21
2. Konsepsi
Konsepsi adalah pemahaman yang terbangun dalam akal dan pikiran peneliti untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstraksi dan kenyataan. Konsep
diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut definisi operasional.
41
Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini haruslah didefinisikan beberapa konsep dasar, agar
secara operasional diperoleh hasil dalam penelitian ini yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping
yang lainnya, seperti asas dan standar. Oleh sebab itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan penting dalam hukum.
Konsep diartikan
sebagai kata
yang menyatakan
abstraksi yang
digeneralisasikan dari hal yang berbentuk khusus.
42
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori, peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan antara teori dan observasi, antara abstraksi
dengan realitas.
43
“Pemakaian konsep terhadap istilah yang digunakn terutama dalam judul penelitian, bukanlah untuk keperluan mengkomunikasikannya semata-mata dengan
pihak lain. Sehingga tidak menimbulkan salah tafsir, tetapi juga demi menuntun peneliti sendiri didalam menangani proses penelitian dimaksud.”
44
41
Samadi Suryabrata, Metodelogi Penelitian, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998, hal. 3
42
Ibid. Hal. 4
43
Masri Singaribun dkk, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 34
44
Sanapiah Faisal,
Format-Format Penelitian
Sosial, Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada,1999, hal. 107-108
Universitas Sumatera Utara
22
Konsepsi ini bertujuan untuk menghindari salah pengertian atau penafsiran terhadap istilah-istilah yag digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu dalam
penelitian ini didefinisikan beberapa konsep dasar atau istilah, agar di dalam pelaksanaannya diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan, yaitu : 1. Kajian Yuridis adalah penyelidikan, penjabaran sekaligus pemecahan secara
hukum terhadap suatu peristiwa atau permasalahan yang timbul untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
2. Hak Langgeh adalah hak dalam hukum adat yang memberikan prioritas hak didahulukan dari orang lain untuk membeli tanah, hak mana diberikan kepada
tiga unsur masyarakat yaitu sanak saudara, sesama anggota masyarakat dan pemilik tanah tetangga.
45
3. Syuf’ah adalah penggabungan, yakni penggabungan secara paksa atas suatu hak yang sudah dijual ke pihak lain supaya dijual kembali kepada pihak yang
lebih berhak, yakni anggota perserikatan syarikah. Dalam kerangka inilah, syuf’ah berarti pemilikan barang yang diperkongsikan al masyfu’ oleh pihak
yang bergabung pada suatu persekutuan milik secara paksa dari pihak yang membeli dengan cara mengganti nilai harga jual yang sudah dilakukan.
46
45
Putusan Mahkamah Agung tanggal 31 Maret 1977 nomor 298KSip.1973
46
Sayyid Sabiq, Fiqh al Sunnah, jilid III Beirut: Dar al Fikr, 1983, hal. 219.
Universitas Sumatera Utara
23
4. Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan salah satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan
dari abad ke abad.
47
5. Masyarakat Aceh adalah masyarakat yang anggotanya berasal dari suku Aceh di Kota Langsa.
G. Metode Penelitian 1.
Spesifikasi Penelitian
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji mengatakan penelitian dalam pelaksanaannya diperlukan dan ditentukan alat-alatnya, jangka waktu, cara-cara yang
dapat ditempuh apabila mendapat kesulitan dalam proses penelitian. Penelitian dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis yang dimaksud
berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, dan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dengan suatu
kerangka tertentu.
48
Dalam setiap penelitian pada hakikatnya mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan
penelitian.
49
Kata metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara
47
Soerojo Wignjodipoero, Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat, Jakarta: CV. Haji Masagung 1988, hal. 13
48
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2001, hal. 42.
49
Jujun Suria Sumantri, Filsafat Hukum Suatu Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995, hal. 328
Universitas Sumatera Utara
24
atau jalan sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
50
a. Sifat Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh, lengkap dan sistematis. Penelitian ini berusaha memberikan gambaran secara menyeluruh, mendalam tentang suatu keadaan
atau gejala yang diteliti. Suatu penelitian deskriptif menekankan pada penemuan
fakta-fakta yang
digambarkan sebagaimana
keadaan yang
sebenarnya, dan selanjutnya data maupun fakta diolah dan ditafsirkan. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti
mungkin tentang objek yang diteliti, keadaan, atau gejala-gejala lainnya. Penelitian ini bersifat deskriptif karena dengan penelitian ini diharapkan akan
diperoleh suatu gambaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis, kemudian dilakukan suatu analisis terhadap data yang diperoleh dan pada akhirnya
didapat pemecahan masalah.
b. Metode Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan yuridis empiris yaitu suatu penelitian
yang meneliti
peraturan-peraturan hukum
yang kemudian
dihubungkan dengan data dan perilaku yang hidup dan berkembang di tengah-
50
Koentjaningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997, hal. 16
Universitas Sumatera Utara
25
tengah masyarakat. Data atau materi pokok dalam penelitian ini diperoleh langsung dari para responden melalui penelitian lapangan field research
yaitu masyarakat Aceh di Kota Langsa.
2. Lokasi Penelitian