh delapan surat paksa yang menjadi dasar penagihan pajak yang tidak terbit surat perintah melaksanakan penyitaannya. Universitas Sumatera Utara Dari jumlah tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 20 dua puluh surat perintah pemblokiran terhadap harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank. Tidak terbitnya surat perintah melaksanakan penyitaan tersebut antara lain dikarenakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara kekurangan jurusita pajak yang hanya berjumlah 2 dua orang. Jurusita pajak yang berjumlah 2 dua orang tersebut, harus melaksanakan penyitaan terhadap 156 seratus lima puluh enam surat paksa, sedangkan waktu yang diberikan oleh undang-undang hanya 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam untuk melaksanakan penyitaan, sehingga dari 156 seratus lima puluh enam surat paksa yang terbit, jurusita pajak hanya mampu melaksanakan penyitaan terhadap 8 delapan surat paksa. Sebenarnya, ada jalan keluar yang dapat ditempuh oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, dengan cara mengangkat jurusita pajak diluar dari seksi penagihan yang bisa bertugas bilamana diperlukan. Hal ini mengakibatkan terhambatnya tindakan penyitaan sebagai pelaksanaan penagihan aktif dalam penyelesaian tunggakan pajak. Universitas Sumatera Utara

BAB III TINDAKAN PENYITAAN TERHADAP HARTA KEKAYAAN

PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN DI BANK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG UTARA Tata cara pemblokiran dan penyitaan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank, dalam rangka penagihan pajak dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan nomor 563KMK.042000 tanggal 26 Desember 2000 dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-109PJ.2007 tanggal 06 Agustus 2008 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP- 627PJ.2001 tanggal 24 Desember 2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung pajak yang Tersimpan di Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat paksa. Tindakan penyitaan terhadap harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank dilaksanakan dengan melakukan pemblokiran terlebih dahulu, dengan tatacara sebagai berikut :

D. Permintaan Pemblokiran Rekening

Dalam melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa, jurusita pajak berwenang melaksanakan penyitaan terhadap harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank. 84 Adapun tujuan dari tindakan penyitaan adalah untuk menguasai 84 Lihat Pasal 2 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan No.563KMK.042000 tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penangung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 83 Universitas Sumatera Utara harta dan hak penanggung pajak guna dijadikan sebagai jaminan untuk melunasi hutang pajaknya. Namun, pelaksanaan penyitaan terhadap harta penanggung pajak yang tersimpan pada bank harus dilakukan jurusita pajak dengan kehati-hatian. Penyitaan terhadap deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dilaksanakan dengan pemblokiran terlebih dahulu, 85 yang pelaksanaannya mengacu pada ketentuan mengenai rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 86 Pemblokiran adalah tindakan pengamanan harta kekayaan milik penanggung pajak yang tersimpan di bank dengan tujuan agar terhadap harta kekayaan dimaksud tidak terdapat perubahan apapun, selain penambahan jumlah atau nilai. 87 Adapun cara yang dilakukan oleh Jurusita Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara untuk mengetahui apakah penanggung pajak memiliki rekening di suatu bank adalah sebagai berikut : 1. Dengan melihat laporan pajak yang dilaporkan wajib pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Karena didalam laporan tersebut, terdapat juga laporan seluruh harta yang dimiliki oleh wajib pajak, termasuk juga harta wajib pajak yang disimpan di bank. 2. Dengan sistem tebar jaring yaitu Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara membuat permintaan pemblokiran pada bank yang terdapat di Cikarang Utara. Biasanya untuk tahap awal jurusita pajak melakukannya pada 3 tiga bank terkemuka, baik bank pemerintah maupun bank swasta yang beroperasi di Cikarang Utara dan apabila tidak terdapat rekening atas nama 85 Lihat Pasal 17 ayat 1 Undang-undang Nomor 19 tahun 2000Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa 86 Penjelasan Pasal 17 Undang-undang nomor 19 taqhun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa 87 Lihat Pasal 1 angka 8 Keputusan Menteri Keuangan No.563KMK.042000 tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penangung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara Penanggung Pajak pada ketiga bank tersebut, maka jurusita pajak akan mencarinya pada bank-bank lain 88 . Setelah jurusita pajak mengetahui bahwa pada bank dimaksud terdapat rekening atas nama penanggung pajak, maka jurusita pajak langsung mengajukan permintaan pemblokiran atas rekening penanggung pajak tersebut kepada pimpinan bank. Permintaan pemblokiran rekening atas nama penanggung pajak tersebut dibuat dengan surat resmi yang ditandatangani oleh pejabat kantor pelayanan pajak yang ditujukan kepada pimpinan bank yang dimaksud dan disertai dengan salinan Surat Paksa SP dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP atas nama penanggung pajak. 89 Setelah pimpinan bank menerima surat permintaan pemblokiran rekening atas nama penanggung pajak, maka seketika itu pula pimpinan bank tersebut memblokir rekening atas nama penanggung pajak tersebut. Pimpinan bank atau pejabat bank yang ditunjuk wajib melaksanakan pemblokiran terhadap harta kekayaan penanggung pajak seketika setelah menerima 88 Wawancara dengan Bapak Rusli, Kepala Seksi Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tanggal 06 Juli 2009. 89 Lihat Pasal 3 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan No.563KMK.042000 tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penangung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara permintaan pemblokiran dari pejabat, 90 dan membuat berita acara serta menyampaikan salinannya kepada Pejabat Kantor Pelayanan Pajak. 91 Hal tersebut juga telah ditegaskan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia melalui suratnya Nomor 235DpGDHk tertanggal 30 Mei 2000 yang ditujukan kepada seluruh pimpinan bank yang beroperasi di Indonesia untuk dapat melaksanakan ketentuan yang berkaitan dengan penyitaan terhadap kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank, sehingga tidak ada alasan bagi pimpinan bank untuk tidak melaksanakan pemblokiran. Pimpinan atau pejabat bank yang ditunjuk wajib memblokir seketika setelah menerima permohonan pemblokiran dari pejabat kantor pelayanan pajak dan membuat berita acara serta menyampaikan salinaannya kepada wajib pajak dan kantor pelayanan pajak. Sebagai tanda bukti telah dilakukannya pemblokiran rekening atas nama penanggung pajak yang tersimpan pada bank tersebut, maka pimpinan bank atau pejabat bank yang ditunjuk membuat berita acara pemblokiran terhadap rekening atas nama penanggung pajak dan menandatangani berita acara pemblokiran tersebut yang tindasannya disampaikan kepada penanggung pajak dan pejabat kantor pelayanan pajak yang meminta pemblokiran. 90 Lihat Pasal 3 ayat 2 Keputusan Menteri Keuangan No.563KMK.042000 tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penangung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 91 Lihat Pasal 3 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara Dalam pelaksanaannya dilapangan, pejabat kantor pelayanan pajak tidak akan meninggalkan bank apabila pejabat kantor pelayanan pajak belum menerima salinan berita acara pemblokiran yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh pimpinan atau pejabat bank. 92 Adapun rekening yang dilakukan pemblokiran oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara adalah sebanyak 20 dua puluh rekening wajib pajak, yang terdiri dari 5 lima wajib pajak badan hukum dan 15 lima belas wajib pajak orang pribadi. Besarnya jumlah hutang pajak atas ke 20 dua puluh wajib pajak tersebut lebih kurang sebesar Rp.7.456.338.000,- tujuh milyar empat ratus lima puluh enam juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu rupiah.

E. Perintah Memberi Kuasa Memberitahukan Saldo

Setelah jurusita pajak menerima berita acara pemblokiran rekening atas nama penanggung pajak dari bank, maka jurusita pajak memerintahkan kepada penanggung pajak untuk memberikan kuasa kepada bank agar memberitahukan saldo yang terdapat dalam rekeningnya pada bank tersebut kepada jurusita pajak. 93 Kuasa mana diharuskan agar jurusita pajak dapat mengetahui berapa saldo yang terdapat di rekening penanggung pajak tersebut karena pejabat bank tidak akan mau memberitahukan berapa saldo yang terdapat direkening penanggung pajak 92 Wawancara dengan Bapak Ateng, Juru Sita Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tanggal 06 Juli 2009. 93 Lihat Pasal 4 ayat 1 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara karena pejabat bank diwajibkan oleh undang-undang untuk merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya sesuai dengan UU Perbankan. Rahasia Bank adalah segala sesuatunya yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanan nasabah. Bank wajib merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Sedangkan keterangan mengenai nasabah selain nasabah penyimpan bukan merupakan keterangan yang wajib dirahasiakan oleh Bank. Namun ketentuan ini tidak berlaku bagi : 1. Kepentingan perpajakan; 2. Penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang NegaraPanitia Urusan Piutang Negara; 3. Kepentingan peradilan dalam perkara pidana; 4. Kepentingan peradilan dalam perkara perdata antara bank dengan nasabah; 5. Tukar menukar informasi antar bank; 6. Permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan yang dibuat secara tertulis; 7. Permintaan ahli waris yang sah dari nasabah penyimpan yang telah meninggal dunia. 94 Pelaksanaan ketentuan tersebut terlebih dahulu wajib memperoleh perintah atau izin tertulis untuk membuka rahasia bank dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali untuk ketentuan dalam angka 4,5,6 dan 7 tidak memerlukan izin tersebut. Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan dan 94 Peraturan Bank Indonesia Nomor 219PBI2000 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank oleh Gubernur Bank Indonesia, pasal. 2 ayat 4. Universitas Sumatera Utara memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat pajak berdasarkan permintaan tertulis dari Menteri Keuangan. Permintaan tersebut harus menyebutkan : a. Nama pejabat pajak; b. Nama nasabah penyimpan wajib pajak yang dikehendaki keterangannya; c. Nama kantor bank tempat nasabah mempunyai simpanan; d. Keterangan yang diminta; dan e. Alasannya diperlukan keterangan tersebut. 95 Bank sebagai lembaga keuangan dalam melaksanakan kegiatan usahanya senantiasa bertumpu pada unsur kepercayaan masyarakat, terutama nasabah penyimpan yang menempatkan simpanannya di bank. Sebagai lembaga kepercayaan, bank wajib merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanan nasabah yang berada di bank. Dengan diberlakukannya UU Perbankan, maka ketentuan rahasia bank yang semula mencakup nasabah kreditur penyimpan dana dan nasabah debitur peminjam dana, telah dibatasi hanya menyangkut nasabah penyimpan saja. Apabila penanggung pajak bersedia untuk memberitahukan saldo kekayaannya yang tersimpan di bank, maka penanggung pajak membuat surat pemberian kuasa kepada pimpinan bank agar memberitahukan saldo kekayaannya pada jurusita pajak. 96 95 Ibid, pasal 4 ayat 3. 96 Lihat Pasal 4 ayat 2 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara Jadi untuk mengetahui saldo rekening atas nama penanggung pajak yang tersimpan di bank, harus ada kuasa dari penanggung pajak selaku pemilik rekening kepada bank untuk memberitahukan saldo rekeningnya kepada jurusita pajak. Adakalanya penanggung pajak menolak memberitahukan saldo kekayaannya yang tersimpan pada bank dengan tidak membuat surat pemberian kuasa kepada pimpinan bank, maka saat itu pula jurusita pajak membuat berita acara penolakan pemberian kuasa oleh penanggung pajak, 97 yang mana berita acara dimaksud digunakan sebagai dasar bagi pejabat kantor pelayanan pajak untuk mengajukan permohonan kepada Gubernur Bank Indonesia melalui Menteri Keuangan untuk memerintahkan bank memberitahukan saldo kekayaan penanggung pajak yang tersimpan pada bank dimaksud. Dalam hal penanggung pajak tidak mau memberikan kuasa kepada bank, pejabat kantor pelayanan pajak dapat menempuh cara lain untuk mengetahui saldo rekening penanggung pajak tersebut, yaitu dengan cara meminta Gubernur Bank Indonesia melalui Menteri Keuangan untuk memerintahkan bank memberitahukan saldo rekening penanggung pajak yang tersimpan pada bank dimaksud kepada pejabat, 98 dengan turut melampirkan berita acara penolakan yang telah ditandatangani penanggung pajak digunakan sebagai dasar bagi pejabat kantor pelayanan pajak untuk mengajukan permohonan kepada Gubernur Bank Indonesia melalui Menteri 97 Lihat Pasal 4 ayat 2 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 98 Pasal 4 ayat 1 huruf b Keputusan Menteri Keuangan No.563KMK.042000 tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penangung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara Keuangan untuk memerintahkan bank memberitahukan saldo kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank tersebut. 99 Surat permohonan tersebut diajukan oleh Pejabat Kantor Pelayanan Pajak kepada Direktur Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak dan tembusannya disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atasan langsungnya. 100 Surat Pejabat Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud diatas harus dilampiri konsep surat Menteri Keuangan kepada Gubernur Bank Indonesia 101 , dan konsep surat mana diteruskan kepada Menteri Keuangan. Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat pajak, 102 yang mana perintah tertulis tersebut diberikan berdasarkan permintaan tertulis dari Menteri Keuangan 103 dan dalam permintaan tersebut harus menyebutkan nama pejabat pajak, nama nasabah penyimpan wajib pajak yang dikehendaki keterangannya, nama kantor bank tempat 99 Lihat Pasal 4 ayat 4 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ.2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 100 Lihat Pasal 4 ayat 5 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ.2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 101 Lihat Pasal 4 ayat 6 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ.2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 102 Lihat Pasal 4 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia No.219PBI2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank. 103 Lihat Pasal 4 ayat 2 Peraturan Bank Indonesia No.219PBI2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank. Universitas Sumatera Utara nasabah mempunyai simpanan, keterangan yang diminta dan alasan diperlukannya keterangan tersebut. 104 Menteri Keuangan berdasarkan surat yang diajukan oleh pejabat kantor pelayanan pajak mengajukan permohonan permintaan pemberitahuan saldo rekening penanggung pajak yang tersimpan pada bank. Permohonan permintaan tertulis tersebut ditujukan kepada Gubernur Bank Indonesia up. Direktorat Hukum Bank Indonesia 105 dan harus ditandatangani dengan membubuhkan tandatangan basah oleh Menteri Keuangan. 106 Pemberian perintah atau izin tertulis membuka rahasia bank untuk kepentingan perpajakan dilaksanakan oleh Gubernur Bank Indonesia dalam waktu selambat-lambatnya 14 empat belas hari setelah surat permintaan diterima secara lengkap oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia. 107 Namun, Gubernur Bank Indonesia dapat menolak untuk memberikan perintah atau izin tertulis membuka rahasia bank apabila surat permintaan yang diajukan tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditentukan. Atas penolakan tersebut harus diberitahukan tertulis selambat-lambatnya 14 empat belas hari setelah surat permintaan diterima. 108 104 Lihat Pasal 4 ayat 3 Peraturan Bank Indonesia No.219PBI2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank. 105 Lihat Pasal 9 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia No.219PBI2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank. 106 Lihat Pasal 9 ayat 1 huruf a Peraturan Bank Indonesia No.219PBI2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank. 107 Lihat Pasal 10 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia No.219PBI2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank. 108 Lihat Pasal 10 ayat 4 Peraturan Bank Indonesia No.219PBI2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank. Universitas Sumatera Utara Dari ke 20 dua puluh rekening wajib pajak yang telah dilakukan pemblokiran oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, yang terdiri dari 5 lima rekening wajib pajak badan hukum dan 15 lima belas rekening wajib pajak orang perorangan. Seluruh wajib pajak badan hukum tersebut menolak untuk memberikan kuasa kepada bank untuk memberitahukan saldo dari rekeningnya kepada juru sita pajak. Seketika itu juga jurusita pajak membuat Berita Acara Penolakan Penandatanganan Surat Kuasa oleh penanggung pajak untuk memberitahukan saldo rekeningnya kepada juru sita pajak, yang mana berita acara tersebut akan digunakan sebagai dasar dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara melalui Menteri Keuangan untuk memohon kepada Gubernur Bank Indonesia agar bank yang bersangkutan memberitahukan saldo rekening dari wajib pajak badan hukum tersebut kepada juru sita pajak. Dari 15 lima belas wajib pajak perorangan bersedia untuk menandatangani surat kuasa kepada bank untuk memberitahukan saldo rekeningnya kepada juru sita pajak sebanyak 5 lima orang sedangkan sisanya tidak bersedia memberikan kuasa.

F. Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Di Bank

Setelah saldo rekening penanggung pajak yang tersimpan pada bank diketahui, jurusita pajak melaksanakan penyitaan dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita dan ditandatangani oleh jurusita pajak, saksi-saksi dan pimpinan bank atau pejabat bank yang ditunjuk, 109 yang mana berita acara pelaksanaan sita 109 Lihat Pasal 6 ayat 1 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ.2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara tersebut disampaikan kepada penanggung pajak dan pimpinan bank yang bersangkutan. 110 Apabila sebelum dilakukan penyitaan atas harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank yang telah diblokir tersebut, penanggung pajak mengajukan permohonan bersedia untuk menggunakan harta yang diblokir tersebut guna melunasi biaya penagihan dan hutang pajaknya dengan menggunakan harta yang telah diblokir tersebut, Kepala Kantor Pelayanan Pajak selaku pejabat, dapat mengajukan permintaan pencabutan pemblokiran kepada pimpinan bank setelah hutang pajak dan biaya penagihan pajak dilunasi baik melalui pemindahbukuan yang dilakukan oleh bank maupun yang dilunasi melalui permohonan penanggung pajak kepada kantor pelayanan pajak. Apabila jumlah yang diblokir lebih besar dari jumlah yang disita, maka atas sisa lebih tersebut diajukan permintaan pencabutan pemblokiran oleh kantor pelayanan pajak selaku pejabat kepada pimpinan bank yang bersangkutan. 110 Lihat Pasal 6 ayat 2 Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-627PJ.2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PELUNASAN HUTANG PAJAK DENGAN MENGGUNAKAN HARTA

KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN DI BANK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG UTARA Pemungutan pajak bersifat dapat dipaksakan, artinya apabila penanggung pajak tidak memenuhi kewajiban membayar pajak, kepadanya dapat dikenakan sanksi, baik sanksi pidana maupun sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dapat dipaksakan mempunyai arti, apabila penanggung pajak yang tidak membayar hutang pajaknya maka dapat dilakukan tindakan paksa agar penanggung pajak membayar hutang pajaknya. Cara yang ditempuh antara lain dengan dengan melakukan tindakan penagihan pajak dengan menggunakan harta penanggung pajak yang tersimpan di bank. Penagihan hutang pajak dengan menggunakan harta penanggung pajak yang tersimpan di bank ini terlebih dahulu dilakukan tindakan penerbitan surat teguran, penerbitan surat paksa, tindakan penyitaan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank yang selanjutnya dilakukan pelunasan hutang pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank tersebut. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara akan menerbitkan surat teguran kepada penanggung pajak yang tidak melunasi hutang pajaknya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, agar penanggung pajak segera melunasi hutang pajaknya. Apabila penanggung pajak tidak menghiraukan surat teguran, maka 95 Universitas Sumatera Utara kepadanya akan diterbitkan surat paksa. Surat paksa memiliki kekuatan hukum seperti halnya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat paksa tersebut diterbitkan agar penanggung pajak segera melunasi hutang pajaknya ditambah sanksi administrasi serta biaya penagihan pajak atas diterbitkannya surat paksa tersebut. Jika penanggung pajak tidak juga membayar hutang pajaknya sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat paksa, maka kepadanya akan dilakukan tindakan penyitaan atas harta kekayaan penanggung pajak sebagai jaminan pelunasan hutang pajak, salah satunya adalah dengan menggunakan harta kekayaan penangung pajak yang tersimpan di bank yang dilakukan pemblokiran terlebih dahulu terhadap rekening harta penanggung pajak tersebut. Meskipun telah dilaksanakan pemblokiran rekening milik penanggung pajak yang tersimpan di bank, kepada penanggung pajak masih diberikan waktu untuk melunasi hutang pajaknya. Hal ini dimaksudkan agar Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara tidak bertindak semena- mena dan tetap memberikan kesempatan kepada penanggung pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Apabila dalam batas waktu yang telah ditentukan ternyata penanggung pajak tidak juga melunasi hutang pajaknya, maka rekening yang diblokir tersebut dilaksanakan penyitaan dan dilakukan pendebetan terhadap rekening tersebut ke rekening pemerintah. Universitas Sumatera Utara

C. Pendebetan Rekening Penanggung Pajak ke Kas Negara

Apabila dalam jangka waktu 14 empat belas hari sejak tanggal penyitaan, penanggung pajak tidak juga melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak, pejabat kantor pelayanan pajak segera meminta pimpinan bank untuk memindahbukukan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank ke kas negara atau kas daerah sejumlah yang tercantum dalam berita acara pelaksanaan sita. Namun, sebelum jangka waktu 14 empat belas hari berakhir, Penanggung pajak dapat mengajukan permohonan kepada pejabat Kantor Pelayanan Pajak untuk menggunakan barang sitaan dimaksud berupa uang tunai, deposito, tabungan, saldo rekening koran, giro atau bentuk lainnya yang disamakan dengan itu untuk melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak yang timbul. Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, adapun rekening penunggak pajak yang di debet ke rekening kas negara senilai Rp.1.456.338.000,- satu milyar empat ratus lima puluh enam juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu rupiah. Yang mana jumlah tersebut terdiri dari 1 satu wajib pajak badan dengan nilai sebesar Rp.1.000.000.000,- satu milyar rupiah, sedangkan 2 dua wajib pajak orang dengan nilai sebesar Rp.456.338.000,- empat ratus lima puluh enam juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu rupiah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tindakan penyitaan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak terhadap para penunggak pajak, telah dilaksanakan sampai dengan pendebetan rekening penunggak Universitas Sumatera Utara pajak ke rekening kas negara. Hal ini dilakukan karena penunggak pajak tidak juga melunasi kewajiban pajaknya pada saat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara melakukan tindakan penagihan terhadap para penunggak pajak. D. Pencairan Tunggakan Pajak Setelah Dilaksanakannya Penyitaan Terhadap Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan di Bank Pembayaran tunggakan pajak penanggung pajak yang telah dilaksanakan penagihan pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara setelah penerbitan surat teguran, surat paksa, pemblokiran dan penyitaan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank dapat dilihat pada Tabel 4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Perkembangan Pencairan Tunggakan Pajak KPP Pratama Cikarang Utara yang telah dilakukan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan di Bank 1 Januari 2008 sd 31 Desember 2008 Pencairan Tunggakan Pajak Pencairan tunggakan Pajak Pencaira n Tunggak an Pajak Pencairan Tunggakan Pajak WP Tunggakan Surat Teguran Rp. Surat Paksa Rp. Blokir Rp. Pendebetan Rekening Rp. Bada n 34.693.277.0 00,- 32.294.756.0 00,- 2.398.521.0 00,- 6,91 29.896.235.0 00,- 2.600.581.0 00,- 7,49 5.000.000.00 0,- - - 1.000.000.0 00,- 1.000.000.0 00,- 2,8 6 OP 9.456.145.00 0,- 8.770.666.00 0,- 685.479.000 ,- 7,24 8.068.606.00 0,- 500.000.000 ,- 5,28 2.456.338.00 0,- - - 456.338.000 ,- 456.338.000 ,- 4,8 2 Juml ah 44.149.422.0 00,- 41.065.422.0 00,- 3.084.000.0 00,- 14,1 5 37.964.841.0 00,- 3.100.581.0 00,- 12,7 7 7.456.338.00 0,- - - 1.456.338.0 00,- 1.456.338.0 00,- 7,6 8 Sumber : KPP Pratama Cikarang Utara, Data Sekunder diolah. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4 tersebut, terlihat bahwa adanya pencairan tunggakan pajak setelah dilaksanakan penagihan pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank yang dimulai dengan dikeluarkannya surat teguran, surat paksa, pemblokiran rekening dan pendebetan rekening milik penanggung pajak baik badan maupun orang pribadi, yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pencairan tunggakan pajak badan : a. Tunggakan pajak badan adalah sejumlah Rp.34.693.277.000,- tiga puluh empat milyar enam ratus sembilan puluh tiga juta dua ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah. Adapun yang diterbitkan surat tegurannya adalah sebesar Rp.32.294.756.000,- tiga puluh dua milyar dua ratus sembilan puluh empat juta tujuh ratus lima puluh enam ribu rupiah, terjadi pencairan tunggakan pajak sebesar Rp.2.398.521.000,- dua milyar tiga ratus sembilan puluh delapan juta lima ratus dua puluh satu ribu rupiah atau 6,91 enam koma sembilan puluh satu persen dari awal tunggakan pajak badan. b. Tunggakan pajak yang diterbitkan surat paksa adalah sebesar Rp.29.896.235.000,- dua puluh sembilan milyar delapan ratus sembilan puluh enam juta dua ratus tiga puluh lima ribu rupiah, terjadi pencairan tunggakan pajak sebesar Rp.2.600.581.000,- dua milyar enam ratus juta lima ratus delapan puluh satu ribu rupiah atau 7,49 tujuh koma empat puluh sembilan persen dari awal tunggakan pajak badan. Universitas Sumatera Utara c. Pemblokiran rekening dilakukan terhadap tunggakan pajak badan adalah sebesar Rp.5.000.000.000,- lima milyar rupiah. Setelah dilakukan pemblokiran tersebut, penanggung pajak tidak melakukan pembayaran atas tunggakan pajaknya, sehingga saat dilakukan tindakan pemblokiran, tidak terdapat pelunasan tunggakan pajak atau 0 nol persen dari awal tunggakan pajak badan. d. Pendebetan rekening dilakukan terhadap tunggakan pajak badan yang telah diblokir sebelumnya sebesar Rp.1.000.000.000,- satu milyar rupiah atau 2,86 dua koma delapan puluh enam persen dari awal tunggakan pajak badan. 2. Pencairan tunggakan pajak orang pribadi : a. Tunggakan pajak orang perorangan adalah sebesar Rp.9.456.145.000,- sembilan milyar empat ratus lima puluh enam juta seratus empat puluh lima ribu rupiah. Adapun yang diterbitkan surat tegurannya adalah sebesar Rp.8.770.666.000,- delapan milyar tujuh ratus tujuh puluh juta enam ratus enam puluh enam ribu rupiah, terjadi pencairan tunggakan pajak sebesar Rp.685.479.000,- enam ratus delapan puluh lima juta empat ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah atau 7,24 tujuh koma dua puluh empat persen dari awal tunggakan pajak orang perorangan. b. Tunggakan pajak yang diterbitkan surat paksa adalah sebesar Rp.8.068.606.000,- delapan milyar enam puluh delapan juta enam ratus enam ribu rupiah, terjadi pencairan tunggakan pajak sebesar Rp.500.000.000,- Universitas Sumatera Utara lima ratus juta rupiah atau 5,28 lima koma dua puluh delapan persen dari awal tunggakan pajak orang perorangan. c. Pemblokiran rekening dilakukan terhadap tunggakan pajak badan adalah sebesar Rp.456.338.000,- empat ratus lima puluh enam juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu rupiah. Setelah dilakukan pemblokiran tersebut, penanggung pajak tidak melakukan pembayaran atas tunggakan pajaknya, sehingga saat dilakukan tindakan pemblokiran, tidak terdapat pelunasan tunggakan pajak atau 0 nol persen dari awal tunggakan pajak orang perorangan. d. Pendebetan rekening dilakukan terhadap tunggakan pajak badan yang telah diblokir sebelumnya sebesar Rp.2.456.338.000,- dua milyar empat ratus lima puluh enam juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu rupiah atau 4,82 empat koma delapan puluh dua persen dari awal tunggakan pajak orang perorangan. Dari uraian tersebut dapat dilihat bagaimanakah implementasi penagihan hutang pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Pelaksanaan masing- masing penagihan pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank terhadap total pembayaran yang dilakukan penanggung pajak terhadap tunggakan awal secara keseluruhan adalah sebagai berikut : 1 Setelah Surat Teguran Total pencairan tunggakan pajak setelah diterbitkan surat teguran kepada penanggung pajak adalah sebesar Rp.3.084.000.000,- tiga milyar delapan puluh Universitas Sumatera Utara empat juta rupiah atau 14,15 empat belas koma lima belas persen dari tunggakan awal sebesar Rp.44.149.422.000,- empat puluh empat milyar seratus empat puluh sembilan juta empat ratus dua puluh dua ribu rupiah. 2 Setelah Surat Paksa Total pencairan tunggakan pajak setelah diterbitkan surat paksa kepada penanggung pajak adalah sebesar Rp.3.100.581.000,- tiga milyar seratus juta lima ratus delapan puluh satu ribu rupiah atau 12,77 dua belas koma tujuh puluh tujuh persen dari tunggakan awal sebesar Rp.44.149.422.000,- empat puluh empat milyar seratus empat puluh sembilan juta empat ratus dua puluh dua ribu rupiah. 3 Setelah Pemblokiran Total pencairan tunggakan pajak setelah dilakukan pemblokiran terhadap rekening penanggung pajak adalah sebesar Rp.0 nol rupiah atau 0 nol persen dari tunggakan awal sebesar Rp.44.149.422.000,- empat puluh empat milyar seratus empat puluh sembilan juta empat ratus dua puluh dua ribu rupiah, dikarenakan penanggung pajak tidak ada yang melakukan pelunasan terhadap kewajiban pajaknya. 4 Setelah pendebetan rekening Total pencairan tunggakan pajak setelah dilakukan pendebetan atas rekening penanggung pajak ke kas negara adalah sebesar Rp.1.456.338.000,- satu milyar empat ratus lima puluh enam juta tiga ratus tiga puluh delapan ribu rupiah atau 7,68 tujuh koma enam puluh delapan persen dari tunggakan awal sebesar Universitas Sumatera Utara Rp.44.149.422.000,- empat puluh empat milyar seratus empat puluh sembilan juta empat ratus dua puluh dua ribu rupiah. Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa pelaksanaan penagihan pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank telah dilaksanakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, namun dapat dikatakan belum berhasil dalam menyelesaikan pencairan tunggakan hutang pajak. Hal ini terlihat dari jumlah pencairan tunggakan hutang pajak yang dilakukan yakni sebesar Rp.7.640.919.000,- tujuh milyar enam ratus empat puluh juta sembilan ratus sembilan belas ribu rupiah dari jumlah tunggakan awal sebesar Rp.44.149.422.000,- empat puluh empat milyar seratus empat puluh sembilan juta empat ratus dua puluh dua ribu rupiah ternyata belum mencapai target yang ingin dicapai. Dari hasil penelitian terlihat walaupun pelaksanaan penagihan hutang pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank telah dilaksanakan, namun belum memberikan hasil yang maksimal dalam pencairan tunggakan pajak. Wajib pajak masih melihat bahwa manfaat pajak bagi kepentingannya masih rendah, jasa pelayanan publik yang diberikan pemerintah dirasakan belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan masih sering terjadi masyarakat harus membeli sesuatu yang sebenarnya sudah menjadi haknya sebagai kewajiban pemerintah dalam melayani dan memenuhinya. Setiap berhubungan dengan pemerintah dalam berbagai kepentingan, masyarakat masih harus mengeluarkan sejumlah uang. Demikian juga terhadap dana-dana publik lainnya yang secara resmi tidak jelas pengelolaannya dan pertanggung jawabannya, sehingga Universitas Sumatera Utara masyarakat merasa dipaksa jika harus mengeluarkan uang bagi negara, termasuk dalam hal pembayaran pajak ini. Kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak dapat ditingkatkan, apabila seluruh aparatur pemerintahan dapat meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan. Demikian juga dengan keinginan wajib pajak akan transparansi terhadap penggunaan uang pajak yang dibayarkan. Kurang berhasilnya penagihan pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank ini tidak terlepas dari masih lemah dan kurang padunya aparat pajak dalam melaksanakan tugasnya. Jurusita yang kurang terampil dan pengalaman dalam pengetahuan perpajakan maupun masalah perbankan, menimbulkan kesulitan bagi jurusita bila berhadapan dengan wajib pajak yang berpendidikan cukup tinggi dan ahli dalam masalah perbankkan dan perpajakan. Disamping masih rendahnya kualitas sumber daya manusianya dan juga prasarana pendukung seperti dukukungan teknologi yang optimal untuk menjadikan administrasi perpajakan yang dikelola menjadi lebih efisien dan efektif. Dari hal-hal tersebut menimbulkan kesulitan tersendiri bagi aparatur pajak dalam melaksanakan penagihan hutang pajak, sehingga aktivitas seksi penagihan dalam menjalankan fungsinya kurang tersistem dan terprogram secara rapi, kurang melibatkan instansi terkait sehingga seolah-olah masalah penagihan pajak hanya menjadi urusan kantor pajak atau seksi penagihan saja. Kurang berhasilnya pelaksanaan penagihan hutang pajak dengan menggunakan harta kekayaan wajib pajak yang tersimpan di bank yang dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Utara menyebabkan belum tertagihnya seluruh tunggakan pajak. Hal ini sudah tentu sangat merugikan negara sehingga untuk itu terkadang masih diperlukan tindakan penagihan lainnya yakni tindakan pencegahan yang merupakan upaya lain penagihan pajak yang wujudnya berupa pelarangan berpergian keluar negeri terhadap penanggung pajak maupun dengan sandera badan terhadap para penunggak pajak. Namun agar tindakan pencegahan tidak dilaksanakan dengan sewenang- wenang dan bertentangan dengan rasa keadilan maka diberikan syarat-syarat tertentu yaitu penanggung pajak yang mempunyai jumlah hutang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp.100.000.000.- seratus juta rupiah dan diragukan itikad baik penanggung pajak dalam melunasi hutang pajaknya. Pencegahan terhadap penanggung pajak tidak mengakibatkan hapusnya hutang pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak. Oleh karena itu walaupun terhadap penanggung pajak telah dilakukan pencegahan namun tindakan penagihan pajak tidak akan berhenti dan tetap dilanjutkan pelaksanaannya. Universitas Sumatera Utara

BAB V KENDALA-KENDALA PENAGIHAN HUTANG PAJAK DENGAN

MENGGUNAKAN HARTA KEKAYAAN PENANGGUNG PAJAK YANG TERSIMPAN DI BANK OLEH KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG UTARA Tindakan penyitaan harta penanggung pajak yang tersimpan di bank dilaksanakan setelah dilakukan pemblokiran rekening milik penanggung pajak terlebih dahulu. Setelah saldo kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank diketahui, selanjutnya jurusita pajak akan melaksanakan penyitaan dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita dan ditandatangani oleh jurusita pajak, saksi-saksi dan pimpinan bank atau pejabat bank yang ditunjuk. Jurusita dalam melaksanakan tugasnya merupakan pelaksana eksekusi dari putusan yang sama kedudukannya dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

C. Jurusita Pajak Sebagai Pelaksana Penyitaan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 562KMK.042000 tentang Syarat-syarat, Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Jurusita Pajak, jurusita pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa, melaksanakan penyitaan dan penyanderaan. 111 Jurusita pajak diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh menteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau gubernur atau bupatiwalikota 111 Lihat Pasal 1 Ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan nomor 562KMK.042000 tentang Syarat-syarat, Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Jurusita Pajak. 107 Universitas Sumatera Utara untuk penagihan pajak daerah. 112 Oleh karena itu untuk dapat diangkat sebagai jurusita pajak, harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh menteri. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk diangkat menjadi jurusita pajak adalah sebagai berikut : 1. Berijazah serendah-rendahnya sekolah menengah umum atau setingkat dengan itu. 2. Berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda - Golongan IIa. 3. Berbadan sehat. 4. Lulus pendidikan dan pelatihan khusus jurusita pajak. 5. Jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian. 113 Dengan pertimbangan bahwa jurusita pajak harus ada pada setiap saat di kantor pejabat, baik pejabat untuk penagihan pajak pusat maupun pejabat untuk penagihan pajak daerah, maka kewenangan pengangkatan dan pemberhentian jurusita pajak diberikan kepada pejabat dengan berpedoman pada syarat-syarat dan tata cara yang ditetapkan oleh menteri. Sebelum memangku jabatannya, jurusita pajak diambil sumpah atau janji menurut agama atau kepercayaannnya oleh pejabat. Pasal 4 UU PPSP Dalam melaksanakan tugasnya, jurusita pajak berwenang memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka laci, lemari dan tempat lain untuk menemukan objek sita ditempat usaha dan melakukan penyitaan ditempat kedudukan atau tempat lain yang diduga sebagai tempat penyimpanan objek sita dengan memperhatikan norma yang berlaku di masyarakat, misalnya dengan meminta izin 112 Lihat Pasal 1 Ayat 2 Keputusan Menteri Keuangan nomor 562KMK.042000 tentang Syarat-syarat, Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Jurusita Pajak. 113 Lihat Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan nomor 562KMK.042000 tentang Syarat- syarat, Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Jurusita Pajak. Universitas Sumatera Utara lebih dahulu kepada penanggung pajak. Kewenangan ini pada dasarnya tidak sama dengan penggeledahan sebagaimana yang dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 114 Kedudukan jurusita pajak adalah sangat strategis dalam kantor pejabat penagihan pajak, harus bekerja profesional dan merupakan benteng terakhir dalam rangka pengamanan penagihan pajak. Jurusita pajak melaksanakan tax law enforcement dan merupakan ujung tombak, aparat hukum dan sekaligus adalah penegak hukum khusus dibidang perpajakan. Berhasil tidaknya tugas jurusita pajak bergantung sepenuhnya pada bobot, keterampilan, keuletan, kejelian, mental dan apabila bertugas sepenuhnya dilapangan dengan segala konsekuensi tugas yang beraneka ragam. Dilapangan jurusita pajak adakalanya menghadapi rintangan- rintangan dari penanggung pajak ataupun dari pihak ketiga yaitu dengan ancaman fisik maupun non fisik. Jurusita pajak dapat meminta bantuan kepada kepolisian, kejaksaan, departemen kehakiman, pemerintah daerah setempat, badan pertanahan nasional, direktorat jenderal perhubungan laut, pengadilan negeri, bank, atau pihak lain dalam rangka melaksanakan penagihan hutang pajak.

D. Kendala-kendala Yang Ditemui Dalam Pelaksanaan

Adapun beberapa kendala yang dihadapi jurusita pajak dalam melaksanakan penagihan hutang pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak 114 Penjelasan UU PPSP No. 19 Tahun 2000 Universitas Sumatera Utara yang tersimpan di bank pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara adalah sebagai berikut :

4. Pejabat Bank Menolak Untuk Melaksanakan Pemblokiran Rekening