Asas Kepribadian Privity of contract dalam Perjanjian Leasing

ini terkesan terpaksa harus diterima oleh lessee karena sangat membutuhkan barang modal dan kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh lessor untuk mengikat lessee dengan ketentuan dan kewajiban yang mau tidak mau menguntungkan pada posisi lessor. Dari perspektif “Unjust Enrichment Doctrine dalam Common Law System suatu prinsip umum bahwa seseorang tidak boleh memperkaya diri sendiri secara tidak adil dari biaya pihak lain. Pada leasing posisi lessee tersebut khususnya dengan kewajiban membayar semua beban yang timbul dalam perjanjian yang seyogyanya ditanggung bersama lessor dapat dikualifikasikan sebagai upaya lessor untuk memperkaya diri sendiri secara tidak adil. Kriteria yang diajukan untuk rnenentukan apakah seseorang telah memperkaya diri sendiri menurut doktrin ini adalah: a. Ada sesuatu manfaat atau keuntungan yang diperbuat salah satu pihak kepada pihak lain; b. Manfaat atau keuntungan ini berharga atau dimengerti oleh pihak lain; c. Pihak lain menahan manfaat itu adalah merupakan hal yang tidak patut bila tidak disertai dengan pembayaran.

2. Asas Kepribadian Privity of contract dalam Perjanjian Leasing

Asas kepribadian dalam suatu perjanjian berintikan pada ruang lingkup berlakunya perjanjian yang hanya terbatas pada pihak dalam perjanjian itu saja. Pengecualian terhadap asas ini terdapat dalam Pasal 1317 KUH Perdata yang memperbolehkan untuk meminta ditetapkannya suatu janji guna kepentingan seseorang pihak ketiga. Ketentuan untuk meminta ditetapkannya suatu janji Universitas Sumatera Utara guna kepentingan pihak ketiga tidak dapat ditarik kembali bila pihak ketiga itu telah menyatakan menerimanya. Satu-satunya ketentuan dalam perjanjian sewa guna usaha lease agreement yang menyebut-nyebut janji terhadap pihak ketiga termuat dalam Pasal 10 ayat 1: ...pelanggan bersedia menanggung seluruh biaya kerugian yang timbul... Lessee sebagai pemakai bertanggung jawab untuk lessor. Lessee sebagai pemakai bertanggung jawab untuk mengasuransikan kendaraan peralatan atas biaya sendiri. Sedangkan lessor sebagai pemilik bertanggungjawab untuk hal-hal cacat pada orang atau badan yang disebabkan oleh kendaraan peralatan terhadap pegawai-pegawai dari lessee atau dari pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksudkan disini adalah pihak perusahaan asuransi dalam kaitannya dengan polis asuransi antara lessee dan pihak ketiga lainnya, karena hal-hal atau kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kendaraan peralatan dalam hubungannnya dengan lessor, pertanggung jawaban lessor terhadap pihak ketiga lainnya, sebagaimana tersebut di atas adalah karena kepatutan atau kepantasan. Kepatutan oleh banyak ahli hukum menduduki tata urutan terakhir setelah undang-undang dan kebiasaan. 25 Namun, demikian kepatutan adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebelum pelaksanaan perjanjian itu, hal ini untuk menghindari ketidakpatutan dan ketidak adilan dalam perjanjian. Sedangkan suatu peijanjian 25 Vollmar,H.F,S, Pengantar studi HukumPerdata jilid ll, Jakarta: Rajawali, 2001 hal. 168 Universitas Sumatera Utara yang tidak patut atau tidak adil dapat dipahami dari adanya hubungan atau keadaan yang tidak seimbang. 26

C. Syarat sahnya Perjanjian