Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina HPIK
3 5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor
PER. 16MEN2011 tentang Analisis Risiko Importasi Ikan dan Produk Perikanan.
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER. 10MEN2012 tentang Kewajiban Tambahan Karantina Ikan.
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor PER. 11MEN2011 tentang Instalasi Karantina Ikan.
8. Keputusan Menteri
Kelautan dan
Perikanan nomor
KEP. 03MEN2010 tentang Penetapan Jenis-jenis Hama dan Penyakit Ikan
Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan kategorisasi tingkat risiko media pembawa HPIK adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kategori tingkat risiko media pembawa HPIK risiko tinggi, risiko sedang, risiko rendah, dan risiko dapat diabaikan
berlandaskan potensi risiko yang dapat ditimbulkan. 2. Menentukan persyaratan dan tindakan karantina yang diterapkan
terhadap media pembawa berdasarkan tingkat risiko media pembawa.
D. Definisi dan Istilah
1. Hama dan Penyakit Ikan Karantina HPIK adalah semua hama dan penyakit ikan yang belum terdapat danatau telah terdapat hanya di
area tertentu di wilayah Republik Indonesia yang dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosio ekonomi atau yang dapat
membahayakan kesehatan masyarakat. 2. Hama dan Penyakit Ikan Karantina Golongan I adalah semua Hama
dan Penyakit Ikan Karantina yang tidak dapat disucihamakan atau disembuhkan dari Media Pembawanya karena teknologi perlakuannya
belum dikuasai.
Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina HPIK
4 3. Hama dan Penyakit Ikan Karantina Golongan II adalah semua Hama
dan Penyakit Ikan Karantina yang dapat disucihamakan danatau disembuhkan dari Media Pembawanya karena teknologi perlakuannya
sudah dikuasai. 4. Media pembawa adalah ikan danatau benda lain yang dapat
membawa hama dan penyakit ikan karantina 5. Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh
hidupnya berada di dalam air, dalam keadaan hidup atau mati, termasuk bagian-bagiannya.
6. Benda Lain adalah Media Pembawa selain ikan yang mempunyai potensi penyebaran Hama dan Penyakit Ikan Karantina.
7. Pemasukan adalah memasukkan media pembawa dari luar negeri ke dalam wilayah Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di
dalam wilayah Republik Indonesia. 8. Tindakan karantina ikan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau
keluarnya hama dan penyakit ikan dari dalam wilayah Republik Indonesia.
9. Risiko adalah peluang atau peluang kejadian dan penilaian besarnya konsekuensi dari suatu kejadian buruk wabah terhadap kesehatan
hewan dan manusia di suatu negara dalam selang waktu. 10. Kategorisasi adalah penyusunan, klasifikasi, penggolongan, atau
pengelompokkan media pembawa berdasarkan tingkat risiko atau peluang membawa HPIK.
11. Analisis risiko adalah rangkaian kegiatan untuk mengevaluasi peluang dan konsekuensi biologis dan ekonomis dari pemasukan suatu
komoditi ikan dari suatu negara atau antar area di wilayah Negara Republik Indonesia.
Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina HPIK
5 12. Instalasi Karantina Ikan adalah tempat beserta segala sarana dan
fasilitas yang ada padanya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan karantina.
13. Health Certificate adalah adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh otoritas kompeten atau lembaga yang berwenang yang
menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum didalamnya bebas dari HPIK.
14. Certificate of Origin atau CoO adalah dokumen yang membuktikan barang yang tercantum didalamnya telah sepenuhnya diproduksi,
diproduksi, diolah atau berasal dari suatu negara tertentu. 15. Certificate of Analysis atau CoA adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh otoritas yang tepat yang mengesahkan kualitas dari suatu produk.
Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina HPIK
6
BAB II KRITERIA DAN KATEGORISASI TINGKAT RISIKO