Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Kontribusi Penelitian Tinjauan Pustaka

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan yang dibahas penulis adalah seberapa besar faktor resiko berdasarkan jenis kelamin, usia dan konsumsi rokok atau kebiasaan merokok pasien yang terserang radang paru–paru atau tidak terserang.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan pembahasan penulis fokuskan untuk meneliti faktor resiko berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Konsumsi rokok dengan metode regresi logistik.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah model yang diteliti sudah baik sesuai agar dapat menggambarkan hubungan antara variabel independen; Jenis Kelamin, Usia dan kebiasaan merokok terhadap variabel dependen terserang atau tidaknya seorang pasien.

1.5 Kontribusi Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pemahaman aplikasi ilmu statistik khususnya regresi logistik untuk menyusun kebijakan dalam sistem kesehatan. 2. Semakin berkembangnya kebijakan kesehatan yang memiliki kerangka berpikir logis yang tepat sehingga meningkatkan kinerja para penggagas kebijakan kesehatan. Universitas Sumatera Utara 3. Meningkatkan minat untuk pengembangan riset kebijakan dalam sistem kesehatan yang sangat berguna jadi himbauan untuk masyarakat lebih peduli akan kesehatan lingkungan sekitarnya. 4. Mendorong gerakan masyarakat demi terciptanya rumah bebas asap rokok untuk melindungi perokok pasif. 5. Untuk mendukung Pergub SUMUT No. 35 tahun 2013 tentang kawasan bebas asap rokok.

1.6 Tinjauan Pustaka

Regresi logistik adalah suatu model matematik yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara satu atau beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomus binary. Variabel yang bersifat dikotomus adalah variabel yang hanya memiliki dua nilai, misalnya hidupmati, sakitsehat, merokoktidak merokok dan sebagainya. Menurut Hosmer dan Lemeshow 1989 metode regresi logistik adalah suatu metode analisis statistika yang mendiskripsikan hubungan antara variabel dependen yang memiliki dua kategori dengan variabel independen berskala kategori atau interval maupun numerik. Regresi logistik dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen oleh sebuah atau beberapa variabel independen; untuk menentukan persentase varians dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen; serta untuk menentukan peringkat kepentingan relatif variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi Logistik dengan ‘k’ variabel bebas adalah: � � � = 1 1 + � −� � + � � � � + � � � � + … � � � � Keterangan: � � � = probabilitas terjadinya peristiwa pada kelompok ke-i e = basis dari logaritma natural; ≈ 2,71828 Universitas Sumatera Utara i = 1, 2, . . . ,n b , b 1 , . . . b k = koefisien regresi pada model logistik X 1 , X 2 , . . .X k = variabel independen Model ini merupakan model peluang suatu kejadian � yang dipengaruhi oleh faktor–faktor � 1, � 2, . . . � � . Persamaan ini bersifat nonlinier dalam parameter. Tidak seperti pada regresi linier dengan metode Ordinary Least Squares atau kuadrat terkecil, regresi logistik tidak mengasumsikan hubungan linier antara variabel dependen dengan variabel independen. Akan tetapi, variabel independen memiliki hubungan linear dengan logit variabel dependen. Selanjutnya, untuk menjadikan model tersebut linier proses yang dinamakan logit transformation perlu dilakukan seperti berikut ini: �� � �� � 1 − �� � � = � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + … . . + � � � � Estimasi koefisien dalam model regresi logistik tidak dapat dilakukan dengan metode Ordinary Least Square atau metode kuadrat terkecil. Metode yang bisa digunakan adalah metode Maximum Likelihood. Regresi logistik membentuk variabel dependen [logit p � � 1-p � � ] yang merupakan kombinasi linier dari variabel independen. Nilai variabel dependen ini kemudian ditransformasikan menjadi probabilitas dengan fungsi logit. Regresi logistik menghasilkan rasio peluang atau biasa disebut odds ratio, yang terkait dengan nilai setiap variabel independen. Ratio peluang odds ratio dari suatu kejadian diartikan sebagai peluang hasil yang muncul p dibagi dengan peluang suatu kejadian tidak muncul 1 - p. Interpretasi hasil regresi logistik dari variabel independen tidak secara langsung dilihat dari koefisien regresinya tetapi diamati dari bentuk odds ratio-nya atau likelihood ratio dengan kemungkinan terbesar nilai peluang adalah 1. Likelihood adalah pengukuran seberapa besar data yang ada mendukung nilai parameter menurut model probabilitas. Likelihood berarti juga peluang atau probabilitas untuk hipotesis tertentu. Seperti Universitas Sumatera Utara yang diketahui pada kurva regresi linier dapat dilihat adanya hubungan linier, peningkatan pada sumbu Y akan diikuti dengan peningkatan pada sumbu X dan sebaliknya. Tetapi pada regresi logistik dengan nilai Y antara 0 dan 1, pendekatan linier tidak bisa digunakan. Untuk menguji kelayakan model regresi dapat dilihat dari tabel Hosmer and Lemeshow dari hasil olah data. Dan uji hipotesisnya seperti berikut ini: H : Model sesuai Model mampu menjelaskan data empiris H 1 : Model tidak sesuai Model tidak mampu menjelaskan data empiris Kriteria Pengujian adalah: H : ditolak bila probabilitas ≤ 0,05 H : diterima bila probabilitas 0,05

1.7 Metodologi Penelitian