untuk menjadikan DMSO sebagai pelarut kedua karena juga akan mampu menarik pengotor lainnya dalam sampel sehingga proses ekstraksi tidak menjadi sempurna.
Selain itu, dalam menentukan efisiensi partisi juga tidak berdasarkan nilai koefisisen distribusi zat dalam kedua pelarut yang digunakan. Hal ini dikarenakan
pirantel pamoat yang hanya dapat terlarut dalam DMSO, sehingga pada proses ekstraksi ini DMSO berperan sebagai pelarut perantara agar dapat diencerkan
dengan metanol yang berperan sebagai fase polar. Oleh karena itu, efisiensi partisi dalam ekstraksi ini dapat dilihat dari nilai
recovery
pada saat penetapan kadarnya.
F. Ekstraksi Cair-cair Menggunakan Ultrasonikator
Pada metode ekstraksi cair-cair menggunakan ultrasonikator tidak dilakukan langkah-langkah seperti menggunakan corong pisah karena proses
ekstraksinya tidak dipengaruhi gaya dari luar seperti penggojogan yang dilakukan sehingga komponen senyawa dapat terlarut pada kedua fase. Ekstraksi ini
dipengaruhi oleh adanya kavitasi atau getaran energi kinetik yang ditimbulkan oleh gelombang ultrasonik yang merambat melalui mediumnya. Getaran tersebut
akan berperan seperti pengadukan yang intensif dan dapat menimbulkan pemanasan lokal pada cairan sehingga memudahkan penetrasi senyawa ke pelarut
sesuai kelarutannya dan akan meningkatkan transfer material. Prosedur ekstraksi ini lebih praktis dibandingkan menggunakan corong
pisah karena hanya dengan menyiapkan ultrasonikator, mengisi air sebagai medium perantaranya, pelarut dan sampel yang telah dimasukkan dalam
beaker glass
diletakkan dalam medium air, penghitung waktu dihidupkan maka ekstraksi akan berjalan dengan sendirinya.
G. Penetapan Kadar Pirantel Pamoat
Penetapan kadar zat aktif pirantel pamoat dalam sampel suspensi merk “X
®
” dilakukan menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang 301 nm. Pada penetapan kadar ini diharapkan hanya serapan dari
pirantel pamoat yang terbaca sehingga mudah untuk menetapkan kadarnya. Berdasarkan hasil ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah dicapai
perolehan kembali
recovery
dalam rentang 98,38-101,29, sedangkan untuk ekstraksi menggunakan ultrasonikasi berada dalam rentang 99,29-100,96. Hasil
pengukuran dan perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengukuran dan Penghitungan
Recovery
Metode Ekstraksi Cair-cair Menggunakan Corong Pisah
Replikasi ke-
Serapan serapan
Kadar Pirantel Pamoat Terukur
Kadar Pirantel Pamoat Teoritis
Recovery
Recovery 1
1,147 29,535
30,02244 98,38
2 1,161
29,885 99,54
3 1,170
30,110 100,29
4 1,182
30,410 101,29
5 1,178
30,310 100,96
6 1,172
30,160 100,46
Rata-rata 30,068
Rentang
recovery
antara 98,38-101,29
SD 0,317
CV 1,055
Tabel 4. Hasil Pengukuran dan Penghitungan
Recovery
Metode Ekstraksi Cair-cair Menggunakan Ultrasonikator
Replikasi ke-
Serapan serapan
Kadar Pirantel Pamoat Terukur
Kadar Pirantel Pamoat Teoritis
Recovery
recovery 1
1,165 29,985
30,02244 99,87
2 1,158
29,810 99,29
3 1,159
29,835 99,37
4 1,150
29,610 99,63
5 1,178
30,310 100,96
6 1,159
29,835 99,37
Rata-rata 29,897
Rentang
recovery
antara 99,29-100,96
SD 0,235
CV 0,786
H. Perbandingan Metode Ekstraksi