memprihatinkan. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mendapat perhatian, agar fungsi gendang guro-guro aron tersebut tidak hilang begitu saja.
Guro – guro aron ini, dapat juga dikatakan sebuah pesta yang merupakan simbol kejayaan ekonomi orang Karo. Ketika guro –guro aron ini dilaksanakan
tentu terdapat padi yang tersisa di keben lumbung untuk bahan makanan, serta terdapat ternak peliharan sebagai lauk pauk.
4.1.2. Peserta Dalam Acara Guro - Guro Aron
Kesuksesan sebuah acara tergantung bagaimana masyrakat yang melihatnya dan meyikapinya. Yang menjadi peserta dalam acara guro – guro aron
ini adalah: 1.
Muda - mudi desa yang dipilih terutama kelima sub merga tersebu. Menjelang guro - guro aron semua muda - mudi desa mengadakan
persiapan seperti dana untuk pakaian yang akan dipakai, perhisan dan dana untuk memangil perkolong - kolong biduan yang akan menghibur
dengan perangkat alat musik tradisional karo. Selain itu harus juga sibuk dengan latihan – latihan agar nanti tampak fasih dan indah dalam hari yang
sudah ditentukan. 2.
Orang tua atau pengetua adat dalam kampung tersebut. Para orang tua juga turut berpartisipasi membantu putra putri mereka agar
nanti tampak gagah dan agun, dan mereka bangga bila melihat anak –anak mereka sukses dalam melaksanakan guro - guro aron tersebut. Karena
tanpa dukungan orang tua dan pengetua adat maka acara tersebut akan kurang semarak. Selain sebagai orang tua, pengetua adat juga adalah orang
Universitas Sumatera Utara
yang paham akan adat, karena di sini muda mudi tersebut menari harus berdasarkan aturan adat dan norma – norma yang berlaku, karena disini
dilarang satu merga menari bersama. 3.
Kepala desa dengan seluruh anggotanya. Kepala desa harus ikut serta dalam acara ini, karena tanpa persetujuan
kepala desa tidak bisa dilasanakan acara ini. 4.
Perkolong – kolong. Perkolong – kolong adalah orang yang bertugas untuk menghibur dalam
acara guro – guro aron tersebut dengan menyanyikan lagu Karo ataupun lagu yang diminta warga tersebut utuk dinyayikan.
4.1.3 Pakaian yang Digunakaan.
Pakaian yang digunaka dalam acara guro – guro aron ini, khususnya pengulu aron dan kemberahen aron haruslah rose tapi tidak memakai emas - emas
berpakaian adat Karo lengkap tapi tidak memakai emas - emas. Dan mereka dibantu oleh pembantu pengulu aron dan pembantu nande aron yang juga rose
sebagai simantek guro – guro aron yang terdiri dari kelima merga tersebut Rose pakaian laki – laki simantek.
1. Memakai sarung palekat. 2 Erbulang dengan memakai beka buluh,
3 Cekok –cekok, ini dilipat berbentuk segi tiga dan diletakkan di atas bahu, dan memakai kain beka buluh juga. Sedangkan pakaian perempuan:
1.Ertudung dengan memakai kain kelam – kelam. 2.Rabit dengan memakai kain songkit.
Universitas Sumatera Utara
3.Memakai baju kebaya 4. Memakai bunga erpalas sebagai rudang – rudang atau hisan tudung sebagai
simbol kepeminpinan. 5. Dan khusus bagi nande aron maka di atas tudungnya dia harus erjungjungen
atau pun diletakan di atas tudungnya kampil kecil beserta dengan tikar kecil yang berwarna putih amak cur.
Sedangkan pada saat sekarang nande aron tidak lagi erjungjungen lagi, dan pada saat sekarang ini nande aron atau bapa aron hanya dipilih satu saja, dan itulah
yang mewakilkan dari kelima merga baik bapa aron dan nande aron. Sedangkan pada saat dulu nande aron atau bapa aron dari setiap merga harus ada satu yang
mewakili.
4.1.4. Alat Musik yang Digunakan