6. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan ProgestinDMPA
a. Usia reproduksi
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah abortus atau keguguran
f. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
g. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
h. Menggunakan obat untuk epilepsy fenitoin dan barbiturat atau obat
tuberculosis rifampisin i.
Tekanan darah 180110 mmhg, dengan masalah gangguan pembekuan darah, anemia bulan sabit dan anemia defisiensi besi
7. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan ProgestinDMPA
a. Hamil atau dicurigai hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi
- Peningkatan Libido - Kulit Dan Kulit Kepala
Berminyak - Ruam dan pruritus
- Edema
8. Cara Pemberian
a. Waktu Pemberian
1 Setelah melahirkan : hari ke 3 - 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
2 Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah
keguguran asal ibu belum hamil lagi 3
Dalam masa haid : hari 1-7 siklus haid, asal ibu tidak hamil. b.
Lokasi Penyuntikan Daerah bokongpantat, DMPA diberikan setiap 3 bulan IM. Saifuddin,
2006
C. Konsep Penurunan Libido
1. Definisi
Libido dalam penggunaannya secara umum berarti gairah seksual. Namun dalam definisi yang bersifat lebih teknis hasil karya Carl Gustav Jung,
mempunyai pengertian yang mengartikan libido sebagai energi psikis yang dimiliki individu untuk digunakan bagi perkembangan pribadi atau
individualisasi. Sigmund Freud bapak psikologi modern memopulerkan istilah ini dan
mendefinisikan libido sebagai energi atau daya insting, terkandung dalam apa yang disebut Freud sebagai identifikasi, yang berada dalam komponen
ketidaksadaran dari psikologi. Libido adalah energi yang memanifestasikan diri dalam proses kehidupan dan dipersepsi secara subjektif sebagai usaha atau
hasrat. Didefinisikan secara lebih sempit, libido juga merujuk pada keinginan individual untuk terlibat dalam aktivitas seksual. Wikipedia, 2008
2. Respon Seksual Wanita
Untuk mencapai sebuah kepuasan seksual, seorang wanita mengalami siklus respon seksual saat berhubungan intim. Respon ini dibagi menjadi
empat tahapan: a.
Adanya desire yaitu merupakan perasaan memiliki energi seksual yang dengan cepat merespon untuk memulai kegiatan seksual agar aktivitas
seksualnya berjalan nyaman dan sehat. b.
Arousal yaitu jaringan bagian dalam vagina dan luar alat kelamin menjadi lembap akibat keluarnya cairan dari dinding alat kelamin diikuti dengan
puting susu yang menegang. c.
Orgasme yaitu merupakan puncak dari kenikmatan seksual seorang wanita. Saat terjadi orgasme, otot-otot rahim, vagina, klitoris, dan rektum
berkontraksi secara ritmis. Pada fase ini, wanita lebih menggebu-gebu dan penuh gairah. Keadaan ini dapat terjadi satu kali atau berulang-ulang
multiorgasme. d.
Resolution yaitu merupakan fase antiklimaks. Vagina, klitoris, dan rahim kembali pada keadaan semula. Junita, 2004
Gairah seksual pada wanita dipengaruhi oleh hormon testoteron, faktor psikogenik, kondisi kesehatan umum dan pengalaman seksual. Hormon
testoteron pada wanita diproduksi oleh ovarium 25, glandula adrenal 25 dan konversi perifer dari androstenedione dan DHEA 50. Penuaan
pada wanita menyebabkan kerusakan atau penekanan pada kelenjar adrenal atau ovarium sehingga menurunkan sekresi hormon androgen. Kondisi ini
menimbulkan perubahan hasrat dan gairah seksual akibat tidak adanya pelumasan vagina dan ereksi klitoris. Junita, 2004