Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian serta penjelasan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok pembahasan serta sekaligus merupakan jawaban dari permasalahan yang penulis buat yaitu: 1. Pelanggaran hukum yang terjadi dalam penyelenggaraan jasa penerbangan dapat terjadi karena kedudukan antara penyedia jasa penerbangan dengan konsumen jasa penerbangan yang tidak setara, hal ini sangat bertolak belakang dengan pengertian perjanjian pengangkutan itu sendiri yang merupakan suatu perjanjian timbal balik antara penyedia jasa penerbangan dengan konsumen jasa penerbangan, dimana kedua belah pihak haruslah mempunyai kedudukan yang setara. Selain itu sebenarnya didalam peraturan perundang-undangan sudah diatur dengan cukup jelas mengenai pelanggaran hukum tersebut, seperti didalam Undang-Undang No 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan dan peraturan lainnya, adapun bentuk-bentuk pelanggaran hukum tersebut antara lain, penundaan jadwal penerbangan, pembatalan penerbangan secara sepihak, pihak maskapai yangmenjual tiket dengan tariff batas atas, letak posisi kursi yang tidak sesuai dengan tiket serta kehilangan barang dibagasi. Universitas Sumatera Utara 2. Tanggung jawab penyedia jasa kepada konsumen jasa penerbangan jika terjadi pembatalan penerbangan secara sepihak telah diatur regulasinya dengan sangat jelas didalam Undang-Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dimana diatur mengenai kompensasi serta ganti rugi dalam bentuk pengembalian dana pembayaran tiket secara penuh refund dan juga didalam Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya hal-hal yang berkaitan tanggung jawab, berupa pemberian ganti kerugian dalam bentuk pengembalian uang. Namun di dalam UU Perlindungan Konsumen diberikan keleluasaan bagi konsumen untuk mengajukan gugatan perdata maupun tuntutan pidana jika pengembalian uang dirasa belum cukup untuk mengganti kerugian konsumen akibat pembatalan penerbangan tersebut 3. Penyelesaian sengketa antara penyedia jasa dengan konsumen jasa penerbangan jika terjadi pembatalan penerbangan sepihak terbagi dalam dua cara, yaitu melalui jalur non litigasi diluar pengadilan atau jalur litigasi melalui pengadilan. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan dapat dilakukan dengan cara yaitu inisiatif para pihak dalam bentuk negosiasi, mediasi dan lainya, melalui bantuan lembaga swadaya masyarakat YLKI serta melalui pemerintah dengan mempergunakan bantuan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Sedangkan penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi dipilih oleh konsumen karena konsumen jasa penerbangan merasa kerugian yang mereka tanggung belum terpenuhi, maka satu-satunya cara untuk mendapatkan hak-hak mereka Universitas Sumatera Utara yang dilanggar pada kasus pembatalan penerbangan secara sepihak oleh Mandala Airlines adalah melalui jalur pengadilan. Pengajuan gugatan perdata maupun tuntutan pidana dilakukan dengan inisiatif para pihak, yang pengajuannya mengikuti tata cara yang diatur didalam hukum acara perdata maupun hukum acara pidana.

B. Saran