d. Bahan hukum tertier, yaitu kamus umum, kamus bahasa, kamus hukum, majalah,
surat kabar, artikel dan jurnal umum juga menjadi tambahan bagi penulisan tesis ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
e. Berbagai bentuk laporan-laporan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
penagihan pajak di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
6. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a.
Untuk memperoleh data primer dilakukan dengan cara studi lapangan field research
antara lain dengan cara observasi dan wawancara dengan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, Kepala Seksi Penagihan
Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, Juru Sita Pajak Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara dan informan.
b. Untuk memperoleh data sekunder dilakukan dengan cara studi dokumen atau
pustaka library research, dan mengkaji berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan permasalahan.
7. Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh diolah untuk kemudian dianalisis. Analisis data merupakan hal yang terpenting dalam suatu penelitian dalam
rangka memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Analisis data adalah kegiatan pemaknaan dan penafsiran terhadap hasil pengolahan data.
29
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif
dengan catatan bahwa kebenaran material dari data yang dianalisis tadi diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan mengenai implementasi penagihan hutang pajak
dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cikarang Utara.
29
M. Syamsudin, Op.Cit,hlm. 120.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PELAKSANAAN PENAGIHAN HUTANG PAJAK PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG UTARA
A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara 1. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Jenderal Pajak memiliki visi dan misi yang juga merupakan visi dan misi setiap Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama dan Kantor
Operasional Direktorat Jenderal Pajak lainnya didaerah. Visi berarti cita-cita. Visi merupakan gambaran dari keinginan sungguh-
sungguh yang ingin dicapai dimasa depan melalui komitmen dan tindakan nyata. Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah menjadi model pelayanan masyarakat yang
menyelenggarakan sistem dan management perpajakan kelas dunia, yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat.
30
Dari sini tampak keinginan untuk membangun organisasi Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi terdepan dari sisi profesionalisme dan keterbukaan, dibanding
unit organisasi lainnya dan organisasi ini diharapkan dapat memuaskan masyarakat sehingga kepatuhan sukarela masyarakat makin meningkat dan penerimaan negara
juga semakin membaik. Secara garis besar visi Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari tiga elemen
pokok, yaitu :
30
The Indonesian Tax In Brief, Op.Cit, hlm 37.
27
Universitas Sumatera Utara
a. Menjadi model pelayanan masyarakat. Direktorat Jenderal Pajak bercita-cita
menjadi model dan panutan bagi instansi-instansi pemerintah yang lain, dalam memberi pelayanan yang baik bagi masyarakat. Cita-cita ini menjadi dorongan
dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi untuk selalu menjadi yang terbaik dalam pelayanan diantara seluruh instansi pemerintah.
b. Berkelas dunia. Standar pelayanan yang ingin dicapai adalah standar dunia atau
standar internasional, baik dalam hal kualitas pelayanan, sumber daya manusia dan kinerjanya.
c. Dipercaya dan dibanggakan masyarakat. Direktorat Jenderal Pajak berusaha
mendapat pengakuan masyarakat berdasarkan kinerjanya yang berkualitas tinggi dan akurat, sehingga mampu memenuhi harapan rakyat untuk menjadi instansi
yang baik dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Kemudian yang juga tidak kalah pentingnya adalah misi. Misi berarti
pernyataan tentang tujuan keberadaan, tugas, fungsi, peranan dan tanggung jawab organisasi. Secara garis besar, ada empat misi yang diemban Direktorat Jenderal
Pajak, yaitu : 1
Misi Fiskal Misi fiskal merupakan tugas utama, yaitu menghimpun penerimaan negara
dari sektor perpajakan guna mendukung kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Penghimpunan
penerimaan ini harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Intinya Direktorat Jenderal
Pajak harus mampu memenuhi harapan masyarakat dan pemerintah dalam mendukung kemandirian pembiayaan Negara.
2 Misi Ekonomi
Misi Ekonomi Direktorat Jenderal Pajak adalah mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi bangsa dengan kebijakan
Universitas Sumatera Utara
perpajakan yang dapat meminimalkan distorsi. Sebagai instansi yang kebijakannya berpengaruh besar pada perekonomian negara, maka sedapat
mungkin Direktorat Jenderal Pajak menghindari pembuatan kebijakan perpajakan yang malah menghambat pertumbuhan ekonomi negara.
3 Misi Politik
Misi Politik Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai instansi yang penting dalam Negara, instansi ini mempunyai kewajiban untuk
mendukung proses demokratisasi. Dengan demikian, Direktorat Jenderal Pajak turut mendukung suksesnya proses otonomi daerah.
4 Misi Kelembagaan
Misi Kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak adalah senantiasa memperbarui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi
perpajakan, serta administrasi perpajakan mutakhir. Itu sebabnya Direktorat Jenderal Pajak akan selalu berusaha meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, organisasi, sistem dan prosedur kerja dengan cara pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi organisasi.
31
Dalam prakteknya terkadang pengertian antara misi dan visi ini dipisahkan, namun tak jarang pula menganggapnya sebagai hal yang sama, maka dalam hal ini
misi dan visi digambarkan sebagai animasi dan rel yang akan dicapai dimasa mendatang.
32
2. Struktur Kantor Pelayanan Pajak Pratama