3 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor eksternal.
4 Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
5 Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten.
6 Menjaga kerahasiaan data, dokumen, dan informasi perusahaan. 7 Komite audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi
internal audit.
Adanya peraturan Bapepam ini, diharapkan praktik Komite Audit di Indonesia dapat dirasakan manfaatnya bagi entitas perusahaan, karena Komite
Audit diharapkan untuk berperan aktif terhadap proses penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam
pelaporannya. Komite Audit juga memiliki hubungan kerja dengan auditor eksternal, oleh karena itu Komite Audit dapat menilai level of audit coverage and
assurance, hal ini dapat dilakukan oleh anggota komite audit yang berpengetahuan cukup. Hal ini dapat mempengaruhi timeliness dan mengurangi
audit delay Hashim dan Rahman, 2011.
2.1.8 Leverage
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehari-hari pasti membutuhkan modal. Modal tersebut berasal dari modal sendiri maupun
modal yang berasal dari pinjaman. Perusahaan yang menggunakan sumber dana dari luar untuk membiayai operasional perusahaan baik yang merupakan sumber
pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang merupakan penerapan dari
29
kebijakan leverage. Rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian, leverage merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Ria 2008 berpendapat leverage adalah usaha untuk menggunakan sesuatu yang akan membawa konsekuensi beban tetap.
Terdapat dua macam leverage, antara lain. 1 Operating Leverage
Operating leverage adalah penggunaan suatu kekayaan atau aktiva tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti mesin-
mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa biaya depresiasi.
2 Financial Leverage Financial leverage adalah peggunaan sumber dana tertentu yang akan
mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini dapat berupa utang obligasi, kredit dari bank dan sebagainya.
Jensen dan Meckling 1976 yang menyatakan bahwa debt holders menghendaki syarat-syarat tertentu dalam perjanjian kontrak utang untuk
membatasi aktivitas manajemen, yang salah satunya mengharuskan manajemen menyajikan laporan keuangan lebih cepat dan bersifat rutin untuk waktu tertentu.
Hal ini dimaksudkan agar debt holders dapat menilai kinerja finansial manajemen. Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansial perusahaan tersebut. Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio untuk melihat pengaruh leverage terhadap audit delay. Debt To Equity
30
Ratio DER menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi DER, maka semakin besar perusahaan menggunakan modal dari kreditor. Perusahaan dengan kewajiban yang
besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan proses audit lebih cepat. Hal ini dikarenakan, perusahaan dengan kewajiban yang besar
diawasi dan dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih cepat untuk
meyakinkan kembali para pemilik modal yang pada dasarnya ingin mengurangi tingkat resiko dalam pengambilan modal mereka.
1.2 Hipotesis Penelitian