Sifat - Sifat Campuran Aspal Porus

34 umumnya bersifat interconecting maka permabilitasnya tinggi untuk mendapatkan permukaan yang tidak mengandung genangan air walaupun masih dalam keadaan lembab.

2.4 Perencanaan Campuran Aspal Panas

Hot Mix Perencanaan suatu campuran aspal panas Hot Mix termasuk Aspal Porus dilaksanakan dengan mengacu kepada spesifikasi yang ditentukan. Secara umum dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

2.4.1 Pengujian Material

Sebelum merencanakan campuran aspal, terlebih dahulu harus melaksanakan pengujian material : agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal. Sifat-sifat material harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan.

2.4.2 Penentuan Gradasi Agregat

Gradasi masing-masing jenis agregat kasar, halus dan filler mungkin saja ditentukan dalam spesifikasi suatu jenis campuran aspal panas. Demikian pula gradasi agregat gabungannya. Gradasi agregat gabungan bisa diperoleh dengan mencampur blending agregat kasar, halus dan filler. Perencanaan gradasi agregat untuk campuran aspal di laboratorium, bisa dilaksanakan tanpa mencampur agregat, yaitu berdasarkan gradasi ideal batas tengah spesifikasi gradasi agregat gabungan yang ditentukan. Masing-masing ukuran butir agregat diperoleh dengan mengayak agregat sesuai ukuran saringan yang ditentukan. Kemudian proporsi agregat dicari berdasarkan komulatif persentase lolos gradasi ideal.

2.4.3 Penentuan Proporsi Agregat

Pengelompokkan agregat diperoleh dari hasil pengayakan. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 = 4,75 mm. Untuk agregat halus lolos saringan No. 4 = 4,75 mm dan tertahan saringan No. 200 = 0,075 mm dapat langsung menggunakan pasir halus. Sedangkan filler adalah material non- plastis yang lolos saringan No. 200 = 0,075 mm. Filler dapat berupa abu batu, abu kapur, fly ash, semen, dan lain-lain. 35

2.4.4 Estimasi Kadar Aspal Awal

Setelah proporsi masing-masing agregat diketahui, maka dilakukan perhitungan kadar aspal optimum perkiraan. Adapun perhitungannya menurut Depkimpraswil, 2004 sebagai berikut: Pb = 0,035 CA + 0,045 FA + 0,18 FF + konstanta 2.5 Keterangan: P b = kadar aspal awal terhadap berat total campuran CA = agregat kasar coarse aggregate terhadap berat total agregat FA = agregat halus fine aggregate terhadap berat total agregat FF = filler terhadap berat total agregat K = Nilai konstanta kira-kira 0,5 sampai 1,0 untuk Laston dan 2,0 sampai 3,0 untuk Lataston. Untuk jenis campuran lain digunakan nilai 1,0 sampai 2,5.

2.4.5 Penentuan Prosentase Material Terhadap Berat Total Campuran

Prosentase proporsi agregat dihitung berdasarkan berat total agregat. Karena dalam campuran terdapat kandungan aspal, maka perlu dihitung prosentase material terhadap berat total campuran. Untuk membuat sebuah sampel umumnya diperlukan sekitar 1000 gram agregat yang proporsinya sesuai dengan ukuran butir agregat. Prosentase terhadap berat total campuran akan berubah sesuai dengan variasi prosentase kadar aspal.

2.4.6 Perhitungan Jumlah Material Yang Dibutuhkan

Proporsi agregat kasar disesuaikan dengan prosentase ukuran butirnya yang sudah dipersiapkan di ayak terlebih dahulu. Untuk agregat halus sudah bisa langsung menggunakan pasir halus lolos 4,75 mm ayakan No. 4 dan tertahan 0,075 mm ayakan No. 200.

2.4.7 Pemanasan Material Dan Mould

Agregat yang sudah diproporsikan, ditempatkan dalam wadah dari metal misalnya waskom aluminium. Demikian juga aspal ditempatkan dalam kaleng dengan ukuran yang cukup. Kemudian dipanaskan sebaiknya dalam oven. 36 Ketentuan temperatur aspal untuk pemanasan, pencampuran dan pemadatan didasarkan atas rentang temperatur pada saat viskositas aspal akan memberikan hasil yang optimal. Hal ini didasarkan atas hasil studi dan data-data yang sudah ada. Sebagai pedoman umum, ketentuan dan temperatur aspal untuk pencampuran dan pemadatan material campuran aspal sesuai dengan Tabel 2.6 adalah sebagai berikut: Tabel 2.6 Ketentuan viskositas temperatur aspal untuk pencampuran pemadatan No. Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal PAS Rentang Temperatur Aspal Tipe I C 1 Pencampuran benda uji Marshall 0,2 155  1 2 Pemadatan benda uji Marshall 0,4 145  1 3 Pencampuran, rentang temperatur sasaran 0,2 - 0,5 145 - 155 4 Menuangkan campuran aspal dari alat pencampur ke dalam truk  0,5 135 – 150 5 Pemasokan ke alat penghampar 0,5 – 1,0 130 – 150 6 Pemadatan awal roda baja 1 - 2 125 – 145 7 Pemadatan antara roda karet 2 - 20 100 – 125 8 Pemadatan akhir roda baja 20 95 Sumber: Kementerian PU RI-Ditjen Bina Marga, 2010 Rev. 3 Mould cetakan sampel dengan diameter 4 inch 101,6 mm dan tinggi 3 inch 75 mm dilengkapi colar mould mould tambahan, dan alat pencampur mixer atau sendok pengaduk metal, dan batang besi perojok penusuk juga perlu dipanaskan dapat dipanaskan pada temperatur sama dengan temperatur pemanasan aspal.

2.4.8 Jumlah Sampel dan Pemanasan

Untuk setiap variasi kadar aspal, idealnya dibuat minimal 3 sampel, kemudian karakteristik campuran diambil dari nilai rata-rata dua sampel yang