5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pirantel Pamoat
Pirantel pamoat gambar 1 merupakan turunan
tetrahydropirimidine
dengan khasiat sebagai antelmintik pada saluran pencernaan dan mampu mengobati infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis cacing di usus, seperti
cacing kremi
Enterobius vermicularis
, cacing tambang
Necator americanus
dan
Ancylostoma duodenale
, cacing gelang
Ascaris lumbricoides
, serta cacing
Trichostrongylus colubriformis
dan
Trichostrongylus orientalis
Sukarban, 1995. Obat ini menjadi salah satu referensi obat yang sering digunakan dalam mengatasi
cacingan karena produknya yang mudah ditemukan di pasaran.
Gambar 1. Struktur Pirantel Pamoat Anonim
b
, 2013
Pirantel pamoat mengandung tidak kurang dari 97,0 dan tidak lebih dari 103,0 C
11
H
14
N
2
S . C
23
H
16
O
6,
dihitung terhadap zat anhidrat Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995. Pemeriannya berupa serbuk
kristal kuning sampai coklat. Zat ini praktis tidak larut dalam air, metanol, dan etanol; larut dalam dimetil sulfoksida; serta sukar larut dalam dimetil formamida
Dibbern, Muller
and
Wirbitzki, 2002.
Pirantel pamoat memberikan serapan maksimum pada dua panjang gelombang, yakni pada panjang gelombang 300 nm dengan nilai
sebesar 366 dan nilai Ɛ sebesar 21770 M
-1
.cm
-1
, serta pada 288 nm dengan nilai sebesar 370 dan nilai Ɛ sebesar 22000 M
-1
.cm
-1
Moffat, Osselton
and
Widdop, 2005.
B. Suspensi
Suspensi merupakan suatu sediaan yang mengandung zat aktif ataupun bahan obat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi tetap terdispersi dalam
pelarutnya. Selain zat aktif, bahan tambahan pada suspensi umumnya digunakan untuk semakin meningkatkan kestabilannya, salah satu yang paling penting adalah
adanya
suspending agent
. Dibandingkan dengan bentuk sediaan kapsul atau tablet, bahan aktif dalam sediaan suspensi memiliki keuntungan, yakni akan lebih
cepat penyerapannya oleh karena bentuk partikel yang lebih kecil dan bioavailabilitasnya pun baik Nanizar dan Joenoes, 1990.
Pirantel pamoat yang diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi oral harus terdapat dalam cairan pembawa yang sesuai, dan terutama mengandung
basa pirantel C
11
H
14
N
2
S tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada label kemasan Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan POM RI, 1979. Beberapa komponen yang pada umumnya terdapat dalam sediaan suspensi adalah sebagai berikut:
1.
Suspending agent
Berfungsi untuk mendispersikan partikel zat aktif yang tidak larut dalam larutan pembawa serta meningkatkan viskositas sehingga kecepatan
sedimentasi diperlambat. Bahan yang umum digunakan adalah bentonit, CMC-Na, tragakan dan avisel.
2. Penyedap rasa dan aroma
Hal ini dimaksudkan untuk menutupi aroma yang tidak enak dari zat aktif. Bahan yang umum digunakan adalah minyak aromatik minyak
piperin dan minyak lemon, mentol dan
peppermint
. 3.
Pemanis Berfungsi untuk menutupi rasa yang tidak enak dalam suspensi
tersebut. Sukrosa adalah gula yang paling sering dipakai sebagai dalam formulasi suatu suspensi, ataupun dapat diganti oleh gula yang lain seperti
dekstrosa, atau pengganti gula seperti sorbitol, gliserin dan propilen glikol. 4.
Larutan penyangga
buffer
Pemakaian
buffer
yang tepat tergantung pada pH dan kapasitas larutan penyangga yang diperlukan. Sistem
buffer
yang paling dapat diterima secara farmasi adalah sistem yang didasarkan pada karbonat,
sitrat, glukonat, laktat dan fosfat.
Buffer
dalam suspensi berguna untuk menjaga pH larutan yang telah diformulasikan agar terjadi keseimbangan
antara pH yang secara fisiologis diterima dengan pH kelarutan dan stabilitas maksimum.
5. Pewarna
Untuk menambah daya tarik suspensi digunakan bahan pewarna yang berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan. Pewarna yang
digunakan umumnya larut dalam air dan kompatibel dengan bahan tambahan lain, seperti eritrosin dan tartrazin.
6. Pengawet
Pengawet diperlukan untuk melindungi adanya pertumbuhan mikroorganisme pada suspensi dengan air sebagai media pertumbuhannya.
Pengawet yang paling sering digunakan dalam suspensi dengan kadar yang efektif adalah asam benzoat batas maksimum 1 gkg, natrium
benzoat batas maksimum 1 gkg dan berbagai kombinasi metil-, propil-, dan butil paraben Ansel dan Howard, 1989.
C. Ekstraksi