10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini
1. Pengertian Motorik Halus
Menurut Samsudin 2008: 11 yang dimaksud motorik adalah: Segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh.
Dalam perkembangan motorik terdapat tiga unsur yang menentukannya yaitu otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur ini melaksanakan masing-masing
perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi, dengan
unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya.
Menurut Harun Rasyid 2009: 109 bahwa tumbuh kembangnya motorik
anak ditentukan oleh beberapa prinsip dasar, seperti: a skuensial atau urutan pokok berdasarkan kejadian penting, b sistem kematangan motorik dari motorik
kasar ke motorik halus, c pengembangan motor dari kepala ke kaki, dan d pengembangan motorik dari proximal ke distal. MS. Sumantri 2005: 143
menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.
Yudha M. Saputra dan Rudyanto 2005: 118 menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot halus kecil
seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng.
11 Menurut Bambang Sujiono 2008: 12.5 motorik halus adalah:
Gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti
menggunting kertas, menggambar, mewarnai serta menganyam. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini
pada tahap yang sama. Menurut Sujarwo 2006: 42 motorik halus merupakan pengendalian otot
yang lebih kecil dan dapat digunakan untuk menggenggam, menulis, menggunakan alat, gerakan terampil belum dikuasai sebelum mekanisme otot
anak berkembang. Pada anak tunagrahita mengalami hambatan motoriknya, sehingga mempengaruhi perkembangan kemampuan bidang-bidang yang lain.
Dini P. Daeng Sari 1996: 121 menjelaskan bahwa motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan otot-otot kecil atau halus. Gerakan ini lebih menuntut
koordinasi mata dan tangan serta kemampuan pengendalian gerak yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan kecepatan dan kecermatan dalam gerakan-
gerakannya. Gerakan yang termasuk motorik halus ini antara lain adalah gerakan mencoret, melempar, menangkap bola, meronce manik-manik, menggambar,
menulis, menjahit, dan lain-lain. Keterampilan ini berkembang lebih lambat dibandingkan dengan keterampilan motorik kasar karena memang tuntutannya
lebih tinggi. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa motorik halus
merupakan gerakan yang melatih otot-otot kecil yang memerlukan koordinasi tangan dan mata untuk merangsang kelenturan gerakan motorik halus anak untuk
12 menyiapkan anak pada pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, gerakan ini tidak
terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi dan ketepatan mata dan tangan yang cermat. Kemampuan motorik halus dalam
penelitian ini adalah kemampuan anak menggerakkan tangan melalui menggambar, yang memerlukan kecermatan dalam gerakannya.
2. Perkembangan Motorik Anak