12 Model Kurikulum PLK Terpencil Dikdas
9
B. KENDALA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL
Pendidikan di daerah terpencil memiliki karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki atau tidak terjadi di beberapa daerah perkotaan atau daerah yang memiliki akses
informasi yang cukup baik. Berdirinya sekolah-sekolah di daerah tersebut pada awalnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan warga setempat, namun
seiring dengan berjalannya waktu, banyak penduduk yang hijrah ke daerah yang lebih ramai, yaitu daerah perkotaan sehingga menimbulkan permasalahan baru bagi
pemerintah.
Kondisi daerah terpencil memang memberikan beberapa kendala bagi para pendidik. Beberapa kendala yang ditimbulkan dari karakteristik daerah terpencil itu sendiri di
antaranya adalah:
1. Sulitnya Akses Informasi Sulitnya akses informasi menjadi masalah bagi guru dalam memberikan layanan
pendidikan dengan informasi terkini. Hambatan ini menjadikan beberapa wilayah tertinggal dalam perkembangan kurikulum, strategi pengajaran dan pembelajaran,
dan cara penanganan peserta didik. Hal ini berdampak terhadap perkembangan akademik maupun non akademik peserta didik.
2. Kondisi Perekonomian DaerahWilayah yang Kurang Menguntungkan. Tingkat perekonomian daerah terpencil yang relatif rendah, umumnya memberikan
dampak negatif bagi kondisi pendidikan di daerah tersebut. Kecenderungan meningkatnya arus urbanisasi untuk mengubah nasibmasa depan penduduknya
mengakibatkan berkurangnya kepadatan penduduk, sehingga secara otomatis mengurangi jumlah peserta didik yang ada di sekolah-sekolah. Oleh karena itu,
dampaknya ada sekolah yang hanya memiliki beberapa peserta didik untuk kelas- kelas tertentu.
3. Sulitnya Akses Transportasi Letak pemukiman penduduk yang berjauhanterpencar dan sulitnya akses jalan
serta transportasi menuju sekolah di tempat terpencil membuat sebagian guru enggan untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil. Hal ini merupakan masalah
bagi peserta didik, ketersediaan jumlah guru yang berkualitas dan sesuai kebutuhan untuk
daerah terpencil. 4. Terbatasnya Sarana dan Prasarana
Kurang menunjangnya sarana sanitasi dan kesehatan membuat sebagian guru beralasan agar tidak ditempatkan di daerah terpencil. Tidak tersedianya sarana
prasarana public service, seperti kantor pos, telepon umum, tempat rekreasi, maupun toko buku di daerah terpencil semakin membuat guru enggan bertugas di
daerah terpencil tersebut. Hal ini semakin menambah masalah yang cukup pelik bagi pendidikan, karena peserta didik yang berada di wilayah tersebut, bagaimana
pun harus tetap mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak.
5. Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat yang Rendah
Lemahnya tingkat sosial-ekonomi masyarakat merupakan kendala utama bagi daerah terpencil untuk tetap bergerak lamban dalam mencapai kemajuan.
Rendahnya kondisi sosial-ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap peserta didik. Pada umumnya, kondisi ini membuat peserta didik di daerah terpencil
memikul sebagian tanggungjawab perekonomian keluarga, sehingga membuat
12 Model Kurikulum PLK Terpencil Dikdas
10 mereka tidak bersekolah atau kurang memiliki waktu untuk belajar di rumah.
Dengan kondisi lingkungan masyarakat yang demikian, tentu saja tingkat perhatian dan partisipasi mereka untuk mengembangkan pendidikan sangat sulit diharapkan.
Akibatnya, keberadaan dan fungsi orangtua atau Komite Sekolah dalam mendukung proses pembelajaran di sekolah,
tidak bisa berjalan dengan baik, serta peserta didik tidak dapat belajar dengan optimal. Demikian pula, berbagai konsep
baru mengenai pembaruan manajemen pendidikan tentulah akan sulit dicapai secara maksimal.
Oleh karena itu, prioritas bantuan kepada sekolah-sekolah di daerah terpencil, tidak hanya dalam hal pemberian bantuan pendanaan, tetapi juga pada pembinaan dan
pengembangan manajemennya. Semua ini dimaksudkan agar masyarakat di daerah terpencil mampu mengimplementasikan konsep sebagai stake holders pendidikan,
karena berkaitan dengan implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah School-Based Education atau Manajemen Pendidikan Berbasis
Masyarakat Community-Based Education.
C. PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL