58
c. Refleksi Tindakan Siklus I
Refleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah evaluasi terhadap proses tindakan dalam satu Siklus. Kegiatan refleksi dilakukan oleh guru bersama
kolaborator, yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai pijakan untuk melakukan kegiatan pada Siklus II. Peneliti dan kolabolator sebagai observer
membahas hal-hal apa saja yang menjadi masalah atau kendala pada pelaksanaan Siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi peneliti dan kolaborator
diperoleh hal-hal yang menjadi hambatan atau kendala pada tindakan Siklus I, antara lain:
1 Anak terlihat masih ragu-ragu dan belum percaya diri dalam menggambar,
padahal anak sudah bisa menggunakan pensil dengan baik. 2
Masih terdapat anak yang tertinggal mengikuti tahapan menggaris,
menebalkan dan mewarnai seperti yang dicontohkan atau diperagakan guru. Hal ini dikarenakan ramai dengan teman sebelahnya, sehingga meminta guru
untuk mengulang tahapan yang tertinggal tersebut. 3
Masih terdapat anak ada yang belum mandiri dalam menyelesaikan kegiatan menggaris, menebalkan dan mewarnai meminta, sehingga anak masih
meminta guru atau teman untuk membantu menyelesaikannya. 4
Masih terdapat anak yang hasil karyanya belum mencapai kategori baik belum rapi dan belum tepat teknik menggaris, menebalkan dan mewarnai.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa pelaksanaan tindakan pada Siklus I masih banyak kekurangannya, sehingga perlu dilakukan perbaikan yang diharapkan pada
tindakan Siklus II bisa lebih berhasil. Untuk itu direncanakan beberapa langkah
59 perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan pada tindakan Siklus
II. Adapun perbaikan yang dilakukan dengan cara: 1
Untuk lebih menarik perhatian dan anak lebih antusias, maka guru
mempergunakan gambar dan kertas yang ukurannya lebih besar dari yang dipergunakan sebelumnya ukuran A4.
2 Untuk memperjelas tahapan atau langkah dalam menggaris, menebalkan dan
mewarnai motif gambar, guru menggunakan motif gambar dengan ukuran yang besar, dan setiap tahapan diberi nomor di bawahnya sehingga anak dapat
melihat apa yang didemonstrasikan guru dengan jelas. Kemudian anak yang ketinggalan dalam mengikuti tahapan menggaris, menebalkan dan mewarnai
motif gambar, guru menanyakan dan mengulang kembali tentang tahapan- tahapan tersebut, sehingga diharapkan anak tidak banyak tanya atau meminta
guru mengulang dalam mencontohkan setiap tahapan latihan tersebut. 3
Dari awal pembelajaran anak dimotivasi atau disemangati untuk bisa
menyelesaikan sendiri tanpa minta bantuan orang lain baik guru maupun teman.
4
Guru selalu mengingatkan anak untuk menggaris, menebalkan dan menwarnai motif dengan benar, dengan mempergunakan jari-jemari dan memperhatikan
agar tidak keluar dari pola garis seperti apa yang dicontohkan guru, sehingga menghasilkan hasil menggambar yang baik.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada tindakan Siklus I, bahwa peningkatan kemampuan motorik halus melalui menggambar dengan metode drill
pada anak Kelompok A TK ABA Mubarok Tukangan Yogyakarta, belum
60 mencapai keberhasilan yang ditetapkan. Hipotesis pada tindakan Siklus II bahwa
kemampuan motorik halus pada anak Kelompok A TK ABA Mubarok Tukangan Yogyakarta dapat ditingkatkan melalui menggambar dengan metode drill, dengan
perbaikan-perbaikan meliputi: 1 sebelum menggambar dilaksanakan, anak diberi kesempatan melakukan latihan menggaris, menebalkan dan mewarnai, 2 latihan
menggaris, menebalkan dan mewarnai, dilaksanakan secara satu per satu pada anak, untuk memudahkan pengarahan dan koreksi oleh guru, 3 proses tahapan
menggaris, menebalkan dan mewarnai yang dilakukan anak, perlu didampingi guru dan diingatkan kembali apabila ada kesalahan pada saat kegiatan
berlangsung, serta guru memberikan motivasi pada setiap anak selama kegiatan berlangsung, dan 4 motif gambar menggunakan motif daun dan bunga yang
dibuat dengan ukuran A4, sehingga lebih lebih bervariatif dan lebih memudahkan anak dalam menggaris, menebalkan dan mewarnai.
3. Tindakan Siklus II