BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan kontrasepsi suntik KB 3 bulan dengan penurunan libido ibu di klinik bersalin sari medan
tahun 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Jumlah ibu menggunakan kontrasepsi suntik KB 3 bulan yang mengalami
penurunan libido berdasarkan lama pemakaian 2 tahun yaitu 28 orang 96,6 dari 36 responden. Terdapat hubungan yang bermakna antara lama
pemakaian dengan penurunan libido ibu dimana P.value = 0,000 atau lebih kecil dari P 0,05
2. Jumlah ibu menggunakan kontrasepsi suntik KB 3 bulan yang mengalami penurunan libido berdasarkan gangguan psikologi yaitu 26 orang 96,3 dari
36 responden. Terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan psikologi dengan penurunan libido ibu dimana P.value = 0,000 atau lebih kecil dari
P 0,05 3. Jumlah ibu menggunakan kontrasepsi suntik KB 3 bulan yang mengalami
penurunan libido berdasarkan gangguan fisik 50 yaitu 17 orang 77,3 dari 36 responden. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan
fisik dengan penurunan libido ibu dimana P.value = 0,681 atau lebih besar dari P 0,05
B. SARAN
1. Bagi Pelayanan Kebidanan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ada hubungan antara lama
pemakaian dan gangguan psikologi dengan penurunan libido ibu. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi seluruh tenaga kesehatan
khususnya bidan, untuk meningkatkan pengetahuan dan pelayanan keluarga berencana agar bekerja sama dengan petugas BKKBN setempat untuk
memberikan pendidikan kesehatan sedetail mungkin tentang pemilihan metode kontrasepsi suntik hormonal dan berbagai metode kontrasepsi lain, meliputi
efektifitas, keuntungan dan keterbatasan-keterbatasan pada setiap metode kontrasepsi, serta prasyarat pemakaiannya. Dengan pendidikan kesehatan tersebut
diharapkan calon akseptor dapat memilih metode kontrasepsi yang lebih sesuai untuk karakteristik pribadinya, bukan sekedar karena kebiasaan.
Hendaknya puskesmas membuat kebijakan khusus tentang pemakaian kontrasepsi suntik agar tidak diberikan secara terus-menerus dalam jangka waktu
yang panjang. Apabila ibu memang menghendaki atau merasa lebih cocok dengan kontrasepsi suntik, hendaknya tetap dibuat periode jeda selama beberapa saat
dengan memberikan kontrasepsi jenis lain agar akseptor tidak mendapatkan bahan kontrasepsi yang sama secara terus-menerus. Namun apabila karena faktor
sekunder, seperti gangguan psikologi dengan memberikan pengetahuan atau peningkatan aspek kognitif terhadap fungsi-fungsi seksual.