Preparasi Sampel Ekstraksi Cair-cair Menggunakan Corong Pisah

D. Preparasi Sampel

Sediaan suspensi oral pirantel pamoat yang digunakan sebagai sampel berasal dari merk tertentu dan sebelum dilakukan pencuplikan sampel terlebih dahulu digojog selayaknya penggunaan suspensi oral pada umumnya agar kandungan zat aktifnya dapat terhomogenkan. Sampel yang telah dicuplik kemudian dilarutkan dengan DMSO dan diencerkan dengan metanol. Berdasarkan hasil orientasi, dalam pengencerannya tidak digunakan akuades karena dapat menyebabkan terbentuknya kembali suspensi dari sampel yang telah terlarut sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan ekstraksi cair-cair, dimana salah satu syarat penting dalam melakukan ekstraksi cair-cair adalah analit dapat terlarut dalam solven. Oleh karena itu, digunakan metanol yang mampu menjaga kondisi larutan tetap stabil. Larutan sampel tersebut kemudian disaring menggunakan corong dan kertas saring yang telah diberi kapas untuk menghilangkan bahan-bahan tambahan selain analit yang tidak terlarut sehingga tidak mengganggu untuk dilakukan ekstraksi cair-cair.

E. Ekstraksi Cair-cair Menggunakan Corong Pisah

Pada penelitian ini prinsip metode ekstraksi yang dipilih adalah ekstraksi cair-cair. Hal ini dikarenakan dari sisi kondisi sampel yang berupa suatu larutan liquid sehingga cocok untuk dilakukan ekstraksi cair-cair. Menurut Snyder, Kirkland, and Dolan 2010, untuk sampel yang berupa larutan dapat dilakukan ekstraksi secara ekstraksi cair-cair ataupun Solid Phase Extraction SPE. Kelebihan ekstraksi cair-cair dibandingkan SPE adalah prosedur yang sederhana, cepat dan mudah dilakukan, memiliki reprodusibilitas pelarut yang baik serta relatif lebih murah, dibandingkan dengan SPE yang relatif lebih mahal, memiliki tahap prosedur pengerjaan yang panjang, variasi yang cukup besar pada kolom cartridge yang dijual serta kemungkinan adsorpsi bolak-balik pada kolom SPE Gandjar dan Rohman, 2007. Selain itu, juga terdapat dasar pertimbangan lain untuk pemilihan metode ekstraksi, yakni feasibility kemungkinan untuk dikerjaan, product value jumlah analit yang terekstraksi, product quality dan selectivity yang menjadi dasar peneliti untuk lebih memilih menggunakan prinsip metode ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair dikenal juga dengan ekstraksi berulang. Prinsip ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah yaitu berdasarkan kelarutan senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur dan dapat dipisahkan keduanya dalam corong pisah sesuai massa jenis masing-masing pelarut. Ekstraksi ini dilakukan agar didapatkan analit yang akan diukur kadarnya dalam bentuk tunggal. Sampel yang akan digunakan merupakan campuran homogen dari zat aktif dan bahan tambahan ingredient lain yang umumnya digunakan dalam formulasi sediaan suspensi. Dalam ekstraksi ini, sampel yang digunakan bersifat lebih polar dari fase organik pengekstraknya. Berdasarkan hasil orientasi, fase organik yang tepat untuk digunakan dalam proses ekstraksi adalah heksan. Hal ini karena ketika dilakukan penggojogan tidak saling campur dengan fase polarnya, yakni metanol, dibandingkan dengan fase organik lain seperti kloroform, toluen dan aseton. Heksan memiliki nilai indeks polaritas yang sangat kecil dibandingkan lainnya sehingga dapat tidak saling campur dengan metanol Tabel . 2. Tabel 2. Data Indeks Polaritas Berbagai Macam Pelarut Snyder, Kirkland and Dolan, 2010 Tidak seperti ekstraksi cair-cair pada umumnya yang mengekstraksi senyawa target menggunakan pelarut kedua, dalam ekstraksi ini heksan berperan untuk menarik bahan-bahan tambahan lain ingredient yang bersifat non polar dalam sampel sehingga tidak mengganggu dalam penetapan kadar pirantel pamoat. Prosedur di atas berdasarkan pertimbangan bahwa pirantel pamoat hanya dapat terlarut dalam DMSO, yang mana merupakan pelarut dengan rentang polaritas yang sangat luas sehingga mampu melarutkan senyawa lain juga yang berada jauh dari nilai indeks polaritasnya. Oleh karena itu, tidak memungkinkan untuk menjadikan DMSO sebagai pelarut kedua karena juga akan mampu menarik pengotor lainnya dalam sampel sehingga proses ekstraksi tidak menjadi sempurna. Selain itu, dalam menentukan efisiensi partisi juga tidak berdasarkan nilai koefisisen distribusi zat dalam kedua pelarut yang digunakan. Hal ini dikarenakan pirantel pamoat yang hanya dapat terlarut dalam DMSO, sehingga pada proses ekstraksi ini DMSO berperan sebagai pelarut perantara agar dapat diencerkan dengan metanol yang berperan sebagai fase polar. Oleh karena itu, efisiensi partisi dalam ekstraksi ini dapat dilihat dari nilai recovery pada saat penetapan kadarnya.

F. Ekstraksi Cair-cair Menggunakan Ultrasonikator