Test Stabilitas TINJAUAN PUSTAKA

44 Tabel 2.8 Rasio faktor koreksi stabilitas Isi benda uji cm² Tebal Benda Uji mm Faktor Koreksi 200 –213 25,4 5,56 214-225 27,0 5,00 226-237 28,6 4,55 238-250 30,2 4,17 251-264 31,8 3,85 265-276 33,3 3,57 277-289 34,9 3,33 290-301 35,5 3,03 302-316 38,1 2,78 317-328 39,7 2,50 329-340 41,3 2,27 341-353 42,9 2,08 354-367 44,4 1,92 368-379 46,0 1,79 380-392 47,6 1,67 393-405 49,2 1,56 406-420 50,8 1,47 421-431 52,4 1,39 432-443 54,0 1,32 444 –456 55,6 1,25 457 –470 57,2 1,19 471 –482 58,7 1,14 483 –495 60,3 1,09 496 –508 61,9 1,04 509 –522 63,5 1,00 523 –535 65,1 0,96 536 –546 66,7 0,93 547 –559 68,3 0,89 45 Tabel 2.8 lanjutan 560 –573 69,9 0,86 574 –585 71,4 0,83 586 –598 73,0 0,81 599 –610 74,6 0,78 611 –625 76,2 0,76 Sumber: RSNI M-01-2003 2003

2.7 Penentuan Kadar Aspal Optimum

Penentuan Kadar aspal optimum pada Aspal Porus ditentukan dengan merata-ratakan kadar aspal yang memberikan stabilitas maksimum, dan VIM porositas yang diisyaratkan serta persyaratan campuran lainnya seperti Marshall Quotient dan kelelehan campuran flow. Kadar aspal optimum dapat ditentukan dengan menggunakan Metode bar- chart seperti pada Gambar 2.9. Nilai kadar aspal optimum ditentukan sebagai nilai tengah dari rentang kadar aspal maksimum dan minimum yang memenuhi spesifikasi. Gambar 2.9 Contoh penentuan kadar aspal optimum Sumber: Dir. Jen Bina Marga 2010 46

2.8 Pengujian

Cantabro Pengujian cantabro ini dimaksudkan untuk mengevaluasi campuran beraspal terhadap disitegrasi yaitu pelepasan butir agregat akibat menurunnya kelekatan aspal karena gesekan roda kendaraan secara berulang. Pengujian ini dilakukan dalam kondisi normal tanpa rendaman. Peralatan uji yang dipakai adalah mesin Los Angeles dengan 300 rotasi dan dijalankan dengan kecepatan 30- 33 rpm tanpa bola baja. CAL Cantabro Abration Loss dihitung dengan membandingkan berat benda uji semula dengan berat sisa setelah diadakan pengujian. Nilai CAL yang diperoleh menurut spesifikasi adalah maks. 35 untuk uji normal tanpa rendaman Australian Asphalt Pavement Association, 2004. Kehilangan berat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Woodside, 1997: CAL = � −� � × 2.15 Dimana : CAL = Cantabro Abration Loss m1 = Berat benda uji semula gr m2 = berat benda uji setelah dirotasi 300 putaran gr.

2.9 Pengujian Permeabilitas

Permeabilitas adalah sifat yang menunjukan kemampuan material untuk meloloskan zat alir fluida baik udara maupun air. Pengujian permeabilitas ini merupakan sarana yang sangat penting untuk Aspal Porus. Dalam penelitian ini, permeabilitas vertikal dan horisontal keduanya akan dihitung. Tipe dari tes permeabilitas ini yaitu falling head water permeability test. Besarnya koefisien permeabilitas dihitung rumus sebagai berikut Putranto, 2011: k = ] 1 1 [ aL 3 , 2 h h Log At 2.16 Dimana : k = Koefisien permeabilitas air cmdetik a = Luas penampang tabung cm2 L = Tinggi benda uji cm A = Luas penampang benda uji cm2 t = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dari h 1 ke h 2 detik 47 h 1 = Tinggi batas air paling atas cm h 2 = Tinggi batas air paling bawah cm

2.10 Uji Kuat Tarik Tidak Langsung Indirect Tensile Strength Test

Kuat tarik ialah kemampuan untuk menahan gaya luar yang cenderung menarik elemen benda uji secara bersamaan. Indirect Tensile Strength Test adalah sebuah pengujian gaya tarik tidak langsung yang bertujuan mengetahui karakter tensile dari campuran perkerasan. Pada pengujian ini, Indirect tensile strength test digunakan dalam pengujian Aspal Porus. Sifat uji ini adalah untuk memperkirakan potensi retakan pada campuran aspal. Besarnya kuat tarik tidak langsung dihitung dengan rumus sebagai berikut Dwiraharjo, 2010: ITS = ��� Лxdxh 2.17 Dimana : ITS : Nilai kuat tarik secara tidak langsung kgm 2 = 9,81.10 -3 Kpa Pi : Nilai beban kg h : Tinggi benda uji m d : Diameter benda uji m

2.11 Uji Kuat Tekan Bebas

Unconfined Compressive Strength Test Kuat tekan adalah suatu metode untuk mengetahui nilai gaya tekan dari suatu campuran perkerasan. Kuat tekan adalah kemampuan lapisan perkerasan untuk menahan beban yang ada secara vertikal yang dinyatakan dalam kg atau lb. Besarnya kuat tekan dihitung dengan rumus sebagai berikut SNI 03-6758-2002: F = Pu A 2.18 Dimana : F : kuat dasak kgm 2 = 9,81.10 -3 Kpa Pu : Nilai beban kg A: luas permukaan benda uji m²