Perkembangan Industri Penerbangan di Indonesia

BAB II PELANGGARAN HUKUM YANG TERJADI DALAM

PENYELENGGARAAN JASA PENERBANGAN

A. Perkembangan Industri Penerbangan di Indonesia

Persaingan dalam industri penerbangan reguler di Indonesia saat ini semakin ketat, yang terlihat dari maraknya maskapai penerbangan menetapkan harga tiket yang sangat rendah, termasuk untuk rute-rute padat yang selalu ramai oleh penumpang, seperti Jakarta- Medan dan Jakarta Surabaya. Persaingan terjadi karena banyaknya jumlah maskapai penerbangan reguler di Indonesia saat ini, yang mencapai 21 perusahaan. Selain itu terjadinya perang tarif oleh hampir semua maskapai penerbangan juga terjadi karena pemerintah hanya menetapkan batas atas untuk tarif penerbangannya sehingga setiap perusahaan leluasa mengatur berapa tarif terendahnya. Meskipun terkesan mendukung kepentingan konsumen, tetapi banyak pihak mengkhawatirkan dampak dari perang tarif ini, karena terdapat kekhawatiran akan terjadinya penurunan standar keselamatan serta pelayanan maskapai penerbangan, jika efisiensi yang dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan ikut memangkas biaya perawatan dan penggantian komponen pesawat. 10 Namun peningkatan jumlah penerbangan dan pesawat terbang yang beroperasi di Indonesia, tidak diikuti dengan peningkatan infrastruktur yang memadai seperti peningkatan jumlah lembaga pendidikan penerbangan dan teknisi 10 http:arsipberita.comarsipperkembangan-industri-penerbangan-indonesia.html, diakses tanggal 12 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara yang memadai, yang berakibat terjadinya kekurangan sumber daya manusia SDM untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan akan bertambahnya ratusan pesawat terbang baru dalam beberapa tahun kedepan, kebutuhan terhadap tenaga pilot, co pilot dan teknisi pesawat terbang semakin besar, karena produk sumber daya manusia terkait industri ini belum dapat mencukupi kebutuhan ini. Lembaga pendidikan yang menjadi tumpuan penyediaan pilot di dalam negeri, yaitu Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia STPI Curug, saat ini baru mencapai sekitar 180-200 penerbang per tahunnya sementara kebutuhan dalam negeri mencapai 400 penerbang per tahun, demikian pula untuk tenaga teknisnya jumlah lulusannya masih sangat terbatas. Kondisi ini harus menjadi perhatian banyak pihak terutama pemerintah dan perusahaan penerbangan, agar penggunaan SDM terutama Pilot, benar-benar sudah memenuhi kriteria dalam kemampuan dan jam terbang yang ditentukan untuk menekan potensi human error dari setiap kegiatan penerbangan. 11 Pemain industri penerbangan reguler di Indonesia terdiri dari maskapai penerbangan domestik, perintis dan luar negeri. Diantara pemain industri penerbangan tersebut, sebagian besar merupakan pelaku penerbangan reguler domestik.Berdasarkan data Direktorat Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, Jumlah maskapai penerbangan domestik berjadwal atau reguler terhitung Maret 2011 adalah 14 perusahaan. Maskapai penerbangan yang beroperasi saat ini adalah maskapai penerbangan yang masih bertahan dan masih diizinkan beroperasi oleh pemerintah setelah pemerintah mencabut izin beroperasi 11 Jurnal online http:www.kagama-mm.comartikel.php?id= hal 2 : diakses tanggal 13 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara beberapa maskapai penerbangan yang tidak beroperasi, akibat ketidakmampuannya melakukan kegiatan penerbangan karena ketidak siapan pesawat, sumber daya manusia maupun fasilitas lainnya. Beberapa maskapai penerbangan reguler yang dicabut izin operasinya tersebut diantaranya adalah Bouraq Airlines yang dicabut izinnya pada Februari 2007, kemudian Bali International Air Service yang dicabut pada Desember 2007, Star Air pada Mei 2007, dan yang baru-baru ini dicabut Mandala Air dan lain-lain yang juga telah dicabut izinnya sejak 2006. Dengan telah dicabutnya beberapa izin operasi dari beberapa maskapai penerbangan di Indonesia, kini terdapat 14 maskapai penerbangan yang masih beroperasi baik untuk penerbangan domestik maupun luar negeri. Beberapa maskapai penerbangan tersebut antara lain adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Indonesia Air Asia, Lion Air, Wings Air, Batavia Air, dan lain-lain. 12 Persaingan yang sangat ketat pada industri penerbangan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini, menunjukan bahwa sektor transportasi udara masih memberikan prospek yang menarik bagi dunia usaha. Dari total 521 pesawat milik maskapai penerbangan Indonesia yang terdaftar pada Direktorat Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan pada Februari 2011, hanya 318 pesawat yang beroperasi, karena sebagian pesawat yang tidak beroperasi sedang dalam perawatan dan perbaikan serta terdapat kendala teknis lainnya. Garuda Indonesia masih menjadi pemain utama industri penerbangan di Indonesia, karena selain jumlah armadanya paling besar, fasilitas perawatan dan latihannya paling lengkap, 12 alhamsyah.comblogtopicsmacam-macam-maskapai-penerbangan-indonesia.html, diakses tanggal 13 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara juga kesiapan SDM nya lebih tinggi dibanding maskapai lain. Saat ini Garuda mulai menerapkan strategi yang lebih terencana, terutama dalam pengadaan pesawat terbangnya, antara lain mulai menggantikan beberapa pesawat tuanya, yang terdiri dari berbagai jenis dan tipe menjadi satu merek utama di jajaran armadanya, yaitu menggunakan pesawat produksi Boeing. Saat ini dari 50 pesawat terbangnya yang beroperasi, 47 pesawatnya adalah produksi Boeing, antara lain tipe B 747 400, yang akan segera digantikan oleh tipe B 787 Dreamliner untuk penerbangan ultra jauh, kemudian beberapa seri B 737 mendominasi jajaran pesawat terbang jarak menengahnya. 13 Merpati Nusantara Airlines yang sempat mendominasi penerbangan domestik saat Garuda fokus dengan penerbangan luar negerinya, sempat hampir mengalami kebangkrutan akibat persaingan yang ketat pada awal 2000 an, karena banyaknya pesaing baru dalam penerbangan domestik serta mulai berkembangnya Low Cost Carrier di Indonesia, terutama dipicu oleh Lion Air dan kiprah dari Adam Air. Meskipun mempunyai 80 pesawat terbang, tetapi Merpati Airlines hanya mengoperasikan 34 pesawatnya, selain karena terlalu tua, sebagian pesawatnya memerlukan perawatan dan perbaikan. Saat ini Merpati masih menggunakan beberapa jenis dan merek pesawat terbang, terutama karena peran Merpati dalam penerbangan perintis di Indonesia masih besar, sehingga membutuhkan beberapa jenis pesawat yang sesuai dengan kondisi alam dan bandara di daerah-daerah terpencil B 737-200, Casa 212 dan DHC6 adalah beberapa jenis pesawat yang masih digunakan oleh Merpati untuk menunjang jasa 13 Data direktorat perhubungan udara pada http:hubud.dephub.go.id , diakses tanggal 15 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara angkutan udaranya. Selain itu Merpati juga sedang memesan beberapa pesawat Boeing B737-300 dan B 737-400 untuk melayani rute-rute penerbangan yang sempat ditinggalkannya. Pemain utama lain yang menjadi salah satu penggerak Low Cost Carrier di Indonesia adalah Lion Air, dengan perkembangan yang pesat dalam peningkatan jumlah armadanya, menjadikannya maskapai terbesar di Indonesia selain Garuda. Lion Air saat ini didukung oleh 30 pesawat terbang termasuk beberapa pesawat B 737-900ER baru yang merupakan bagian dari pembelian 178 pesawat Boeing pada tahun 2007, yang akan melayani beberapa wilayah Indonesia dan untuk pengembangan penerbangan reguler luar negeri.Namun perkembangan jasa pernerbangan yang dapat dilihat dari banyaknya maskapai penerbangan tidak diikuti dengan peningkatan kualitas pesawat yang digunakan.Pesawat-pesawat yang digunakan oleh maskapai Indonesia umumnya pesawat yang sudah dapat dikatakan sebagai pesawat tua. 14 Berdasarkan data Direktorat Sertifikasi dan Kelaikan Udara, Departemen Perhubungan pada Desember 2010, rata-rata umur pesawat terbang di Indonesia yang paling muda adalah sekitar 12 tahun, yaitu pesawat dari maskapai Garuda Indonesia. Sementara itu umur pesawat terbang diluar Garuda rata-rata berumur diatas 15 tahun. Selain Garuda Indonesia, maskapai yang rata-rata umur pesawatnya masih di bawah 20 tahun adalah Sriwijaya Air dengan rata-rata 13,8 tahun dari 5 pesawatnya dan Lion Air yang umur rata-rata pesawatnya 17,5 tahun dari 30 pesawatn yang dipoerasikannya. Untuk saat ini Lion Air tercatat sebagai 14 http:maskapai.wordpress.com20080313fenomena-low-cost-carrier, diakses tanggal 20 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara maskapai dengan rata-rata umur pesawat termuda, karena perusahaan ini telah memesan sejumlah 178 pesawat baru yang sebagian mulai bergabung dengan armadanya pada tahun 2008 dan sisanya akan bergabung dalam beberapa tahun kedepan. Sementara itu beberapa maskapai lainnya antara lain Indonesia Air Asia, Kartika Airlines, Mandala Airlines dan lain-lain masih menggunakan pesawat dengan umur rata-rata di atas 20 tahun, termasuk Merpati Airlines. Seperti juga Lion Air beberapa maskapai yang sudah pasti melakukan pembelian pesawat baru seperti Garuda, Merpati Airlines, Indonesia Air Asia dan lain - lain umur rata-rata pesawatnya akan segera lebih muda pada beberapa tahun kedepan.Maskapai- maskapai penerbangan Indonesia saat ini telah melayani berbagai rute penerbangan,baik rute penerbangan dalam dan luar negeri. Rute penerbangan dalam negeri terdiri atas : 1. Rute Utama yang berfungsi menghubungkan antar bandar udara pusat penyebaran yang meliputi bandara pusat penyebaran primer, sekunder dan tersier. 2. Rute Pengumpan yang berfungsi sebagai penunjang rute utama yang menghubungkan antara bandar udara pusat penyebaran dengan bandar udara bukan pusat penyebaran dan antar bandar udara bukan pusat penyebaran. Universitas Sumatera Utara 3. Rute Perintis yang berfungsi menghubungkan daerah terpencil dan pedalaman serta daerah yang sukar dihubungi oleh moda transportasi lain. 15 Sementara itu penerapan strategi penerbangan Low Cost Carrier oleh sebagian besar maskapai penerbangan yang membuat harga tiket menjadi jauh lebih murah, ikut menumbuhkan peningkatan pengguna pesawat terbang oleh pengguna moda transportasi lain, sehingga jumlah penerbangan pada kota-kota besar di Indonesia semakin bertambah. Karena semakin murahnya harga tiket pesawat terbang, semakin banyaknya pengguna moda transportasi lain seperti kapal laut, bis dan kereta api yang berubah menggunakan transportasi udara. Hal inimembuat terjadinya peningkatan jumlah penumpang pesawat di beberapa kota- Selain rute penerbangan diatas terdapat juga beberapa maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan domestik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya beberapa maskapai penerbangan yang berbasis di luar Jakarta dan mengembangkan penerbangan reguler yang beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia.Maskapai tersebut antara lain Riau Airlines yang fokus melayani penerbangan di wilayah sumatera, kemudian Dirgantara Air Services yang melayani penerbangan ke beberapa kota di Kalimantan, serta Trigana Air Services yang banyak melayani kota-kota di wilayah Indonesia Bagian Timur. Beberapa maskapai penerbangan yang melayani rute non Jakarta tersebut, sebagian adalah maskapai penerbangan yang melayani penerbangan perintis, yang terus meningkat armadanya sehingga mulai melayani penerbangan non perintis. 15 http:hubud.dephub.go.id, Loc cit. Universitas Sumatera Utara kota besar di Indonesia.Akibatnya beberapa maskapai penerbangan meningkatkan frekuensi penerbangannya di rute tersebut dan bersaing ketat dengan banyak maskapai penerbangan lainnya. Selain maskapai penerbangan lama, beberapa maskapai penerbangan yang awalnya hanya melayani penerbangan carter dan perintis, mulai masuk ke rute padat ini, antara lain Riau Airlines, Trigana Air Services, Pelita Air Services dan lain lain. Selain rute penerbangan diatas yang tak kalah pentingnya adalah rute penerbangan perintis sebab rute penerbangan perintis berfungsi mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah di Indonesia, untuk mendukung penyelenggaraan penerbangan perintis ini, pemerintah memberikan subsidi berupa subsidi operasi angkutan udara perintis dan subsidi angkutan bahan bakar. Kebijakan mengenai angkutan udara perintis diatur dalam UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan, PP No. 40 Tahun 1995 dan KM 81 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara. Fungsi dan tujuan ditetapkannya rute perintis yaitu Mendorong Pertumbuhan dan pengembangan wilayah. 16 Jumlah rute penerbangan perintis hingga saat ini terus berkembang pada wilayah-wilayah tertentu di Indonesia antara lain di Nanggroe Aceh Darussalam NAD, Papua dan Irian Barat. Papua merupakan wilayah di Indonesia yang mempunyai rute penerbangan perintis terbanyak, yang mencapai 33 rute penerbangan pada tahun 2007. 17 16 Kemudian diikuti oleh Irian Jaya Barat dan NAD yang mencapai 9 rute pada tahun 2007. Kondisi geografis serta keterbatasan http:julfan.wordpress.com20080118departemen-perhubungan-tetapkan-rute- penerbangan-perintis, diakses tanggal 17 Februari 2011. 17 http:hubud.dephub.go.id, Loc cit Universitas Sumatera Utara infrastruktur jalan yang membuat kebutuhan terhadap penerbangan perintis sangat dibutuhkan di wilayah-wilayah tersebut. Pada tahun 2010 jumlah rute penerbangan perintis mencapai 90 rute, kemudian akan berkembang menjadi 118 rute pada tahun 2011 dan secara bertahap terus meningkat, meskipun penambahan jumlah rutenya relatif kecil. Beberapa maskapai penerbangan yang melayani penerbangan perintis antara lain Merpati Nusantara Airlines, Riau Airlines di wilayah Aceh dan Sumatera Utara, Trigana Air Service di wilayah NTT, Papua, Maluku dan wilayah Sumatera, Deraya di wilayah Sumatera, Maluku, Papua dan lain-lain. 18 Selain rute pernerbangan dalam maskapai Indonesia juga melayani rute penerbangan luar negeri. Maskapai penerbangan dalam negeri yang melayani penerbangan internasional pada tahun 2010 ada 9 perusahaan, sementara maskapai penerbangan asing yang melayani penerbangan ke Indonesia adalah 34 perusahaan. Jumlah maskapai yang melayani penerbangan international ini relatif tetap sejak tahun 2003 hingga 2010, baik untuk maskapai nasional maupun asing. Garuda Indonesia masih menjadi maskapai nasional yang melayani penerbangan luar negeri terbanyak, kemudian diikuti oleh Lion Air dan Merpati Nusantara Airlines. Sebagian besar negara yang dilayani oleh maskapai penerbangan Indonesia adalah negara Asia, hampir semua wilayah Asean, Australia dan Selandia Baru serta beberapa negara Timur Tengah. Dari informasi diatas dapat di klasifikasikan bahwa perkembangan dunia penerbangan di Indonesia dapat dilihat dari beberapa faktor penting yang menjadi indikasi perkembangan tersebut, 18 http:www.datacon.co.idPenerbangan2010.html, diakses tanggal 23 Februari 2011 Universitas Sumatera Utara antara lain perkembangan jarak penerbangan Aircraft KM, banyaknya jumlah keberangkatan Aircraft Departure serta jumlah penumpang terangkut Passenger carried.Perbandingan jumlah penumpang Passenger KM dengan jumlah kursi yang tersedia Available Seat KM atau disebut juga Passenger LF, merupakan indikator penting yang dapat menunjukan meningkat atau tidak kinerja dari suatu maskapai penerbangan dengan melihat prosentase jumlah kursi yang terisi dari total jumlah penerbangan selama setahun. 19 “Pengangkutan adalah proses kegiatan memuat barang atau penumpang kedalam pengangkutan, membawa barang atau penumpang dari tempat pemuatan ke tempat tujuan dan menurunkan barang atau penumpang dari alat pengangkut ke tempat yang ditentukan”.

B. Hak dan Kewajiban Penyedia Jasa dan Konsumen Jasa Penerbangan