Penentuan Proporsi Agregat Perencanaan Campuran Aspal Panas

36 Ketentuan temperatur aspal untuk pemanasan, pencampuran dan pemadatan didasarkan atas rentang temperatur pada saat viskositas aspal akan memberikan hasil yang optimal. Hal ini didasarkan atas hasil studi dan data-data yang sudah ada. Sebagai pedoman umum, ketentuan dan temperatur aspal untuk pencampuran dan pemadatan material campuran aspal sesuai dengan Tabel 2.6 adalah sebagai berikut: Tabel 2.6 Ketentuan viskositas temperatur aspal untuk pencampuran pemadatan No. Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal PAS Rentang Temperatur Aspal Tipe I C 1 Pencampuran benda uji Marshall 0,2 155  1 2 Pemadatan benda uji Marshall 0,4 145  1 3 Pencampuran, rentang temperatur sasaran 0,2 - 0,5 145 - 155 4 Menuangkan campuran aspal dari alat pencampur ke dalam truk  0,5 135 – 150 5 Pemasokan ke alat penghampar 0,5 – 1,0 130 – 150 6 Pemadatan awal roda baja 1 - 2 125 – 145 7 Pemadatan antara roda karet 2 - 20 100 – 125 8 Pemadatan akhir roda baja 20 95 Sumber: Kementerian PU RI-Ditjen Bina Marga, 2010 Rev. 3 Mould cetakan sampel dengan diameter 4 inch 101,6 mm dan tinggi 3 inch 75 mm dilengkapi colar mould mould tambahan, dan alat pencampur mixer atau sendok pengaduk metal, dan batang besi perojok penusuk juga perlu dipanaskan dapat dipanaskan pada temperatur sama dengan temperatur pemanasan aspal.

2.4.8 Jumlah Sampel dan Pemanasan

Untuk setiap variasi kadar aspal, idealnya dibuat minimal 3 sampel, kemudian karakteristik campuran diambil dari nilai rata-rata dua sampel yang 37 memberi hasil terbaik. Bila pencampuran dilaksanakan secara manual, agregat ditempatkan dalam waskom metal dan diaduk rata sebelum dipanaskan. Setelah panas, kemudian dituangi aspal sejumlah yang diperlukan, lalu diaduk dengan sendok metal serata mungkin. Untuk mengurangi kehilangan temperatur, yang bisa berakibat agregat tidak terselimuti aspal dengan merata maka material campuran dipanaskan lagi beberapa saat 2-5 menit, kemudian diaduk kembali sampai rata.

2.4.9 Pemadatan sampel

Sebaiknya semua peralatan dipanaskan untuk mempertahankan temperatur dan kemudahan pelaksanaan workability. Pemadatan dilakukan sesuai dengan jumlah tumbukan sebagai berikut: a Pemadatan campuran Aspal Porus : 2 x 50 b Berat alat tumbuk : 4,5 kg c Tinggi jatuh : 18” = 45,7 cm

2.5 Pengukuran Volumetrik Sampel

Campuran beraspal panas pada dasarnya terdiri dari aspal dan agregat. proporsi masing-masing bahan harus dirancang sedemikian rupa agar dihasilkan aspal beton yang dapat melayani lalu lintas dan tahan terhadap pengaruh lingkungan selama masa pelayanan. Ini berarti campuran beraspal harus: 1. Mengandung cukup kadar aspal agar awet. 2. Mempunyai stabilitas yang memadai untuk menahan beban lalu lintas. 3. Mengandung cukup rongga udara VIM agar tersedia ruangan yang cukup untuk menampung ekspansi aspal akibat pemadatan lanjutan oleh lalu lintas dan kenaikan temperatur udara tanpa mengalami bleeding atau deformasi plastis. 4. Rongga udara yang ada harus juga dibatasi untuk membatasi permeabilitas campuran. 5. Mudah dilaksanakan sehingga campuran beraspal dapat dengan mudah dihampar dan dipadatkan sesuai dengan rencana dan memenuhi spesifikasi.