Kebutuhan Kasih Sayang Landasan Teori .1 Tabloid Sebagai Media Massa Cetak

2.1.4 Kebutuhan Kasih Sayang

Dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personality 1954, Maslow menggolongkan kebutuhan manusia itu pada lima tingkat kebutuhan five hierarchy of needs. Kelima tingkat kebutuhan itu menurut Maslow, ialah berikut ini. 1 Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisiologis physiological needs yang paling dasar, paling kuat, dan paling jelas diantara segala kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan memburu makanan terlebih dahulu. Ia akan menahan kebutuhan fisiologis lainnya sampai kebutuhan itu terpuaskan. “Bagi orang yang berada dalam keadaan sangat lapar dan membahayakan, tak ada minat lain, kecuali pada makanan. Ia bermimpi tentang makanan, ia teringat tentang makanan, ia berpikir tentang makanan, emosinya tergerak hanya menginginkan makanan … orang semacam itu secara tegas dapat dikatakan bisa hidup dengan makanan belaka”. Goble, 1987:71. Menurut Maslow, selama hidupnya, praktis manusia selalu mendambakan sesuatu. Manusia adalah binatang yang berhasrat dan jarang mencapai taraf kepuasan yang sempurna, kecuali untuk suatu saat yang terbatas. Begitu suatu hasrat berhasil dipuaskan, segera muncul hasrat lain sebagai gantinya. 2 Kebutuhan akan rasa aman safety needs Pada dasarnya, kebutuhan rasa aman ini mengarah pada dua bentuk, yakni : a Kebutuhan keamanan jiwa; b Kebutuhan keamanan harta. Kebutuhan rasa aman muncul sebagai kebutuhan yang paling penting kalau kebutuhan psikologis telah terpenuhi. Ini meliputi kebutuhan perlindungan, keamanan, hukum, kebebasan dari rasa takut, dan kecemasan. Dalam pandangan Maslow, kebutuhan rasa aman sudah dirasakan individu sejak kecil ketika ia mengeksplorasi lingkungannya. Misalnya, ketika ia merasa terancam oleh bunyi guntur, kilatan lampu, dan sebagainya. Seperti anak- anak, orang dewasa pun membutuhkan rasa aman, hanya saja kebutuhan tersebut lebih kompleks. Karena kebutuhan rasa aman ini biasanya terpuaskan pada orang-orang dewasa yang normal dan sehat, cara terbaik untuk memahaminya ialah dengan mengamati orang-orang dewasa yang mengalami gangguan neurotic. Orang-orang dewasa yang mengalami gangguan neurotic. Orang-orang dewasa yang tidak aman atau neurotik, bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman. “Orang semacam ini”, kata Maslow, “bertingkah laku seakan- akan selalu dalam keadaan terancam bencana besar. Artinya, ia selalu bertindak seolah-olah menghadapi keadaan darurat… dapat dikatakan, seorang dewasa yang neurotic akan bertingkah laku seolah-olah ia benar-benar takut kena pukul…” Goble, 1987:73. 3. Kebutuhan cinta dan memiliki-dimiliki belongingness and love needs Kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, muncul ketika kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi secara rutin. Orang butuh dicintai dan pada gilirannya buruh menyatakan cintanya. Cinta disini berarti rasa sayang an terikat to belong. Rasa saling menyayangi dan rasa diri terikat antara orang yang satu dan lainnya, lebih-lebih dalam keluarga sendiri, adalah penting bagi seseorang. Di luar keluarga, misalnya teman sekerja, teman kelas, dan lain-lainnya, seseorang ingin agar dirinya disetujui dan diterima. Maslow mengatakan bahwa kita semua membutuhkan rasa diingini dan diterima oleh orang lain. Ada yang memuaskan kebutuhan ini melalui berteman, berkeluarga, atau berorganisasi. Tanpa ikatan ini, kita akan merasa kesepian. Namun, tentu saja rasa kesepian ini tidak selalu memberi dampak negatif pada kepribadian. Bagi sejumlah orang, rasa sepi bisa menciptakan kreativitas. Konseptualisasi Maslow tentang cinta sebagai kreativitas. Konseptualisasi Maslow tentang cinta sebagai deficiency needs merupakan ciri selfish seseorang yang mencari cinta dari orang lain. Akan tetapi, sebenarnya, Maslow membedakan kebutuhan ini dengan B-love being love. Bagi Maslow, B-love memiliki tingkat yang lebih tinggi. Hal itu bisa terwujud jika seseorang telah terpuaskan kebutuhan dasarnya dan bergerak menuju aktualisasi diri. Cinta, sebagaimana kata itu digunakan oleh Maslow, tidak boleh dikacaukan dengan seks, yang dapat dipandang sebagai kebutuhan fsiologis semata-mata. Menurut Maslow, biasanya tingkah laku seksual ditentukan oleh banyak kebutuhan, bukan hanya oleh kebutuhan seksual, melainkan juga oleh aneka kebutuhan lain, yang utama. Di antaranya ialah kebutuhan cinta dan kasih sayang. Maslow menyukai rumusan Carl Rogers tentang cinta, yaitu ”keadaan dimengerti secara mendalam dan ditrima dengan sepenuh hati”. Sobur, 2003 :274-277 Kehadiran orang tua terutama ibu dalam perkembangan jiwa anak amat penting. Bila anak kehilangan peran dan fungsi ibunya, sehingga dalam proses tumbuh kembangnya anak kehilangan pembinaan, bimbingan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya, maka anak akan mengalami “deprivasi maternal”. Deprivasi maternal dengan segala dampaknya dalam perkembangan dapat terjadi tidak hanya jika anak semata-mata kehilangan figur ibu secara fisik loss, tetapi juga bisa dikarenakan tidak adanya lack peran ibu yang amat penting dalam proses imitasi dan identifikasi anak terhadap ibunya. Deprivasi maternal pada anak usia dini jauh lebih besar pengaruhnya daripada anak pada usia yang lebih besar. Keadaan ini menyebabkan hubungan kasih sayang antara ibu dan anak terputus. Sering dijumpai pada anak-anak yang semacam ini suatu gangguan yang dinamakan “Attachment Disorder” atau “Failure to Thrive”. Pada kelainan kejiwaan semacam ini biasanya anak telah mengalami penyimpangan distorsi. http:baitijannati.wordpress.com20070202ibu-dan-pendidikan-usia-dini

2.1.5. Pengertian Anak Perempuan