Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisa Bahan Baku Limbah kulit buah cokelat Berdasarkan unsur pembentuk bioethanol selulosa dan glukosa
maka Limbah kulit buah cokelat kering dianalisa terlebih dahulu kadar selulosa dan glukosa sebelum dilakukan proses hidrolisis. Hasil analisis
laboratorium diketahui kualitas limbah kulit buah cokelat seperti tercantum dalam Tabel V.1
Tabel IV-1. Kadar Selulosa dan Kadar Glukosa pada Limbah kulit buah cokelat
Sampel Kadar selulosa
Kadar Glukosa
1 55,80 4,20 Sumber : Laboratorium Instrumentasi FTITK UPN “Veteran” Jatim 2009
IV.2. Proses Hidrolisis
Setelah didapat hasil analisa kadar glukosa awal, selanjutnya dilakukan proses hidrolisis untuk memecah selulosa yang terkandung
dalam kulit cokelat menjadi glukosa. Hasil analisa yang didapat untuk kadar glukosa setelah hidrolisis adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
Tabel IV-2. Hasil Analisa Kadar Glukosa
NO pH
Berat bahan gram
Kadar Glukosa
1 25 35,0
2 30 13,0
3 35 11,5
4 40 4,5
5 1
45 18,0 1 25
12,5 2 30
4,5 3 35
8,5 4 40
5,0 5
2
45 11,0 1 25
3,0 2 30
7,5 3 35
11,5 4 40
3,0 5
3
45 8,5 1 25
25,5 2 30
11,5 3 35
9,0 4 40
8,0 5
4
45 16,0 1
25 7,0 2
30 16,0 3
35 16,5 4
40 13,0 5
5
45 23,5 Sumber : Laboratorium Instrumentasi UPN FTITK UPN “Veteran” Jatim 2009
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
Grafik IV-1. Pengaruh pH hidrolisis dan berat kulit cokelat terhadap kadar glukosa
Proses hidrolisis dilakukan dengan berat limbah kulit cokelat bervariasi yaitu : 25, 30, 35, 40, 50 gram dengan penambahan HCl 37
yang bervariasi pada pH : 1, 2, 3, 4, 5. Setelah proses hidrolisis selesai diperoleh filtrat dan padatan, filtrat akan diproses secara proses
fermentasi untuk memperoleh kadar ethanol dan padatan dipisahkan. Filtrat diukur pH nya sesuai syarat proses fermentasi yaitu kurang lebih
4,5. Untuk memperoleh pH 4,5 dilakukan penambahan NaOH apabila pH filtrat dibawah 4,5 dan dilakukan penambahan asam sitrat apabila pH
filtrat diatas 4,5. Dari Grafik IV-1 diperoleh pengaruh pH hidrolisis terhadap berat
kulit cokelat. Dari gambar tersebut dihasilkan nilai kadar glukosa mengalami kenaikan setelah penambahan HCl sampai pH yang
dijalankan hal tersebut dapat disimpulkan proses hidrolisis berjalan dengan sempurna. Dari kondisi yang dijalankan dalam proses hidrolisis
kadar glukosa terbaik sebesar 35,5 yang diperoleh dari proses hidrolisis pada pH 1 dengan berat kulit cokelat sebesar 25 gram.
Kadar glukosa yang digunakan dalam proses fermentasi adalah sebesar 25,5 , 11,5 , dan 16 yang diperoleh dari proses hidrolisis
pada pH 4 dengan berat kulit cokelat sebesar 25, 30, 45 gram. Kondisi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
ini dipilih Karena dalam proses fermentasi dibutuhkan pH 4,5 maka pH 4 paling mendekati, untuk berat kulit cokelat yang bervariasi. Kadar
glukosa optimum yang dikemukakan oleh Sardjoko untuk proses fermentasi adalah sebesar 25 . Untuk permulaan fermentasi adalah
16 , Glukosa inilah yang akan difermentasi dengan variasi hari.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Program Studi S - 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
IV.3 Hasil Fermentasi