12a KTSP PLK terpencil batu jatim
KURIKULUM
SDN GUNUNGSARI 4
DUSUN BRAU, DESA GUNUNGSARI, KECAMATAN BUMIAJI,
KOTA BATU – JAWA TIMUR
(SEKOLAH TERPENCIL)
TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KOTAMADYA BATU
(2)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM UNTUK SEKOLAH TERPENCIL
SDN GUNUNGSARI 4
DUSUN BRAU-DESA GUNUNGSARI, KOTA BATU-JAWA TIMUR
Dengan memanjatkan puji syukur, Alhamdulillah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Terpencil: SDN Gunungsari 4, Dusun Brau – Desa Gunungsari, Kota Batu – Jawa Timur mulai tahun pelajaran 2007/2008 dinyatakan diberlakukan setelah diteliti dan disahkan pada tanggal ... Agustus 2007.
Dusun Brau, Agustus 2007
Kepala SDN Gunungsari 4
...
NIP ...
Mengetahui,
Pengawas Komite Sekolah
SDN 4 Gunungsari,
……… ……… NIP ...
Disahkan,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Batu
Dra. Mistin, MPd NIP 131 613 153
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Terpencil: SDN Gunungsari 4 tahun pelajaran 2007-2008 dapat diselesaikan.
Di dalam penyusunan kurikulum ini, Tim Penyusun KTSP terlebih dahulu menginventarisir masukan dari berbagai pihak terkait yang mempunyai perhatian terhadap pendidikan di SDN Gunungsari 4.
Melalui kurikulum ini mudah-mudahan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam memajukan dan memberdayakan semua potensi peserta didik dapat terarah, terprogram dan berkesinambungan sehingga visi SDN Gunungsari 4 dapat tercapai dengan lancar dan bermakna.
Kami telah berusaha menyusun kurikulum ini dengan sebaik mungkin. Dalam kesempatan ini, kami pun menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan KTSP ini. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan dalam beberapa hal masih perlu penyempurnaan. Dengan segala kerendahan hati, kami mohon maaf atas segala kekurangan isi maupun sistematika KTSP ini, dan selalu berharap masukan bahkan kritik yang berharga dari semua pihak, sehingga ada perbaikan dalam realisasinya maupun dalam pembentukan kurikulum dimasa yang akan datang.
Akhirnya, harapan kami secara khusus semoga para pendidik dan komite/paguyuban sekolah dapat membangun dan memberdayakan seluruh potensi sekolah sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak di Dusun Brau. Harapan kami secara umum semoga KTSP untuk sekolah terpencil ini dapat bermanfaat bagi sekolah kami dan juga bagi sekolah-sekolah terpencil di seluruh Indonesia. Amin.
Dusun Brau, Agustus 2007
Kepala SDN Gunungsari 4
...
NIP ...
(4)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
6
A.
Latar
Belakang
6
B.
Pengertian
7
C. Landasan Hukum
9
D. Tujuan Pendidikan Dasar
10
E. Visi dan Misi Satuan Pendidikan
10
1. Visi SDN Gunungsari 4
10
2. Misi SDN Gunungsari 4
11
F. Tujuan Satuan Pendidikan
11
1. Tujuan Umum
11
2. Tujuan Khusus
11
G. Prinsip Pengembangan Kurikulum
12
BAB II
PROFIL DAN POTENSI SEKOLAH
13
A. Profil Sekolah
13
B. Identitas Sekolah
16
C. Sarana dan Prasarana
16
1. Tanah dan Halaman
16
2. Gedung Sekolah
17
3. Perlengkapan Pembelajaran Sekolah
17
D.
Personil
Sekolah
18
E.
Peserta
Didik
18
F. Orang tua Peserta Didik
18
G. Kerjasama Sekolah
20
H. Beasiswa dan Prestasi Sekolah
20
1. Bidang Akademis
20
2. Bidang Non Akademis
20
I. Dana Sekolah
20
J. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan 21
1. Kekuatan
21
2. Kelemahan
21
3. Peluang
21
(5)
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
23
A.
Struktur
Kurikulum
23
B. Muatan Kurikulum
24
1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
24
2. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
24
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
25
4. Mata Pelajaran Matematika
26
5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
27
6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
28
7. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
28
8. Mata Pelajaran Penjas dan Orkes
29
9. Muatan Lokal
30
9.1 Muatan Lokal Wajib
30
9.2 Muatan Lokal Pilihan
31
10. Pengembangan Diri
32
10.1 Kegiatan Pelayanan Konseling
32
10.2 Kegiatan Ekstrakurikuler
32
C. Beban Belajar
32
D. Kriteria Ketuntasan Minimal
33
1. Kenaikan Kelas
33
2. Kriteria Kelulusan
33
E. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
34
1. Keunggulan Lokal
34
2. Keunggulan Global
34
F. Pengorganisasian Kurikulum
34
1. Definisi Kelas Rangkap
34
2. Pengorganisasian Kurikulum Kelas Rangkap
35
3. Strategi Pengajaran Kelas Rangkap
35
4. Pengorganisasian Kelas pada Kelas Rangkap
36
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
37
A.
Pengertian
37
B. Komponen Kalender Pendidikan
37
C. Jadwal Kalender Pendidikan
37
LAMPIRAN:
1.
Pengorganisasian
Kurikulum Kelas Rangkap dengan 2 Tingkatan Kelas
38
2.
Pengorganisasian
Kurikulum Kelas Rangkap dengan 3 Tingkatan Kelas
48
3.
Muatan
Lokal
59
(6)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasike desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada beberapa aspek pendidikan termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran baru sehingga mengalami perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana proses pembelajaran dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta evaluasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Untuk menyikapi tantangan dan harapan ini, maka SDN Gunungsari 4, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur dengan sungguh-sungguh menciptakan pengelolaan pendidikan dengan diawali membuat atau menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah.
Hal ini selaras dengan apa yang ditentukan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36, ayat (2) yang ditegaskan bahwa Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas
dasar pemikiran itu, maka dikembangkan apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pegunungan Dusun Brau
Hutan Pinus Dusun Brau
SDN Gunungsari 4 adalah sekolah kecil yang terletak di daerah terpencil pegunungan. SDN Gunungsari 4 terletak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, di mana jarak untuk ke Kotamadya Batu sejauh 35 km. Desa Gunungsari ini terdiri dari 12 dusun yaitu Dusun Brau, Dusun Jantur, Dusun Celaket, Dusun Kandangan, Dusun Talangsari, Dusun Talangrejo, Dusun Ngebruk, Dusun Brumbung, Dusun Lemahbang / Tanahmerah, Dusun Pagergunung, Dusun Prambatan, dan Dusun Kapru. Dusun Brau terletak di daerah pegunungan Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur. Tepatnya Dusun Brau terletak di lembah yang dikelilingi oleh dua gunung yaitu Gunung Banyak dan Gunung Goweng. Oleh karena itu, penduduk yang hendak menjangkau dusun lain harus menempuh jalan perbukitan hutan pohon pinus yang menanjak-menurun dengan kondisi jalanan batu
(7)
Jalan berbatu Makadam
makadam. Jalan dengan batu makadam ini akan sangat licin dan berbahaya di saat musim hujan, sehingga penduduk pada umumnya tidak berani berpergian keluar rumah. Akses jalan yang tidak mendukung tersebut, membuat kesulitan dalam menjangkau dusun lainnya, dikarenakan tidak adanya transportasi umum maupun transportasi pribadi bagi penduduk. Adapun, jarak tempuh antara Dusun Brau dengan pusat Desa Gunungsari + 15 km. Sedangkan jarak terdekat antara rumah siswa dengan sekolah sekitar 4 km.
Populasi masyarakat di Dusun Brau relatif kecil. Penduduk di daerah ini terdiri dari 137 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 573 jiwa. Adapun luas wilayah Dusun Brau 43 ha dan wilayah Perhutanan 52 ha. Dengan demikian, Dusun Brau termasuk daerah yang berpenduduk sedikit dengan letak pemukiman antar penduduk berjauhan dan terpencar.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Dusun Brau adalah pertanian dan perternakan susu sapi perah. Hasil alam ini sangat didukung oleh keadaan alam dusun Brau dengan tanah yang sangat subur, udara bersih dan alam yang indah. Di samping itu, Dusun Brau juga menghasilkan susu sapi perah terbesar di Jawa Timur, sehingga muncul kabar populasi sapi perahnya lebih besar dibandingkan dengan populasi masyarakatnya. Umumnya penduduk bekerja sebagai buruh tani dan buruh sapi perah, sehingga keadaan sosial ekonomi penduduk Dusun Brau termasuk rendah. Kondisi alam yang subur, tenang dan indah membuat penduduk dapat hidup berkecukupan dalam hal pangan walau hanya sebagai buruh tani atau buruh sapi perah.
Berdirinya SDN Gunungsari 4 dengan segala keterbatasannya, memberikan berbagai kemudahan pada masyarakat untuk mengikuti pendidikan. Siswa yang duduk di kelas 4 s.d. 6 SD sangat diharapkan oleh orangtuanya untuk membantu bekerja. Oleh karenanya, masyarakat Dusun Brau yang sebagian besar adalah peternak dan petani penggarap (buruh) membutuhkan pemahaman dan keterampilan yang memadai untuk dapat memanfaatkan potensi daerahnya. Untuk itu program pendidikan di SDN Gunungsari 4 diperlukan pedoman pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik alam, budaya dan tingkat sosial. Pada kondisi demikianlah kurikulum diperlukan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan pada SDN Gunungsari 4 (SD Kecil), Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur.
B. Pengertian
1. Prof. HAR. Tilaar berpendapat bahwa daerah terpencil adalah daerah kepulauan atau daerah yang sukar dicapai dan memiliki kendala komunikasi sehingga
(8)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
menjadi daerah yang relatif kurang efisien dalam pengembangan dan ketinggalan dibandingkan dengan daerah perkotaan atau pedesaan yang memiliki sarana komunikasi yang memadai.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ”terpencil” dapat diartikan sama dengan terbelakang dan tertinggal.
3. Adapun berdasarkan Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal No. 001/KWP/M-PDT/II/2005, tanggal 7 Februari 2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS PDT), daerah tertinggal/terpencil didefinisikan sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal/terpencil, didasarkan pada salah satu atau kombinasi dari hal-hal berikut:
a. Kondisi geografis yang sulit;
b. Tidak memiliki potensi sumber daya alam; c. Kualitas sumber daya manusia relatif rendah; d. Prasarana dan sarana yang terbatas;
e. Daerah rawan bencana dan konflik sosial; f. Efek kebijakan pembangunan yang tidak tepat.
4. Sedangkan Depdiknas mendefinisikan bentuk pendidikan layanan khusus yang diperuntukan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, sebagai berikut:
SD Terpencil
Adalah SD yang lokasinya berada di daerah yang berpenduduk sedikit dengan letak permukiman penduduk yang berjauhan dan terpencar satu sama lain, serta penyediaan komunikasi yang sulit untuk dilakukan.
SD Kecil
Adalah SD yang dibangun pada lokasi atau daerah yang mengalami kesulitan sarana transportasi dan komunikasi, serta berpenduduk yang relatif sedikit sehingga jumlah murid juga sedikit.
Dengan demikian, dari beberapa pengertian tersebut dapatlah disimpulkan pengertian dan karakteristik dari daerah terpencil, sebagai berikut :
Daerah terpencil adalah daerah yang terisolasi secara geografis, yaitu di pulau-pulau terpencil, di pegunungan, daerah pedalaman, maupun daerah lepas pantai.
Karakteristik daerah terpencil, antara lain:
a. daerah yang memiliki kondisi geografis yang sulit dicapai, seperti letak permukiman penduduk yang berjauhan/terpencar
b. memiliki kendala akses komunikasi c. memiliki kendala akses transportasi
d. sarana prasarana (public service) yang terbatas, dan
e. daerah yang wilayahnya relatif sulit untuk berkembang, baik itu karena potensi sumber daya alamnya, kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah,
(9)
lemahnya tingkat ekonomi masyarakat dan melekatnya budaya yang menutup diri terhadap kemajuan peradaban.
C. Landasan Hukum
Kurikulum SDN Gunungsari 4 dilandasi beberapa ketentuan dengan tata urutan antara lain sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31:
• ayat (1), mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan
• ayat (2), mengharuskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
2. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 5
• ayat (1) berbunyi: setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”
• ayat (3) dinyatakan: warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus
3. Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 ayat 2, dijelaskan pendidikan layanan khusus ialah pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana social, dan tidak mampu dari segi ekonomi. 4. Undang-Undang No.23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak pada
• Pasal 1, yang menyebutkan “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”
• Pasal 48, pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak.
• Pasal 49, Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.
• Pasal 53, ayat 1, pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
• Pasal 53, ayat 2, Pertanggungjawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) termasuk pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif. 5. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan:
• Pasal 19, ayat 1, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
(10)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
• Pasal 42, ayat1, Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
6. Permen Diknas No.19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas nomor 22 dan 23.
D. Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
E. Visi Dan Misi Satuan Pendidikan
1. Visi SDN Gunungsari 4
“Terwujudnya peserta didik yang cerdas dalam bidang pengetahuan, dan berbudi pekerti untuk menuju siswa yang berakhlak mulia”
Pada kalimat visi ini terdapat beberapa kata esensial yang perlu mendapat kejelasan, yaitu :
Cerdas
Bidang pengetahuan
Berbudi pekerti
Berakhlak mulia
Untuk menyamakan persepsi perlu dijelaskan makna kata esensial tersebut di atas sebagai berikut :
Cerdas
Kemampuan peserta didik dalam mengaktualisasikan potensinya ketika menghadapi berbagai tantangan serta pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari .
(11)
Kemampuan peserta didik dalam menyerap informasi akademis berdasarkan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dan pengembangannya sesuai dengan situasi dan kondisi serta lingkungan setempat.
Berbudi Pekerti
Kemampuan peserta didik dalam bertindak dan berprilaku yang bersumber pada norma-norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Sehingga dalam pergaulan dengan siapapun dan dimanapun dapat beradaptasi dan bertata krama yang dihargai orang lain,serta dapat membedakan hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari hari. Berakhlak Mulia
Perwujudan dari berakhlak mulia adalah peserta didik mempunyai kemampuan berpikir, bertuturkata, dan bertindak yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Misi SDN Gunungsari 4
Dalam rangka mewujudkan visi di atas, misi yang akan diemban oleh SDN 04 Gunungsari sebagai berikut :
Meningkatkan minat baca, tulis, dan berhitung serta pengetahuan sosial berdasarkan pada kompetensi dasar dan pengembangannya.
Mewujudkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,dan bermakna melalui pembelajaran multigrade (kelas rangkap).
Membiasakan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat seperti : sikap saling tolong menolong, saling membantu dan saling menghormati.
Meningkatkan mutu lulusan yang siap bersaing di jenjang pendidikan berikutnya dan memberdayaan daerah wisata kota Batu.
F. Tujuan Satuan Pendidikan 1. Tujuan umum
Terwujudnya peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan memadai, serta memiliki integritas kepribadian yang mantap. Tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadi tujuan yang bersifat akademik dan non akademik. Tujuan yang bersifat akademik adalah menghasilkan kemampuan untuk
meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan tujuan yang non akademik menyangkut pembinaan kepribadian peserta didik.
2. Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar peserta didik.
Menumbuhkembangkan sikap, minat dan peri laku kewirausahaan serta kemandirian bagi peserta didik.
(12)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
Mengembangkan potensi dan keterampilan peserta didik terutama yang terkait dengan keterampilan vokasional
Meningkatkan kemampuan bersosialisasi bagi peserta didik.
Menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. G. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum SDN Gunungsari 4 dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Pengembangan kurikulum ini berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat kepada kebutuhan siswa.
Setiap siswa berbeda. Di dalam kelas kebutuhan siswa sangat beragam, baik dari sisi akademik maupun non akademik. Setiap siswa adalah unik.
2. Memperhatikan kondisi sekolah dan lingkungan.
Kondisi setiap sekolah memiliki permasalahan yang berbeda. Apa yang dimiliki oleh setiap sekolah dapat dijadikan sebagai karakteristik dari sekolah tersebut dan menjadi kekuatan yang mungkin tidak dimiliki oleh sekolah lain.
3. Dinamis dalam memperhatikan perkembangan pendidikan.
Pendidikan selalu berkembang. Setiap sekolah selayaknya selalu mengikuti perkembangan pendidikan yang terus menerus berkembang setiap waktu.
4. Bebas gender
Memberlakukan keadilan terhadap siswa laki-laki dan perempuan di dalam pembelajaran.
5. Berkesinambungan
Setiap materi diperhatikan urutannya sesuai dengan kebutuhan, baik dari sisi isi maupun tingkat kesulitan.
(13)
BAB II
PROFIL DAN POTENSI SEKOLAH
A. Profil Sekolah
Selama ini kota Batu, Jawa Timur dikenal sebagai kota pegunungan yang indah dan banyak tempat-tempat wisatanya. Dusun Brau tempat di mana SDN Gunungsari 4 berada, terletak di lembah yang dikelilingi oleh dua gunung yaitu Gunung Banyak dan Gunung Goweng. Jarak jangkau dan beratnya jalan tempuh menuju Dusun Brau, Desa Gunungsari ini, serta sulitnya transportasi (tidak ada tranportasi umum) dan komunikasi membuat daerah ini dikategorikan oleh pemerintah sebagai daerah terpencil pegunungan. Untuk mencapai Dusun Brau harus menempuh jalan perbukitan hutan pohon pinus yang menanjak-menurun dan persawahan sayuran dengan jarak antara dusun Brau dan pusat Desa Gunungsari + 15 km. Namun, dengan panorama alam dan petak-petak sawah pertanian yang indah, serta udara yang sejuk perjalanan menuju dusun ini dapat dinikmati dan tidak terasa berat.
Sekolah di Dusun Brau, Desa Gunungsari dirintis sejak tahun 1986. Semula sekolah ini merupakan SD guru kunjung, di mana secara rutin guru mengunjungi ke lokasi peserta didik. Tempat kegiatan pembelajarannya di rumah masyarakat dan berpindah-pindah tempat belajar untuk mencari lokasi yang tidak terlalu jauh jarak tempuhnya ke sekolah bagi siswa. Mengingat kondisi jalanan tanah merah dan bebatuan, di mana anak berjalan kaki tanpa alas kaki ke sekolah. Jalanan seperti ini sangat berat di saat musim hujan. Listrik pada saat ini baru masuk Desa Gunungsari. Jumlah guru hanya satu, tetapi dibantu oleh masyarakat setempat sebagai tutor lokal. Pada saat ini, animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sangatlah rendah. Mengatasi keadaan ini, tanpa mengenal lelah dan secara rutin guru mengadakan pendekatan ke masyarakat dengan ramah dan kekeluargaan dalam menyadarkan orangtua akan pentingnya pendidikan bagi anak dan memotivasi para orangtua untuk mengantarkan anaknya bersekolah. Penekanan pembelajaran terutama pada membaca, menulis, dan berhitung. Pada tahun 1988 SD Kunjung ini memiliki tempat Kegiatan Belajar dan berkembang menjadi SD Kecil. Tempat Kegiatan Belajarnya sangat sederhana. Lokasi sekolah ditetapkan di lembah gunung yang merupakan tempat paling strategis bagi seluruh penduduk Dusun Brau, dengan pertimbangan pada keadaan populasi penduduk yang tersebar dan berjauhan. Masyarakat membagi Dusun Brau menjadi tiga wilayah yaitu Brau Bawah (di lembah), Brau Tengah (+ 3 km dari Brau Bawah menanjak ke pegunungan) dan Brau Atas (+ 5 km dari Brau Bawah menanjak ke pegunungan). Adapun persebaran penduduk sebanyak 45 KK (1 RT) berada di Brau Bawah, 33 KK (1 RT) berada Brau Tengah dan ada 2 RT yang masing-masing 35 KK berada di Brau Atas. Pada masa ini pun, usaha guru dalam membimbing dan memotivasi masyarakat untuk bersekolah masih dengan kerja keras. Hal ini disebabkan karena jarak tempuh ke sekolah + 3 km – 5 km menanjak dan menurun terasa berat bagi
(14)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
menggunakan alas kaki. Faktor lain yang menjadi kendala mengirimkan anak bersekolah adalah taraf hidup masyarakat yang rendah dan budaya menutup diri terhadap kemajuan peradaban yang masih tinggi. Kehidupan masyarakat pada saat ini lebih kepada mencari nafkah dan beribadah.
Pada tahun 1990 an kondisi jalanan berubah dengan batu makadam. Jalan dengan batu makadam ini menjadi sangat licin dan berbahaya di saat musim hujan tiba. Pada tahun ini juga mulai dibangun gedung sekolah hasil swadaya masyarakat dibantu pemerintah. Tanah dibeli oleh koperasi susu sapi perah, yang kemudian dicicil secara bergotong royong oleh masyarakat perbulan dengan setoran hasil susu sapi perah. Pada sekitar tahun 1991 s.d 1994 untuk pertama kalinya gedung sekolah diperbaiki menjadi tempat lebih layak dan menyenangkan untuk belajar, walau dengan jumlah ruangan tetap tiga ruangan untuk kelas 1 sampai kelas 6. Jumlah muridpun masih tetap sedikit, tetapi jumlah guru bertambah yaitu menjadi tiga tenaga guru. Motivasi untuk bersekolah mulai meningkat, namun tetap perlu dorongan dari para pendidik pada orang tuanya. Di masa ini, mulai masuk mahasiswa praktek kuliah kerja nyata dalam bidang pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, pengairan sawah dan pembuatan saluran air ke rumah-rumah penduduk, sehingga penduduk tidak perlu berjalan jauh untuk mengambil air, dan mulai memiliki sanitasi pribadi dan sanitasi umum yang bersih dan sehat.
Sejak tahun 2000 mulai terlihat kemajuan dalam bidang pendidikan, baik dalam pembelajarannya maupun kesadaran untuk bersekolah sudah dimiliki oleh masyarakat setempat. Kepedulian orangtua dan tokoh masyarakat pada pendidikan anaknya mulai nampak dan mulai terlibat pada kegiatan pembelajaran sebagai tenaga sukarela. Namun, kadangkala motivasi atau kesadaran bersekolah ini mengalami pasang surut. Jika ada peserta didik yang tidak naik kelas, maka ia akan berhenti sekolah. Oleh karenanya, guru mengambil kebijakan mengusahakan pembelajaran di sekolah seoptimal mungkin, baik dengan remedial dan pemberian tugas latihan secara rutin sehingga kompetensi siswa tercapai, dan semua siswa dapat naik kelas. Namun, untuk kelulusan SD guru lebih selektif dalam meluluskannya. Di samping itu, pada saat ini prestasi peserta didik mulai bermunculan, karena sekolah mulai berani mengikutsertakan peserta didiknya pada lomba-lomba akademik maupun non akademik.
Adapun, kemajuan pendidikan lainnya adalah mulainya orangtua menyekolahkan anaknya ke SMP, walau SMP hanya ada di Desa Pandesari – Kecamatan Pujon yang jarak tempuhnya + 7 km dengan berjalan kaki atau kalau bisa menumpang motor penduduk yang lewat. Anak yang melanjutkan sekolah ke SMP adalah yang mampu secara ekonomi dan jumlahnya sangat sedikit, hanya 1 atau 2 peserta didik saja,. Inipun jika peserta didik sering datang terlambat dan mendapat hukuman tidak dapat mengikuti pembelajaran di kelas, mengakibatkan anak mogok sekolah. Namun pada tahun 2004 dibuka SMP Terbuka gratis di Kota Batu. SMP Terbuka ini menggunakan gedung sekolah SMPN 2 Batu dengan jam belajar siang hari dari pukul 12.30 s.d. 17.00. Para guru SDN Gunungsari 4 mengimbau para orangtua/masyakarat untuk
(15)
menyekolahkan anaknya di SMP Terbuka ini. Karena jarak tempuh dari Dusun Brau ke Kota Batu + 35 km, maka guru bekerjasama dengan Dinas Pendidikan menyediakan transportasi antar jemput sekolah, di mana gurulah yang mengantar peserta didik ke sekolah setiap harinya, jika guru tidak dapat mengantar maka anak tidak sekolah.
Tahun 2007 di SDN Gunungsari 4 mengalami kemajuan baik dari kondisi gedung maupun pendidikan peserta didiknya. Januari 2007 gedung sekolah direnovasi sehingga peserta didik memiliki tempat belajar yang sangat nyaman. Selain itu, pada tahun pelajaran 2007/2008 didirikan SMP satu atap, maka semua peserta didik lulusan SDN Gunungsari 4 melanjutkan ke SMP dan siswa SMP Terbuka asal Dusun Brau pindah ke SMP satu atap ini. Tugas guru-guru SDN Gunungsari 4 pun merangkap menjadi guru SMP satu atap ini.
Lingkungan sekitar sekolah SDN Gunungsari 4 Dusun Brau memiliki panorama yang sangat indah. Sekolah SDN Gunungsari 4 Dusun Brau di kelilingi oleh hutan pinus, persawahan sayuran dan perternakan sapi susu perah. Di depan sekolah ada warung kecil yang menjual jajanan anak sekolah, di samping kanan sekolah + 1 km ada kamar mandi umum untuk mandi dan cuci pakaian penduduk yang tidak memiliki kamar mandi di rumahnya sendiri. Di pagi hari, para penduduk melewati sekolah untuk mencari rumput sebagai makanan ternak sapi, dan ke kamar mandi umum untuk mandi dan mencuci pakaian. Pada saat matahari mulai terbit, para penduduk pergi ke ladang untuk menggarap tanah sayuran. Di sore hari, penduduk kembali mencari rumput dan memerah susu yang langsung disetorkan ke Koperasi Penampungan Susu.
Gedung Sekolah untuk ruang kelas dan lapangan upacara dan olahraga
Gedung Guru untuk ruang kepala sekolah, guru dan penyimpanan administrasi sekolah
(16)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
Warung jajanan di depan sekolah Kamar Mandi Umum untuk mandi dan cuci pakaian
B.Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : SD Kecil SDN Gunungsari 4 2. Nomor Identitas Sekolah : 100510
3. Tahun Pendirian : 1988 4. Status Sekolah : Negeri
5. Status Tanah : Milik Masyarakat
6. Akte Notaris :
7. Ijin Operasional :
8. Alamat Sekolah : Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu,
Jawa Timur
9. Waktu penyelenggaraan : Pukul 07.00 – 12.00 C. Sarana dan Prasarana
1. Tanah dan Halaman
Tanah sekolah sepenuhnya tanah kas desa yang dibeli secara swadaya oleh masyarakat Dusun Brau pada tahun 1991.
Keadaan Tanah SDN Gunungsari 4, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur
Status : Milik Masyarakat (swadaya)
Luas Tanah : 350 m2
Luas Bangunan (Kelas) : 210 m2 Luas Bangunan (Guru) : 63 m2 Luas Halaman Upacara/Olahraga : 77 m2
(17)
2. Gedung Sekolah
Pada tahun pendirian 1988, sekolah sudah memiliki gedung, namun gedung yang masih sangat sederhana sekali. Pada tahun 1991 gedung sekolah dibangun kembali menjadi tempat belajar yang lebih layak. Gedung sekolah terdiri atas dua bangunan yaitu gedung sekolah untuk ruangan kelas/kegiatan pembelajaran dan gedung untuk ruang kepala sekolah dan guru.
Kedua bangunanan tersebut dibuat dari beton dan dibangun secara terpisah. Bangunan Kelas terdiri atas 3 kelas dan toilet untuk peserta didik. Satu ruangan kelas diperuntukkan untuk dua tingkatan kelas, yaitu satu ruangan untuk kelas 1 dan 2, ruangan kedua untuk kelas 3 dan 4, sedangkan ruangan ketiga untuk kelas 5 dan 6.
Adapun, bangunan guru terdiri atas ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang penerima tamu, toilet dan dapur kecil. Sedangkan, halaman sekolah yang digunakan untuk upacara dan olahraga masih berupa tanah merah yang telah diratakan. Keadaan bangunan semuanya dalam keadaan baik, karena pada Januari 2007 baru direnovasi.
3. Perlengkapan Pembelajaran Sekolah
Berikut ini barang perlengkapan pembelajaran yang dimiliki sekolah:
NO NAMA BARANG BAHAN JUMLAH
1 Bangku sekolah Kayu 40 buah
2 Kursi murid Plastik 60 buah
3 Lemari kelas Kayu 3 buah
4 Papan tulis Kayu 6 buah
5 Papan absen Kayu 4 buah
6 Papan nama SD Kayu 1 buah
7 Papan pajangan Kayu 3 buah
8 Gambar presiden & wakil Kayu & kertas 4 buah 9 Lambang garuda Kayu & kertas 4 buah
10 Rak besi Besi 2 buah
11 Lemari file Seng 1 buah
12 Alat pertanian Besi 2 set
13 Alat olahraga Campuran 1 set
14 Alat UKS Campuran 1 set
15 Radio kaset Campuran 1 buah
16 Alat IPA Campuran 1 set
17 Bendera merah putih Kain 1 buah
18 Alat matematika Kertas 1 set
19 Peta Dunia/Indonesia Kertas 1 set
20 Buku modul Kertas kelas 4, 5, 6
(18)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
23 Alat masak Aluminium 1 set
24 Alat makan/minum Porselen 1 set 25 Alat kebersihan Kayu/kain 1 set 26 Instalasi pipa air Paralon
D. Personil Sekolah
Personil sekolah SDN Gunungsari 4, sejak Mei 2007 jumlahnya bertambah, dikarenakan adanya SMP satu atap mulai tahun pelajaran2007/2008. Berikut ini nama personil sekolahnya:
NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN DI SEKOLAH
STATUS GURU/ PENJAGA
1 S. Hadi Winarko, SPd. S1 Kepala Sekolah PNS
2 Supriyati, SPd. S1 Guru PNS
3 Buchori, A.Ma. D2 Guru Agama PNS
4 Sukardi, A.Ma. D2 Guru PNS
5 Ina Nursanti, A.Ma. D2 Guru PNS
6 Yulianah, A.Ma. D2 Guru Guru Kontrak
7 Yulia Prihatiningsih, A.Ma. D2 Guru GTT
8 Rizal SMA Guru Olahraga GTT
9 Ismail SD Penjaga Penjaga Kontrak
E. Peserta Didik
Peserta didik SDN Gunungsari 4 tidaklah banyak, berikut ini jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2006/2007 dan 2007/2008:
KELAS PESERTA DIDIK 2006/2007
PESERTA DIDIK 2007/2008
1 9 7
2 5 9
3 12 6
4 11 12
5 8 11
6 10 8
Jumlah 55 53
F. Orang Tua Peserta Didik
Sumber kehidupan di wilayah pegunungan Dusun Brau sebagian besar adalah bidang pertanian dan bidang ternak susu sapi perah. Dengan sumber kekayaan alam yang subur dan kehidupan masyarakat yang akrab dan kekeluargaan membuat penduduk
(19)
Dusun Brau tidak mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan pangan keluarganya, walau penghasilan sebagian warga masyarakat/orangtua peserta didik termasuk sosial ekonomi rendah. Dengan persentase 100% masyarakat Dusun Brau memeluk agama Islam membuat kehidupan bermasyarakat dan beragama jarang bahkan hampir tidak pernah mengalami gejolak. Berikut ini merupakan data keadaan orang tua peserta didik.
PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGHASILAN AGAMA
Tidak tamat SD: 10%
Buruh ternak: 80% Sosek rendah: 25% (<Rp 300.000,00 per bulan)
Islam : 100% Tamat SD: 82% Pemilik ternak: 5% Sosek menengah: 50% (Rp
600.000,00 s.d. Rp800.000,00 per bulan)
Tamat SMP: 5% Buruh tani: 80% Sosek mampu 25%
(>Rp900.000,00 per bulan) Tamat SMA: 3% Pemilik pertanian: 5%
Pegawai/Guru: 5% Lainnya: 5%
Masyarakat bekerja di pertanian sayuran
Peternakan sapi perah di Dusun Brau
Rumah masyarakat Dusun Brau
(20)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
G. Kerjasama Sekolah
Kerjasama sekolah dilakukan dengan Dinas Pendidikan Kotamadya Batu dan orang tua, di mana orang tua merupakan Komite Sekolah dan juga alumni SDN Gunungsari 4. Komite Sekolah di SDN Gunungsari merupakan paguyuban di mana fungsinya sama dengan komite sekolah.
Berikut ini peran orang tua dalam pengembangan sekolah:
Iuran bulanan dari para wali peserta didik yang secara otomatis merupakan anggota paguyuban. Iuaran bulanan ini digunakan untuk menunjang kegiatan dan sarana sekolah.
Mitra sekolah dalam pembinaan pendidikan.
Mitra sekolah dalam membimbing kegiatan peserta didik yang sifatnya keagamaan, pendidikan, sosial dan peringatan hari besar nasional. Misalnya: pondok ramadhan, penerimaan dan pembagian zakat, perkemahan pramuka, porseni, lomba peringatan Hardiknas, lomba peringatan HUT RI, maupun lomba hari besar nasional lainnya.
Mitra dialog dalam peningkatan kualitas pendidikan. Misalnya, guru mengadakan kunjungan/silahturahmi ke rumah wali peserta didik.
Sebagai sumber belajar H. Beasiswa dan Prestasi Sekolah
Prestasi sekolah yang pernah diraih/dicapai oleh peserta didik SDN Gunungsari 4,
Dusun Brau, sebagai berikut: 1. Bidang Akademis:
Beasiswa diberikan kepada peserta didik berbakat dan berprestasi, dengan keadaan ekonomi orang tuanya lemah. Pada tahun pelajaran 2006/2007, ada dua peserta didik yang mendapat beasiswa, yaitu: Rima Damayanti (kelas 4) dan Rini Anggraeni (kelas 5).
2. Bidang Non Akademis:
Meliputi lomba-lomba yang diikuti oleh sekolah dan mendapatkan prestasi, yaitu:
Juara I (Putra) Lomba Lari 1000 m usia 10-11 tahun, tingkat SD/MI se-Kecamatan Bumiaji, tahun 2005.
Juara I (Putri) Lomba Atletik Lari 60 m, tingkat SD/MI se-Kota Batu, tahun 2006.
Juara I (Putri) Lomba Lari 5000 m yang diselenggarakan oleh KONI Kota Batu pada Pekan Olahraga Kota Batu I, tahun 2007.
I. Dana Sekolah
Dengan diperolehnya dana BOS peserta didik SDN Gunungsari 4 bebas uang SPP, namun sekolah tetap memerlukan dana untuk kegiatan pembelajaran. Dana atau anggaran sekolah berasal dari dana pemerintah yaitu Dinas Pendidikan Kota Batu dan
(21)
dana paguyuban yang dihimpun dari orang tua peserta didik. Setiap peserta didik dikenai biaya Rp5000,00 per bulan.
Alokasi dana terutama diperuntukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, dan juga untuk memenuhi kelengkapan sarana belajar peserta didik.
J. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan 1. Kekuatan
Yang menjadi faktor pendukung keberhasilan program sekolah antara lain:
Masyarakat/orang tua yang sangat mendukung terhadap keberadaan dan kegiatan pembelajaran SDN Gunungsari 4, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji.
Dedikasi, tanggung jawab dan loyalitas guru dalam mengajar di SDN Gunungsari 4 (daerah terpencil pegunungan).
Adanya SMP satu atap sejak tahun pelajaran2007/2008, sehingga memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan sekolah.
Jumlah guru yang sudah diangkat menjadi guru DPK PNS yang lumayan banyak.
Perhatian dan hubungan kerjasama antara SDN Gunungsari 4 dengan Dinas Pendidikan Kota Batu, orangtua dan masyarakat sangat baik.
SDN Gunungsari 4 sering digunakan untuk penelitian oleh Diknas.
Kondisi alam yang subur sangat potensial untuk pertanian. 2. Kelemahan
Yang menjadi faktor kendala/tantangan nyata di SDN Gunungsari 4, Dusun Brau yaitu:
Pengelolaan sekolah kurang maksimal, karena dana/anggaran sekolah sangat terbatas, dan keadaan sosial ekonomi orangtua rendah.
Jarak sekolah dengan tempat tinggal sebagian besar peserta didik sangat jauh, sehingga peserta didik sering terlambat datang dan apabila musim hujan banyak siswa yang tidak masuk sekolah.
Kemampuan guru yang terbatas dalam mengajarkan peserta didik yang lebih bersifat keterampilan.
Tidak ada tenaga administrasi sekolah.
Tidak adanya akses transportasi dan komunikasi untuk umum sehingga menyebabkan terisolisasi.
3. Peluang
Yang menjadi faktor peluang di SDN Gunungsari 4, Dusun Brau yaitu:
SDN Gunungsari 4, terletak di daerah pegunungan dengan jalanan yang menanjak dan menurun, sehingga ini memberikan peluang bagi peserta didik untuk terbiasa dan terlatih berjalan cepat atau berlari.
(22)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
SDN Gunungsari 4 sering dijadikan obyek penelitian dan pengembangan bagi mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi maupun Diknas, sehingga timbul dampak positif yaitu memiliki dan menjalin hubungan dengan dunia luar.
Dedikasi, tanggung jawab dan loyalitas guru dalam mendidik dan terjalinnya hubungan baik dengan orang tua/masyarakat dapat memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Dusun Brau.
4. Tantangan
Yang menjadi faktor tantangan di SDN Gunungsari 4, yaitu:
Tingkat kesadaran para orang tua/masyarakat di Dusun Brau terhadap pentingnya pendidikan sangat tinggi, namun keadaan sosial ekonomi orang tua/masyarakat yang rendah, sehingga pihak sekolah perlu selalu memotivasi orangtua/masyarakat untuk menyekolahkan anaknya.
Sarana dan prasarana pendidikan yang sudah ada di sekolah masih sangat minim jumlahnya untuk dapat mencapai standar pelayanan minimal.
Sumber daya manusia/tenaga pendidik yang ada di SDN Gunungsari 4, baru 22% yang memenuhi kualifikasi pendidikan Strata I (sarjana) sehingga masih ada 78% lagi yang harus ditingkatkan kualifikasi pendidikannya.
Perkembangan teknologi yang cepat sementara respon masyarakat belum begitu memadai.
Kota Batu sebagai kota pariwisata sehingga pihak sekolah perlu mengembangkan muatan lokal yang dapat menghasilkan uang untuk membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Dusun Brau.
(23)
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU A. Mata Pelajaran I II III IV, V, VI
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni budaya dan keterampilan 4 8. Penjas & Olahraga Kesehatan
TEMATIK Kelas Rangkap (multigrade)
4
TEMATIK Kelas Rangkap (multigrade)
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa (Mulok Wajib) 2 2 2 2 2. Bahasa Inggris (Mulok Pilihan) 2 2 2 2 3. Pemeliharaan hewan Ternak Sapi
(Mulok Pilihan)
2 2 2 2 4. Budidaya Pertanian Tanaman Obat
(Mulok Pilihan)
2 2 2 2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*
) JUMLAH 26 27 28 34
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Ketentuan struktur kurikulum dan muatan kurikulum, seperti pada mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri untuk kelas rangkap perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi, tujuan, visi dan kebutuhan sekolah masing-masing. Misalnya, SDN Gunungsari 4, Dusun Brau jumlah jam struktur kurikulumnya ditambah 2 jam pelajaran untuk muatan lokal pilihan.
Untuk sekolah dengan kelas rangkap, sebelum menentukan banyaknya jam belajar, haruslah ditentukan terlebih dahulu kelas-kelas mana yang akan disatukan. Kemudian, tentukan alokasi waktu belajarnya setelah melakukan langkah-langkah pengembangan pengorganisasian kurikulum. Hendaknya kelas-kelas yang disatukan memiliki jumlah jam belajar yang sama untuk setiap mata pelajarannya pada masing-masing tingkatan kelas tersebut. Misalnya, kelas yang disatukan adalah kelas 1 dan 2, maka jam belajar untuk setiap mata pelajarannya dalam satu minggu hendaknya sama.
(24)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1.1 Tujuan
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk :
• Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt.
• Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal, dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek sebagai berikut :
•
Al Quran dan Hadits•
Akidah•
Akhlak•
Tarikh dan Kebudayaan Islam.Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah swt., hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
2. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 2.1 Tujuan
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
• Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
• Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta anti korupsi. • Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
• Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
2.2 Ruang Lingkup
(25)
• Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan cinta lingkungan, merasa bangga sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
• Norma-norma untuk mencapai suatu keadilan yang berlaku dalam sistem hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun norma-norma di dunia internasional bisa di junjung tinggi, dihormati, dan dilaksanakan.
• Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban masyarakat, instrumen Nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 3.1 Tujuan
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
•
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.•
Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.•
Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar untuk berbagai tujuan.•
Menggunakan bahasa Indonsia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.•
Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia
3.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia meliputi komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
• Mendengarkan • Berbicara • Membaca • Menulis.
Pada akhir pendidikan di SDN Gunungsari 4, Dusun Brau, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan non sastra.
3.3 Peningkatan minat baca:
(26)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
• Menjalin kemitraan dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) kecamatan Bumiaji dan Dinas Pendidikan Kota Batu.
• Mewajibkan peserta didik membiasakan membaca 20 menit sebelum pelajaran dimulai.
• Meminjamkan buku-buku cerita/majalah anak-anak secara rutin
• Membiasakan menceritakan kembali isi buku melalui tugas tertulis atau lisan.
• Mengadakan ajang kreativitas siswa dalam membacakan cerita (mendongeng) dan deklamasi .
3.4 Peningkatan mutu menulis:
• Menggalakkan menulis pada buku garis tiga.
• Membiasakan menulis dengan rapi dan benar tanpa menimbulkan rasa takut salah pada diri siswa.
• Mengadakan ajang kreativitasmenulis melalui mengarang cerita dan puisi. 4. Mata pelajaran Matematika
4.1 Tujuan
Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahanmasalah.
• Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan, dan pernyataan matematika.
• Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
• Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 4.2 Ruang Lingkup
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
• Bilangan
• Geometri dan pengukuran • Pengolahan data
(27)
4.3 Peningkatan mutu berhitung
• Memperbanyak latihan berhitung, diawali dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
• Pemahaman dan keterampilan konsep lebih ditingkatkan. • Mencongak lebih ditingkatkan.
• Pekerjaan rumah tentang berhitung lebih digalakkan. • Mengadakan ajang kreativitas di bidang berhitung.
5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 5.1 Tujuan
Mata Pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
• Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
• Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
• Meningkatkan kesadaran untuk berperan aktif dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
• Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
• Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
5.2 Ruang Lingkup
Mata pelajaran IPA untuk SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
• Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
• Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat,dan gas. • Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
• Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
5.3 Peningkatan mutu pelajaran IPA
• Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
(28)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 6.1 Tujuan
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
• Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. • Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
• Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyakarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
6.2 Ruang Lingkup
Mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : • Manusia, tempat, dan lingkungan
• Waktu, keberlanjutan, dan perubahan • Sistem sosial dan budaya
• Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 6.3 Peningkatan mutu Pengetahuan Sosial
• Memperbanyak contoh-contoh kongkrit dalam kehidupan sosial. • Meningkatkan penguasaan peta wilayah Indonesia.
• Meningkatkan pemahaman tentang sejarah Indonesia.
• Pembiasaan nilai rela berkorban, persatuan, kerja sama, harga menghargai, dan cinta tanah air.
7. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan 7.1 Tujuan
Mata pelajaran seni budaya dan keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan. • Menampilkan sikafp apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan. • Menampilkan kreativitas melalui seni budaya, dan keterampilan.
• Menampilkan peran sertadalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
7.2 Ruang Lingkup
Mata pelajaran seni budaya dan keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
• Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak mencetak, dan sebagainya.
(29)
• Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah pokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik.
• Seni Tari mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
• Seni Drama mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari, dan seni peran.
• Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional, dan keterampilan akademik.
8. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan 8.1 Tujuan
Pendidikan jasmani, dan olah raga, kesehatan (Penjas Orkes) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olah raga yang terpilih.
• Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. • Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
• Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan.
• Mengembangkan sikap sportif ,jujur, disiplin, bertanggung jawab, bekerja sama, percaya diri, dan demokratis.
• Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
• Memahami konsep aktifvitas jasmani dan olah raga dilingkungan bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran , terampil, serta memiliki sikap yang positif. 8.2 Ruang Lingkup
Mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
• Permainan dan olah raga meliputi: olah raga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, roundes, kippers, sepak bola, bola basket, bola volly, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis dan bela diri, serta aktivitas lainnya.
• Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
• Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
• Aktivitas ritmik meliputi gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik, serta aktivitas lainnya.
(30)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
• Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang, serta aktivitas lainnya.
• Pendidikan luar kelas meliputi: karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
• Kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
9. Muatan Lokal (MULOK)
Mulok di SDN Gunungsari 4 Dusun Brau ada dua jenis yaitu Mulok Wajib dan Mulok Pilihan. Mulok Wajib harus diikuti oleh seluruh siswa, sedangkan mulok pilihan siswa disarankan untuk memilih satu mulok pilihan yang diminatinya. 9.1. Mulok Wajib: Bahasa Jawa
9.1.1 Tujuan
Muatan Lokal bahasa Jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Berkomunikasi efektif dan efisien sesuai dengan etika/tata krama yang berlaku baik secara lisan maupun tulis.
• Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah sendiri.
• Memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif serta tidak merasa malu menggunakan bahasa daerahnya sendiri.
• Menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra Jawa untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
• Menghargai dan membanggakan sastra Jawa sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Jawa.
9.1.2 Ruang Lingkup
Muatan Lokal bahasa Jawa mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
• Mendengarkan • Berbicara • Membaca • Menulis
(31)
Pada akhir pendidikan di sekolah dasar peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 5 buku sastra dan non sastra Sunda.
9.1.3 Peningkatan mutu muatan lokal wajib bahasa Jawa
• Peserta didik setiap hari Jumat diwajibkan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa.
• Meningkatkan peserta didik untuk berani berkomunikasi dengan bahasa Jawa sesuai kaidah yang berlaku.
• Meningkatkan minat baca bahasa Jawa.
• Meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap penggunaan bahasa Jawa.
9.2. Mulok Pilihan: Bahasa Inggris 9.2.1 Tujuan
Muatan Lokal bahasa Inggris bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan untuk menunjang pariwisata daerah setempat
• Memiliki kesadaran pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing antar bangsa dalam masyarakat global.
9.2.2 Ruang lingkup
Muatan Lokal bahasa Inggris mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
• Mendengarkan • Berbicara • Membaca • Menulis
Keterampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan.
9.3. Mulok Pilihan: Pemeliharaan Ternak Sapi
Mulok Pemeliharaan Ternak Sapi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep akan manfaat sapi sebagai hewan ternak dalam kehidupan sehari-hari di DusunBrau.
• Mengembangkan keterampilan dalam memelihara sapi sebagai hewan ternak penghasil susu.
• Mengembangkan keterampilan dalam memerah susu sapi.
• Meningkatkan kesadaran untuk berperan aktif dalam memelihara, menjaga dan melestarikan salah satu ciptaan Tuhan.
(32)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
9.4. Mulok Pilihan: Budidaya tanaman obat
Mulok Budidaya tanaman obat bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Meningkatkan apresiasi terhadap budidaya pertanian (khususnya tanaman yang bermanfaat sebagai obat) sebagai ciptaan Tuhan.
• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep dalam membudidayakan berbagai produk tanaman obat.
• Mampu membudidayakan dan merawat produk pertanian tanaman obat sebagai pengembangan potensi daerah setempat (DusunBrau).
10. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri di SDN Gunungsari 4 yang menerapkan kelas rangkap antara lain:
10.1 Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Antara lain:
Kegiatan pembiasaandalam penanaman/pengamalan ajaran agama Islam serta budi pekerti
Kelompok belajar
Pemberian layanan khusus yang berkaitan dengan minat dan bakat peserta didik.
10.2 Kegiatan ekstrakurikuler lebih mengembangkan diri pada bakat, minat dan pengembangan kecakapan hidup (life skill) peserta didik. Di SDN Gunungsari 4 terdiri atas:
Pramuka
Peningkatan Mutu Imtaq
Olah raga, terdiri dari lari, bola volley, tenis meja, senam,dan sepak bola
Seni, meliputi seni tari dan seni suara/paduan suara C. Beban Belajar
Beban belajar yang digunakan ialah sistem paket sebagai mana tertera dalam struktur kurikulum yaitu :
Kelas Satuan jam pembelajaran/menit
Jumlah jam per minggu
Minggu efektif
Jumlah Jam pelajaran/tahu
n
I 35 26 38 988
II 35 27 38 1.026
III 35 28 38 1.064
IV 35 34 38 1.292
V 35 34 38 1.292
VI 35 34 38 1.292
(33)
Kriteria
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
1 Pendidikan Agama Islam 70 Tujuh puluh
2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh puluh
3 Bahasa Indonesia 70 Tujuh puluh
4 Matematika 60 Enam puluh
5 Ilmu Pengetahuan Alam 60 Enam puluh
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 Enam puluh
7 Seni Budaya dan Keterampilan 65 Enam puluh lima
8 Penjas dan Orkes 70 Tujuh puluh
9 Mulok:
a. Bahasa Jawa (Wajib) 60 Enam puluh
b. Bahasa Inggris (Pilihan) 60 Enam puluh c. Pemeliharaan hewan ternak sapi (Pilihan) 60 Enam puluh d. Budidaya pertanian tanaman obat (Pilihan) 60 Enam puluh
10 Pengembangan Diri B Baik
1. Kenaikan Kelas dan Kelulusan a. Kenaikan Kelas :
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas sebagai berikut :
• Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.
• Tidak terdapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada tiga mata pelajaran yang meliputi :
- Pendidikan Agama
- Pendidikan Kewarganegaraan - Bahasa Indonesia
Memiliki nilai minimal baik (6,5) untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.
b. Kriteria Kelulusan :
Mengacu standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP dengan PP 19/2005, pasal 72, ayat 1 dan standar penilaian sekolah, yaitu peserta didik dinyatakan lulus apabila:
• Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
• Memperoleh nilai minimal baik untuk seluruh kelompok mata pelajaran: agama Islam, Kewarganegaraan, Matematika, IPA, IPS, bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan, bahasa Jawa, bahasa Inggris, Pemeliharaan hewan ternak sapi, Budidaya pertanian tanaman obat sesuai dengan Standar Kelulusan Minimal.
(34)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
• Mampu membaca Al Quran • Lulus ujian sekolah
• Lulus ujian nasional
E. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Wilayah Dusun Brau memiliki kondisi alam yang penuh tantangan dan pengembangan budaya setempat, sehingga peserta didik diharapkan memiliki kemampuan fisik dan mental yang kuat. Hal ini dilatihkan melalui kegiatan pengembangan diri ekstra kurikuler olahraga lari, seni tari, dan seni suara. Selain itu juga, melalui muatan lokal bahasa Jawa, pemeliharaan hewan ternak sapi dan budidaya pertanian tanaman obat.
2. Pendidikan Berbasis Keunggulan Global
Menyikapi tantangan era globalisasi yang semakin besar, arus informasi semakin cepat dan persaingan semakin kuat. Kiranya SDN 4 Gunungsari, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur perlu mempersiapkan sejak dini berbagai kegiatan untuk ikut bersaing dalam era tersebut.
Kegiatan tersebut antara lain:
• Pembelajaran Bahasa Inggris lebih ditingkatkan
• Peningkatan pemahaman arti Al Quran surat-surat pendek mulai kelas 1 s.d. kelas 6.
• Memberikan pemahaman dampak informasi dari media. F. PENGORGANISASIAN KURIKULUM
SDN Gunungsari 4, Dusun Brau dalam mengorganisasikan kurikulumnya menggunakan strategi kelas rangkap/multigrade. Namun, karena tidak semua kompetensi pada semua mata pelajaran dapat menggunakan model kelas rangkap, maka sekolah mengambil kebijakan, bahwa yang tidak dapat akan menggunakan ketentuan yang ditetapkan oleh BSNP.
1. Definisi Kelas Rangkap
Pengajaran Kelas Rangkap atau Multigrade Teaching merupakan strategi pengajaran dengan menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan perbedaan tingkat kemampuan yang dilakukan oleh seorang guru dalam waktu yang bersamaan.
Berikut adalah beberapa hal yang menyangkut kelas rangkap :
• Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa siswa yang berasal dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda, dengan satu guru di dalam kelas yang sama, dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh.
(35)
• Kelas rangkap merupakan gabungan dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda dengan satu guru di dalam kelas yang sama dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh.
• Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa tingkatan kelas yang berdekatan, misalnya kelas 1 dan 2, atau kelas 4, 5, dan 6.
• Di dalam kelas rangkap, terjadi penggabungan siswa yang memiliki usia dan kemampuan yang berbeda
• Di dalam kelas rangkap, siswa belajar bersama-sama dengan satu guru, meskipun mereka memiliki usia dan perkembangan yang berbeda, atau keterampilan dan kemampuan belajarnya tidak sama.
• Kelas rangkap bukanlah merupakan penggabungan dua kelas yang memiliki pemisahan program di dalam satu kelas, dan bukan pula dua kelas yang duduknya terpisah satu sama lain.
• Di dalam kelas rangkap, guru tidak mengajar dua kelas terpisah secara bergantian dengan program yang berbeda.
• Agar perencanaan matang, sebaiknya satu kelas rangkap dipegang oleh guru yang sama untuk dua tahun pelajaran.
2. Pengorganisasian Kurikulum Kelas Rangkap
Dalam mengembangkan kurikulumnya, setiap sekolah haruslah mengacu kepada Standar Isi Nasional. Oleh sebab itu, sebelum mengembangkan KTSP (kurikulum sekolah), setiap guru atau pengembang kurikulum disarankan untuk membaca dengan seksama Standar Isi Nasional.
Model Pengorganisasian Kurikulum untuk kelas rangkap banyak variasinya, antara lain :
model pengajaran kelas rangkap dengan dua tingkatan kelas, yaitu mengembangkan satu atau dua mata pelajaran yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang;
model pengajaran kelas rangkap dengan tiga tingkatan kelas atau lebih, yaitu mengembangkan satu atau lebih mata pelajaran yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang.
Pemilihan model pengorganisasian kurikulum tergantung pada kondisi setempat. 3. Strategi Pengajaran Kelas Rangkap
Di dalam kelas rangkap, peserta didik yang dihadapi tentunya beragam, baik dari segi usia, kemampuan atau pun ketrampilannya. Banyak strategi yang dapat digunakan di dalam kelas rangkap. Namun sebaiknya strategi yang dipilih adalah strategi yang tidak memisahkan para peserta didik dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda. Strategi pengajaran hendaknya mencerminkan pembelajaran yang berbeda dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
(36)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
Menyenangkan). Pembelajaran berbeda dimaksudkan untuk mengakomodir perbedaan yang ada di dalam kelas. Perbedaan ini meliputi perbedaan keterampilan, pengetahuan atau pun sikap. Sedangkan pembelajaran PAKEM dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya, serta mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengorganisasian Kelas pada Kelas Rangkap
Pengaturan kelas rangkap sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kelas PAKEM lainnya. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan kelas rangkap, yaitu pengaturan fisik kelas dan pengaturan peserta didik dalam belajar.
Pengorganisasian kelas rangkap ini bukan hal yang baku tetapi tetap dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing.
Berikut gambaran pengaturan kelas untuk kelas rangkap:
= papan tulis, = pajangan siswa, = pusat belajar, = siswa kelas 1, = siswa kelas 2
(37)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim 37
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Pengertian
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran.
B. Komponen Kalender Pendidikan
Komponen Kalender Pendidikan meliputi:
1. Permulaan tahun ajaran yakni waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran.
2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran. Alokasi lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Umumnya, minggu efektif belajar untuk satu semester, yaitu antara 14-21 minggu.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal dan pengembangan diri yaitu antara 26-36 jam pelajaran.
4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Adapun pengaturan waktu yang berhubungan dengan permulaan tahun ajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif, waktu libur termasuk jumlah jam masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
C
C..JJaaddwwaallKKaalleennddeerrPPeennddiiddiikkaann
JADWAL KALENDER PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU, JAWA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2007/2008
JULI 2007
Minggu 1 8 15 22 29
Senin 2 9 16 23 30 Selasa 3 10 17 24 31 Rabu 4 11 18 25 Kamis 5 12 19 26 Jum’at 6 13 20 27 Sabtu 7 14 21 28
Agustus 2007 Minggu 5 12 19 26 Senin 6 13 20 27 Selasa 7 14 21 28 Rabu 1 8 15 22 29 Kamis 2 9 16 23 30 Jum’at 3 10 17 24 31 Sabtu 4 11 18 25 11 Agts Isra Mi’raj Nabi Muhammad
September 2007
Minggu 2 9 16 23/30 Senin 3 10 17 24 Selasa 4 11 18 25 Rabu 5 12 19 26 Kamis 6 13 20 27 Jum’at 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29 6-8 Sept. Perkiraan jeda tengah semester
(38)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim
November 2007
Minggu 4 11 18 25 Senin 5 12 19 26 Selasa 6 13 20 27 Rabu 7 14 21 28 Kamis 1 8 15 22 29 Jum’at 2 9 16 23 30 Sabtu 3 10 17 24 10 Nov Hari Pahlawan
25 Nov Hari Guru
Desember 2007 Minggu 2 9 16 23/30 Senin 3 10 17 24/31 Selasa 4 11 18 25 Rabu 5 12 19 26 Kamis 6 13 20 27 Jum’at 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29
10-22 Des Ulangan Umum Semester I 29 Des Penerimaan Raport 25 Des Hari Natal
30 Des s.d. 13 Jan.08 Libur Semester I
Maret 2008
Minggu 2 9 16 23/30 Senin 3 10 17 24/31 Selasa 4 11 18 25 Rabu 5 12 19 26 Kamis 6 13 20 27 Jum’at 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29 24-29 Mrt Perkiraan ulangan tengah Semester.
31 Mrt Hari Raya Nyepi
April 2008
Minggu 6 13 20 27 Senin 7 14 21 28 Selasa 1 8 15 22 29 Rabu 2 9 16 23 30 Kamis 3 10 17 24 Jum’at 4 11 18 25 Sabtu 5 12 19 26 2 – 5 April Perkiraan jeda 21 April Hari Kartini
Oktober 2007
Minggu 7* 14 21 28 Senin 1 8* 15* 22 29 Selasa 2 9* 16* 23 30 Rabu 3 10* 17* 24 31 Kamis 4 11* 18* 25 Jum’at 5 12* 19 26 Sabtu 6* 13 20 27 6 – 20 Okt. Libur Idul Fitri
Januari 2008
Minggu 6 13 20 27 Senin 7 14 21 28 Selasa 1 8 15 22 29 Rabu 2 9 16 23 30 Kamis 3 10 17 24 31 Jum’at 4 11 18 25 Sabtu 5 12 19 26 14 Jani Masuk sekolah
10 Jan Tahun Baru Hijriah
Februari 2008
Minggu 3 10 17 24 Senin 4 11 18 25 Selasa 5 12 19 26 Rabu 6 13 20 27 Kamis 7 14 21 28 Jum’at 1 8 15 22 29 Sabtu 2 9 16 23
Mei 2008
Minggu 4 11 18 25 Senin 5 12 19 26 Selasa 6 13 20 27 Rabu 7 14 21 28 Kamis 1 8 15 22 29 Jum’at 2 9 16 23 30 Sabtu 3 10 17 24 31 2 Mei Hardiknas
17 Mei Kenaikan Isa Almasih 20 Mei Harkitnas
Juni 2008
Minggu 1 8 15 22 29 Senin 2 9 16 23 30 Selasa 3 10 17 24 Rabu 4 11 18 25 Kamis 5 12 19 26 Jum’at 6 13 20 27 Sabtu 7 14 21 28 2-7 Juni Perkiraan ujian sekolah 9-21 Juni Ulangan umum smtr 2 28 Juni Penerimaan Raport 29 Juni s.d. Libur semester 2 13 Juli 08
(1)
Kriteria
No Mata Pelajaran
Angka Huruf
1 Pendidikan Agama Islam 70 Tujuh puluh 2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh puluh
3 Bahasa Indonesia 70 Tujuh puluh
4 Matematika 60 Enam puluh
5 Ilmu Pengetahuan Alam 60 Enam puluh 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 Enam puluh 7 Seni Budaya dan Keterampilan 65 Enam puluh lima
8 Penjas dan Orkes 70 Tujuh puluh
9 Mulok:
a. Bahasa Jawa (Wajib) 60 Enam puluh b. Bahasa Inggris (Pilihan) 60 Enam puluh c. Pemeliharaan hewan ternak sapi (Pilihan) 60 Enam puluh d. Budidaya pertanian tanaman obat (Pilihan) 60 Enam puluh
10 Pengembangan Diri B Baik
1. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kenaikan Kelas :
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas sebagai berikut :
• Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.
• Tidak terdapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada tiga mata pelajaran yang meliputi :
- Pendidikan Agama
- Pendidikan Kewarganegaraan
- Bahasa Indonesia
Memiliki nilai minimal baik (6,5) untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.
b. Kriteria Kelulusan :
Mengacu standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP dengan PP 19/2005, pasal 72, ayat 1 dan standar penilaian sekolah, yaitu peserta didik dinyatakan lulus apabila:
• Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
• Memperoleh nilai minimal baik untuk seluruh kelompok mata pelajaran: agama Islam, Kewarganegaraan, Matematika, IPA, IPS, bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan, bahasa Jawa, bahasa Inggris, Pemeliharaan hewan ternak sapi, Budidaya pertanian tanaman obat sesuai dengan Standar Kelulusan Minimal.
(2)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim 34
• Mampu membaca Al Quran
• Lulus ujian sekolah
• Lulus ujian nasional
E. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global 1. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Wilayah Dusun Brau memiliki kondisi alam yang penuh tantangan dan pengembangan budaya setempat, sehingga peserta didik diharapkan memiliki kemampuan fisik dan mental yang kuat. Hal ini dilatihkan melalui kegiatan pengembangan diri ekstra kurikuler olahraga lari, seni tari, dan seni suara. Selain itu juga, melalui muatan lokal bahasa Jawa, pemeliharaan hewan ternak sapi dan budidaya pertanian tanaman obat.
2. Pendidikan Berbasis Keunggulan Global
Menyikapi tantangan era globalisasi yang semakin besar, arus informasi semakin cepat dan persaingan semakin kuat. Kiranya SDN 4 Gunungsari, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur perlu mempersiapkan sejak dini berbagai kegiatan untuk ikut bersaing dalam era tersebut.
Kegiatan tersebut antara lain:
• Pembelajaran Bahasa Inggris lebih ditingkatkan
• Peningkatan pemahaman arti Al Quran surat-surat pendek mulai kelas 1 s.d. kelas 6.
• Memberikan pemahaman dampak informasi dari media.
F. PENGORGANISASIAN KURIKULUM
SDN Gunungsari 4, Dusun Brau dalam mengorganisasikan kurikulumnya menggunakan strategi kelas rangkap/multigrade. Namun, karena tidak semua kompetensi pada semua mata pelajaran dapat menggunakan model kelas rangkap, maka sekolah mengambil kebijakan, bahwa yang tidak dapat akan menggunakan ketentuan yang ditetapkan oleh BSNP.
1. Definisi Kelas Rangkap
Pengajaran Kelas Rangkap atau Multigrade Teaching merupakan strategi pengajaran dengan menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan perbedaan tingkat kemampuan yang dilakukan oleh seorang guru dalam waktu yang bersamaan.
Berikut adalah beberapa hal yang menyangkut kelas rangkap :
• Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa siswa yang berasal dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda, dengan satu guru di dalam kelas yang sama, dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh.
(3)
• Kelas rangkap merupakan gabungan dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda dengan satu guru di dalam kelas yang sama dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh.
• Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa tingkatan kelas yang berdekatan, misalnya kelas 1 dan 2, atau kelas 4, 5, dan 6.
• Di dalam kelas rangkap, terjadi penggabungan siswa yang memiliki usia dan kemampuan yang berbeda
• Di dalam kelas rangkap, siswa belajar bersama-sama dengan satu guru, meskipun mereka memiliki usia dan perkembangan yang berbeda, atau keterampilan dan kemampuan belajarnya tidak sama.
• Kelas rangkap bukanlah merupakan penggabungan dua kelas yang memiliki pemisahan program di dalam satu kelas, dan bukan pula dua kelas yang duduknya terpisah satu sama lain.
• Di dalam kelas rangkap, guru tidak mengajar dua kelas terpisah secara bergantian dengan program yang berbeda.
• Agar perencanaan matang, sebaiknya satu kelas rangkap dipegang oleh guru yang sama untuk dua tahun pelajaran.
2. Pengorganisasian Kurikulum Kelas Rangkap
Dalam mengembangkan kurikulumnya, setiap sekolah haruslah mengacu kepada Standar Isi Nasional. Oleh sebab itu, sebelum mengembangkan KTSP (kurikulum sekolah), setiap guru atau pengembang kurikulum disarankan untuk membaca dengan seksama Standar Isi Nasional.
Model Pengorganisasian Kurikulum untuk kelas rangkap banyak variasinya, antara lain :
model pengajaran kelas rangkap dengan dua tingkatan kelas, yaitu mengembangkan satu atau dua mata pelajaran yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang;
model pengajaran kelas rangkap dengan tiga tingkatan kelas atau lebih, yaitu mengembangkan satu atau lebih mata pelajaran yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang.
Pemilihan model pengorganisasian kurikulum tergantung pada kondisi setempat.
3. Strategi Pengajaran Kelas Rangkap
Di dalam kelas rangkap, peserta didik yang dihadapi tentunya beragam, baik dari segi usia, kemampuan atau pun ketrampilannya. Banyak strategi yang dapat digunakan di dalam kelas rangkap. Namun sebaiknya strategi yang dipilih adalah strategi yang tidak memisahkan para peserta didik dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda. Strategi pengajaran hendaknya mencerminkan pembelajaran yang berbeda dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
(4)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim 36 Menyenangkan). Pembelajaran berbeda dimaksudkan untuk mengakomodir perbedaan yang ada di dalam kelas. Perbedaan ini meliputi perbedaan keterampilan, pengetahuan atau pun sikap. Sedangkan pembelajaran PAKEM dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya, serta mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengorganisasian Kelas pada Kelas Rangkap
Pengaturan kelas rangkap sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kelas PAKEM lainnya. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan kelas rangkap, yaitu pengaturan fisik kelas dan pengaturan peserta didik dalam belajar.
Pengorganisasian kelas rangkap ini bukan hal yang baku tetapi tetap dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing.
Berikut gambaran pengaturan kelas untuk kelas rangkap:
= papan tulis, = pajangan siswa, = pusat belajar, = siswa kelas 1, = siswa kelas 2
(5)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim 37
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Pengertian
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran.
B. Komponen Kalender Pendidikan
Komponen Kalender Pendidikan meliputi:
1. Permulaan tahun ajaran yakni waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran.
2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran. Alokasi lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Umumnya, minggu efektif belajar untuk satu semester, yaitu antara 14-21 minggu.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal dan pengembangan diri yaitu antara 26-36 jam pelajaran.
4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Adapun pengaturan waktu yang berhubungan dengan permulaan tahun ajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif, waktu libur termasuk jumlah jam masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
C
C..JJaaddwwaallKKaalleennddeerrPPeennddiiddiikkaann
JADWAL KALENDER PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU, JAWA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2007/2008
JULI 2007
Minggu 1 8 15 22 29
Senin 2 9 16 23 30
Selasa 3 10 17 24 31
Rabu 4 11 18 25
Kamis 5 12 19 26
Jum’at 6 13 20 27
Sabtu 7 14 21 28
Agustus 2007
Minggu 5 12 19 26
Senin 6 13 20 27 Selasa 7 14 21 28 Rabu 1 8 15 22 29 Kamis 2 9 16 23 30 Jum’at 3 10 17 24 31 Sabtu 4 11 18 25
11 Agts Isra Mi’raj Nabi Muhammad 17 Agts HUT RI KE-62
September 2007
Minggu 2 9 16 23/30
Senin 3 10 17 24 Selasa 4 11 18 25 Rabu 5 12 19 26 Kamis 6 13 20 27 Jum’at 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29
6-8 Sept. Perkiraan jeda tengah semester 12-15 Sept Libur awal puasa
(6)
12a KTSP PLK Terpencil Batu-Jatim 38 November 2007
Minggu 4 11 18 25
Senin 5 12 19 26 Selasa 6 13 20 27 Rabu 7 14 21 28 Kamis 1 8 15 22 29 Jum’at 2 9 16 23 30 Sabtu 3 10 17 24
10 Nov Hari Pahlawan 25 Nov Hari Guru
Desember 2007
Minggu 2 9 16 23/30
Senin 3 10 17 24/31
Selasa 4 11 18 25
Rabu 5 12 19 26 Kamis 6 13 20 27 Jum’at 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29 10-22 Des Ulangan Umum Semester I 29 Des Penerimaan Raport 25 Des Hari Natal
30 Des s.d. 13 Jan.08 Libur Semester I
Maret 2008
Minggu 2 9 16 23/30
Senin 3 10 17 24/31
Selasa 4 11 18 25 Rabu 5 12 19 26 Kamis 6 13 20 27 Jum’at 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29
24-29 Mrt Perkiraan ulangan tengah Semester.
31 Mrt Hari Raya Nyepi
April 2008
Minggu 6 13 20 27 Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24
Jum’at 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
2 – 5 April Perkiraan jeda 21 April Hari Kartini
Oktober 2007
Minggu 7* 14 21 28
Senin 1 8* 15* 22 29
Selasa 2 9* 16* 23 30
Rabu 3 10* 17* 24 31
Kamis 4 11* 18* 25
Jum’at 5 12* 19 26
Sabtu 6* 13 20 27
6 – 20 Okt. Libur Idul Fitri
Januari 2008
Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28 Selasa 1 8 15 22 29 Rabu 2 9 16 23 30 Kamis 3 10 17 24 31 Jum’at 4 11 18 25 Sabtu 5 12 19 26
14 Jani Masuk sekolah 10 Jan Tahun Baru Hijriah
Februari 2008
Minggu 3 10 17 24
Senin 4 11 18 25 Selasa 5 12 19 26 Rabu 6 13 20 27 Kamis 7 14 21 28 Jum’at 1 8 15 22 29 Sabtu 2 9 16 23
Mei 2008
Minggu 4 11 18 25 Senin 5 12 19 26
Selasa 6 13 20 27
Rabu 7 14 21 28
Kamis 1 8 15 22 29
Jum’at 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24 31
2 Mei Hardiknas 17 Mei Kenaikan Isa Almasih 20 Mei Harkitnas
Juni 2008
Minggu 1 8 15 22 29 Senin 2 9 16 23 30
Selasa 3 10 17 24
Rabu 4 11 18 25
Kamis 5 12 19 26
Jum’at 6 13 20 27
Sabtu 7 14 21 28
2-7 Juni Perkiraan ujian sekolah 9-21 Juni Ulangan umum smtr 2 28 Juni Penerimaan Raport 29 Juni s.d. Libur semester 2 13 Juli 08