Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
                                                                                memintakan otorisasi cek dan menyerahkan cek ke pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana
kas  kecil.  Fungsi  akuntansi,  bertanggung  jawab  atas  pencatatan  pengeluaran kas  kecil  yang  menyangkut  biaya  dan  persediaan,  pencatatan  transaksi
pembentukan  dana  kas  kecil,  pencatatan  pengisian  kembali  dana  kas  kecil dalam  jurnal  pengeluaran  kas  atau  register  cek,  pencatatan  pengeluaran  dana
kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil, pembuatan bukti kas keluar yang  memberikan  otorisasi  kepada  fungsi  kas  dalam  mengeluarkan  cek
sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi  pemegang  dana  kas  kecil,  bertanggung  jawab  atas  penyimpanan
dana  kas  kecil,  pengeluaran  dana  kas  kecil  sesuai  dengan  otorisasi  pejabat tertentu  yang  di  tunjuk  dan  permintaan  pengisian  kembali  dana  kas  kecil.
Fungsi  pemeriksa  intern,  fungsi  ini  bertanggung  jawab  atas  penghitungan dana  kas  kecil
cash  count
secara  periodik  dan  pencocokan  hasil penghitungannya  dengan  catatan  kas.  Selain  itu  fungsi  ini  juga  bertanggung
jawab  atas  pemeriksaan  secara  mendadak
surprised  audit
terhadap  saldo dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil.  Menurut Petunjuk
Teknis  Keuangan  dan  Akuntansi  Paroki  Keuskupan  Agung  Semarang  tahun 2008, terdapat dua prosedur sistem akuntansi pengeluaran kas  yaitu prosedur
pencatatan pengeluaran  biaya tim  kerja dan prosedur pencatatan pengeluaran biaya kepanitiaan.
1. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja
Prosedur  Pencatatan  Pengeluaran  Biaya  Tim  Kerja  menurut  Petunjuk Teknis  Keuangan  dan  Akuntansi  Paroki  Keuskupan  Agung  Semarang
tahun 2008, sebuah paroki harus melakukan beberapa hal yaitu : a.
Tim  Kerja  wajib  membuat  proposal  kegiatan  sebelum  meminta  uang dari Bendahara Dewan Paroki.
b. Proposal  kegiatan  minimal  mencakup  tujuan  kegiatan,  target  atau
sasaran  peserta  yang  mencakup  kelompok  peserta  yang  dituju  dan jumlah  peserta  yang  diharapkan,  penanggung  jawab,  pelaksana
kegiatan,  waktu  atau  lama  penyelenggaraan,  tempat  kegiatan,  teknis pelaksanaan,  rancangan  anggaran  penerimaan  dan  biaya  kegiatan,
ditandatangani oleh koordinator tim kerja dan ketua bidang. c.
Proposal  dibuat  rangkap  2  dua  dan  diserahkan  kepada  Bendahara Dewan  Paroki  paling  lambat  14  empat  belas  hari  sebelum  kegiatan
dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip. d.
Proposal kegiatan harus  mendapat persetujuan tertulis dari Ketua dan Bendahara Dewan Paroki.
e. Bendahara  Dewan  Paroki  memeriksa  apakah  kegiatan  yang  akan
dilaksanakan  terdapat  dalam  program  kegiatan  yang  telah  disahkan dalam rapat Bendahara Dewan Paroki Pleno.
f. Ketua  dan  Bendahara  Dewan  Paroki  dapat  langsung  memberikan
persetujuan  proposal  kegiatan,  apabila  proposal  kegiatan  tersebut
tercantum  dalam  program  kerja  yang  telah  disahkan  dan  anggaran biaya  dalam  proposal  kegiatan  sama  atau  lebih  kecil  daripada  RAPB
Paroki. g.
Ketua  dan  Bendahara  Dewan  Paroki  dapat  memberikan  persetujuan proposal kegiatan setelah melalui rapat Dewan Paroki Harian, apabila
proposal  kegiatan tersebut  tidak tercantum dalam program  kerja  yang telah  disahkan  atau  anggaran  biaya  dalam  proposal  kegiatan  lebih
besar  daripada  Rancangan  Anggaran  Penerimaan  dan  Biaya  RAPB Paroki.
h. Setelah  proposal  kegiatan  disetujui,  pelaksana  kegiatan  dapat
menerima  uang  yang  diperlukan  secara  bertahap  sesuai  dengan kebutuhan.
i. Untuk  menerima  uang,  pelaksana  kegiatan  mengajukan  permintaan
dengan mengisi bon sementara rangkap 2 dua. j.
Bendahara  Dewan  Paroki  menyerahkan  uang  dan  tindasan  bon sementara ke kepada pelaksana kegiatan.
k. Berdasarkan  bon  sementara  asli,  Bendahara  Dewan  Paroki  mencatat
pada catatan bon sementara. l.
Bon sementara harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana kegiatan paling lambat 7 tujuh hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan.
m. Setelah selesai dilakukan, pelaksana kegiatan  wajib membuat  laporan
pertanggungjawaban  yang  mencakup  laporan  pelaksanaan  kegiatan
dan  laporan  anggaran  penerimaan  dan  biaya  kegiatan  yang  disertai dengan bukti-bukti.
n. Bardasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut, Bendahara Dewan
Paroki membuat dan menandatangani  Bukti Kas Keluar BKK untuk semua  kegiatan  yang  dikeluarkan,    membuat  dan  menandatangani
Bukti  Kas  Masuk  BKM  untuk  semua  penerimaan  yang  diperoleh dari  kegiatan  tersebut,  membukukan  atau  mencatat  transaksi  tersebut
dalam  Buku  Kas  Dewan  Paroki  BKDP,  mengembalikan  bon sementara asli kepada pelaksana kegiatan dan mencatat realiasasi pada
cartatan bon sementara asli. o.
Berdasarkan  BKK  dab  Bukti  Kas  Masuk  BKM  yang  telah ditandatangani  oleh  Pastor  paroki  dan  bukti-bukti  pendukungnya,
Operator  Akuntansi  Paroki  memasukkan  atau
entry
data  ke  dalam komputer  dengan  menggunakan  program  akuntansi  yang  telah
disediakan p.
Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKK dan BKM beserta bukti- bukti pendukungnya.
Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja
Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008
TIM KERJA Mulai
Proposal 1 Proposal 2
Menyerahkan proposal ke
bendahara dewan paroki
1 2
4
Proposal 2
Bon sementara 2
Mengisi bon
sementara Menerima
uang dari bendahara
Melaksanakan kegiatan dan
kemudian membuat
LPJ Bon sementa     2
Bon sementara   1
3 LPJ
Bon sementara  2
Bukti-Bukti
Menyerahkan LPJ dilampiri bukti
pendukung kepada bendahara
5 Proposal 1
Proposal 2
LPJ
Bon sementara  2
Bukti-Bukti Keterangan :
1. LPJ     = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS     = Catatan Bon Sementara
3. BKK     = Bukti Kas Keluar 4. BKM     = Bukti Kas Masuk
5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki
Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja
Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008
BENDAHARA DEWAN PAROKI 1
Memeriksa proposal
Memberikan persetujuan
tertulis
2 3
Mencatat dalam
CBTS
CBTS Diserahkan
kembali untuk direvisi
Diserahkan tim kerja untuk
dilaksanakanan Bersama uang
diserahkan ke panitia
N 4
Proposal 1 Proposal 2
Proposal 1 Proposal 2
tidak disetujui
disetuji
Bon sementa     2 Bon sementara   1
Keterangan: 1. LPJ     = Laporan Pertanggungjawaban
2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK     = Bukti Kas Keluar
4. BKM     = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki
Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja
Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008
BENDAHARA DEWAN PAROKI OPERATOR AKUNTANSI PAROKI
5 6
Memutuskan untuk menerima
atau menolak
Membuat dan menandatangani
BKK  BKM
LPJ
Bon Sementara    2
Bukti-Bukti BKK
BKM
Mencatat dalam
BKDP
BKDP 6
BKK dan BKM di tandatangai
Pastor paroki Operator
memasukkan data BKK dan BBM ke
Komputer Diserahkan
kembali untuk direvisi
LPJ
Bon sementara  2
Bukti-Bukti
LPJ ditolak
LPJ diterima
Keterangan : 1. LPJ     = Laporan Pertanggungjawaban
2. CTBS     = Catatan Bon Sementara 3. BKK     = Bukti Kas Keluar
4. BKM     = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki
LPJ
Bon Sementara    2
Bukti-Bukti BKK
BKM
LPJ
Bon Sementara    2
Bukti-Bukti BKK
BKM
Selesai N
2. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan menurut Petunjuk Teknis  Keuangan  dan  Akuntansi  Paroki  Keuskupan  Agung  Semarang
tahun 2008, sebuah paroki harus melakukan beberapa hal yaitu : a.
Panitia, yang dibentuk oleh Bendahara Dewan Paroki wajib membuat proposal  kegiatan  kepanitiaan  sebelum  meminta uang  dari  Bendahara
Dewan Paroki. b.
Proposal  kegiatan  kepanitian  minimal  mencakup,  tujuan  kegiatan, target  atau  sasaran  peserta  yang  mencakup  kelompok  peserta  yang
dituju  dan  jumlah  peserta  yang  di  harapkan,  susunan  panitia,  waktu atau  lama  penyelenggaraan,  tempat  kegiatan,  teknis  pelaksanaan
misalnya dengan mengundang pembicara dari luar paroki, rancangan anggaran  penerimaan  dan  biaya  kegiatan,  ditandatangani  oleh  ketua
dan bendahara panitia. c.
Proposal  kegiatan  kepanitiaan  dibuat  rangkap  2  dua  dan  diserahkan kepada Bendahara Dewan Paroki  paling lambat 14 empat belas hari
sebelum kegiatan dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip. d.
Proposal  kegiatan  kepanitiaan    harus  mendapat  persetujuan  tertulis dari Ketua dan Bendahara Dewan Paroki.
e. Bendahara  Dewan  Paroki  memeriksa  apakah  kegiatan  kepaniatian
yang  akan  dilaksanakan  terdapat  dalam  program  kegiatan  yang  telah disahkan dalam rapat Dewan Paroki Pleno.
f. Ketua  dan  Bendahara  Dewan  Paroki  dapat  langsung  memberikan
persetujuan  proposal  kegiatan  kepanitiaan,  apabila  proposal  kegiatan kepanitiaan  tersebut  tercantum  dalam  program  kerja  yang  telah
disahkan  dan  anggaran  biaya  dalam  proposal  kegiatan  kepanitiaan sama  atau  lebih  kecil  daripada  Rincian  Anggaran  Penerimaan  dan
Biaya RAPB Paroki. g.
Ketua  dan  Bendahara  Dewan  Paroki  dapat  memberikan  persetujuan proposal  kegiatan  kepanitiaan  setelah  melalui  rapat  Dewan  Paroki
Harian, apabila proposal kegiatan kepanitiaan tersebut tidak tercantum dalam  program  kerja  yang  telah  disahkan  atau  anggaran  biaya  dalam
proposal kegiatan kepanitiaan lebih besar daripada RAPB Paroki. h.
Setelah  proposal  kegiatan  kepanitiaan  disetujui,  pelaksana  kegiatan dapat  menerima  uang  yang  diperlukan  secara  bertahap  sesuai  dengan
kebutuhan. i.
Untuk  menerima  uang,  Bendahara  Panitia  mengajukan  permintaan dengan mengisi bon sementara rangkap 2 dua.
j. Bendahara  Dewan  Paroki  menyerahkan  uang  dan  tindasan  bon
sementara ke kepada Bendahara Panitia.
k. Berdasarkan  bon  sementara  asli,  Bendahara  Dewan  Paroki  mencatat
pada catatan bon sementara. l.
Bon  sementara  harus  dipertanggungjawabkan  oleh  panitia  kegiatan paling lambat 7 tujuh hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan.
m. Setelah  selesai  dilakukan,  Ketua  Panitia  wajib  membuat  laporan
pertanggungjawaban  kegiatan  yang  mencakup  laporan  pelaksanaan kegiatan  dan  laporan  realisasi  anggaran  dan  biaya  kegiatan  yang
disertai  dengan  bukti-bukti  pendukung  dengan  batas  waktu  sesuai yang ditetapkan dan diserahkan kepada Dewan Paroki
n. Laporan  Pertanggungjawaban  panitia  dibahas  secara  khusus  dalam
rapat  yang  dihadiri  Dewan  Paroki  Harian  dan  Panitia  untuk memutuskan
penerimaan atau
penolakan atas
laporan pertanggungjawanban panitia.
o. Kepanitiaan dibubarkan setelah laporan pertanggungjawaban kegiatan
diterima oleh Dewan Paroki. p.
Berdasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut, Bendahara Dewan Paroki membuat dan menandatangani  Bukti Kas Keluar BKK untuk
semua  kegiatan  yang  dikeluarkan,  membuat  dan  menandatangani Bukti  Kas  Masuk  BKM  untuk  semua  penerimaan  yang  diperoleh
dari  kegiatan  tersebut,  membukukan  atau  mencatat  transaksi  tersebut dalam  Buku  Kas  Dewan  Paroki  BKDP,  mengembalikan  bon
sementara asli kepada bendahara  panitia dan mencatat realiasasi  pada catatan bon sementara .
q. Berdasarkan  BKK  dab  BKM  yang  telah  ditandatangani  oleh  Pastor
paroki  dan  bukti-bukti  pendukungnya,  Operator  Akuntansi  Paroki memasukkan atau
entry
data ke dalam komputer dengan menggunakan program akuntansi yang telah disediakan.
r. Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKK dan BKM beserta bukti-
bukti pendukungnya.
Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008
KEPANITIAAN Mulai
Proposal 1 Proposal 2
Menyerahkan proposal ke
bendahara dewan paroki
1 2
4
Proposal 2
Bon sementara 2
Mengisi bon
sementara Menerima
uang dari bendahara
Melaksanakan kegiatan dan
kemudian membuat
LPJ Bon sementa     2
Bon sementara   1
3 LPJ
Bon sementara  2
Bukti-Bukti
Menyerahkan LPJ dilampiri bukti
pendukung kepada bendahara
5 Proposal 1
Proposal 2
LPJ
Bon sementara  2
Bukti-Bukti Keterangan :
1. LPJ     = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS     = Catatan Bon Sementara
3. BKK     = Bukti Kas Keluar 4. BKM     = Bukti Kas Masuk
5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki
Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008
BENDAHARA DEWAN PAROKI 1
Memeriksa proposal
Memberikan persetujuan
tertulis
2 3
Mencatat dalam
CBTS
CBTS Diserahkan
kembali untuk direvisi
Diserahkan panitia untuk
dilaksanakanan Bersama uang
diserahkan ke panitia
N 4
Proposal 1 Proposal 2
Proposal 1 Proposal 2
tidak disetujui
disetuji
Bon sementa     2 Bon sementara   1
Keterangan: 1. LPJ     = Laporan Pertanggungjawaban
2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK     = Bukti Kas Keluar
4. BKM     = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki
Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan
Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008
BENDAHARA DEWAN PAROKI OPERATOR AKUNTANSI PAROKI
5 6
Memutuskan untuk menerima
atau menolak
Membuat dan menandatangani
BKK  BKM
LPJ
Bon Sementara    2
Bukti-Bukti BKK
BKM
Mencatat dalam
BKDP
BKDP 6
BKK dan BKM di tandatangai
Pastor paroki Operator
memasukkan data BKK dan BBM ke
Komputer Diserahkan
kembali untuk direvisi
LPJ
Bon sementara  2
Bukti-Bukti
LPJ ditolak
LPJ diterima
Keterangan : 1. LPJ     = Laporan Pertanggungjawaban
2. CTBS     = Catatan Bon Sementara 3. BKK     = Bukti Kas Keluar
4. BKM     = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki
LPJ
Bon Sementara    2
Bukti-Bukti BKK
BKM
LPJ
Bon Sementara    2
Bukti-Bukti BKK
BKM
Selesai N
                