SISTEM PAKAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT HUKUM KEWARISAN ISLAM

ISBN: 978-602-72850-4-0

SNIPTEK 2013

SISTEM PAKAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMBAGIAN HARTA
WARIS MENURUT HUKUM KEWARISAN ISLAM
Sukanto
AMIK BSI Tangerang
Bumi Serpong Damai Sektor XIV Blok C1/1,Jl. Letnan Sutopo BSD Tangerang
sukanto@gmail.com

ABSTRAK — Sampai saat ini sudah ada beberapa
hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai
bidang sesuai dengan kepakaran seseorang
misalnya pembagian harta waris. Dalam aspek
kehidupan sehari-hari persoalan pembagian harta
waris banyak menimbulkan pertikaian dan
perpecahan dalam keluarga. Hal ini disebabkan
karena ada keserakahan dan ketamakan manusia.
Menurut Setiawan dkk (2012:1) Persoalan waris
sering kali menjadi masalah krusial yang terkadang

menimbulkan keretakan hubungan keluarga dan
tindakan kriminal seperti pembunuhan.
Sifat
alamiah manusia yang selalu ingin mendapatkan
sesuatu hal yang lebih banyak dalam hal duniawi
dalam hal ini harta,
disamping karena
ketidaktahuan pihak-pihak yang terkait mengenai
hukum pembagian waris, keterbatasannya pakar
atau orang-orang yang mengetahui pengetahuan
dan keahlian khusus yang dapat memberikan solusi
atau berkonsultasi dengan orang-orang yang
membutuhkan informasi pembagian waris Islam.
Selain keterbatasan pakar, kesulitan dalam
menentukan proporsi masing-masing ahli waris
merupakan kompleksifitas dari ilmu waris Islam,
sehingga meskipun banyak orang yang mengetahui
dan mempelajari ilmu waris Islam belumlah tentu
bisa melakukan perhitungan.


Kata Kunci: Sistem Pakar, Warisan

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi telah mengalami
perubahan secara cepat dan dinamis. Komputer
merupakan salah satu bagian penting dalam
peningkatan teknologi informasi. Kemampuan
komputer dalam mengingat dan menyimpan
informasi dapat dimanfaatkan tanpa harus
bergantung kepada hambatan-hambatan seperti
yang dimiliki oleh manusia. Dengan menyimpan
informasi dan aturan memungkinkan komputer
memberikan
kesimpulan
atau
mengambil
keputusan yang kualitasnya sama dangan
kemampuan seorang pakar bidang keilmuan

INF-282


tertentu. Salah satu cabang ilmu komputer yang
dapat mendukung hal tersebut adalah sistem pakar.
Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil
perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang
sesuai dengan kepakaran seseorang misalnya
pembagian harta waris. Dalam aspek kehidupan
sehari-hari persoalan pembagian harta waris
banyak menimbulkan pertikaian dan perpecahan
dalam keluarga. Hal ini disebabkan karena ada
keserakahan dan ketamakan manusia.
Menurut Setiawan dkk (2012:1) Persoalan waris
sering kali menjadi masalah krusial yang terkadang
menimbulkan keretakan hubungan keluarga dan
tindakan kriminal seperti pembunuhan.
Sifat
alamiah manusia yang selalu ingin mendapatkan
sesuatu hal yang lebih banyak dalam hal duniawi
dalam hal ini harta,
disamping karena

ketidaktahuan pihak-pihak yang terkait mengenai
hukum pembagian waris, keterbatasannya pakar
atau orang-orang yang mengetahui pengetahuan
dan keahlian khusus yang dapat memberikan solusi
atau berkonsultasi dengan orang-orang yang
membutuhkan informasi pembagian waris Islam.
Selain keterbatasan pakar, kesulitan dalam
menentukan proporsi masing-masing ahli waris
merupakan kompleksifitas dari ilmu waris Islam,
sehingga meskipun banyak orang yang mengetahui
dan mempelajari ilmu waris Islam belumlah tentu
bisa melakukan perhitungan.
Ilmu faraidh (ilmu mawarris) membahas
pembagian harta pusaka atau ilmu yang
menerangkan perkara pusaka. Pusaka dalam bahasa
Arab disebut attirkah, peninggalan orang yang telah
mati, yakni harta benda dan hak yang ditinggalkan
oleh orang yang mati untuk dibagikan kepada yang
berhak menerimanya.
Banyak orang-orang yang tidak mengetahui

hukum atau ilmu faraidh tersebut dan cara
pembagian waris dalam Islam. Disamping itu
terbatasnya
orang-orang
yang
memiliki
pengetahuan untuk memberikan solusi atau
berkonsultasi
dengan
orang-orang
yang
membutuhkan informasi pembagian waris.
Dengan memahami permasalahan yang
terjadi serta melakukan interview pada pakar maka
akan dihasilkan sebuah prediksi layaknya seorang

SNIPTEK 2013
pakar yang dapat menentukan pembagian harta
waris sesuai dengan hukum kewarisan Islam.


BAHAN DAN METODE
Dalam pengumpulan data dan informasi
bagi keperluan penelitian ini. Peneliti mengadakan
penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan
yaitu dengan metode sebagai berikut :
1. Observasi (Observation)
Metode
observasi
merupakan
metode
pengumpulan
data
dengan
melakukan
pengamatan secara langsung terhadap objekobjek yang diamati. Dimana peneliti melakukan
penelitian langsung ke Pengadilan Agama.
2. Wawancara (Inteview)
Metode wawancara merupakan proses
memperoleh keterangan dengan tanya jawab
secara

langsung.
Peneliti
melakukan
wawancara langsung dengan ke bagian yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian
yaitu Hakim Pengadilan Agama
3. Studi Kepustakaan (Literature)
Metode ini menggunakan cara dengan
membaca dan mencari informasi dari jurnal,
buku, e-book, makalah dan sumber data
lainnya sebagai referensi yang berhubungan
dengan
pembahasan
masalah.
Studi
kepustakaan ini sangat membantu dan
memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian.
Model Pengembangan Sistem
Pengembangan Pakar

Dalam pengembangan sistem pakar ini,
peneliti menggunakan metode forward chaining
yang dimana untuk merumuskan sebuah
kesimpulan harus membutuhkan fakta yang sedang
terjadi untuk mengetahui hipotesis yang melibatkan
analysis system, knowledge engineer, pakar dan
pemakaisistem (user). Semua pihak tersebut akan
terlibat dalam tahapan pengembangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil wawancara ini di peroleh dengan
mengumpulkan data pakar serta bertanya secara
langsung dengan pakar untuk memperoleh
informasi tentang pembagian waris dalam Islam.
Menurut data yang diperoleh bahwa dapat
disimpulkan sebab-sebab mewarisi dikategorikan
menjadi dua, yaitu karena hubungan pertalian darah
dan ikatan perkawinan yang sah. Terdapat beberapa
daftar ahli waris dari golongan laki-laki dan
perempuan, syarat dan ketentuan dari setiap ahli

waris, bagian yang diterima setiap ahli waris serta
ahli waris yang terhalang dan penghalangnya.

ISBN: 978-602-72850-4-0
Berikut hasil wawancara yang diperoleh dari ketiga
pakar yaitu :
Tabel 1 Ahli Waris
Golongan Laki-laki
Golongan
Perempuan
Anak laki-laki
Anak perempuan
Cucu laki-laki dan terus
Cucu perempuan dan
kebawah
terus kebawah
Ayah
Ibu
Kakek dan terus ke atas
Nenek dari garis ibu

Saudara laki-laki
Nenek dari garis ayah
sekandung
Saudara laki-laki seayah
Saudara perempuan
sekandung
Saudara laki-laki seibu
Saudara perempuan
seayah
Anak laki-laki saudara
Saudara perempuan
laki-laki sekandung
seibu
Anak laki-laki saudara
Istri
laki-laki seayah
Paman sekandung
(Saudara laki-laki ayah
kandung
Paman seayah (Saudara

laki-laki ayah seayah)
Anak laki-laki paman
sekandung
Anak laki-laki paman
seayah
Suami
Berikut ini adalah penggambaran pohon hubungan
keluarga berdasarkan hubungan pertalian darah
yaitu :

‫شجرة‬
( ‫النسب‬
، ‫العصبة‬
4
4
4 ‫وأصحاب‬
5
4
1 1 ‫الفروض‬
3
3
1
1
‫وذو‬
67
78
3
5
6
9
)‫ األرحام‬1
8

1

22
22

Gambar 1 Pohon Hubungan Keluarga

INF-283

ISBN: 978-602-72850-4-0
Gambar

7

No. Urut
1
2
2
3
4
5
6
7
8

1
2
2
3
4
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Keterangan
Anak Perempuan
Cucu Perempuan
(ATAS)
Cicit Perempuan
(BAWAH)
Ibu
Nenek (ibu dari ibu)
Nenek (ibu dari ayah)
Saudara perempuan
sekandung
Saudara perempuan
seayah
Saudara perempuan
seibu
Anak Laki-laki
Cucu Laki-laki (ATAS)
Cicit Laki-laki
(BAWAH)
Ayah
Kakek (BAWAH)
Bapak Kakek (ATAS)
Saudara laki-laki
sekandung
Saudara laki-laki
seayah
Saudara laki-laki seibu
Anak
saudara
sekandung laki-laki
Anak saudara seayah
laki-laki
Paman sekandung
Paman seayah
Anak
paman
sekandung laki-laki
Anak paman seayah

Aturan dalam sistem pakar dirancang berdasarkan
masing-masing ahli waris. Berikut ini adalah contoh
rule dalam sistem pakar pembagian harta waris
menurut hukum Islam :
Rule 1 : Ahli Waris Anak Laki-laki
JIKA muwarris hanya seorang anak laki-laki DAN
tidak ada ahli waris lain MAKA anak laki-laki
mendapat seluruh bagian
JIKA muwarris meninggalkan lebih dari seorang
anak laki-laki DAN tidak ada anak perempuan
MAKA anak laki-laki mendapat sama banyak bagian
JIKA ada anak perempuan MAKA anak laki-laki
mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 2 : Ahli Waris Anak Perempuan
JIKA hanya seorang anak perempuan DAN tidak ada
bersamanya anak laki-laki MAKA anak perempuan
mendapat ½ bagian
JIKA lebih dari seorang anak perempuan DAN tidak
ada bersamanya anak laki-laki MAKA
anak perempuan mendapat 2/3 bagian

INF-284

SNIPTEK 2013
JIKA ada bersamanya anak laki-laki MAKA anak
perempuan mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 3 : Ahli Waris Cucu Laki-laki dari Anak lakilaki
JIKA ada bersamanya cucu perempuan MAKA cucu
laki-laki mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 4 : Ahli Waris Cucu Perempuan dari Anak
laki-laki
JIKA hanya seorang cucu perempuan DAN tidak
bersama anak laki-laki DAN tidak bersama cucu
laki-laki DAN tidak bersama anak perempuan
MAKA cucu perempuan mendapat ½ bagian
JIKA lebih dari seorang cucu perempuan DAN tidak
bersama anak laki-laki DAN tidak bersama dua
orang anak perempuan DAN tidak bersama cucu
laki-laki yang sederajat MAKA cucu perempuan
mendapat 2/3 bagian
JIKA hanya seorang atau lebih cucu perempuan
DAN tidak bersama anak laki-laki DAN tidak
bersama cucu laki-laki yang sederajat DAN
meninggalkan seorang anak perempuan MAKA cucu
perempuan mendapat 1/6 bagian
JIKA ada bersamanya seorang atau lebih cucu lakilaki dari anak laki-laki MAKA anak perempuan
mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 7 : Ahli Waris Ayah
JIKA muwarris meninggalkan keturunan anak atau
cucu laki-laki atau perempuan MAKA ayah
mendapat 1/6 bagian
JIKA muwarris tidak meninggalkan keturunan anak
atau cucu laki-laki atau perempuan MAKA ayah
mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 8: Ahli Waris Ibu
JIKA muwarris meninggalkan keturunan anak atau
cucu laki-laki atau perempuan DAN memiliki lebih
dari seorang saudara sekandung atau seayah atau
seibu baik laki-laki atau perempuan MAKA ibu
mendapat 1/6 bagian
JIKA muwarris tidak meninggalkan keturunan anak
atau cucu laki-laki atau perempuan DAN tidak
memiliki lebih dari seorang saudara sekandung atau
seayah atau seibu baik laki-laki atau perempuan
MAKA ibu mendapat 1/3 bagian
Rule 9 : Ahli Waris Kakek
JIKA muwarris meninggalkan keturunan anak atau
cucu laki-laki atau perempuan MAKA kakek
mendapat 1/6 bagian
JIKA muwarris tidak meninggalkan keturunan anak
atau cucu laki-laki atau perempuan MAKA kakek
mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 10 : Ahli Waris Nenek dari Ayah
JIKA
muwarris
meninggalkan
atau
tidak
meninggalkan keturunan anak atau cucu laki-laki
atau perempuan MAKA nenek dari ayah mendapat
1/6 bagian (dibagi rata jika semua nenek ada)
Rule 11 : Ahli Waris Nenek dari Ibu

SNIPTEK 2013
JIKA
muwarris
meninggalkan
atau
tidak
meninggalkan keturunan anak atau cucu laki-laki
atau perempuan MAKA nenek dari ibu mendapat
1/6 bagian (dibagi rata jika semua nenek ada)
Rule 12 : Ahli Waris Saudara Sekandung Lakilaki
JIKA muwarris meninggalkan saudara perempuan
sekandung MAKA saudara sekandung laki-laki
mendapat 2/3 bagian
JIKA muwarris meninggalkan atau tidak ahli waris
lain MAKA saudara sekandung laki-laki mendapat
Ashabah (Sisa) bagian
Rule 13 : Ahli Waris Saudara Seayah Laki-laki
JIKA muwarris meninggalkan saudara perempuan
seayah MAKA saudara seayah laki-laki mendapat
2/3 bagian
JIKA muwarris meninggalkan atau tidak ahli waris
lain MAKA saudara seayah laki-laki mendapat
Ashabah (Sisa) bagian
Rule 14 : Ahli Waris Saudara Seibu Laki-laki
JIKA hanya seorang saudara seibu laki-laki atau
tidak meninggalkan keturunan anak atau cucu baik
laki-laki atau perempuan atau tidak bersama ayah
atau kakek terus ke atas MAKA saudara seibu lakilaki mendapat 1/6 bagian
JIKA lebih dari seorang saudara seibu laki-laki atau
tidak meninggalkan keturunan anak atau cucu baik
laki-laki atau perempuan atau tidak bersama ayah
atau kakek terus ke atas MAKA saudara seibu lakilaki mendapat 1/3 bagian
Rule 15 : Ahli Waris Saudara Perempuan
Sekandung
JIKA hanya seorang saudara perempuan sekandung
DAN tidak bersama saudara sekandung laki-laki
DAN tidak meninggalkan keturunan anak atau cucu
baik laki-laki atau perempuan DAN tidak
meninggalkan ayah atau kakek MAKA saudara
perempuan sekandung mendapat ½ bagian
JIKA lebih dari seorang saudara perempuan
sekandung DAN tidak bersama saudara sekandung
laki-laki DAN tidak meninggalkan keturunan anak
atau cucu baik laki-laki atau perempuan DAN tidak
meninggalkan ayah atau kakek MAKA saudara
perempuan sekandung mendapat 2/3 bagian
JIKA muwarris meninggalkan anak atau cucu
perempuan MAKA saudara perempuan sekandung
mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 16 : Ahli Waris Saudara Perempuan Seayah
JIKA hanya seorang saudara perempuan seayah
DAN tidak bersama saudara seayah laki-laki DAN
tidak meninggalkan keturunan anak atau cucu baik
laki-laki atau perempuan DAN tidak meninggalkan
ayah atau kakek DAN tidak bersama saudara
perempuan sekandung atau saudara sekandung
laki-laki MAKA saudara perempuan seayah
mendapat ½ bagian
JIKA lebih dari seorang saudara perempuan seayah
DAN tidak bersama saudara seayah laki-laki DAN

ISBN: 978-602-72850-4-0
tidak meninggalkan keturunan anak atau cucu baik
laki-laki atau perempuan DAN tidak meninggalkan
ayah atau kakek DAN tidak bersama saudara
perempuan sekandung atau saudara sekandung
laki-laki MAKA saudara perempuan seayah
mendapat 2/3 bagian
JIKA ada seorang saudara perempuan sekandung
DAN tidak bersama saudara seayah laki-laki DAN
tidak meninggalkan keturunan anak atau cucu baik
laki-laki atau perempuan DAN tidak meninggalkan
ayah atau kakek DAN tidak bersama saudara
sekandung laki-laki MAKA saudara perempuan
seayah mendapat 1/6 bagian
Rule 17 : Ahli Waris Saudara Perempuan Seibu
JIKA hanya seorang saudara perempuan seibu atau
tidak meninggalkan keturunan anak atau cucu baik
laki-laki atau perempuan atau tidak bersama ayah
atau kakek terus ke atas MAKA saudara perempuan
seibu mendapat 1/6 bagian
JIKA lebih dari seorang saudara perempuan seibu
atau tidak meninggalkan keturunan anak atau cucu
baik laki-laki atau perempuan atau tidak bersama
ayah atau kakek terus ke atas MAKA saudara
perempuan seibu mendapat 1/3 bagian
Rule 18 : Ahli Waris Anak Laki-laki dari Saudara
Sekandung Laki-laki
JIKA hanya seorang anak laki-laki dari saudara
sekandung laki-laki MAKA anak laki-laki dari
saudara sekandung laki-laki mendapat Ashabah
(Sisa) bagian
Rule 19: Ahli Waris Anak Laki-laki dari Saudara
Seayah Laki-laki
JIKA hanya seorang anak laki-laki dari saudara
seayah laki-laki MAKA anak laki-laki dari saudara
seayah laki-laki mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 20 : Ahli Waris Paman (Sekandung dengan
Ayah)
JIKA hanya seorang paman (sekandung dengan
ayah) MAKA paman (sekandung dengan ayah)
mendapat Ashabah (Sisa) bagian
Rule 21 : Ahli Waris Paman (Seayah dengan
Ayah)
JIKA hanya seorang paman (seayah dengan ayah)
MAKA paman (seayah dengan ayah) mendapat
Ashabah (Sisa) bagian
Rule 22 : Ahli Waris Anak Laki-laki dari Paman
(Sekandung dengan Ayah)
JIKA hanya seorang anak laki-laki dari paman
(sekandung dengan ayah) MAKA anak laki-laki dari
paman (sekandung dengan ayah) mendapat
Ashabah (Sisa) bagian.
Rule 23 : Ahli Waris Anak Laki-laki dari Paman
(Seayah dengan Ayah)
JIKA hanya seorang anak laki-laki dari paman
(seayah dengan ayah) MAKA anak laki-laki dari
paman (seayah dengan ayah) mendapat Ashabah
(Sisa) bagian
Rule 24 : Ahli Waris Suami

INF-285

ISBN: 978-602-72850-4-0

SNIPTEK 2013

JIKA muwarris meninggalkan keturunan anak atau
cucu baik laki-laki atau perempuan MAKA suami
mendapat ¼ bagian
JIKA muwarris tidak meninggalkan keturunan anak
atau cucu baik laki-laki atau perempuan MAKA
suami mendapat ½ bagian
Rule 25 : Ahli Waris Istri
JIKA muwarris meninggalkan keturunan anak atau
cucu baik laki-laki atau perempuan MAKA istri
mendapat 1/8 bagian
JIKA muwarris tidak meninggalkan keturunan anak
atau cucu laki-laki atau perempuan MAKA istri
mendapat ¼ bagian

Y3

S007

S008

Y

Y22

Y7

K001

Y

T Y

K007

T

Y

T

Y23

S017

K013
S014

Y9

S019
Y

S016

KO41

S043

K015

Ladjamudin. 2005.Analisis dan Desain Sistem
Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mcleod,

T
Y
K042
K014

S044

S020
K019

K006
K010

Y

Y

Y
K017

S011
T

T

SO42

Y
T

S010
T

Y

S018
Y

T

S015

Y
T

K009

K003

T

S006 K005

K002

Kristanto, Andri, 2003, Perancangan Sistem
Informasi dan Aplikasinya, Penerbit : Gava
Media, Jakarta.

S041

S013

K004

S005

S009

Y

T
T

Y

T

Y

Y8

S003

K008

T

S004

Y4
Y

S002

Fathansyah. 2007. Buku Teks Komputer Basis Data.
Bandung : Informatika.

Y5

Y

Y6

S001
T

T

T

Y

REFERENSI

Jogiyanto, Hartono, 2005. Analisis & Desain Sistem
Informasi Pendekatan Terstruktur Teori
dan
Praktek
Aplikasi
Bisinis.Andi
Yogyakarta.

Y2

Y1

c.

I Gusti Made Karmawan, Arta Moro Sundjaja dan
Devyano Luhukay 2010.Analisisdan
perancangan E-Commerce PD. Garuda Jaya.
Yogyakarta: SNATI 2010

Pembagian Waris Inti

T

b.

terciptanya brand image perusahaan yang
baik
Dengan adanya system informasi berbasis
website, laporan penjualan jadi lebih
mudah dan teratur
Menjadi alternatif media pemesanan untuk
delivery service

K043
K016

K018
K020

Reymond, George P Schell. 2008.
Management Information System. Jakarta :
Salemba Empat.

K044

Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep &
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Y
K011

S012

K012

Gambar 2
Pohon Keputusan Pakar Pembagian Waris Inti
KESIMPULAN
Dalam bab ini, penulis mencoba menarik
kesimpulan dari seluruh pokok pembahasan pada
bab-bab sebelumnya yang ada dalam Skripsi ini.
Beberapa kesimpulan dari website ini yang penulis
buat adalah :
a.
Dengan adanya sistem informasi berbasis
website, hal inilah yang ingin dimanfaatkan
Pecel Lele Lela Cabang Cawang dalam hal
mempromosikan produk - produknya
melalui internet sehingga diharapkan

INF-286

Rosa dan Salahuddin M, 2011. Modul Pembelajaran
Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur
dan Berorientasi Objek), Modula, Bandung.
Sholiq.

2006. Pemodelan Sistem Informasi
Berorientasi Objek dengan UML. Yogyakarta
: Graha Ilmu.

Widodo,Pudjo, dkk2011. Menggunakan
Informatika. Bandung.

UML.

SNIPTEK 2013

ISBN: 978-602-72850-4-0

INF-287