4 Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membenadingkan laporan keuangan antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
Peraturan BAPEPAM No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep36PM2003 disebutkan laporan keuangan yang harus disampaikan
kepada BAPEPAM terdiri sebagai berikut. 1 Neraca,
2 Laporan laba rugi, 3 Laporan perubahan ekuitas,
4 Laporan arus kas, 5 Laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya, serta
6 Catatan atas laporan keuangan.
2.1.4 Audit dan Standar Auditing
Auditing adalah pemeriksaan oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang disusun manajemen secara kritis dan sistematis termasuk catatan
dan bukti pendukung yang ada Sukrisno, 2012. Tujuan audit laporan keuangan
20
yaitu untuk menyatakan pendapat atas kewajaran asersi-asersi yang terdapat dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
Mulyadi, 2002:72. Pemahaman tentang corporate governance perusahaan klien kemungkinan dapat membantu auditor menilai berbagai risiko klien sehingga
perencanaan audit dapat lebih efektif dan efisien. Audit berperan penting dalam mengurangi terjadinya asimetri informasi dengan penyelesaian audit tepat waktu.
Audit pada umumnya dikelompokkan dalam tiga golongan, adalah sebagai berikut.
1 Audit laporan keuangan Financial Statement Audit adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang
disajikan oleh klien, untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Auditor independen menilai kewajaran laporan
keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2 Audit kepatuhan Compliance Audit adalah audit yang tujuannya menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan
tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak berwenang pembuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam
pemerintahan. 3 Audit operasional Operational Audit merupakan review secara sistematik
kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah mengevaluasi kinerja,
21
mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang telah ditetapkan dan
disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia adalah sebagai berikut SPAP, 2011:150.01.
1 Standar umum, yaitu. a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dan
sikap mental harus dpertahankan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2 Standar pekerjaan lapangan, yaitu.
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
saat dilakukan. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
3 Standar pelaporan, yaitu. a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
22
keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. d.
Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluuhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Pemenuhan standar ini berdampak pada lamanya penyelesaian laporan audit
dan berdampak pula pada kualitas hasil laporan keuangan auditan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi auditor. Salah satu kriteria profesionalisme
dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan auditan. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada
masyarakat umum dan kepada Bapepam tergantung dari lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Semakin cepat pekerjaan audit selesai
dilakukan, maka semakin cepat pula informasi dipublikasikan.
2.1.5 Audit Delay