Telah diuji pada Tanggal : 11 Agustus 2014
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Runtung, SH, MHum Anggota
: 1. Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD 2. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
3. Dr. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA 4. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: AULIA RAHMAN
Nim :
127011108
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis :
KAJIAN YURIDIS
HAK LANGGEH
SYUF’AH DALAM
ADAT MASYARAKAT
ACEH DI
KOTA LANGSA
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut. Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan, Yang membuat Pernyataan
Nama : AULIA RAHMAN Nim
: 127011108
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRAK
Hukum adat di Aceh banyak mengatur tentang berbagai macam hal pola hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu yang diatur dalam hukum adat Aceh
adalah tentang muamalah khususnya tentang hak langgeh syuf’ah. Hak langgeh syuf’ah merupakan persyaratan yang harus di laksanakan sebelum seseorangbadan
hukum melaksanakan proses transaksi jual beli tanah selain persyaratan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Hal
tersebut dikarenakan hak langgeh syuf’ah tersebut telah hidup dan berkembang didalam hukum adat masyarakat Aceh. Namun pada prakteknya banyak masyarakat di Kota
Langsa tidak memperdulikan adanya norma tentang hak langgeh syuf’ah tersebut sehingga seringnya terjadi sengketa dalam hal jual beli tanah dan menimbulkan kerugian
bagi penjual, pembeli maupun Pejabat Pembuat Akta Tanah sekalipun.
Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, yakni Bagaimana keberadaan hak
langgeh syuf’ah
dalam masyarakat
Aceh di
Kota Langsa,
Bagaimana menyelesaikan sengketa hak langgeh syuf’ah masyarakat Aceh di Kota Langsa, dan
Bagaimana efektivitas penyelesaian sengketa hak langgeh syuf’ah dengan cara adat pada masyarakat Aceh di Kota Langsa.
Untuk menemukan Jawaban dari permasalahan tersebut, maka penelitian ini bersifat deskriptif analitis, penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan
menganalisis hukum tentang kajian yuridis hak langgeh syuf’ah dalam adat masyarakat Aceh di Kota Langsa dengan jenis penelitian juridis empiris. Analisis data kualitatif, data
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, dan pandangan dari responden maupun narasumber.
Kesimpulan dari penelitian ini Keberadaan hak langgeh syuf’ah dalam adat masyarakat Aceh di Kota Langsa tetap masih ada dalam masyarakatnya terbukti apabila
masyarakat akan menjual tanahnya selalu terlebih dahulu menawarkan tanah tersebut pada tiga pihak yaitu pihak pemilik tanah yang berbatasan dengan tanah miliknya,
anggota sekerabat dan warga desa setempat. Jika dari ketiga unsur tersebut tidak ada yang membeli baru menjualnya kepada siapa saja, Meskipun norma hak langgeh
syuf’ah dirasa hampir menghilang di tengah-tengah masyarakat Kota Langsa. Tata cara proses penyelesaian sengketa hak langgeh syuf’ah pada masyarakat Aceh di Kota
Langsa pada tingkat awal di selesaikan pada peradilan adat gampong yang selalu diselesaikan dengan putusan damai, jika proses penyelesaian sengketa pada peradilan
adat gampong tidak mempunyai jalan keluar maka kasus tersebut dilimpahkan pada Mahkamah Syar’iah Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian
sengketa hak langgeh syuf’ah secara adat masih efektif di masyarakat Kota Langsa, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya kasus yang masuk atau diselesaikan di
Mahkamah Syar’iah Kota Langsa dan kegiatan aparatur desa yang masih banyak mengurus masalah sengketa hak langgeh syuf’ah tersebut.
Kata Kunci: Hak langgeh syuf’ah, Adat, Aceh
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRACT
The civil law in Aceh mostly regulates various kinds of way of life in communities, nationality, and with a state. One of the regulations in the civil law is
about muamalah social life, especially about hak langgeh syuf’ah. It is a requirement which has to be fulfilled before a personlegal entity performs a
transaction of buy and sell land besides the rewgulation stipulated in the Government Regulation No. 241997 on Land registration. It is because hak langgeh syuf’ah has
existed and developed in Aceh adat law. In practice, however, many people in Langsa ignore the norm of hak langgeh syuf’ah; in consequence, there are many disputes in
the case of buy and sell land which causes the loss for the seller, the buyer, and PPAT official empowered to draw up deeds.
The problems of the research were as follows: how about the existence of hak langgeh syuf’ah in Aceh community in Langsa, how about the settlement of dispute
in hak langgeh syuf’ah in Aceh community in Langsa, and how effective the settlement of the dispute in hak langgeh syuf’ah by adat law in Aceh community in
Langsa.
The research was descriptive analytic which was aimed to describe, explain, and analyze law on judicial analysis of hak langgeh syuf’ah in Aceh community in
Langsa; the type of the research was judicial empirical.The data were analyzed qualitatively, based on legal provisions and opinions of the respondents as the source
persons.
The conclusion of the research is that hak langgeh syuf’ah in the Aceh community in Langsa still exists since many people who want to sell their land,
contact first three parties: their close neighbors, their relatives, and the people who live in the same village. If these three components do not want to buy the land, they
will sell it to any one who wants to buy it. Even though the norm of hak langgeh syuf’ah begins to fade in the Aceh community in Langsa, the procedure of the
process of the settlement for disputes in hak langgeh syuf’ah in Aceh community in Langsa is done first in adat gampong judicial administration with reconciliation. If
the settlement cannot be solved, the case is then brought to Mahkamah Syar’ia Sharia Court in Langsa. The result of the research shows that the settlement for
dispute in hak langgeh syuf’ah in Langsa is still effective since there is no case on land dispute which is settled in the Sharia Court, Langsa, and the activities of village
officials that handle the case of hak langgeh syuf’ah.
Keywords: Hak Langgeh Syuf’ah, Adat, Aceh
Universitas Sumatera Utara
iii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena
hanya dengan berkat rahmat dan karunia-Nya
Penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini
dengan judul “KAJIAN YURIDIS HAK LANGGEH
SYUF’AH DALAM ADAT MASYARAKAT ACEH DI KOTA LANGSA.”
Penulisan tesis ini
merupakan salah
satu persyaratan
untuk memperoleh
gelar Magister Kenotariatan M.Kn Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dalam
penulisan tesis
ini banyak pihak yang telah
memberikan bantuan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapkan terima
kasih yang mendalam Penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat
dan amat terpelajar Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, Bapak Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, Ph.D
dan Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
, selaku Komisi Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Dengan selesainya penulisan tesis ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril
Pasaribu, DTMH, M.Sc CTM, Sp.AK
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 2.
Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum , selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan Fasilitas yang diberikan kepada Penulis dalam meyelesaikan pendidikan ini.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang
telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
Universitas Sumatera Utara
iv
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum
, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang
telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk meyelesaikan penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA
, selaku penguji yang telah memberikan masukan dan kritik yang membangun kepada Penulis untuk
menyelesaikan penulisan tesis ini. 6.
Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, M.Hum , yang telah memberikan
masukan dan kritik yang membangun kepada Penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang
sangat bermanfaat selama Penulis mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di bangku kuliah.
8. Seluruh StafPegawai
di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis selama
menjalani pendidikan. 9.
Rekan-rekan Mahasiswa dan Mahasiswi di Program Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya kelas Reguler Khusus angkatan 2012 yang telah banyak memberikan motivasi kepada Penulis dalam
meyelesaikan penulisan tesis ini.
10. Pada Abu dan Ummi tercinta, yaitu Ir. Zahlul Pasha A. Majid dan Suci Handayani