12 Model Kurikulum PLK Terpencil Dikdas
7
C. TUJUAN
Kegiatan ini bertujuan menghasilkan Model Kurikulum Pendidikan Layanan Khusus PLK bagi peserta didik pendidikan dasar untuk daerah terpencil. Model kurikulum
ini dilengkapi dengan contoh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pendidikan Layanan Khusus untuk Pendidikan Dasar di daerah terpencil.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengembangan model Kurikulum Pendidikan Layanan Khusus bagi peserta didik di daerah terpencil sebagai berikut:
1. Lingkup Daerah
Lingkup daerah pengembangan Kurikulum Pendidikan Layanan Khusus adalah masyarakat yang tinggal di daerah terpencil bukan diperbatasan. Maksud dari
daerah terpencil bukan diperbatasan adalah daerah yang terisolasi secara geografis, baik di pegunungan, pulau-pulau terpencil, daerah pedalaman maupun daerah lepas
pantai. Daerah yang digunakan sebagai sampel ujicoba adalah sekolah dengan kategori secara geografis terpencil pegunungan: SDN Gunungsari 4, Dusun Brau,
Desa
Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur dan SDN 11 Tapang Sebeluh, Dusun Tapang Sebeluh, Desa Malenggang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau,
Kalimantan Barat, dan sekolah dengan kategori secara geografis terpencil pantai SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten
Garut, Jawa Barat.
2. Lingkup Jenjang Pendidikan
Lingkup jenjang pendidikan adalah pendidikan dasar SDMI
E. HASIL AKHIR YANG DICAPAI
Serangkaian langkah kegiatan yang dilakukan beserta hasil-hasilnya digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan model kurikulum pendidikan layanan khusus
bagi peserta didik di daerah terpencil dan Kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP untuk pendidikan layanan khusus pada daerah terpencil, sebagai berikut
Kurikulum SDN Gunungsari 4, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu - Jawa Timur, Kurikulum SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi,
Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Kurikulum SDN 11 Tapang Sebeluh, Dusun Tapang Sebeluh, Desa Malenggang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten
Sanggau, Kalimantan Barat.
12 Model Kurikulum PLK Terpencil Dikdas
8
BAB II PENGEMBANGAN KONSEP
A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK DAERAH TERPENCIL
Indikasi dari istilah daerah terpencil cenderung memberikan konotasi negatif dan gambaran kondisi daerah yang miskin, terisolir, terbelakang, tertinggal dan
sebagainya. Berikut ini merupakan beberapa pengertian daerah terpencil:
1.
Prof. HAR Tilaar berpendapat bahwa daerah terpencil adalah daerah kepulauan atau daerah yang sukar dicapai dan memiliki kendala komunikasi, sehingga
menjadi daerah yang relatif kurang efisien dalam pengembangan dan jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah perkotaan atau pedesaan yang memiliki
sarana komunikasi yang lebih memadai.
2.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ”terpencil” dapat diartikan sebagai
terbelakang dan tertinggal.
3.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal No 001KWPM-PDTII2005 tanggal 7 Februari 2005 tentang Strategi Nasional
Pembangunan Daerah Tertinggal STRANAS PDT, daerah tertinggalterpencil didefinisikan sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif
kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggalterpencil, didasarkan pada salah satu atau
kombinasi dari hal-hal sebagai berikut: a. kondisi geografis yang sulit;
b. kurang memiliki potensi sumberdaya alam; c. kualitas sumberdaya manusia relatif rendah;
d. prasarana dan sarana yang terbatas; e. daerah rawan bencana dan konflik sosial;
f. efek kebijakan pembangunan yang tidak tepat.
Dengan demikian, dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan pengertian dan karakteristik dari daerah terpencil , sebagai berikut :
Daerah terpencil adalah daerah yang terisolasi secara geografis, yaitu di pulau-pulau
terpencil, di pegunungan, di daerah pedalaman, maupun di daerah lepas pantai yang lokasinya bukan di perbatasan.
Karakteristik daerah terpencil, antara lain:
a. daerah yang memiliki kondisi geografis yang sulit dicapai, seperti letak
permukiman penduduk yang berjauhanterpencar b.
memiliki kendala akses komunikasi c.
memiliki kendala akses transportasi d.
sarana prasarana public service yang terbatas, dan e.
daerah yang wilayahnya relatif sulit untuk berkembang, baik itu disebabkan oleh minimnya potensi sumber daya alamnya, relatif rendahnya kualitas sumber daya
manusia, lemahnya tingkat ekonomi masyarakat, bahkan sampai dengan adanya budaya yang menutup diri terhadap kemajuan peradaban.