5. Laporan
Hasil  akhir  proses  akuntansi  adalah  laporan  keuangan  yang  dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, laporan
harga  pokok  produksi,  laporan  biaya  pemasaran,  laporan  harga  pokok penjualan,  daftar  umur  piutang,  daftar  utang  yang  akan  dibayar,  daftar
saldo penelitian yang lambat penjualannya. Sistem  Akuntansi  akan  berjalan  dengan  baik  jika  memiliki  sistem
pengendalian  intern  yang  baik  pula.  Sistem  pengendalian  intern  meliputi struktur  organisasi,  metode  dan    ukuran-ukuran  yang  dikoordinasikan  untuk
menjaga  kekayaan  organisasi,  mengecek  ketelitiaan  dan  keandalan  data akuntansi,  mendorong  efisiensi  dan  mendorong  dipatuhinya  kebijakan
manajemen  Mulyadi,  2008.  Tentang  pengawasan  intern,  AICPA,  1949 menyatakan sebagai berikut:
Pengawasan  intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat  yang  dikoordinasikan  yang  digunakan  di  dalam  perusahaan
dengan  tujuan  untuk  menjaga  keamanan  harta  milik  perusahaan, memeriksa  ketelitian  dan  kebenaran  data  akuntansi,  memajukan  efisiensi
di  dalam  operasi,  dan  membantu  menjaga  dipatuhinya  kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan lebih dahulu.
Menurut  Mulyadi,  2008,  tujuan  dari  sistem  pengendalian  intern  adalah
menjaga  kekayaan  organisasi,  mengecek  ketelitian  dan  keandalan  data akuntansi,  mendorong  efisiensi  dan  mendorong  dipatuhinya  kebijakan
manajemen.  Sementara  itu  sistem  pengendalian  intern  juga  memiliki  unsur- unsur pokok  yaitu,  1 struktur organisasi  yang  memisahkan tanggung jawab
fungsional  secara  tegas,  2  sistem  wewenang  dan  prosedur  pencatatan  yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan
dan biaya, 3 praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit, dan 4 karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
C. Perbedaan Pengertian Sistem dan Prosedur
Didalam  membahas  sistem  akuntansi  perlu  dibedakan  pengertian  sistem dan  prosedur,  agar  dapat  diperoleh  gambaran  yang  jelas  mengenai  berbagai
sistem yang menghasilkan berbagai macam formulir yang diolah dalam sistem akuntansi.  Menurut Mulyadi,
2008, “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang  dibuat  menurut  pola  yang  terpadu  untuk  melaksanakan  kegiatan  pokok
perusahaan,  sedangkan  prosedur  adalah  suatu  urutan  kegiatan  krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi  berualang-ulang
”.  Menurut  Baridwan,  1991,  dalam  bukunya  yang berjudul  Sistem  Akuntansi  mendef
inisikan  bahwa  “Sistem  adalah  suatu kerangka  dari  prosedur-prosedur  yang  saling  berhubungan  yang  disusun
sesuai  dengan  suatu  skema  yang  menyeluruh  untuk  melaksanakan  suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan
”. Menurut  Baridwan,  1991,  dalam  bukunya  yang  berjudul  Sistem
Akuntansi  mendefinisikan  “Prosedur  sebagai  suatu  urutan–urutan  pekerjaan kerani  juru  tulis,  biasanya  melibatkan  beberapa  orang  dalam  suatu  bagian
atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap
transaksi-transaksi  perusahaan  yang  sering  terjadi ”.  Dari  definisi  tersebut
dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  suatu  sistem  terdiri  dari  jaringan  prosedur; sedangkan  prosedur  merupakan  urutan  kegiatan  krelikal  Mulyadi,  2008.
Kegiatan  krelikal
clerical  operation
terdiri  dari  kegiatan  menulis, menggandakan,
menghitung, memberi
kode, mendaftar,
memilih mensortasi, memindah dan membandingkan yang dilakukan untuk mencatat
informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar Mulyadi, 2008.
Menurut  Petunjuk  Teknis  Keuangan  dan  Akuntansi  Paroki  Keuskupan Agung  Semarang  tahun  2008,  prosedur  pencatatan  transaksi  keuangan  untuk
mencatatat  transaksi  keuangan  harus  disajikan  dalam  Pedoman  Pelaksanaan Keuangan dan Akuntansi Paroki PPKAP. Tujuan utama prosedur pencatatan
transaksi keuangan adalah agar setiap transasksi keuangan yang terjadi dicatat melalui langkah-langkah tertentu yang ditetapkan sehingga hal-hal yang tidak
dikehendaki  dapat  diminimalisir.  Oleh  karena  itu,  prosedur  pencatatan taransaksi  keuangan  untuk  mencatat  taransaksi  keuangan  yang  ditentukan
harus mencerminkan adanya  sistem penegendalian intern yang memadai.
D. Kas
“
Cash  is  the  one  asset  that  is  readily  convertible  into  any  other  type  of asset
”  Kieso,  2011.  Definisi  lain  dari  kas  c
ash
yaitu “
the  medium  of exchange; it  is  used to  express most  of  the measurements  in  accounting
” A. Welsch  and  T.  Zlatkovich,  1989.
“
Cash  is  that  current  assets  wich  is available  for  payment  of  currents  liabilities  and  the  regular  operating
expenses of the business
” A. Cashin, Fieldman and J. Lerner, 1975. Menurut Halim,
1989, “ Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunkan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan
”. Menurut Surya, 2012, “Kas
cash
adalah media pertukaran standar serta merupakan dasar  akuntansi  dan pengukuran  untuk  semua  pos-pos  lainnya
”. Menurut  Suadi,  1994,
“Kas terdiri  dari  alat  pembayaran  yang  syah  di  Indonesia  dan  barang-barang  lain
yang  dapat  segera  diuangkan  sebesar  nilai  nominalnya  dan  dapat  digunakan untuk  membayar  utang  jangka  pendek
”.  Tentang  kas,  PSAK  No.  2  2009 menyatakan sebagai berikut:
Kas  atau  setara  kas  dimiliki  untuk  memenuhi  komitmen  kas  jangka pendek,  bukan  untuk  investasi  atau  tujuan  lain.  Untuk  memenuhi
persyaratan  sebagai  setara  kas,  suatu  investasi  harus  segera  dapat  diubah menjadi  kas  dalam  jumlah  yang  dapat  ditentukan  dan  memiliki  risiko
perubahan  nilai  yang  tidak  signifikan.  Karenanya,  suatu    investasi  pada umumnya  memenuhi  syarat  sebagai  setara  kas  hanya  jika  akan  segera
jatuh tempo dalam waktu tertentu, misalnya tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara
kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh,  saham  preferen  yang  dibeli  dan  akan  segera  jatuh  tempo  serta
tanggal penebusan
redemptiondate
telah ditentukan. Dari berbagai definisi para ahli mengenai kas, dapat disimpulkan  bahwa
kas  merupakan  alat  pertukaran  yang  berupa  uang  atau  yang  dapat dipersamakan dengan uang baik yang ada di perusahaan maupun yang ada di
bank yang dapat diambil sewaktu-waktu tanpa mengurangi nilai nominalnya. Kas  sangat  mudah  dipindah  tangankan  dan  tidak  dapat  dibuktikan
kepemilikannya, sehingga kas sangat mudah diselewengkan. Oleh karena itu,