1.2 Rumusan Masalah
Membicarakan suatu masalah atau rumusan masalah supaya masalah- masalah dapat dibahas secara terarah. Masalah merupakan suatu bentuk
pernyataan yang memerlukan penyelesaian atau membuat jalan keluarnya. Permasalahaan merupakan rintangan yang harus diselesaikan. Bentuk perumusan
masalah biasanya berbentuk kalimat pertanyaan dan kalimat pernyataan yang bisa mengguga h perhatian orang lain. Perumusan pokok permasalahan sebenarnya
merupakan batasan-batasan dari ruang lingkup topik yang akan diteliti.
Adapun rumusan masalah dalam topik ini adalah :
1. Apa yang dimaksut dengan guro- guro aron pada masyarakat Karo ?
2. Apa Fungsi guro-guro aron Pada Masyarakat Karo ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian guro-guro aron pada masyarakat Karo.
2. Untuk mengetahui fungsi guro-guro aron pada masyarakat Karo.
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu kesenian khususnya mengenai fungsi guro-guro aron, dan mudah-mudahan
Universitas Sumatera Utara
bermanfaat bagi masyarakat Karo. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka manfaat penelitian ini adalah :
a. Meningkatkan budaya Karo khususnya tentang guro-guro aron.
b. Menunjang program pendidikan mengenai perkembangan budaya Karo.
c. Bagi masyarakat awam khususnya yang belum mengerti tentang guro-
guro aron bisa lebih mengerti lagi. d.
Untuk mendukung kebudayaan Karo. e.
Bagi generasi muda lebih mempertahakan dan melestarikan budaya Karo.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepustakan yang Relevan
Folklor mempunyai kegunaan yang membedakaan antara suatu kelompok dengan kelompok yang lain di dalam masyarakat.
Dalam penulisaan skripsi ini penulis menggunakan folklor sebagian lisan, karena di dalamnya terdapat unsur kebudayaan yaitu acara guro-guro aron dalam
masyarakat Karo. Menurut Ginting 1979 : 2, Folklor merupakan sebagian kebudayaan atau suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun
temurun, diantara kolektif macam apa saja, baik secara tradisional maupun dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan
gerak isyarat atau alat pembantu pengigat. Ataupun folklor sering disebut sebagai sebagian disipilin ilmu. Menurut Sarjani Tarigan Guro-guro Aron adalah salah
satu kesenian tradisional Masyarakat Karo yang sering diadakan setahun sekali atau pun sering juga disebut sebagai acara syukuran seusai panen. Seni tradisional
ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas kecukupan rezeki atau hasil panen yang berlimpah atau pun juga perayaan atas
kegembiraan yang dirasakan. Sedangkan menurut GINTINGS 1999:173 dalam bukunya RELIGI KARO mengatakan bahwa
Guro-guro adalah hiburan atau pesta, sedangkan aron berarti muda-mudi. Jadi guro-guro aron adalah suatu pesta
muda-mudi yang dilaksanakan berdasarkan adat dan kebudayaan Karo. Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran ungsur lisan
dan bukan lisan.
Universitas Sumatera Utara
Contohnya adalah permainan rakyat, teater rakyat, dan adat istiadat, upacara dan pesta rakyat. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan folklor sebagian
lisan, karena di dalamnya terdapat unsur kebudayaan dalam acara guro – guro aron dalam masyarakat karo.
2.2 Teori yang Digunakan