tepat waktu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yakni selambat-lambatnya akhir bulan ke tiga 90 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan.
2.1.6 Ukuran Perusahaan
Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Besar kecilnya ukuran
perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut
maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu Riyanto dalam Febriaty 2011. Sesuai keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep-11PM1997 menjelaskan
bahwa perusahaan menengah dan kecil adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan total assets tidak lebih dari seratus miliar rupiah, sedangkan
perusahaan besar adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan total assets lebih dari seratus miliar rupiah. Machfoedz dalam Febrianty 2011,
ukuran perusahaan didasarkan pada total aset perusahaan. Ukuran perusahaan terbagi dalam tiga kategori, adalah sebagai berikut.
1 Perusahaan besar large firm, adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan, serta
memiliki hasil penjualan lebih dari Rp 50 Milyartahun. 2 Perusahaan menengah medium size, adalah perusahaan yang memiliki
kekayaan bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan, serta memiliki hasil penjualan kurang dari Rp 1-50 Milyartahun.
25
3 Perusahaan kecil small firm, adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan, serta
memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyartahun.
2.1.7 Komite Audit
Keberadaan Komite Audit di Indonesia dipertegas dengan Peraturan Bapepam No.IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-29PM2004 tanggal 24 September 2004 yang mengatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang
dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya. Peraturan lain yang menerangkan tentang Komite Audit adalah Peraturan Bursa
Efek Jakarta sekarang bernama Bursa Efek Indonesia No.I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa Lampiran II Keputusan Direksi
PT. Bursa Efek Jakarta No.Kep-305BEJ07-2004 tanggal 19 Juli 2004, SK. Dir. BEJ Nomor 315BEJ06-2000, Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor
117Tahun 2002, dan Undang Undang BUMN Nomor 192003. Peraturan – peraturan tersebut mengatur mengenai kewajiban perusahaan untuk membentuk
komite audit dalam rangka menegakkan good corporate governance GCG di Indonesia Khomsiyah, dan Rahayu, 2005.
New York Stock Exchange dalam Purwati 2006 mensyaratkan bahwa
perusahaan harus memiliki Komite Audit sedikitnya 3 tiga anggota, dimana
semua anggota tidak boleh memiliki hubungan dengan perusahaan karena akan mengganggu independensi mereka dari manajemen dan perusahaan. Peraturan ini
sebagai respon atas permintaan Stock Exchange Committe SEC untuk
26
meningkatkan efektivitas Komite Audit dalam rangka pengelolaan perusahaan yang baik good corporate governance. Salah satu parameter terlaksananya good
corporate governance yaitu meningkatnya integritas pelaoran keuangan perusahaan. Integritas pelaporan keuangan perusahaan dapat dilihat dari ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan. Persyaratan Keanggotaan Komite Audit sesuai Keputusan Ketua BAPEPAM
No. Kep-41PM2003 tanggal 22 Desember 2003 tentang Peraturan Nomor IX.1.5 : Pembentukkan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit adalah sebagai
berikut. 1 Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.
2 Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan.
3 Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan,
4 Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
5 Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit dan atau non audit pada emiten atau perusahaan publik yang
bersangkutan dalam 1 satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris sebagaimana dimaksudkan dalam peraturan Nomor VIII A.2
tentang Indepensi Akuntan yang memberikan Jasa Audit di Pasar Modal.
27
6 Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau perusahaan publik dalam 1 satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris.
7 Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik. Dalam hal anggota Komite Audit
memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan setelah diperolehnya saham tersebut
wajib mengalihkan kepada pihak lain. 8 Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan
publik, Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Utama Emiten atau perusahaan public.
9 Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik.
Salah satu tanggung jawab dari komite audit adalah untuk mengawasi proses pelaporan keuangan, yang mencakup memastikan ketepatan waktu
penyampaian keuangan Hashim dan Rahman, 2011. Di Indonesia sendiri peraturan mengenai Komite Audit telah diatur dalam Peraturan Bapepam-LK
No.IX.I.5 yang mengatur pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit. Peraturan tersebut ditulis tugas dari Komite Audit, antara lain.
1 Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan perusahaan.
2 Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan atas peraturan perundang- undangan di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya.
28
3 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor eksternal.
4 Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
5 Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten.
6 Menjaga kerahasiaan data, dokumen, dan informasi perusahaan. 7 Komite audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi
internal audit.
Adanya peraturan Bapepam ini, diharapkan praktik Komite Audit di Indonesia dapat dirasakan manfaatnya bagi entitas perusahaan, karena Komite
Audit diharapkan untuk berperan aktif terhadap proses penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam
pelaporannya. Komite Audit juga memiliki hubungan kerja dengan auditor eksternal, oleh karena itu Komite Audit dapat menilai level of audit coverage and
assurance, hal ini dapat dilakukan oleh anggota komite audit yang berpengetahuan cukup. Hal ini dapat mempengaruhi timeliness dan mengurangi
audit delay Hashim dan Rahman, 2011.
2.1.8 Leverage