GENDANG KULCAPI PADA RITUAL TARI TUNGKAT KARO DI SANGGAR MEJUAH-JUAH DESA PERTAMPILEN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG (KAJIAN BENTUK MUSIK DAN FUNGSI).

GENDANG KULCAPI PADA RITUAL TARI TUNGKAT KARO DI
SANGGAR MEJUAH-JUAH DESA PERTAMPILEN KECAMATAN
PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG
(KAJIAN BENTUK MUSIK DAN FUNGSI )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh :

YEHEZKIEL CHRISTA TARIGAN
NIM. 2103340071

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK

Yehezkiel Christa Tarigan. NIM 2103340071.Gendang Kulcapi Pada ritual Tari
Tungkat karo di Sanggar Mejuah-Juah Desa Pertampilen Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang (Kajian Bentuk Musik dan Fungsi) . Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui keberadaan Sanggar Seni
Mejuah-juah di Desa pertampilen Kecamatan pancur batu Kabupaten Deli Serdang,
untuk mengetahui bentuk musik Gendang kulcapi pada Tari Tungkat di Sanggar
Mejuah-juah Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,
untuk mengetahui peranan musik Gendang Kulcapi pada Tari Tungkat di Sanggar
Mejuah-juah Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,
untuk mengetahui hambatan yang terjadi ketika musik gendang kulcapi tidak
ditempatkan dalam tari tungkat
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan Keberadaan,
pengertian bentuk musik , pengertian musik, pengertian peranan, pengertian istrument
musik pengertian musik trdisional, pengertian Gendang Kulcapi, pengertian Tari
Tungkat karo
Penelitian ini dilakukan di Sanggar Mejuah-Juah Desa Pertampilen Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang pada bulan Desember 2015 sampai Febuari 2016.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah 3 orang Pemain musik Gendang Kulcapi, 4 orang

Penari Tari Tungkat, 1 orang Memimpin ritual Tari Tungkat (Guru sibaso) jumlah
populasi penelitian maka populasi pada penelitian tersebut berjumlah 9 orang
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi
kepustakaan.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa musik tradisional karo yaitu Gendang Kulcapi
dalam ritual Tari Tungkat karo masih ada di Sanggar Mejuah-juah Desa Pertampilen
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. keberadaan tari tungkat dalam acara
tersebut dilaksanakan dengan seseorang pemimpin yaitu Guru Sibaso,Pada
pelaksaannya ritual tari tungkat karo ini peranan Guru Sibaso dalam Gendang Kulcapi
sangat berpengaruh penting dalam melaksanakan ritual tari tungkat karo ketika Guru
Sibaso akan mencapai Trance atau kesurupan dan secara umum tari tungkat hal yang
terpenting dalam ialah gerakan Murjah-urjah dan dibantu dengan alat khusus tungkat
malaikat dan tungkat penaluan, bentuk musik iringan dalam tari tungkat Mari-Mari,
kemudian beralih dengan musik odak-odak dan beralih menjadi patam-patam yang
berirama cepat, kemudian menjadi tempo yang lebih cepat lagi yang disebut dengan
Gendang Perseluken, jadi tugas musik disini adalah untuk menghantarkan Guru
sibaso mencapai Trance/Kesurupan. Kemudian Guru sibaso akan menyampaikan
pesan jinujung dalam ritual tari tungkat karo ketika akan mengetahui permasalahan
yang ada di suatu desa dan hambatan gendang kulcapi ketika tidak dimainkan dalam
proses tari tungkat.

Kata kunci: Gendang Kulcapi, Tari tungkat, Bentuk musik, Fungsi,

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Gendang Kulcapi pada ritual
tari tungkat karo di Sanggar Mejuah-Juah Desa Pertampilen Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Kajian Bentuk Penyajian dan Fungsi)”.
Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan
kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih yang tiada terhingga
kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan,
3. Uyuni Widyastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan

Seni Universitas Negeri Medan dan Pembimbing Skripsi I
4. Dra. Pita HD Silitonga M.Pd. Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas
Negeri Medan dan Narasumber I
5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik dan
Narasumber II
6. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd Pembimbing Skripsi II
7. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,
8. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Sakaria Tarigan dan
Ibunda Marheani Br Ginting, S.Pd yang selalu mendidik, memberikan kasih
sayang yang tak terhingga mendukung baik secara moril maupun materil,
motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya demi kesuksesan
Penulis, begitu juga dengan adik penulis Yuliasti Aloyysa Tarigan dan Brain
Samuel Suranta Tarigan juga selalu memberikan dan mendoakan penulis
dalam penyelesaian Skripsi ini.

ii

9. Juntry ananda Ginting yang selalu memberikan motivasi dan semangat
kepada penulis.
10. Bapak Fauzi Ginting Sebagai Narasumber dan Seluruh anggota dari Sanggar

Seni Mejuah-Juah yang sudah membantu menyesaikan Skripsi.
11. Teman-teman Stambuk 2010 Terkhusus yang sedang menyusun Skripsi, Jhon
Christanto, Anto Darco Hutaosoit, Syopian Syani,Reza dan Diki Hendra,
begitu juga Keluarga dari kos 107 jalan pacing terkhusus Memory Sembiring
Milala S.Pd, Aditia Riki Joel Sembiring S.Pd, Apoel Barus, S.Pd, dan adik
Penulis Romi Agung Ginting, Alfredy Keliat, Alfred Valentinus Ginting,
Estrada Ginting Munthe, Angraini Br Sembiring, Mario Ginting, Yoki
Tarigan, Jepri Ginting, Aryton Chena Barus dan Putri Booman.
12. Teman-teman PPL SMP SWASTA GBKP KABANJAHE 2013 yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang
diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.
Medan,


April 2016

Penulis,

Yehezkiel Christa Tarigan
NIM. 2103340071

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...........................................................................

ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................


iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

iv

DAFTAR TABEL ................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................

4


C. Pembatasan Masalah ...................................................................

6

D. Rumusan Masalah .......................................................................

7

E. Tujuan Penelitian.........................................................................

7

F. Manfaat Penelitian.......................................................................

8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis ........................................................................

10


1. Keberadaan .............................................................................

11

2. Teori Bentuk musik................................................................

11

3. Teori musik ............................................................................

12

a. Melodi.........................................................................

13

b. Ritme/irama.................................................................

14


c. Harmoni............................................................ ..........

15

d. Dinamika ....................................................................

15

e. Tempo ........................................................................

17

iv

f. Kalimat lagu...............................................................

18

g. Frase...........................................................................


19

h. Motif......................................................................... ..

19

4. Pengertian peranan ................................................................

20

5. Teori instrumen musik .......................................................... .

20

6. Teori Musik Tradisional................................................ .........

23

7. Teori Gendang Kulcapi .........................................................

24

a. Kulcapi....................................................................

25

b. Balobat....................................................................

26

c. Keteng-keteng ........................................................

27

d. Mangkok ................................................................

27

8. Pengertian Tari Tungkat .........................................................

28

B. Kerangka Konseptual ..................................................................

29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ................................................................

33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................

34

C. Populasi dan Sampel ...................................................................

34

1. Populasi ...................................................................................

34

2. Sampel ....................................................................................

35

D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................

36

1. Observasi lapangan .................................................................

37

2. Wawancara .............................................................................

38

3. Dokumentasi ...........................................................................

39

4. Studi Kepustakaan .................................................................

40

v

E. Teknik Analisis Data ...................................................................

42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.

Gambaran umum Sanggar Seni Mejuah-juah di Desa pertampilen..... 44
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

B.

Keberadaan Tari Tungkat............................................................

45

C.

Bentuk musik Gendang Kulcapi.................................................

48

1. Mari-mari ....................................................................

53

2. Odak-odak ..................................................................

56

3. Patam-patam...............................................................

57

4. Perseluken..................................................................

58

D.

Peranan Gendang Kulcapi dalam Mengiringi Tari Tungkat.......

E.

Hambatan yang terjadi ketika musik Gendang Kulcapi
tidak ditempatkan dalam ritual Tari Tungkat................................

61

66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.

Kesimpulan..................................................................................

69

B.

Saran............................................................................................

73

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

75

LAMPIRAN

vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gendang belobat ...................................................................... 25
Gambar 2.2 Gendang Kulcapi ...................................................................... 25
Gambar 2.3 Kulcapi...................................................................................... 26
Gambar 2.4 Belobat ..................................................................................... 26
Gambar 2.5 Keteng-Keteng.......................................................................... 27
Gambar 2.6 Mangkok................................................................................... 27
Gambar 4.1 Sanggar Seni Mejuah-Juah........................................................ 44
Gambar 4.2 Ritual Tari Tungkat.................................................................. 46
Gambar 4.3 Sajian untuk acara tari tungkat ................................................ 46
Gambar 4.4 Tungkat Malaikat...................................................................... 47
Gambar 4.5 Tungkat Penaluan..................................................................... 47
Gambar 4.6 Partitur Gendang Kulcapi pada Tari Tungkat.......................... 49
Gambar 4.7 Partitur Mari-Mari.................................................................... 53
Gambar 4.8 Partitur Odak—Odak.............................................................. 56
Gambar 4.9 Partitur Patam-Patam............................................................... 57
Gambar 4.10 Partitur Perseluken................................................................. 58

vii

Daftar Tabel
Tabel 2.1 Tabel Musik Gendang Kulcapi pada ritual tari tungkat................................

31

Tabel 4.1 Anggota Sanggar Mejua-Juah Desa Pertampilen...........................................

45

Tabel 4.2 Gendang Kulcapi dalam mengiringgi tari tungkat........................................

63

viii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,
yang di dalam kebudayaan tersebut terdapat adat istidat, seni tradisional dan
bahasa. Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi yang ada di Indonesia dan juga
mempunyai beragam etnis, salah satunya ialah etnis Batak. Etnis Batak terbagi
atas 6 kelompok suku, yaitu Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak
Pakpak, Batak Mandailing, Batak Angkola, Diantara keenam Suku Batak tersebut
mempunyai kebudayaan dan kesenian yang berbeda-beda, seperti halnya yang ada
pada Suku Batak Karo.
Etnis suku Karo mendiami beberapa daerah yang meliputi Kabupaten
Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Dairi. dan semua
suku tersebut berada di Provinsi Sumatera Utara. Kesenian Masyarakat Karo juga
merupakan satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah tradisi kesenian, hal itu
terlihat dari hasil kesenian seperti ornamen-ornamen yang ada pada rumah adat
Karo, bahkan peralatan masak yang terbuat dari bambu biasanya diukir dengan
ornamen-ornamen Karo yang semuanya mempunyai arti. Masyarakat Karo juga
mempunyai kesenian yang sangat kaya yang mereka peroleh dari leluhurnya
secara turun temurun. Warisan budaya tersebut antara lain seperti seni musik,
sastra (cerita rakyat, pantun), tari, ukir (pahat).

1

2

Musik tradisional Karo juga terbagi atas 2 jenis yaitu gendang lima
sedalanen dan gendang telu sedalanen, gendang lima Sedalanen yaitu disebut juga
dengan Gendang Serune merupakan instrumen musik tradisional Karo yang terdiri
dari serune karo, gendang singanaki, gendang singindungi, penganak dan gong.
Gendang telu sedalanen disebut juga dengan gendang kulcapi. Gendang kulcapi
merupakan ansambel musik tradisional yang terdapat pada musik karo yang
instrumenya seperti kulcapi, keteng-keteng, belobat dan mangkok. Dalam
Penyajiannya musik tradisional Gendang Kulcapi adalah instrumen Kulcapi
berfungsi sebagai pembawa melodi, dan di dalam instrumen Kulcapi dapat pula
diganti dengan instrumen balobat, sehingga istilah dalam gendang kulcapi tersebut
sering disebut juga dengan alat musik pembawa melodi, yaitu gendang kulcapi
atau gendang balobat.
Bukan hanya itu, suku Karo mempunyai alat musik tersendiri yang
biasanya disebut dengan gendang Karo, yang dahulu sering disebut Gendang
“Telu Sedalanen; Lima Sada Perarih”, atau sering juga disebut dengan Gendang
Sarune. Musik tradisional Karo terdiri dari musik vokal dan instrumental. Musik
vokal pada masyarakat karo adalah enden-enden atau nyanyian dalam kebudayaan
Karo terdiri dari beberapa jenis, seperti : katonang-katonang, tangis-tangis, io-io,
didong-doah dan nyanyian percintaan bagi para muda-mudi.
Selain itu musik Karo memiliki beberapa reportoar lagu yang digunakan
dalam upacara adat, hiburan dan ritual karo yang meliputi seperti simalungun
rakyat, mari-mari, odak-odak, patam-patam, dan gendang seluk.

3

Dari hasil Pengamatan penulis upacara ritual tari tungkat, musik yang
dimainkan pemain musik (penggual) dalam tari tungkat memiliki empat jenis
musik yaitu 1) Mari-mari merupakan reportoar yang dimainkan sesudah Guru Si
baso selesai melakukan proses sentabai (permisi), 2) odak-odak merupakan proses
pemanggilan jinujungnya dan guru si baso akan meminta jinujungnya untuk
datang dan bergabung dengan mereka, 3) perseluken merupakan guru si baso
akan mengalami proses menjadi trance. Setelah melalui proses-proses diatas maka
guru akan benar-benar menjadi trance. Kesan melodinya berulang-ulang akan
tetapi temponya semakin lama semakin cepat guna membuat guru menjadi trance.
4) Patam-patam merupakan Irama patam-patam diibaratkan sebagai tari berjalan
yang disesuaikan dengan harga not 1/4, temponya cepat (Alegro) keempat jenis
musik tersebut memiliki pola ritem, melodi dan tempo yang berbeda-beda
sehingga pada tari tungkat ketika musik dimulai dengan kempat musik tersebut
maka trance sendirinya yang dipengaruhi oleh guru sibaso (dukun).
Tari tungkat adalah tari untuk mengusir roh-roh jahat dalam suatu desa,
Tari Tungkat ini menggambarkan bagaimana manusia yang memiliki ilmu gaib
dan dapat mengusir roh-roh jahat yang masuk ke suatu tempat di pedesaan.
manusia tersebut menggunakan sebuah tungkat khusus yang disebut tungkat
malaikat dan tungkat panaluan. Musik yang dipakai pada upacara tari tungkat
adalah gendang telu sedalanen yang disebut juga dengan gendang kulcapi, dan
ritual tersebut dibantu juga dengan Guru Sibaso (dukun) yang disebut juga dengan
orang yang memimpin acara ritual. Kegunaan Tari Tungkat dalam acara tersebut
supaya memacu untuk mengusir roh jahat yang ada di desa.

4

Secara umum gerakan yang khas pada tari tungkat adalah gerakan murjahurjah (melompat dengan mengangkat kaki secara bergantian). Ritual Tari Tungkat
diyakini masyarakat Karo sebagai sarana untuk mengusir roh, dan biasanya ritual
Tari Tungkat memakai juga musik gendang telu sedalanen yang instrumennya
seperti kulcapi, keteng-keteng dan mangkok, sehingga dalam ritual tersebut dapat
mengusir roh-roh jahat yang memasuki sebuah desa.
Sanggar mejuah-juah

Desa

Pertampilen

kecamatan Pancur

Batu

Kabupaten Deli Serdang merupakan sanggar yang dipimpin oleh Bapak Fauzi
Ginting, Beliau juga aktif dalam seni budaya karo dan juga berkarir sebagai
pengrajin sejak tahun 1985 dan masih aktif hingga sekarang dalam bidang musik
tradisional karo sebagai pemain kulcapi .Beliau memiliki dan sekaligus sebagai
pimpinan sebuah sanggar kesenian yang diberi nama sanggar Mejuah-juah yang
berada di Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Sanggar ini sering diundang untuk memainkan Gendang Kulcapi tari tungkat
dalam peristiwa-peristiwa khusus misalnya upacara ritual dan ritual-ritual yang
mengandung dalam ritual-ritual karo, untuk sebab itu, dianggap layak fenomena
ini diteliti sehingga peneliti ini diberi judul: “Gendang kulcapi Dalam Ritual
Tari Tungkat Karo Di Sanggar Mejuah-Juah Desa Pertampilen Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Kajian Bentuk Musik dan Fungsi

B. Identifikasi masalah
Dalam

identifikasi

masalah

umumnya

akan

mengarah

kepada

permasalahan yang akan dihadapi pada penelitian yang akan diteliti. Tujuan dari
identifikasi masalah adalah penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta

5

cakupan masalah tidak terlalu luas. dan perlu adanya analisi yang akan mendalami
tujuan dari identifikasi masalah yang akan diteliti Hal ini sependapat dengan
pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa : “Identifikasi masalah adalah
suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti
kebiasaan-kebiasaan,keadaan-keadaan

dan

yang

lain

sebagainya)

yang

menimbulkan beberapa pertanyaan.”
Dari uraian di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan melalui beberapa bagian diantaranya :
1. Bagaimana keberadaan Sanggar Seni Mejuah-juah di Desa pertampilen
Kecamatan pancur batu Kabupaten Deli Serdang ?
2. Bagaimana bentuk musik Gendang Kulcapi pada Tari Tungkat di Sanggar
mejuah-juah kecamatan pancur batu kabupaten Deli Serdang ?
3. Bagaimana Peranan Gendang kulcapi Pada Tari Tungkat di Sanggar
Mejuah-juah desa Hulu Kecamatan Pancur Batu Kabupateen Deli
Serdang ?
4. Instrumen apa saja yang digunakan untuk mengiringi tari tungkat di
sanggar Mejuah-Juah Desa Hulu Kabupaten Pancur batu Kecamatan Deli
Serdang ?
5. Bagaimana hambatan yang terjadi ketika musik Gendang Kulcapi tidak
ditempatkan dalam tari tungkat ?

6

C. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah mencakup dengan permasalahan dalam topik yang
akan diangkat penulis, sehingga untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan
waktu, dana, kemampuan dalam penulis ketika kemampuan peneliti dalam
mengadakan masalah dan mempermudah penulis untuk memecahkan masalah
yang dihadapi peneliti ketika memacu kepada masalah yang akan diangkat
pembatasan masalah Ini sesuai dengan Pendapat Sukardi (2003:30) yang
menyatakan bahwa :
“ Dalam merumuskan masalah ataupun membatasi masalah dalam
permasalahan yang terjadi pada suatu penelitian sangatlah bervariasi
dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu peneliti
harus hati-hati dan jeli dalam Mengevaluasi rumusan masalah
yang terjadi pada penelitian , Dirangkum dengan beberapa Pertanyaan
yang Jelas“
Maka Perlu Membatasi masalah dengan Berbagai Pertanyaan yaitu ;
1. Bagaimana keberadaan Sanggar Seni Mejuah-juah di Desa pertampilen
Kecamatan pancur batu Kabupaten Deli Serdang ?
2. Bagaimana bentuk musik Gendang kulcapi pada Tari Tungkat di Sanggar
mejuah-juah Desa Pertampilen kecamatan pancur batu kabupaten Deli
Serdang ?
3. Bagaimana Peranan Gendang kulcapi Pada Tari tungkat di Sanggar
Mejuah-juah Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang ?
4. Bagaimana hambatan yang terjadi ketika musik Gendang Kulcapi tidak
ditempatkan dalam tari tungkat ?

7

D. Perumusan Masalah
Dalam rumusan masalah merupakan titik fokus terpenting dalam sebuah
penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian harus menemukan
jawaban dari pertanyaan yang perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat
mendukung untuk menemukan pertanyaan yang baik dengan dirumuskan dengan
konsep pertanyaan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menurut pendapat Sugiono
(2010:14) Mengatakan :“ Rumusan masalah Merupakan kesenjangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data“ Berdasarkan
uraian latar Belakang masalah, Identifikasi masalah, Serta Pembatasan Masalah,
maka Permasalahan dapat dirumuskan pada permasalahan yang akan Terjadi akan
dapat dirumuskan : “ Bagaimana kajian bentuk musik dan fungsi Gendang
Kulcapi dalam Tari Tungkat karo di sanggar Mejuah-juah Desa Pertampilen
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak akan diteliti sebelum
melakukan penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang
dilakukan peneliti tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam
kegiatan penelitian yang akan dicapai. Peneliti berfokus pada pendapat Azril
(2008:18) mengatakan Bahwa “ Tujuan penelitian merupakan pernyataan yang
mengungkapkan hal yang diperoleh pada ahli penelitian sehingga dapat dikatakan
bahwa tujuan adalah sesuatu yang diharapkan peneliti. “

8

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui keberadaan Sanggar Seni Mejuah-juah di Desa
pertampilen

Kecamatan pancur batu Kabupaten Deli Serdang

2. Untuk mengetahui Bentuk musik Gendang kulcapi pada Tari Tungkat di
Sanggar Mejuah-juah Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang
3. Untuk mengetahui Peranan musik Gendang Kulcapi pada Tari Tungkat di
Sanggar Mejuah-juah Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang
4. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi ketika musik Gendang Kulcapi
tidak ditempatkan dalam tari tungkat
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari sebuah penelitian yang dapat
dijadikan sebagai sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian
selanjutnya. Dari pendapat diatas peneliti berfokus kepada pendapat Hariwijaya
(2008:50) yang mengatakan bahwa : “ Manfaat penelitian adalah apa yang
diharapkan dari hasil penelitian tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni
kegunaan dalam pengembangan ilmu dan manfaat di bidang praktik “.
Beberapa manfaat penelitian yang diambil dari kegiatan penelitian ini
yaitu:

9

1. Sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang
akan di teliti mengenai bahan informasi kepada masyarakat karo mengenai
ritual Tari Tungkat untuk mengusir roh pada masyarakat karo
2. Sebagai bahan referensi bagi setiap pembaca khususnya generasi muda
untuk melestarikan musik tradisional di daerahnya.
3. Sebagai bahan masukan bagi penulis dan pembaca dalam menambah
pengetahuan tentang musik tradisi di indonesia
4.

Sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiki keterkaitan
mengenai dengan masalah penelitian ini.

5.

Menambah perbendaharaan perpustakaan UNIMED khususnya Fakultas
Bahasa dan Seni.

6.

Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa di Jurusan Sendratasik
khususnya

di

Prodi

Pendidikan

Musik

dan

menambah

perbendaharaan perpustakaan di Jurusan Sendratasik dan Prodi
Pendidikan seni musik UNIMED

69

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.

Sanggar Seni Mejuah-Juah Medan terbentuk berawal dari pemikiran
Bapak Fauzi Ginting

Sebagai sarana untuk melestarikan kesenian

kebudayaan Karo, dan pada tahun 2000 berdirilah sanggar yang
mulanya bernama Sanggar Perkumpulan Mejuah-Juah, sanggar
Mejuah-juah terbentuk dari kurang nya pemuda karo dalam
melestarikan Budaya Karo, maka terbentuk Sanggar Perkumpulan
Mejuah-Juah di Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
Deli Serdang, Sanggar ini banyak sekali melakukan kesenian Karo
seperti pembuatan alat musik karo, seperti Kulcapi, surdam, belobat,
Serune, Gendang indungi, Gendang Sianganaki ada juga ornamenornamen karo seperti Rumah adat mini Karo, dan tari-tarian tradisional
Karo dalam bentuk ritual.
2. Dalam Keberadaan Tari Tungkat, Tari tungkat pada zaman dulu
dipercaya masyarakat karo adalah suatu tradisi yang masih hilang pada
saat ini dan dipercaya bahwa ritual tari tungkat, pada zaman dulu
menari dengan menggunakan tungkat khusus, tungkat tersebut
dinamakan Tungkat malaikat dan Tungkat penaluan dan musik yang
69

70

sering menggiringi ritual Tari Tungkat Tersebut terdiri atas 2 yaitu
Gendang Kulcapi dan Gendang Serune namun sering dipakai dalam
ritual Tari Tungkat yaitu Musik Gendang Kulcapi.
3. Dalam bentuk musik tari tungkat terbagi atas 4 bagian yaitu
a)

Mari-mari : tempo, adante 4/4 dan dinamika birama 1 sampai ke

27 ialah mp (mezzo piano) . musik ini terdiri dari 6 bagian
bentuk kalimat yaitu A-A-A-B-A dan diperpanjang A-A-A-BA-B-A dimana terdiri dari beberapa motif, frase,kadens,dan
sequens. Kalimat A merupakan kalimat tanya dan kalimat B
merupakan jawaban. Bentuk A memiliki frase a dan b. Dan frase
antecedent yang terdiri dari motif I,II,III,IV,V,dan VI serta
pengulangan motif dan pengulangan harafiah.
b)

Odak-odak : tempo, adante 4/4 dan dinamika birama 1 sampai ke

23 ialah mp (mezzo piano). Pada kalimat I pada birama 1 sampai
birama 8 terdapat 4 motif yaitu m1 dari birama 1 sampai 6
terdapat m1 pengulangan harafiah juga birama 7 sampai 8
terdapat sekuens naik dan m1’, serta birama 9 sampai 11
terdapat m1 ‘’ di kalimat 2 pada birama 12 sampai 23 terdapat 3
yaitu motif m2,m2’’ pada birama 12 sampai birama 16 serta dari
birama 17 sampai 23 terdapat m2’’ pengulangan harafiah dari
birama 17 sampai 20 serta m2’’pengulangan harfiah,dan birama
21 sampai 23 m2’’ pengulangan harafiah

71

c)

Patam-patam : tempo, moderato 2/4 , dinamika f (forte) yaitu

keras. pada kalimat 1 dan kalimat 2 terdapat m1’ pengembangan
harafiah dari birama 7 sampai 9, m1 pengembangan motif dari
birama 10 sampai 11, kalimat 3 dari birama 12 sampai 15,m2
dari birama 16 sampai 17, kalimat 4 terdapat m2’ pengulangan
motif dari birama 18 sampai 22, birama 23 m2’’, kalimat 5
birama 24 sampai 28 terdapat motif pengulangan harafiah.
d) Perseluken : tempo alergo 2/4 dan dinamika yang dipakai dari birama
36 sampai ke 40 ialah ff (forte) dan dari birama 41 sampai 54 ialah f
(forte). Dalam kalimat 1 m1 dan m2, kalimat II m2’ dari birama 7
sampai 14 terdapat pengulangan harafiah, birama 15 sampai 19
m2’’,pengulangan harafiah serta m,m3 dan m4 serta pengembangan
motif

dan

pengulangan

dari

birama

29

sampai

50

yaitu

motif,pengembangan motif dan pengulangan harafiah.
4.

Peranan iringan Gendang Kulcapi dalam ritual tari tungkat ini adalah
untuk membuat Guru Sibaso menjadi kesurupan dan langsung bisa
berkomunikasi dengan arwah yang dipanggil ketika menghadapi
masalah di suatu desa. Dalam tempo sedang (mari-mari) seolah-olah
ketika mari-mari dimulai dan akan merasa ritual yang akan dimulai
pada saat musik gendang kulcapi akan dimulai, Dalam tempo (odakodak) seolah-olah ketika odak-odak dimulai dan akan merasa ritual
yang akan dimulai pada saat gendang kulcapi akan dimulai, Dalam
tempo (Patam-Patam) seolah-olah ketika dimulai ritual tari tungkat

72

akan mengetahui ketika guru sibaso akan memanggil jinujung dan
akan mengatasi permasalahan yang pada suatu desa, Dalam tempo
cepat (perseluken) memberikan semangat kepada Guru Sibaso untuk
menjadi kesurupan, bergabung nya iringan Gendang Kulcapi
menghasilkan suara yang bergema dan Guru Sibaso akan merasakan
kesurupan dari suara melodi kulcapi dari suara Gendang kulcapi dan
membuat suasana akan memuncak.
5. Hambatan yang terjadi ketika musik Gendang Kulcapi tidak
ditempatkan dalam ritual Tari Tungkat karena musik tradisional karo
harus dimainkan karna pada saat musik tradisional dimainkan maka
Gendang Kulcapi ialah Sebagai tempo Musik ketika musik akan
dimainkan begitu juga ketika penari apabila tidak di iringi dengan
musik gendang kulcapi akan terhambat dengan penari dan merasa
tidak nyaman ketika ritual tari tungkat dimulai.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran, antara
lain :
1. Bagi penelitian selanjutnya peneliti harus lebih mengetahui dasar-dasar
teori untuk meneliti Tari Tungkat tersebut, seperti teori seni pertunjukan,
teori fungsi dan teori analisa musikal yang ada agar hasil penelitian
tersebut lebih baik lagi.
1. Hendaknya setiap komunitas sosial maupun adat Karo membuat
suatu pelatihan khusus dalam menarik minat kepada generasi

73

muda untuk mempelajari musik tradisional Karo khususnya Tari
Tungkat yang telah diwariskan kepada kaum muda untuk
dilesarikan dan Bagi para pemain musik kiranya mengarahkan
generasi muda untuk lebih mengenal sanggar.
2. Bagi para pemusik supaya jangan pernah merasa bosan untuk
mengembangkan imajinasi bermusik dan terus berkarya.
3. Bagi para seniman musik untuk dapat lebih kreatif dan berani untuk
menciptakan musik iringan tari yang baik dan terus berkarya khususnya
musik tradisional karo Gendang Kulcapi Maupun Gendang Serune.
4. Bagi pemerintah daerah agar lebih meningkatkan pembinaan kepada
sanggar-sanggar tari maupun musik agar dapat lebih berkembang dan
mewariskan oleh leluhur mereka.

75

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Anwar,Desi.2001. kamus lengkap bahasa indonesia. surabaya : Karya abditama
Azril. 2008. ”Metode Penelitian”. Jakarta : Bumi Pustaka
Barus, Mekawati. 2006. Gendang lima sedalanen pada upacara mbuah page
kerja tahun di Desa Barus Jahe Tanah Karo.Medan:Skripsi
Bangun,Pranata,Teger. 2014.”Pembelajaran Ensambel Gendang Telu Sendalanen
Dalam Ekstrakurikuler SMP Masehi Brastagi”.Medan: Skripsi
Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius.
Corazon,CD. 2007. Traditional Musical Instrument of The Philippines Nevada :
FMA digest
Hariwijaya,M Triton. 2008. Pedoman penulisan ilmiah proposal dan skripsi.
Yogjakarta.ORYZA
Hadelli.2006. Metode Penelitian Kependidikan,Padang: Penerbit Quantum
Teaching.
juliansyah. 2012. “ Metodologi Penelitian”. Jakarta: Prenada media
Kaban, Lidya Natalina. 2011.“ Gendang lima Sedalanen pada upacara Mbuah
Page Kerja Tahun Di desa Barus jahe Kecamatan Barus Jahe tanah
Karo:medan: Skripsi
Noveli, cerah.2010. “Penyajian Musik Tradisional pada Upacara Erpangir ku
Lau di Desa Budaya Lingga Kecamatan Simpang empat Kabupaten
karo”.Medan. Skripsi
Peter, Nichol. 2005. Panduan Praktis Membaca Notasi Musik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Umum.
Prier SJ, Karl Edmund,2003. Ilmu Bentuk Musik Yogyakarta. Pusat musik liturgi.
Sembiring,Saberina,Nova,Nia. 2013.”Peranan Nyanyian Katonag-Katonang Dalam
Upacara Kematian Adat Karo Pada Masyarakat Karo”.Medan. Skripsi

Sitepu,Cynthia.2013.”Peranann Gendang Sarune Dalam Tari Topeng GundalaGundala Seberaya di Desa Tiga Panah Kabupaten Karo”.Skripsi
Soeharto. 2001. Musik Dalam Mencerdaskan Anak. Jakarta: Cakrawala.

75

76

Supranto.2004 .Prosedur Penelitian,Jakarta:Penerbit PT.Rineka Cipta.
Sukardi.2003.Membaca dan menulis wacana. Jakarta: PT. Aspindo.

Tarigan,perikuten,2004. pluralitas musik etnik batak, mandailing, Melayu, pakpak Dairi,Angkola, Karo Dan Simalungun: Pusat Dokumentasi Dan
Pengkajian Kebudayaan Batak HKBP NOMENSEN