Pengertian Pembelajaran Hasil Belajar

Belajar menurut W.S. Winkel adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dan interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan – pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Berdasarkan pengertian belajar dari banyak ahli pendidikan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar secara umum adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku Darsono, dkk, 2000: 24. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku akibat belajar adalah : a. Perubahan yang disadari Seseorang menyadari dan merasakan adanya perubahan pada dirinya misalnya, pengetahuannya bertambah dan berubah. Jadi perubahannya disadari dan direncanakan. b. Perubahan yang bersifat kontinyu dan fungsional Perubahan itu secara berkelanjutan, misalnya seorang belajar menulis, maka tulisannya bertambah baik dan bisa digunakan untuk menulis atau mencatat. c. Perubahan yang bersifat positif dan aktif Perubahan-perubahan dengan memperoleh sesuatu yang lebih dari sebelumnya. Perubahan secara aktif karena hasil usahanya sendiri berorientasi dengan lingkungan dan bukan hasil kematangan. Keaktifan ini terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi dan lain-lain. d. Perubahan bertujuan dan terarah Berarti belajar itu bukan suatu hal yang kebetulan, tetapi disengaja dan bertujuan, tujuan dipakai sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan belajar.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik Darsono, dkk, 2000: 24. Menurut Sudjana 2000. Pengertian pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Ada empat persoalan yang menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran. Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Keempat komponen tersebut yaitu tujuan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran, tujuan tersebut berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Komponen yang kedua yaitu metode dan alat. Metode dan alat digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen yang lain adalah penilaian, penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan pembelajaran, yaitu menghasilkan perubahan seperti yang disebut dalam pengertian belajar. Peranan guru dalam kegiatan belajar dan pembelajaran adalah membentuk siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Untuk tujuan tersebut siswa melakukan kegiatan belajar, dengan cara dan kemampuan masing-masing. Siswa memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya, sesuai dengan pendapat Darsono 2000 bahwa perbedaan antara siswa lainnya membawa konsekuensi perolehan hasil belajarpun tidak sama. Dengan perkataan lain bahwa dalam pengajaran yang menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses berubahnya siswa melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya yang biasa disebut sebagai hasil belajar.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Benyamin Bloom dalam Anni, 2004: 6 membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu : a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuaningatan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis dan evaluasi. Keenam tujuan ini sifatnya hierarkis, artinya kemampuan evaluasi belum tercapai bila kemampuan sebelumnya belum dikuasai. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan elektrolit dan Larutan Non elektrolit

7 23 215

PERBANDINGAN PENGUASAAN KONSEP SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY (GI) DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 3E (LC3E) PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

0 13 50

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN MEMPREDIKSI

0 6 45

PENDEKATAN ILMIAH PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN ELABORASI

1 9 57

Pendekatan Ilmiah pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dalam Meningkatkan Keterampilan Fleksibilitas

0 5 187

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

0 5 11

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN PAIKEM PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

0 2 127

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

0 1 23

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI.

6 21 23

PENGARUH MODEL CTL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

0 0 13