Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara sekolah di Indonesia menderita gizi kurang dan hasil SKRT Survei Kesehatan Rumah Tangga, 2004, menunjukkan bahwa terdapat 18 anak usia sekolah dan remaja 5-17 tahun berstatus gizi kurang. Prevalansi gizi kurang paling tinggi pada anak usia sekolah dasar 21.. Di Indonesia menunjukkan bahwa 37,8 anak SDMI menderita Kurang Energi Protein KEP. Gizi kurang pada anak usia sekolah dan remaja umur 5-17 tahun sebesar 17,6 dan prevalensi gizi kurang paling tinggi terjadi pada anak usia sekolah dasar 21 dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga Tahun 2004 SKRT, 2004. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2010 ditemukan angka kekurangan gizi di Sumatera Utara adalah 12.4 untuk anak laki-laki dan 9.7 pada anak perempuan, angka kekurusan pada anak baru sekolah di Kota Medan adalah 11.1 pada anak laki-laki dan 7.4 pada anak perempuan. Angka ini lebih tinggi dari angka kekurusan Provinsi Sumatera Utara yaitu 12,4 pada anak laki-laki dan 9,7 pada anak perempuan. Kecamatan Sunggal, sebagai salah satu kecamatan yang berada di wilayah administrasi Kota Medan juga memiliki prevalensi kekurusan yang tinggi. Sebanyak 3,7 anak sekolah mengalami masalah kesehatan khususnya masalah gizi. Laporan Tahunan Puskesmas Sunggal, 2007. Kekurangan gizi merupakan penyakit tidak menular dapat terjadi pada sekelompok masyarakat disuatu tempat. Hal ini berkaitan erat dengan berbagai faktor dan harus selalu dikontrol terutama pada masyarakat yang tinggal di negara-negara berkembang Depkes, 2000.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk mencari faktor-faktor penyebab kurang gizi pada siswasiswi SD Juara Medan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada siswa-siswi SD Juara Medan

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui prevalensi kekurangan gizi pada pada siswa-siswi SD Juara Medan. 2. Mengetahui tingkat sosio ekonomi orang tua pada siswa-siswi SD Juara Medan. 3. Mengatahui pola makan pada siswa-siswi SD Juara Medan. 4. Mengetahui higienitas dan sanitasi lingkungan tampat tinggal siswa- siswi Juara Medan. 5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak SD

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini di harapkan menjadi sebuah informasi penting pada masyarakat tentang faktor-faktor yang berhubungan degan kurang gizi pada anak SD 2. Penelitian ini dapat menjadi informasi penting bagi responden 3. Bagi institusi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi sekolah di wilayah penelitian sebagai bahan evaluasi dalam promosi kesehatan tentang penanganan status gizi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi 2.1.1 Definisi Status Gizi Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak, serta menunjang prestasi olahraga Irianto, 2006:65. Sedangkan Menurut Sunita Almatsier 2009: 3 Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. a. Gizi lebih Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih overweight dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi banyak mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini. Selanjutnya penurunan pengeluaran energi akan meningkatkan keseimbangan energi yang positif Gibney, 2008:3. b. Gizi baik Gizi baik adalah gizi yang seimbang. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan Dirjen BKM, 2002. Universitas Sumatera Utara